Anda di halaman 1dari 8

ISU LINGKUNGAN

SMART & GREEN BUILDING


Oleh:
Ayudia Ciremai Putri
Nadya Prasetya
Septianna Puteri
2
Renstra Direktorat Bina Penataan Bangunan, DJCK, 2015-2019
Baseline 2014 Sasaran 2015-2019

49% 100%
Perda BG Perda BG

10% Kab/Kota 60% Kab/Kota


BG ber IMB BG ber IMB
B 3% Kab/Kota 30% Kab/Kota B
BG ber SLF BG ber SLF
G 0,4% Kab/Kota
G
70% Kab/Kota
Pendataan BG Pendataan BG
2,9% Kab/Kota 60% Kab/Kota
terlayani TABG terlayani TABG

TERSELENGGARANYA BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH


3 BGN
Bangunan
NEGARA YANG TERTIB DAN ANDALGedung
SERTA PENATAAN BANGUNAN
32 BGN
sudah BGH sudah BGH
Mewujudkan bangunanYANG BERKELANJUTAN
gedung yang sesuai fungsi, andal, serasi, selaras
Penyelenggaraan Bangunan Gedung
dengan lingkungan.
12% RTH Menerapkan tertib penyelenggaraan BG melalui implementasi Perda BG, 14% RTH
IMB dan SLF.
45 Penataan Kws.
11 Penataan Kws. Membangun Bangunan Gedung Hijau dalam rangka perwujudan kota hijau
Penataan Bangunan melalui Revitalisasi Kawasan Pusaka
P Pusaka 300 P
Meningkatkan
Penataan BangunanRuang Terbuka Hijau
dan Lingkungan di kawasan
melalui perkotaan.
Revitalisasi Kawasan 300*
B 50 Penataan Kws. Penataan
B
Strategis Mengembangkan percontohan
Meningkatkan Ruang kota-kota
Terbuka Hijau tematik
di kawasan seperti kota
perkotaan hijau,
dalam kota
rangka Kws. Strategis
L perwujudan kota hijau.
cerdas, symbiocity, dan kota berkelanjutan. L
Mengembangkan Penataan Kawasan Strategis dan Penataan Kawasan 1200**
0 KECAMATAN Penataan lingkungan melaluiPusaka.
konsep pemberdayaan masyarakat. KECAMATAN
Fasilitasi Ruang Fasilitasi Ruang
Terbuka Publik Terbuka Publik
FAKTA BANGUNAN GEDUNG di DUNIA
- Menghabiskan lebih dari 1/3
sumber daya dunia untuk
konstruksinya;
- Menggunakan 40% dari total
energi global;
- Menggunakan 12 % dari total
persediaan air bersih;
- Menghasilkan 40% dari total
emisi greenhouse gas (GHG);
- Pada tahun 2030, diperkirakan
1/3 total emisi CO2 dunia
berasal dari bangunan gedung,
dengan penyumbang terbesar
dari negara-negara di Asia

Sumber:
IPCC Fourth Assessment Report on Climate Change 2007
BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA

Kebutuhan
Demikian pula energi listrik
dengan CO2 pada sektor
yang berkaitan
dengan
bangunan
(hunian dan
komersial)
meningkat tiap
tahunnya

Sumber: Global Insight, RISI, WMM, PLN, IEA: Indonesia GHG Abatement Cost Curve

Data menunjukkan adanya pertambahan konsumsi energi nasional yang cukup besar,
demikian pula dengan emisi CO2 yang dihasilkan
Source: IFC Report, 2011
Sesuai dengan laporan dari Dewan Nasional Perubahan
Iklim Indonesia tahun 2010 lalu, sektor bangunan
gedung di Indonesia diprediksi pada tahun 2030
menghasilkan emisi CO2 sebesar 215 MtCO2e dari 71
MtCO2e yang dihasilkan pada tahun 2005. Dengan
menggunakan teknologi yang ada saat ini, potensi
reduksi emisi CO2 sektor bangunan gedung adalah 48
MtCO2e atau sekitar 22,3%. Angka reduksi emisi CO2
sebesar 22,3% ini selanjutnya dijadikan referensi untuk
menentukan kinerja bangunan gedung hijau secara
nasional.
Pengaturan Bangunan Gedung di Indonesia

Undang-Undang No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung

Peraturan Pemerintah No. 36/2005


tentang
Peraturan Pelaksanaan UU 28/2002 tentang Bangunan
Gedung

Peraturan
PeraturanPresiden
Presiden
Permen
PermenPUPU2929/2006
/2006
(Building
(BuildingCode)
Code) Peraturan Daerah BG

Permen
PermenPU
PUdan
danSNI
SNI
Kondisi lokal: geologis, geografis, sosial
PERMEN
PERMEN PUPR
PUPR No.
No. 22 // 2015
2015 dan budaya
tentang
tentang Bangunan
Bangunan Gedung
Gedung
Hijau
Hijau
Bangunan Gedung Hijau adalah
bangunan gedung yang memenuhi
persyaratan keandalan bangunan gedung
serta memiliki kinerja bangunan terukur,
efisien, hemat energi dan air, lebih sehat
dan nyaman serta mempertimbangkan
daya dukung lingkungan sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
hingga pembongkaran

Bangunan Gedung Hijau merupakan salah satu


cara membangun bangunan pintar yang
mempertimbangkan daya dukung lingkungan
dengan penggunaan energi seefisien mungkin.
MAU DITAMBAH 2 SLIDE LAGI, NYUSUL YAK.
BARU DAPET LAGI MATERINYA

Anda mungkin juga menyukai