Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

IBU HAMIL DENGAN IMPENDING ECLAMPSIA DAN


HBsAg POSITIF

Pembimbing :
dr. A.A Heru Tjahyono, Sp.OG

Disusun Oleh :
Yoshua Timothy Koamesah, S.Ked

SMF /BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


BLUD RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG 1
2017
PENDAHULUAN
Preeklampsia adalah kelainan malfungsi dari
endotel vaskuler dan vasospasme yang terjadi
setelah usia gestasi > 20 minggu dan dapat
menetap hingga 4 6 minggu post partum.
Eklampsia didefinisikan sebagai aktifitas kejang
dan/atau keadaan koma yang tidak dapat
dijelaskan saat kehamilan atau post partum pada
wanita dengan tanda dan gejala preeklampsia.
Preeklampsia yang disertai tanda prodromal ini
disebut sebagai impending eclampsia
PENDAHULUAN
Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan
58,1% diantaranya dikarenakan oleh
preeklampsia dan eklampsia.
Berdasarkan Laporan Rutin Program Kesehatan
Ibu Dinas Kesehatan Provinsi, penyebab kematian
ibu di Indonesia masih didominasi oleh
Perdarahan (32%) dan Hipertensi dalam
Kehamilan (25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus
lama (5%), dan abortus (1%).
PENDAHULUAN
Kebanyakan kasus eklampsia terjadi pada
trimester III kehamilan, dengan sekitar 80%
kejang terjadi intrapartum atau dalam 48 jam
pertama setelah persalinan.
Identitas Pasien
Nama : Ny. IK
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 33 tahun
Alamat : Kefa
Agama : Katolik
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status pernikahan : Menikah
Tanggal MRS : 18 Juli 2017 (22.30 WITA)
No Rekam Medik : 474281
Anamnesis
Keluhan Utama :
Mata kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan dari RS Kefa dengan diagnosis
G2P1A0 AH1 UK 25-26 minggu T/H + tak inpartu +
impending eclampsia + HBsAg (+). Saat ini, pasien
mengeluh mata kabur dan pusing pada daerah
sekitar mata kiri sejak kurang lebih 3 minggu yang
lalu. Riwayat keluar darah bercampur lendir (-),
riwayat keluar air-air (-), perut kencang-kencang (-).
HPHT : 07 Januari 2017, TP : 14-10-2017.
Anamnesis
Riwayat ANC :
Pasien melakukan ANC sebanyak 6x di Puskesmas
Nunpene dan mendapat sulfas ferrosus, vitamin C,
dan kalk.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-
), alergi (-), operasi (-).
Riwayat KB :
Pasien pernah menggunakan KB suntik.
Anamnesis
Riwayat Obstetri :
1. 9 bulan/RS/bidan/spontan/laki-laki/2800 gram/sehat
(6 tahun).
2. Hamil ini
Riwayat Pengobatan :
1. O2 via kanul nasal 3 lpm.
2. MgSO4 20 % 4 gram bolus pelan.
3. MgSO4 40 % 10 gram dalam RL 500 cc habis dalam 10
jam, 17 tpm.
4. Nifedipin 3 x 10 mg
5. Deksametason 2 x 12 mg IM.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang.
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tinggi Badan : 152 cm
Tanda Vital : TD = 180/120 mmHg; N =
96x/menit ; S = 37,20C (Suhu
aksiler); RR = 21 x/menit.
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk normal, rambut panjang
tidak mudah rontok, warna hitam.
Kulit : Sianosis (-), Ikterik (-), scar (-),
lembab, turgor kulit baik
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-).
Telinga : Deformitas daun telinga (-/-).
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-),
epistaksis (-/-)
Mulut : Sianosis (-), bibir lembab, warna
agak kemerahan
Pemeriksaan Fisik
Leher : Pembesaran KGB dan pembesaran
kelenjar tiroid (-).
Thoraks : Pengembangan dada simetris
Paru : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-.
Jantung : Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal,
reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : Cembung, supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: akral hangat, udem -/-, CRT < 3 detik
Pemeriksaan Obstetri
Leopold I : Teraba bokong, tinggi fundus uteri
(TFU) 17 cm, 2 jari diatas pusat.
Leopold II : Punggung kanan.
Leopold III : Teraba kepala, belum masuk PAP
Leopold IV : tidak dilakukan.
His :-
DJJ : 144x/menit, reguler.
Gerak Janin : (+)
TBBJ : 775 gram.
Pemeriksaan Dalam Vagina (PDV)
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan.
Pembukaan : (-)
Bagian terdepan : belum teraba
Penurunan : Hodge I.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
G2P1A0 AH1 uk 25-26 minggu T/H + tak inpartu
+ Impending eclampsia + HBsAg (+) + TBBJ : 775
gram
Terapi
Lanjutkan pemberian drip MgSO4 10 gram hingga
10 jam dalam 17 tpm.
Setelah habis, lanjutkan drip MgSO4 6 gram
dalam RL 500 cc selama 6 jam, 28 tpm.
Nifedipin 3 x 10 mg/oral.
Deksametason 2 x 12 mg/ IM
Pasang DC, observasi urin.
Observasi DJJ, his, dan tanda vital ibu.
Rencana terminasi kehamilan
Kronologis Persalinan (19-07-2017)
08. 00 : His (-), DJJ : 144x/menit, VT : v/v tak ada
kelainan, pembukaan (-), letak terendah janin belum
teraba, turun Hodge I.
08.30 : Pasien diberikan Misoprostol 200 ug per vaginam.
10.00 : Pasien diberikan Deksametason 2 ampul/IV. His (-
), DJJ : 138x/menit.
11.00 : His (-), DJJ : 126x/menit.
12.00 : His (-), DJJ : 140x/menit, MgSO4 flash II, 6 gr/6
jam 28 tpm.
13.00 : His (-), DJJ : 150x/menit
Kronologis Persalinan
13.30 : His (-), DJJ : 153x/menit, VT : v/v tak ada kelainan, pembukaan 2 cm,
pendataran serviks 30%, letak kepala ( Denominator UUK), KK (+), turun Hodge II.
A : G2P1A0 AH1 uk 25-26 minggu T/H + inpartu kala 1 fase laten + Impending
eclampsia + HBsAg (+) + TBBJ : 775 gram.
P:
- drip oksitosin 5 IU dalam 500 cc RL flash I mulai 12 tpm
- Observasi DJJ, His, dan Pembukaan serviks

16.00 : Pasien diberikan drip oksitosin 5 IU dalam 500 cc RL flash I 12 tpm. His (-
), DJJ : 143x/menit.
16.15 : Tetesan OD naik 16 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik.
16.30 : Tetesan OD naik 20 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik.
16.45 : Tetesan OD naik 24 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik.
17.00 : Tetesan OD naik 28 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik.
17.15 : Tetesan OD naik 32 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik.
17.30 : Tetesan OD naik 36 tpm. His (+) 2x/10 menit, durasi :15 20 detik, DJJ
140x/menit.
Kronologis Persalinan
17.45 : Tetesan OD naik 40 tpm. His (+)
2x/10 menit, durasi :15 20 detik. Pasien
diberikan Deksametason 2 ampul/IV.
18.00 : DJJ 138x/menit.
19.15 : DJJ 140x/menit. OD flash I habis. VT :
v/v tak ada kelainan, pembukaan 3 cm,
effisment 30%, letak kepala (Denominator UUK), KK
(+), turun Hodge II.
A : G2P1A0 AH1 uk 25-26 minggu T/H + inpartu kala 1 fase laten +
Impending eclampsia + HBsAg (+) + TBBJ : 775 gram.
P:
- Drip okritosin 10 IU dalam 500 cc RL mulai 20 tpm flash I.
- Observasi DJJ, His, dan Pembukaan serviks.
Kronologis Persalinan
19.35 : Pasien diberikan drip oksitosin 10 IU dalam 500 cc
RL flash I 20 tpm.
21.00 : His (+) 1x/10 menit, durasi :15 detik, DJJ
145x/menit.
22.15 : Dilakukan amniotomi ketuban jernih. VT : v/v
tak ada kelainan, pembukaan 3 cm, effisment 50%, letak
kepala (Denominator UUK), KK (-), turun Hodge II. His (+)
2x/10 menit, durasi :15 20 detik, DJJ 133x/menit.
22.30 : partus dengan bantuan induksi, lahir bayi
perempuan dengan BB = 900 gram, PB = 34 cm, skor
Apgar : 1/1, bayi dirawat di NICU.
22.35 : Plasenta lahir spontan lengkap
19 Juli 2017 20 Juli 2017 21 Juli 2017

S Pasien mengeluh mata kabur dan Pasien post partum spontan Pasien mengeluh perut kembung,
pusing yang tidak berkurang pervaginam dengan bantuan mata kabur dan pusing terutama saat
dibandingkan sehari sebelumnya. misoprostol dan oksitosin. Saat ini pasien duduk yang sedikit membaik
Makan dan minum baik. BAK pasien masih merasa mata kabur dan jika pasien dalam posisi berbaring.
melalui kateter, BAB (-) pusing. Makan dan minum baik, Makan dan minum baik. BAB (-),
Belum BAB, BAK via kateter. BAK (+) via kateter.
O Keadaan umum : tampak sakit Keadaan umum : tampak sakit Keadaan umum : tampak sakit
sedang. sedang. sedang.
TD : 160/100 mmHg TD : 150/110 mmHg TD : 160/120 mmHg
HR : 84x/menit HR : 90x/menit HR : 88x/menit
RR : 18x/menit RR : 20x/menit RR : 18x/menit
Suhu : 36,3 C Suhu : 36,8 C Suhu : 36,2 C
Kulit : pucat (-), kuning (-), Kulit : pucat (-), kuning (-), ikterik Kulit : pucat (-), kuning (-), ikterik
ikterik (-) (-) (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), Mata : konjungtiva anemis (-/-), Mata : konjungtiva anemis (-/-),
Leher : pembesaran KGB (-), Leher : pembesaran KGB (-), Leher : pembesaran KGB (-),
pembesaran tiroid (-). pembesaran tiroid (-). pembesaran tiroid (-).
Dada : pengembangan dada Dada : pengembangan dada simetris. Dada : pengembangan dada simetris.
simetris. Produksi ASI : (-) Produksi ASI : (-)
Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (- Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-
(-/-). /-). /-).
Jantung : BJ S1/S2 tunggal, Jantung : BJ S1/S2 tunggal, reguler, Jantung : BJ S1/S2 tunggal, reguler,
reguler, murmur (-), gallop (-). murmur (-), gallop (-). murmur (-), gallop (-).
Abdomen : cembung, supel, nyeri Abdomen : cembung, supel, nyeri Abdomen : cembung, supel, nyeri
tekan (-), BU (+), kesan normal. tekan (-), BU (+), kesan normal, tekan (-), BU (+), kesan normal,
Leopold I : bokong, TFU 2 jari TFU sulit dievaluasi, tes shifting TFU sulit dievaluasi, tes shifting
diatas pusat (17 cm). dullness (+) dullness (+)
Leopold II : punggung kanan His : (+). His : (-).
Leopold III : kepala, belum Genitalia : perdarahan aktif (+) Genitalia : perdarahan aktif (+)
masuk PAP. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3
DJJ : 148x/menit, reguler. detik. detik.
His : (-).
Genitalia : perdarahan aktif (-)
VT : v/v tak ada kelainan,
pembukaan (-), KK (+), letak
terendah janin belum teraba,
ukuran panggul teruji, turun
Hodge I.
Ekstremitas : akral hangat, CRT <
3 detik.

o
A G2P1A0 AH1 uk 25-26 minggu Post partum induksi hari-1 + riwayat Post partum induksi hari-2 + riwayat
T/H + tak inpartu + impending impending eclampsia + ascites + impending eclampsia + ascites +
eclampsia + HBsAg (+) + TBBJ HBsAg (+). HBsAg (+).
775 gram
o
P - KIE Terminasi kehamilan - Cek DL, kimia darah, dan - IVFD RL 500 cc 12 tpm.
o MgSO4 sesuai jadwal. urinalisa - Cefadroxil 2 x 1 tab
o Deksametason 3 x 2 amp/IV - Deksametason 3 x 2 - Asam mefenamat 3 x 1 tab\
o Misoprostol 200 ug per amp/IV - Nifedipin 3 x 10 mg/oral
vaginam. - Cefotaxim 2 x 1 gr/IV - Aff kateter
o Oksitosin drip 5 IU dalam 500 - MgSO4 sesuai jadwal. - Deksametason 3 x 2
cc RL mulai 12 tpm. - Lasix 2 amp/IV amp/IV
o observasi TTV, His, DJJ. - Balance cairan - Konsul Sp.M.
o rencana terminasi kehamilan
22 Juli 2017 23 Juli 2017 24 Juli 2017

S Pasien masih mengeluh Pasien mengeluh pandangan kabur Pasien merasa baikan. Pandangan
pandangan kabur. Tidak yang sudah berkurang disbanding kabur namun sudah lebih baik dari
berkurang dibandingkan kemarin. kemarin, pasien juga mengeluh sebelumnya. Pasien mengeluh perut
Namun pusing sudah berkurang. perut membesar yang sudah mulai saat ini terasa kembung. Makan dan
Pasien mengeluh perut berkurang. Makan dan minum baik. minum baik. BAB (+), BAK (+).
membesar. Makan dan minum BAB (+), BAK (+).
baik, BAB dan BAK baik.
O Keadaan umum : tampak sakit Keadaan umum : tampak sakit Keadaan umum : tampak sakit
sedang. sedang. sedang.
TD : 160/110 mmHg TD : 160/100 mmHg TD : 140/100 mmHg
HR : 92x/menit HR : 84x/menit HR : 92x/menit
RR : 19x/menit RR : 20x/menit RR : 18x/menit
Suhu : 36,7 C Suhu : 36,5 C Suhu : 36,4 C
Kulit : pucat (-), kuning (-), Kulit : pucat (-), kuning (-), ikterik Kulit : pucat (-), kuning (-), ikterik
ikterik (-) (-) (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), Mata : konjungtiva anemis (-/-), Mata : konjungtiva anemis (-/-),
Leher : pembesaran KGB (-), Leher : pembesaran KGB (-), Leher : pembesaran KGB (-),
pembesaran tiroid (-). pembesaran tiroid (-). pembesaran tiroid (-).
Dada : pengembangan dada Dada : pengembangan dada simetris. Dada : pengembangan dada simetris.
simetris. Produksi ASI : (-) Produksi ASI : (-)
Produksi ASI : (-) Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (- Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-
Paru : vesikuler (+/+), rh (-/-), wh /-). /-).
(-/-). Jantung : BJ S1/S2 tunggal, reguler, Jantung : BJ S1/S2 tunggal, reguler,
Jantung : BJ S1/S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). murmur (-), gallop (-).
reguler, murmur (-), gallop (-). Abdomen : cembung, supel, nyeri Abdomen : cembung, supel, nyeri
Abdomen : cembung, supel, nyeri tekan (-), BU (+), kesan normal, tekan (-), BU (+), kesan normal,
tekan (-), BU (+), kesan normal, TFU sulit dievaluasi, tes shifting TFU sulit dievaluasi, tes shifting
TFU sulit dievaluasi, tes shifting dullness (+). dullness (-), hipertimpani pada
dullness (+) His : (-). seluruh region.
His : (-). Genitalia : perdarahan aktif/lokia His : (-).
Genitalia : perdarahan aktif (+) rubra (+) Genitalia : perdarahan aktif/lokia
Ekstremitas : akral hangat, CRT < Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3 rubra (+)
3 detik. detik. Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3
detik.

o
A Post partum pervaginam hari - 3 Post partum pervaginam hari-4 + Post partum pervaginam hari-5 +
+ riwayat impending eclampsia + riwayat impending eclampsia + riwayat impending eclampsia +
ascites + HBsAg (+). ascites + HBsAg (+). ascites + HBsAg (+).

P - IVFD RL 500 cc 12 - IVFD RL 500 cc 12 tpm. - Aff infus


tpm. - Lasix 2 amp/IV - Cefadroxil 2 x 1 tab
- Lasix 2 amp/IV - Cefadroxil 2 x 1 tab - Nifedipin 3 x 10 mg/oral
- Cefadroxil 2 x 1 tab - Asam mefenamat 3 x 1 - Dopamet 3 x 250 mg/oral
- Asam mefenamat 3 x 1 tab\ - Deksametason stop
tab\ - Nifedipin 3 x 10 mg/oral - Pasien boleh pulang.
- Nifedipin 3 x 10 mg/oral - Deksametason 3 x 1
- Deksametason 3 x 1 amp/IV
amp/IV
Definisi
Preeklampsia adalah kelainan malfungsi dari
endotel vaskuler dan vasospasme yang terjadi
setelah usia gestasi > 20 minggu dan dapat
menetap hingga 4 6 minggu post partum.
Disebut preeklampsia berat dengan impending
eclampsia bila preeklampsia disertai gejala-gejala
subyektif atau gejala prodromal.
Bila tidak ditangani segera, ibu preeklampsia
berat dengan impending eclampsia akan menjadi
eklampsia
Epidemiologi
Angka kematian ibu di negara-negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000
kelahiran hidup.
Kematian ibu di Indonesia salah satunya
disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia) hingga eklampsia. Angka
kejadian preeklampsia di dunia yaitu sekitar 3-
10%, dan di Indonesia 9,8-25%.
Klasifikasi
Preeklamsia Ringan :
- hipertensi dengan tekanan darah 140/90 mmHg
- Proteinuria 300 mg per 24 jam.
Preeklamsia Berat :
- Peningkatan tekanan darah sistolik 160/110
mmHg.
- Proteinuria 2 gr per 24 jam (tes dipstik +2 ).
- Ada keterlibatan organ lain.
Patofisiologi
Faktor Risiko
Kriteria Diagnosis
Kriteria Diagnosis
Superimposed preeklampsia pada hipertensi
kronik :
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik ( sudah
ada sebelum usia kehamilan 20 minggu).
Tes celup urin menunjukkan proteinuria +1
atau trombosit < 100.000 sel/uL pada usia
kehamilan > 20 minggu
Kriteria Diagnosis
Eklampsia :
Kejang umum dan/atau koma.
Ada tanda dan gejala preeklampsia.
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (
misalnya epilepsy, perdarahan subarachnoid,
dan meningitis).
Tatalaksana (Kejang)
Perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen),
dan sirkulasi (cairan intravena).
Berikan MgSO4
Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat
diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading
dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan
yang memadai.
Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan
segera kirim ibu ke ruang ICU yang sudah siap
dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
Tatalaksana (MgSO4)
Dosis Awal :
Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan
MgSO4 40% ) daan larutkan dengan 10 ml
akuades
Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 20 menit
Jika akses intravena sulit, berikan masing-
masing 5 g MgSO4 ( 12,5 ml larutan MgSO4
40% IM di bokong kiri dan kanan)
Tatalaksana ( MgSO4)
Dosis rumatan :
- Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%)
dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer
Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam,
dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan
atau kejang berakhir (bila eklampsia).
Tatalaksana (antihipertensi)
Tatalaksana (Pertimbangan Persalinan)
Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera
dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya kejang.
Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan
preeklampsia berat dengan janin yang belum
viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana
janin sudah viable namun usia kehamilan belum
mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan
dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi.
Lakukan pengawasan ketat.
Tatalaksana (pertimbangan persalinan)
Pada ibu dengan preeklmpsia berat, dimana usia
kehamilan antara 34 dan 37 minggu, manajemen
ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak didapatkan
hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi organ ibu,
dan gawat janin. Lakukan pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat yang
kehamilannya sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi
gestasional ringan yang sudah aterm, induksi
persalinan dianjurkan.
Tatalaksana (pertimbangan persalinan)
PEMBAHASAN
1. Diagnosis impending eclampsia ditegakkan
karena pasien ini memenuhi kriteria
diagnosis preeklampsia ditambah dengan
gejala prodromal yaitu mata kabur dan
pusing.
2. Pada pasien didapatkan hasil tes
laboratorium HBsAg (+), namun tidak
dilakukan pemeriksaan LFT (Liver Function
Test.)
PEMBAHASAN
3. Pada kasus impending eclampsia, kehamilan
harus diterminasi tanpa peduli usia kehamilannya.
Pada pasien ini kehamilan diterminasi dengan
induksi Misoprostol pervaginam dan akselerasi drip
Oksitosin.
4. Pasien ini diberikan Lasix karena terdapat ascites.
Lasix tidak dianjurkan pada orang dengan gangguan
ginjal, ibu hamil, atau ibu menyusui dan hanya
digunakan pada impending eclampsia jika terdapat
udem paru.
PEMBAHASAN
5. Deksametason 2 x 12 mg diberikan pada
pasien ini untuk pematangan paru. Namun,
pada kasus ini dosis 2 x 12 mg ini diberikan 2 kali
yaitu 1 hari di RS Kefa dan 1 hari di RS Johannes
dimana seharusnya cukup diberikan 1x saja jika
dosisnya 2 x 12 mg.
6. Deksametason 3 x 2 amp/IV diberikan dengan
alasan kecurigaan pada sindrom HELLP.
PEMBAHASAN
Kriteria HELLP :
Hemolisis (kurang lebih 2 kondisi berikut) :
Hasil apusan darah tepi yang abnormal (schistosis, burr cell, echinosit, dll).
Peningkatan bilirubin total (kebanyakan bilirubin indirek) >1.2 mg/dl.
Rendahnya kadar haptoglobin dalam serum.
Kadar hemoglobin rendah yang tidak berhubungan dengan perdarahan.
Peningkatan Enzim Liver
Peningkatan transaminase (AST and ALT) > 70 IU/L (2 kali diatas batas
normal)
Peningkatan enzim laktat dehidrogenase > 600 IU/L
Peningkatan bilirubin total >1,2 mg/dl
Trombositopenia
Jumlah platelet < 100.000 150.000
PEMBAHASAN
7. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg (+),
seharusnya diberikan HBIG segera setelah lahir
(dalam 12 jam kelahiran) dan vaksin HB0.
8. ASI tetap disarankan diberikan pada bayi dari ibu
HBsAg (+) jika bayi tersebut sudah mendapatkan
HBIG.
9. Perawatan payudara pada ibu dengan HBsAg (+)
penting dilakukan terutama untuk memeriksa
apakah ada luka lecet pada payudara ibu yang bisa
menjadi sumber penularan ke janin.
PEMBAHASAN
10. Obat antihipertensi diberikan jika tekanan
darah ibu 160/100 mmHg dan seharusnya
cukup diberikan 1 jenis antihipertensi saja. Pada
pasien ini diberikan Nifedipin 3 x 10 mg dan
Dopamet 3 x 250 mg.
11. Bayi masih hidup diruang NICU dengan BB
900 gram, A/S 1/1, dan terpasang jackson rees.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang perempuan, 33
tahun dengan diagnosis G2P1A0 AH1 uk 25-26 minggu T/H +
tak inpartu + Impending eclampsia + TBBJ : 775 gram. Pada
pasien ini mendapat pengobatan berupa O2 via kanul nasal 3
lpm, MgSO4 bolus 4 gram, dilanjutkan drip MgSO4 10
gram/10 jam dalam 500 cc RL 17 tpm, Nifedipin 3 x 10 mg,
Deksametason 2 x 12 mg dan terminasi kehamilan dengan
menggunakan Misoprostol pervaginam dan drip Oksitosin.
Bayi lahir hidup dengan berat badan 900 gram dan skor
Apgar 1/1. Saat dirawat diruangan pasien mendapatkan
Deksametason 3 x 2 amp/IV, Cefotaxim 2x1 gram, Lasix 2
amp/IV, dan Nifedipin 3 x 10 mg serta Dopamet 3 x 250 mg
sedangkan bayi sampai hari keempat belum mendapat HB0
dan HBIG. Pasien diperbolehkan untuk pulang tanggal 24-07-
2017 dengan alasan kondisi sudah membaik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai