Anda di halaman 1dari 25

Measless

Pendahuluan
PENDAHULUAN

Campak atau morbili adalah suatu Penyakit campak bersifat endemik


infeksi virus akut yang memiliki 3 di seluruh dunia,
stadium yaitu: Tahun 2013 145.700 kematian
(1) Stadium inkubasi diseluruh dunia (berkisar 400
kematian setiap hari atau 16
(2) Stadium prodromal
kematian setiap jam) pada sebagian
(3) stadium akhir besar anak kurang dari 5 tahun.

Di Indonesia :
Berdasarkan laporan DirJen PP&PL
DepKes RI tahun 2014 12.222 Mortalitasnya masih tinggi (1-3% di
kasus. negara berkembang) terutama akibat
Sebagian besar kasus campak adalah komplikasinya
anak-anak usia pra-sekolah dan usia
SD
PENDAHULUAN

Faktor Risiko :
malnutrisi, pemukiman Meningkatkan
yang padat, lingkungan kejadian measles di
yang kotor, dan imunisasi Indonesia
yang belum merata, dll

Pemahaman penyakit diperlukan


untuk mendiagnosis dengan tepat,
mencegah komplikasi, agar
didapatkan prognosis yang baik
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang


memiliki 3 stadium yaitu (1) Stadium inkubasi yang berkisar
antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan pertama terhadap
virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak
bergejala, (2) Stadium prodromal yang menunjukkan gejala
demam, konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta
ditemukannya enantem pada mukosa pipi (bercak Koplik),
dan (3) stadium akhir yang ditandai dengan keluarnya ruam
makulopapular mulai dari belakang telinga, menyebar ke
muka, badan, badan, lengan, dan kaki, yang didahului
dengan meningkatnya suhu badan
Epidemiologi

2010 : 327.305 kasus


2011: 222 kasus measles
measles yang
dilaporkan oleh CDC di
dilaporkan di seluruh
US bahwa insidensi
dunia dan diperkirakan
measles 0.7 per
139.300 measles
1.000.000 populasi
meninggal

Angka kasus campak di


Indonesia sejak tahun WHO 2014: 12.69 kasus
1990-2002 masih tinggi, suspek measles, 7.928
sekitar 3000-4000 kasus terkonfirmasi
pertahun

Paling banyak ditemui


pada anak <1 bulan,
lalu kelompok 1-4 tahun,
dan usia 5-14 tahun
Etiologi

RNA virus
genus
Morbilivirus,
famili
paramyxoviri
dae

Diselubungi
pelindung
Virus Berukuran
100-250nm
lipid Campak

Jangka
hidup <2
jam
Etiologi

Terdapat 6 Struktur Protein Utama

Protein H Protein M
Protein F (Matrix) di
(Hemagglutini
(Fusion) permukaan
n) berperan
meningkatkan dalam lapisan
penting dalam pelindung virus
penyebaran
perlekatan berperan
virus dari sel
virus ke sel penting dalam
ke sel.
penderita penyatuan virus

Protein L dan Protein NP


P berperan berperan
dalam sebagai
aktivitas struktur
polymerase protein
RNA virus nucleocapsid
Patogenesis

Terbentuknya sel
Penularan
Virus masuk Virus raksasa berinti
campak terjadi
memperbanyak banyak (sel
secara droplet kedalam diri dengan warthin),
melalui udara, limfatik local sangat perlahan sedangkan
sejak 1-2 hari
sebelum timbul kelenjar dan dimulailah limfosit-T
getah penyebaran ke (termasuk T-
gejala klinis
sel jaringan supressor dan T-
sampai 4 hari bening limforetikular Helper) yang
setelah timbul regional seperti limpa rentan terhadap
ruam
infeksi
Patogenesis

5-6 hari setelah


infeksi:
Hari 9-10:
terbentuklah Hari ke 14:
focus infeksi Nekrosis pada
virus masuk ke lapisan sel Respon
dalam virus masuk delayed
pembuluh kembali ke hypersensztivit
darah dan pembuluh y terhadap
menyebar ke darah antigen virus
permukaan viremia muncul ruam
epitel orofaring, sekunder makulopapula
konjungtiva,
saluran nafas,
manifestasi r
kulit, kandung klinis
kemih dan usus
Patogenesis

Hari Manifestasi
0 Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel
nasofaring atau kemungkinan konjungtiva
Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus
1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
2-3 Viremia primer
3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat
infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang
jauh
5-7 Viremia sekunder
7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk
saluran nafas
11-14 Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17 Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
Manifestasi Klinis

Stadium Inkubasi :
Tidak ada gejala

Stadium Prodormal
: Batuk, pilek,
konjungtivitis,
demam, koplik spot

Stadium Erupsi :
muncul ruam
makulopapular
Manifestasi Klinis
Diagnosis Banding

Diagnosis banding dengan penyakit demam dengan


ruam lainnya.

Rubella : gejala lebih ringan,


Roseola infantum dengan
tanpa batuk, terdapat Parvovirus (fifth disease)
gejala batuk ringan dan demam
pembesaran kelenjar getah dengan ruam makulopapular
yang mereda ketika ruam
bening belakang telinga dan tanpa stadium prodromal.
muncul.
oksipital

Demam Scarlatina : nyeri Kawasaki : demam tinggi,


tenggorokan, demam tanpa konjungtivitis, ruam, tetapi
konnjungtivitis atau coryza, tidak disertai batuk dan koplik
adanya stawberry tongue, spot.
tonsilitis eksudativa atau
membranosa Nyeri dan pembengkakan sendi
Diagnosis

Biasanya ditegakkan Perlu pula ditunjang


hanya dari gambaran dengan data
klinis, yaitu : Koriza, epidemiologi.
Konjungtivitis, koplik spot, Dapat dibantu dengan
batuk, demam, ruam kulit pemeriksaan penunjang,
khas meskipun tidak spesifik
Pemeriksaan Penunjang

Lab pada fase akut :


Leukopenia,
Neutropenia

LED dan
CRP IgM : 1-2
normal hari
pada setelah
measless ruam,
tanpa terdeteks
komplikasi i selama
infeksi 1 bulan
bakteri

Isolasi virus dari


darah, urin, sekret
saluran nafas, dll
Tatalaksana

Terapi Suportif : Vitamin A :


Kebutuhan mengurangi
Cairan mortalitas dan
Oksigenasi morbiditas
Antipiretik
Vitamin A diberikan 1
Rehidrasi oral
kali sehari selama 2
maupun IV pada hari dengan dosis
pasien dehidrasi 200.000 IU untuk anak
Antibiotik >12 bulan; 100.000 IU
profilaksis tidak untuk anak 6-11
diperlukan bulan, dan 50.000 IU
untuk bayi <6 bulan.
Tatalaksana dengan Penyulit

Bronkopneumonia:
Otitis media
Diberikan antibiotik Enteritis Seringkali
ampisilin 100 Pada keadaan disebabkan oleh
mg/kgBB/hari dalam 4 berat anak mudah karena infeksi
dosis intravena
dikombinasikan dengan jatuh dalam sekunder, sehingga
kloramfenikol 75 dehidrasi. perlu diberikan
mg/kgBB/hari intravena Pemberian cairan antibiotic
dalam 4 dosis, sampai intravena dapat kotrimoksazol-
gejala sesak berkurang
dan pasien dapat dipertimbangkan sulfametokzasol
minum obat per oral. apabila terdapat (TMP 4 mg/
Antibiotik diberikan enteritis + dehidrasi. kgBB/hari dibagi
sahpai tiga hari demam
dalam 2 dosis
reda
Komplikasi

Bronkopneumonia Kejang Demam Encephalitis

Subacute
Slcerosing
Konjungtivitis Otitis Media
Panencephalitis
(SSPE)

Miokarditis dan
Diare Laringotrakheitis
perikarditis
Pencegahan

Imunisasi
imunoglubulin sebagai
Mencegah
melakukan
Vaksin profilaksis 72 jam
pasca terpajan
kontak dengan Campak usia dengan penderita,
penderita 9 bulan dan terutama pada bayi <
6 bulan, ibu hamil dan
measles pada booster 2 individu
periode inkubasi tahun, MMR 15 imunocompromised.
sampai 4-6 hari
setelah
bulan dan 5-6 Dosis 0.25 mL/kg
imunokompeten
munculnya ruam4 tahun
0.5 ml/kg
imunokompromais
Prognosis

Campak merupakan
penyakit self limiting
sehingga bila tanpa
disertai dengan penyulit
maka prognosisnya baik
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Penegakkan diagnosis
Disebabkan oleh virus. didasarkan pada
Campak atau morbili
Manifestasi klinisnya gejala klinis, dan harus
adalah suatu infeksi
bergantung dari didiagnosis banding
virus akut yang
stadium penyakit. Masa dengan penyakit
memiliki 3 stadium
inkubasi campak demam dengan ruam
yaitu Stadium inkubasi,
berlangsung kira-kira 10 lainnya. Tatalaksana
Stadium prodromal
hari (8 hingga 12 hari) measles bersifat
dan stadium akhir
dan biasanya tidak suportif, yaitu menjaga
WHO 2014 : di
menampakkan gejala. kebutuhan cairan,
Indonesia, total kasus
Manifestasi klinis antipiretik, rehidrasi bila
suspek penderita
campak biasanya baru dehidrasi, Vitamin A,
measles adalah 12.689
mulai tampak pada dan terapi sesuai
kasus yang 7.928 kasus
stadium prodromal penyulit bila ada.
diantaranya
yang berlangsung Prognosisnya biasanya
terkonfirmasi measless
selama 2 hingga 4 hari. baik, terutama apabila
tidak ada komplikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai