Anda di halaman 1dari 61

SRI SUNARINGSIH IKA WARDOJO, MPH

Definisi K-3

Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan :
-tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani
maupun rohani,
-hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dan sejahtera;

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT AND ILLNESS PREVENTION)
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
Mechanic Physic
Electric Chemical
Kinetic Biologic
Substances Flammable Ergonomics
Explosive Accidental Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
Accident Injuries Mayor Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
Environment (bahan Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
Process Titik berat pd
Exposure Sepertinya kurang
Equipment, facilities, kerusakan asset,
Work hours urgent (laten)
tools fatality
PPE Prinsip pendekatan
Working practices Sepertinya urgen
Pendidikan Pengkajian
Guarding (bahaya mendadak)
Karir jab. Sesuai kepaparan
Pengalaman Prinsip pendekatan
pendidikan Utk
Karir lapangan + Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan Utk memperkecil
kepaparan
resiko
Pengertian Kesehatan Kerja menurut Joint
ILO/WHO Committee tahun 1995 :
Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-
tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial
dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerjanya, perlindungan
pekerja dari risiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya, dan sebagai kesimpulan,
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaannya
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
ILO/WHO 1995
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan
oleh kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor
yang mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik
dan psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada
pekerjaannya.
(Menurut ILO)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
STANDARISASI
Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelaksanaan K3
INSPEKSI / PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
(Menurut ILO)
RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
PENDIDIKAN & LATIHAN
Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
PERSUASI
Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
(Menurut ILO)
ASURANSI
Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi

Kapasitas kerja
-Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Personel
Paramedis (PERAWAT K3):
Permenaker No.01/1979
Dokter:
UU No.1/1970 pasal8
Permenaker No.01/1976
Permenaker No.02/1980
Ahli K3:
Permenaker No.02/1992

Ahli K3 Kimia:
Kepmen No.86/1999
Petugas K3 Kimia
Obyek Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
1. Pemeriksaan kesehtan kerja; sarana, tenaga dan
organisasi.
2. Pemeriksaan kesehatan TK
3. Gizi kerja, kantin/katering.
4. Ergonomi
5. Pemantauan lingkungan kerja, NAB
6. P3k; petugas, dan Perlengkapan
7. Penggunaan APD
8. Tata ruang, kebersihan dan kesehatan tempat kerja
9. Pengendalian teknis lingkungan kerja
10.Petugas; dokter, Paramedis, ahli/petugas K3 kimia
UPAYA KESEHATAN KERJA
Optimalisasi beban kerja
Pengendalian lingkungan kerja
Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing,
ventilasi, penyempurnaan proses, housekeeping)
Administratif (pengurangan waktu kerja, rotasi)
Peningkatan kapasitas kerja
UPAYA KESEHATAN KERJA

UPAYA PREVENTIF
Px. Kes Awal, Berkala, Kes Khusus
Pelaporan PAK
Penempatan/pemindahan TK ssai kondisi TK
Pelaporan bulanan penyakit
Pemantauan & pengendalian Ling kerja & alat2
produksi
Pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi
UPAYA KESEHATAN KERJA

UPAYA PROMOTIF
Pendidikan & pelatihan K3
Safety talk

UPAYA KURATIF
Pemberian P3K
Pengobatan Tk yang sakit

UPAYA REHABILITATIF
Pemberian prothese dan orthose
Fisioterapi
Konsultasi psikologis
ORGANISASI
Pelayanan Kesehatan Kerja
Permennaker No. 03/1982
Permennaker No. 01/1998
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
TUGAS POKOK :
PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF,
DAN REHABILITATIF.
DIPIMPIN DAN DIJALANKAN OLEH
DOKTER/PERAWAT KESEHATAN KERJA
BENTUK :
Diselenggarakan sendiri
Bekerja sama
Bersama-sama perusahaan lain
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
:
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan Lingk Kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk kes.
tenaga kerja
6. Pencegahan thd penyakit umum & PAK
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
7. P3K
8. Latihan Petugas P3K
9. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, &
penyelenggaraan makanan di tmp kerja
10.Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
11.Pembinaan thd tenaga kerja yg punya
kelainan.
12.Laporan berkala
Permenaker No.01/1998
Pelayanan yg lebih baik
Kewajiban Pelayanan Kesehatan Kerja
:Tetap
Program / Kegiatan :
Syarat-syarat K3 (UUNo.1/70 pasal 3) yg berkaitan
dgn Kesehatan Kerja (50%):
1.Memberikan P3K
2.Memberikan APD
3.Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, gas, hembusan
4.Mencegah dan mengendalikan PAK
5.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
6.Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang
baik
7.Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
9.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja ,
lingkungan, cara kerja dan proses kerjanya.
CARA PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA Permennakertrans No. 03/1982
Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :
Poliklinik perusahaan
Rumah sakit perusahaan
Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama
dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain :
JPK (Jaminan Pelayanan Kesehatan Kerja) Jamsostek
Dokter praktek swasta
Puskesmas
Poliklinik swasta
Rumah sakit
Dan lain-lain
Diselenggarakan secara bersama antar beberapa
perusahaan :
Rumah sakit pekerja
Dan lain-lain
Bentuk Penyelenggaraan berdasarkan Jml Tenaga Kerja dan Tingkat
Bahaya Di Tempat Kerja

No Jumlah Tenaga Kerja Tingkat Bahaya Cara Penyelengaraan


.
1 > 500 orang Rendah atau tinggi Berbentuk klinik
Dipimpin oleh seorang dokter yg
praktek tiap hari kerja
Tiap shift kerja harus ada poliklinik
jaga
2 200 500 orang Tinggi Idem
3 200 500 orang Rendah Berbentuk klinik, buka tiap hari
kerja (dilayani oleh PERAWAT)
Dipimpin oleh dokter yg praktek
tiap 2 (dua) hari sekali
4 100 200 orang Tinggi Idem
5 100 200 orang Rendah Berbentuk klinik, buka tiap hari
kerja (dilayani oleh PERAWAT)
Dipimpin oleh dokter yg praktek
tiap 3 (tiga) hari sekali
6 < 100 orang Dapat menyelenggarakan PKK
bersama (bergabung) dengan
perusahaan lain
PERSONAL PROTECTION
EQUIPMENT DI RUMAH SAKIT
Cuci tangan
Teknik cuci tangan biasa

Dengan air mengalir


Gunakan sabun minimal 10 detik, untuk semua proses
cuci tangan
Gunakan sabun antiseptik dengan benar untuk
persiapan tindakan medis
Gunakan lap tangan kering sekali pakai
Modul 8, Halaman 26
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan
Daerah yang sering tidak tercuci

Paling sering terlupakan


Kadang-kadang terlupakan
Tidak terlupakan
Modul 8, Halaman 27
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan
Langkah cuci tangan persiapan tindakan operasi
Lepas semua perhiasan, termasuk cincin dan jam
tangan
Basahi tangan dengan air mengalir dan sabun

Cuci telapak tangan secara menyeluruh

Punggung tangan hingga pergelangan secara


bergantian

Sela-sela jari tangan secara bergantian

Modul 8, Halaman 28
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan
Langkah cuci tangan persiapan tindakan operasi

Ruas-ruas jari tangan secara bergantian

Ibu jari secara bergantian

Bersihkan ujung jari diatas telapak tangan, dengan


gerakan memutar secara bergantian

Modul 8, Halaman 29
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan SEBELUM
Menyentuh mata, hidung, mulut
Memasang atau mengangkat lensa kontak
Makan dan minum
Memeriksa pasien
Memasukkan sarung tangan
Melakukan setiap prosedur yang kontak dengan darah atau cairan
tubuh

Modul 8, Halaman 30
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan SESUDAH
Mengganti popok/ dari toilet
Batuk, bersin atau membersihkan dahak/ lendir
Makan dan minum
Menyentuh benda di tempat umum (trolley, gagang pintu dll)
Menangani bahan daging, menyentuh binatang
Memeriksa pasien
Melepaskan sarung tangan
Melakukan setiap prosedur yang kontak dengan darah atau cairan
tubuh
Menangani bahan terkontaminasi/ sudah dipakai (linen, instrumen)

Modul 8, Halaman 31
Mazami Enterprise 2009
Alternatif cuci tangan (Alcuta)
Bukti efektifitas Alcuta
Tangan petugas (sebelum & sesudah cuci tangan) diletakkan pada cawan kultur agar darah,
diinkubasi dalam 72 jam, akan menghasilkan koloni kuman yang tumbuh subur. Kuman berasal
dari flora tetap dan flora sementara di lipatan kulit, kuku, sela jari tangan

Sebelum
cuci tangan
Antiseptik Alcuta

Sesudah
cuci tangan
Antiseptik Alcuta
Modul 8, Halaman 32
Mazami Enterprise 2009
Alternatif cuci tangan (Alcuta)
Keuntungan Alcuta
Lebih cepat prosesnya (10 detik),

Lebih bersih hasilnya

Lebih murah harganya (dengan membuat sendiri tiap 100 ml hanya


membutuhkan sekitar Rp.2.500,-)

Emolien (gliserin, propilen glikol dan sorbitol) akan melunakkan kulit


dan membantu mencegah kerusakan kulit (kering, pecah-pecah, iritasi,
dermatitis karena sering mencuci tangan dengan sabun dan air)

Modul 8, Halaman 33
Mazami Enterprise 2009
Alat pelindung diri (APD)

Jenis APD
Sarung tangan
Pelindung muka & kepala
Gaun/ jubah/ apron/ celemek
Pelindung kaki

Modul 8, Halaman 34
Mazami Enterprise 2009
Sarung tangan
Gunakan sarung tangan baru untuk setiap pasien

Proteksi dengan sarung tangan dianjurkan, jika:


Terdapat kemungkinan kontak
tangan dengan darah, cairan tubuh lain,
selaput lendir atau kulit yang luka
Melakukan prosedur invasif
Menangani bahan yang potensial
terkontaminasi

Modul 8, Halaman 35
Mazami Enterprise 2009
Sarung tangan
Sarung tangan STERIL digunakan untuk:
Pemeriksaan vagina (VT) pada persalinan
Pertolongan persalinan per vaginam
Setiap tindakan invasif dan bedah

Modul 8, Halaman 36
Mazami Enterprise 2009
Sarung tangan
Sarung tangan BERSIH digunakan untuk:
Kegiatan yang potensial untuk kontak dengan darah,
cairan tubuh (sekresi, ekskresi), atau yang tampak
tercemar olah darah & cairan tubuh
Pengambilan darah
Pemasangan dan pelepasan infus intravena
Pemeriksaan ginekologis

Modul 8, Halaman 37
Mazami Enterprise 2009
Sarung tangan
Tidak dianjurkan menggunakan sarung tangan, jika
tidak ada potensi terpajan darah, cairan tubuh, atau
lingkungan yang terkontaminasi:
Perawatan pasien Pemeriksaan tekanan darah, nadi,
suhu, pernafasan
Penggantian pakaian pasien
Transportasi pasien

Keadaan lain Menggunakan telepon


Memberikan obat oral
Menulis pada rekam medis pasien
Memindahkan perabotan di ruang
pasien
Modul 8, Halaman 38
Mazami Enterprise 2009
Sarung tangan
Cara menggunakan sarung tangan yang efektif :
Gunakan sarung tangan yang cocok ukurannya
Gunakan lotion yang larut dalam air; hindari lotion
tangan berbasis minyak
Jangan gunakan cincin
Jaga kuku jari tangan agar pendek
Simpan sarung tangan di tempat yang terlindung dari
temperatur ekstrim

Modul 8, Halaman 39
Mazami Enterprise 2009
Cuci tangan + APD lengkap
Untuk pasien dengan HIV pada saat:
Membantu persalinan,
Operasi ringan, sedang dan besar,
Otopsi, dan memandikan jenazah

Cuci tangan + Sarung tangan


Untuk semua pasien pada saat:
Pemeriksaan fisik dengan kulit terluka,
Mengambil sampel darah,
Vena seksi, pungsi lumbal,
Membersihkan luka,
Kateterisasi urin
Modul 8, Halaman 40
Mazami Enterprise 2009
Manfaat alat pelindung diri (APD)
Alat
Terhadap Pasien Terhadap Tenaga Kesehatan
Pelindung
Mencegah kontak MO dari Mencegah kontak tangan tenaga kesehatan dengan
Sarung
tangan tenaga kesehatan darah, cairan tubuh, mukosa, kulit luka dari pasien,
tangan
kepada pasien atau alkes/ permukaan yang terkontaminasi
Mencegah kontak droplet Mencegah mukosa tenaga kesehatan (hidung dan
dari mulut & hidung tenaga mulut) kontak dengan percikan darah & cairan tubuh
Masker
kesehatan saat napas, pasien
bicara, batuk kepada pasien
Kacamata Mencegah mukosa tenaga kesehatan kontak dengan
pelndung percikan darah & cairan tubuh pasien

Mencegah jatuhya MO
Tutup
rambut/ kepala tenaga
kepala
kesehatan ke daerah steril
Jubah & Mencegah kontak MO dari Mencegah kulit tenaga kesehatan kontak dengan
celemek tangan/ tubuh tenaga percikan darah & cairan tubuh pasien
plastik kesehatan kepada pasien
Mengurangi terbawanya Mencegah kaki terluka oleh benda tajam yang
Sepatu MO dari ruangan lain terkontaminasi atau terjepit benda berat dan
Pelindung mencegah kontak dengan darah & cairan tubuh
lainnya

MO= Mikro organisme Modul 8, Halaman 41


Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Dekontaminasi

Pembersihan

Sterilisasi Disinfeksi Tingkat


Kimia Tinggi
Uap tekanan Kimia
tinggi Uap
Keringkan/
Kering Rebus
Dinginkan

Simpan

Modul 8, Halaman 42
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Menurunkan kontaminasi bakteri dan menginaktifasi
Dekontaminasi virus Hepatitis B & HIV
Memerlukan perendaman 10 menit di dalam larutan
khlorin 0.5%

Mengangkat sebagian besar mikroorganisme dan


Pembersihan kontaminan lain. Penting dilakukan sebelum sterilisasi/
disinfeksi tingkat tinggi

Menghilangkan SEMUA mikroorganisme dari alat


Sterilisasi kesehatan, termasuk endospora bakteri

Menghilangkan SEBAGIAN BESAR mikroorganisme


Disinfeksi Tingkat dari alat kesehatan, kecuali beberapa endospora bakteri
Tinggi (Clostridium tetani, Cl gangrenosa, Cl perfingens,
Nokardia)

Modul 8, Halaman 43
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Dekontaminasi
Larutan khlorin 0,5% 10 menit

Sterilisasi Disinfeksi Tingkat


Sterilisator uap tekanan tinggi
Tinggi
Alat DTT uap elektrik

Modul 8, Halaman 44
Pemilihan cara pengelolaan alat bekas

Derajat Risiko Penggunaan alat Cara pengelolaan


Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau
sekali pakai
Risiko sedang Kontak dengan kulit Sterilisasi,
yang tidak utuh atau DTT rebus,
lapisan mukosa DTT kimiawi
Risiko rendah Kontak dengan kulit Cuci bersih dengan
yang utuh air panas dan
sabun

Modul 8, Halaman 45
Jenis disinfektan
Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan
Formaldehid Terbatas, dekontaminasi Tahan terhadap bahan Karsinogenik, toksik,
(formalin) biosafety cab lab, fumigasi organik iritan, bau menyengat

Kerja lambat dan butuh


Untuk alat yang tidak waktu lama untuk
Etilin Oksida Sterilisasi gas
tahan panas dan tekanan menghilangkan residu
yang toksis
Nonkorosif, tahan bahan Iritasi, cepat inaktif bila
DTT (2%): endoskopi, alat
organik, cocok untuk alat diencerkan, mahal, sulit
Glutaraldehid terapi pernafasan, alat
optik, sterilisasi dlm 6- dipantau
anestesi
10jam konsentrasinya, residu
Aman untuk lingkungan
Asam DTT untuk alat tidak tahan (air, O2, H2O2, asam Korosif, tidak stabil bila
Parasetat panas, untuk mesin sterilisasi asetat), kerja cepat, aktif diencerkan
terhadap zat organik
DTT (6%): endoskop, lensa
kontak Oksidan kuat, kerja Korosif bagi aluminium,
H2O2 cepat, terurai menjadi O2 tembaga, kuningan dan
DTR (3%): lantai, dinding, dan air seng
perabot RT

Disinfektan: bahan kimia yang menghancurkan atau menginaktifasi mikroorganisme


Klasifikasi disinfektan: Tingkat Tinggi/DTT, Tingkat Menengah/DTM, dan Tingkat Rendah/ DTR
Modul 8, Halaman 46
Jenis disinfektan
Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan
Konsentrasi tinggi,
DTM: Antiseptik kulit, Kerja cepat, tanpa residu, inaktif oleh bahan
Alkohol Termometer, stetoskop, tidak berbekas organik, membuat karet
mengeras
Korosif, inaktif oleh
DTM: Alat dialisis, alat CPR,
bahan organik, iritasi,
tanki air, dekontaminasi alat Murah, kerja cepat,
Klorin dan permukaan, percikan tersedia di pasar
tidak stabil pada
pengenceran 1:9 (atau
darah
lebih)
Tidak cocok untuk
DTM: termometer, tanki air permukaan keras,
Kerja cepat, tidak toksik & korosif untuk metal,
Yodofor DTR: permukaan keras kursi tidak iritatif kulit terbakar, tidak
roda, tempat tidur, bel tahan bahan organik
meninggalkan bercak
Tidak untuk kamar bayi
(hiperbilirubinemia),
DTM/ DTR: lantai, dinding, Residu dipermukaan,
Fenol perabot rumah tangga banyak di pasar
tidak untuk kontak
dengan makanan,
diserap kulit, lengket
Tidak untuk alkes,
Amonium DTR: Lantai, dinding,
Non-iritatif, detergent terbatas spektrum
Kuarterner perabot, percikan darah
sempit
Disinfektan: bahan kimia yang menghancurkan atau menginaktifasi mikroorganisme
Klasifikasi disinfektan: Tingkat Tinggi/DTT, Tingkat Menengah/DTM, dan Tingkat Rendah/ DTR
Modul 8, Halaman 47
Pengelolaan benda tajam
Pemakaian
Gunakan jarum yang baru, steril, dan sekali pakai. Jika
tidak ada, gunakan peralatan yang dirancang mampu
untuk sterilisasi uap
Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung.
Gunakan benda perantara dan pada tempat yang
disepakati bersama
Hindari menutup ulang jarum suntik (recap). Apabila
tidak bisa, lakukan dengan satu tangan

Modul 8, Halaman 48
Pengelolaan benda tajam
Penutupan ulang jarum suntik (recap)
Apabila tidak bisa dihindarkan, lakukan dengan cara
satu tangan

Modul 8, Halaman 49
Pengelolaan benda tajam
Pengumpulan
Setelah digunakan, segera singkirkan ke dalam wadah
limbah tajam oleh pemakai
Pengumpulan tidak menyentuh benda tajam secara
langsung, gunakan alat pelindung diri dan alat bantu

Modul 8, Halaman 50
Pengelolaan benda tajam
Wadah limbah tajam
Harus ada penutup, tahan tusukan, tahan bocor, dan
tidak mudah rusak
Diberi label TAJAM, atau petunjuk bergambar yang
jelas tentang penggunaan dan pembuangan
Alternatif jika tidak tersedia
Wadah karton keras/ kardus yang
memenuhi spesifikasi WHO
Kaleng dengan penutup
Botol plastik tebal
Kotak plastik tebal
Kardus tebal
Modul 8, Halaman 51
Pengelolaan benda tajam
Wadah limbah tajam
Letakkan wadah pada tempat jauh dari lalulintas orang,
serta tidak mudah tumpah
Letakkan wadah dekat dinding dan cukup tinggi dari
lantai
Dilarang mengosongkan/ menggunakan kembali/
mengocok wadah limbah tajam
Tutup, segel dan hancurkan atau kubur wadah limbah
tajam yang sudah penuh

Modul 8, Halaman 52
Pengelolaan limbah dan
sanitasi lingkungan
Limbah cair
Sampah medis
Sampah rumah tangga
Insinerasi
Penguburan
Disinfeksi permukaan

Modul 8, Halaman 53
Pengelolaan limbah dan
sanitasi lingkungan
Limbah berbahaya di Rumah Sakit
Limbah infeksius dan limbah anatomik 15%
Limbah kimia, limbah farmasi 3%
Limbah benda tajam 1%
Limbah genotoksik, limbah radioaktif dan 1%
limbah logam berat

Sumber: Svenson PG, 2001


Modul 8, Halaman 54
Pengelolaan limbah dan
sanitasi lingkungan
Kode area fungsi Rumah Sakit
Pemeriksaan dan pengobatan Merah
Perawatan Kuning
Administrasi Hijau
Pelayanan publik Jingga
Gudang dan pembuangan sampah Coklat
Riset dan pendidikan Ungu
Tehnik Biru
Lain-lain Ungu muda

Sumber: Gatterman HE . International Union of Architect, Public Health Programme, 2001


Modul 8, Halaman 55
Menciptakan lingkungan kerja
yang aman

Penanganan lingkungan kerja


Penggunaan kewaspadaan standar
Pemberian edukasi berkesinambungan tentang
pencegahan infeksi kepada pekerja
Modul 8, Halaman 56
Mazami Enterprise 2009
Penanganan lingkungan kerja

Penilaian faktor risiko terus menerus (surveilans)


Membuat kebijakan, prosedur & sosialisasi
Pencegahan & pengendalian infeksi
Keselamatan & keamanan pekerja
Pertolongan pertama
Profilaksis pasca pajanan
Sistim pencatatan, pelaporan & pengawasan

Beban kerja pekerja tidak berlebihan


Menjamin jumlah pekerja yang cukup
Adanya sistim rotasi & pembagian kerja

Mazami Enterprise 2009


Penanganan lingkungan kerja

Tersedia desinfektan yang sesuai


Cuci tangan
Cuci instrumen pemeriksaan, operasi & laboratorium
Cuci tumpahan darah & cairan tubuh
Tersedia sarana untuk mengurangi kebosanan
Sarana komunikasi antar pekerja
Kegiatan bersama di luar rutinitas

Dukungan kebutuhan pekerja yang terpapar HIV


Konseling dan dukungan yang bebas stigma
Tersedianya ARV untuk profilaksis pasca pajanan

Modul 8, Halaman 58
Mazami Enterprise 2009
Kewaspadaan standar

Tindakan sederhana dan efektif


Dirancang untuk melindungi tenaga kesehatan & pasien
Dengan mengurangi risiko transmisi mikroorganisme patogen yang
disebarkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya
Kepada Semua Pasien
Berdasarkan prosedur yang terlibat
Mengabaikan status infeksi HIV

Penerapan Terhadap Semua Cairan tubuh, kecuali


keringat
Darah Sekret
Mukosa Ekskreta
Kulit terluka Cairan tubuh lainnya
Modul 8, Halaman 59
Mazami Enterprise 2009
Edukasi pencegahan penularan

Semua staf memahami kebijakan pengendalian dan


pencegahan penularan

Pelatihan terus-menerus untuk mengembangkan


keterampilan dalam menangani peralatan dan bahan secara
aman

Awasi dan evaluasi cara mengatasi keterbatasan

Modul 8, Halaman 60
Mazami Enterprise 2009

Anda mungkin juga menyukai