Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

A compresion Study of the Effect of Different Doses


of Ephedrine on prevention of Hemodynamic Changes
Associated with Induction of general Anesthesia by
Propofol and Fentanyl

Piniel Frimantama, S.Ked


FAB 117 007
Pembimbing :
dr. Abdul Samad Amin, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/PSPD UNPAR
PALANGKA RAYA
NOVEMBER-DESEMBER
2017
Pendahuluan
Propofol dan fentanil umumnya
dikombinasikan untuk anestesi
umum. Namun, hipotensi dan
bradikardia umum terjadi pada
induksi anestesi.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan respon
dosis efedrin yang berbeda untuk
mengurangi efek perubahan
hemodinamik setelah induksi
anestesi tanpa efek samping.
Propofol dan Fentanyl
Propofol (2,6 diisopropylphenol) adalah
agen anestesi rapid acting yang sering
digunakan untuk induksi dalam general
anestesi.
Fentanyl sangat populer dan biasa
digunakan sebagai agen analgesik short
acting dengan propofol.
Propofol dan Fentanyl (2)
Efek hipotensi dari propofol telah dikaitkan
dengan penurunan resistansi vaskular
sistemik yang disebabkan oleh kombinasi
vasodilatasi dari vena dan arteri.
Depresi kontraktilitas miokard dan
mekanisme baroreflex yang terganggu
juga berperan dalam menimbulkan efek
hipotensi.
Efek depresan kardiovaskular propofol
meningkat saat fentanil ditambahkan.
Efedrin
Efedrin adalah alkaloid simpatomimetik
non-katekolamin dengan agonis alfa dan
beta poten dan bekerja baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Sifat agonis tidak langsung dari efedrin
mungkin disebabkan oleh pelepasan
norepinephrine perifer postsynaptic, atau
dengan penghambatan reuptake
norepinephrine. Efek kardiovaskularnya
meliputi peningkatan tekanan darah,
denyut jantung, kontraktilitas, dan curah
jantung
Efedrin (2)
Efedrin
mempertahankan BP
terutama dengan
meningkatkan curah
jantung dan detak
jantung. Ini mungkin
merupakan alasan
mengapa dosis tinggi
efedrin intravena
profilaksis dikaitkan
dengan efek samping
seperti hipertensi reaktif,
yang biasanya dianggap
sebagai tekanan
sistolik> 140 mmHg
Metode
Metode yang digunakan adalah percobaan
klinik dengan teknik case-control dengan
pengambilan sampel secara acak dari 120
pasien dengan ASA I atau II yang dijadwalkan
untuk menjalani prosedur bedah elektif dengan
general anestesi.
Pasien dengan riwayat penyakit jantung,
serebrovaskular, pernafasan, hati, ginjal atau
endokrin, pasien yang alergi terhadap
pengobatan, memakai obat yang
mempengaruhi denyut jantung atau tekanan
darah, pasien dengan jalan nafas yang sulit,
obesitas (BMI> 35) dan wanita hamil tidak
termasuk dalam penelitian.
120 pasien dewasa dialokasikan ke
dalam salah satu dari empat kelompok:
Kelompok A diberikan normal saline,
Kelompok B diberikan efedrin 0,05 mg / kg,
Kelompok C diberikan efedrin 0,1 mg / kg,
Kelompok D diberikan efedrin 0,2 mg / kg.
Pasien tidak menerima premedikasi
sebelumnya. Sebelum dilakukan induksi
tekanan darah di ukur terlebih dahulu
setelah itu baru dilakukan induksi
Anestesi diinduksi dengan fentanil 2 g / kg diikuti oleh
propofol 2,5 mg / kg yang disuntikkan lebih dari 30
detik. Pasien diberi atrakurium besylate 0,5 mg / kg
sebagai muscle relaxant.
Perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
(SBP, DBP), mean arterial pressure (MAP), dan
denyut jantung (HR) diukur pada menit 1, 2, 3, 4
dan 5 setelah di induksi, baru setelah itu intubasi
dilakukan.

Hipotensi didefinisikan sebagai penurunan tekanan


arterisistolik lebih dari atau sama dengan 20% dari
baseline
Data kuantitatif keempat kelompok
dianalisis dengan menggunakan analisis
varians satu arah (ANOVA). Semua tes
dirujuk untuk nilai P untuk kepentingan
mereka. Nilai P-kurang dari 0,05 (P <0,05)
dianggap signifikan secara statistik. Data
disajikan sebagai mean ( SD). Analisis
data dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak statistik komprehensif
yaitu paket statistik untuk ilmu sosial
(SPSS).
HASIL
Systolic blood pressure (SBP) :
Kelompok A turun 25% dari basal
Kelompok B turun 22% dari basal
Kelompok C turun 16% dari basal
Kelompok D turun 10% dari basal

Diastolic blood pressure (DBP)


Kelompok A turun 33% dari basal
Kelompok B turun 32% dari basal
Kelompok C turun 25% dari basal
Kelompok D turun 16% dari basal
Mean Arterial Pressure (MAP) :
Kelompok A turun 29% dari basal
Kelompok B turun 30% dari basal
Kelompok C turun 25% dari basal
Kelompok D turun 16% dari basal
Heart rate (HR) :
Kelompok A turun 20% dari basal
Kelompok B turun 11% dari basal
Kelompok C turun 2% dari basal
Kelompok D turun 5% dari basal
KESIMPULAN
Kejadian hipotensi selama penelitian
paling tinggi pada kelompok-A diikuti oleh
kelompok-B, kelompok-C dan kelompok-D.
Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara keempat kelompok sehubungan
dengan variabel hemodinamik awal.
Pasien menerima 0,1 mg / kg, dan 0,2 mg
/ kg mengalami penurunan lebih sedikit
pada SBP, DBP, MAP, dan HR tanpa
peningkatan efek samping yang signifikan
Penggunaan efedrin IV 0,1 mg / kg efektif
untuk atenuasi perubahan hemodinamik
namun tidak sepenuhnya menghilangkan
penurunan tekanan darah.
Efedrin 0,2 mg / kg lebih baik tanpa
menimbulkan efek samping.
Mereka menyimpulkan bahwa 0,1 mg / kg
efedrin sesuai untuk meminimalkan
perubahan hemodinamik selama induksi
anestesi propofol-fentanil namun 0,2 mg / kg
lebih baik tanpa menimbulkan efek samping.
REFERENSI :
Eldemrdash A.M , Al-Azhary M.A.M . A Comparison Study of the Effect
of Different Doses of Ephedrine on Prevention of Hemodynamic
Changes Associated with Induction of General Anesthesia by
Propofoland Fentanyl. Scientific Research Publishing. Open Journal of
Anesthesiology. 2017

Anda mungkin juga menyukai