Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 3

Anggi Tridinanti P 030.15.022


Anika Dwi Apriyani 030.15.024
Anisa Lujianti 030.15.026
Annisa Himmatul U 030.15.028
Arum Sari Pertiwi 030.15.032
Astharie Zulkarnain 030.15.034
Audi Batista 030.15.036
Ayu Annisa Saputri 030.15.038
Balqis Khansa N 030.15.040
Berka Phillia Ningrum 030.15.042
Kasus Tutor 3 NUG
Skenario: kelopak mata anakku bengkak

Anak A, laki-laki usia 3 tahun datang dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik
karena bengkak pada kedua kelopak mata, terutama setelah bangun tidur.
Sejak 2 hari yang lalu wajah A sering terlihat sembab terutama di kelopak
mata bila bangun tidur pagi dan menghilang pada siang hari. Tidak ada sakit
kepala dan muntah-muntah. Buang air kecil (BAK) tetap banyak, BAK berbuih
dan tidak nyeri, tidak ada anyang-anyangan, tidak sakit pinggang, tidak ada
sesak bila beraktivitas atau berbaring dan trauma sebelumnya. Selama sakit,
A tampak lemas, kurang napsu makan dan lebih sering minum air putih.
Buang air besar normal.

Keyword: kelopak mata bengkak, wajah sembab, BAK berbuih


Klarifikasi istilah
Sembab adalah pembesaran abnormal sementara pada bagian atau
daerah tubuh tertentu, tetapi bukan karena prolifersi sel.
Identifikasi masalah
Laki-laki, 3 tahun.
Bengkak pada kelopak mata, terutama setelah bangun tidur.
2 hari yang lalu wajah sembab, terutama kelopak mata bila bangun
tidur pagi dan menghilang pada siamg hari.
BAK banyak, berbuih dan tidak nyeri.
Selama sakit tampak lemas, kurang napsu makan, dan lebih sering
minum air putih.
Analisis masalah
Laki-laki, 3 tahun

Kedua kelopak mata bengkak Tampak lemas, nafsu


Hipoalbuminemia sejak 2 hari yang lalu makan menurun, lebih BAK berbuih
sering minum air putih

Diagnosis Proteinuria
banding Sindrom nefrotik

Kerusakan ginjal
Tatalaksana Epidemiologi Klasifikasi Etiologi Definisi

Penegakkan Anatomi & Fisiologi


Komplikasi Patofisiologi Prognosis Manifestasi klinis
diagnosis
Learning Objective
Mengetahui dan memahami Anatomi & Fisiologi Nefron ginjal
Mengetahui dan memahami Definisi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Epidemiologi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Etiologi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Klasifikasi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Manifestasi klinik Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Patofisiologi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Diagnosis Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Diagnosis banding Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Taatalaksana Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Komplikasi Sindrom Nefrotik
Mengetahui dan memahami Prognisis Sindrom Nefrotik
Tatalaksana
Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah
sakit dengan tujuan untuk mempercepat pemeriksaan dan evaluasi
pengaturan diit, penanggulangan edema, memulai pengobatan steroid, dan
edukasi orangtua.
UMUM:
Sebelum pengobatan steroid dimulai, dilakukan pemeriksaan pemeriksaan berikut:
o Pengukuran berat badan dan tinggi badan
o Pengukuran tekanan darah
o Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik, seperti SLE dan HSP
o Mencari fokus infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun kecacingan. Setiap infeksi perlu
dieradikasi lebih dahulu sebelum terapi steroid dimulai
o Melakukan uji Mantoux. Bila hasilnya positif diberikan profilaksis INH selama 6 bulan
bersama steroid, dan bila ditemukan tuberkulosis diberikan obat antituberkulosis (OAT)
o Pemberian diit tinggi protein dianggap merupakan kontraindikasi karena akan
menambah beban glomerulus untuk mengeluarkan sisa metabolisme protein
(hiperfiltrasi) dan menyebabkan sklerosis glomerulus.
o Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak menderita edema.
o Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop
diuretic seperti furosemid 1-3 mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
Sebelum pemberian diuretik, perlu disingkirkan kemungkinan hipovolemia. Pada
pemakaian diuretik lebih dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit
kalium dan natrium darah.
PENGOBATAN DENGAN KORTIKOSTEROID (PREDNISON / PREDNISOLON)

TERAPI INISIAL
o Berikan prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/ hari) dalam dosis
terbagi, untuk menginduksi remisi. Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal
(berat badan terhadap tinggi badan). Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4
minggu. Bila terjadi remisi dalam 4 minggu pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan
dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari), 1
x sehari setelah makan pagi.
SN RELAPS
o Pengobatan SN relaps: prednison dosis penuh (FD) setiap hari sampai remisi
(maksimal 4 minggu) kemudian dilanjutkan dengan prednison intermittent atau
alternating (AD) 40 mg/m2 LPB/hari selama 4 minggu.
PENGOBATAN SN RELAPS SERING ATAU DEPENDEN
STEROID
Keterangan:
1. Pengobatan steroid
jangka panjang
2. Langsung diberi CPA
3. Sesudah prednison
jangka panjang,
dilanjutkan dengan
CPA
4. Sesudah jangka
panjang dan
levamisol,
dilanjutkan dengan
CPA
PENGOBATAN SN DENGAN KONTRAINDIKASI STEROID
o Bila didapatkan gejala atau tanda yang merupakan kontraindikasi steroid, seperti
tekanan darah tinggi, peningkatan ureum dan atau kreatinin, infeksi berat, maka
dapat diberikan sitostatik CPA oral maupun CPA puls.
o Siklofosfamid dapat diberikan per oral dengan dosis 13 2-3 mg/kg bb/hari dosis
tunggal, maupun secara intravena (CPA puls). CPA oral diberikan selama 8
minggu. CPA puls diberikan dengan dosis 500 750 mg/m2 LPB, yang dilarutkan
dalam 250 ml larutan NaCL 0,9%, diberikan selama 2 jam. CPA puls diberikan
sebanyak 7 dosis, dengan interval 1 bulan (total durasi pemberian CPA puls
adalah 6 bulan).
PENGOBATAN SN RESISTENSI STEROID
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai