Anda di halaman 1dari 62

Oleh : Dwi Chandra Mulyani

Pembimbing:
dr. Trie Hariweni, Sp.A.BTCLC
dr. Naharuddin
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 3 tahun
Alamat : jl. Mantang Blok M GG 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 20 Juli 2016

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama : panas tinggi sejak 7 hari
Keluhan Tambahan :Mual, pusing, pegal2,
nafsu makan menurun, pilek
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG
7 hari yang lalu, anak mulai panas naik turun, panas
yang dirasa lebih tinggi terutama pada malam hari kemudian
agak turun pada pagi hari tapi tidak sampai normal, saat
panas tidak menggigil tidak mengigau, tidak kejang, tangan
dan kaki tidak dingin, pusing, mual, tidak muntah,pilek, tidak
batuk tidak nyeri tenggorok, tidak ada bintik-bintik merah,
tidak mimisan, gusi tidak berdarah. BAB seperti biasa 1x/
hari warna kekuningan, lembek, tidak ada lendir dan darah.
BAK lancar seperti biasa, nafsu makan dan minum
berkurang. Hal ini berlangsung selama 3 hari.

3 hari yang lalu keluhan masih sama tidak berkurang


ditambah adanya muntah 2x/hari berupa makanan dan
minuman yang dikonsumsinya.pasien belum BAB. Oleh
karena itu si ibu membawa si anak berobat ke klinik. Oleh
dokter klinik pasien diberi obat dan kemudian pulang.
1 hari yang lalu anak kembali panas tinggi waktu sore
harinya, badan semakin lemas dan terasa pegal-pegal, pilek
keluhan sama seperti awalnya, pasien belum BAB sejak 3
hari. BAK seperti biasa, nafsu makan dan minum berkurang.

7 jam SMRS pasien masih panas yang disertai nyeri kepala,


badan pegal-pegal, mual namun tidak muntah, pilek namun
tidak batuk. Oleh ibu pasien, pasien sudah diberikan obat
penurun panas, kemudian pasien tidak turun-turun dan ibu
pasien membawa pasien kembali ke klinik saat awal pasien
berobat, lalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan
darah. Ksetelah dilakukan pemeriksaan darah, dokter klinik
menyatakan kepada ibu pasien agar pasien segera dibawa ke
rumah sakit karena pasien terkena demam tifoid.
Saat Di Rumah Sakit
Anak datang dalam keadaan lemas,
panas, pusing, badan terasa pegal-
pegal, mual tapi sudah tidak muntah,
pilek namun tidak batuk, belum BAB,
BAK seperti biasa, nafsu makan dan
minum semakin berkurang. Oleh
dokter RS. Pelabuhan Jakarta pasien
disarankan untuk rawat inap.
Riwayat makan : Sebelum sakit pasien makan banyak
3 kali sehari atau lebih, porsi cukup
dan bervariasi. Kadang-kadang
pasien suka jajan makanan dan
minuman di luar rumah. Namun, saat
sakit nafsu makan pasien berkurang.
Riwayat BAB : Sebelum sakit BAB pasien lancar,
teratur 1x sehari, konsistensi lunak, warna
coklat kekuningan, darah (-),
lendir (-). Saat sakit pasien mengeluh susah
BAB
Riwayat BAK : Lancar, banyak, kuning, tidak nyeri sewaktu
BAK.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat menderita sakit seperti ini, belum pernah


Riwayat menderita mencret tapi tidak sampai rawat inap di
rumah sakit.
Riwayat sering batuk tidak sembuh-sembuh disangkal,
riwayat kontak dengan penderita batuk lama disangkal,
riwayat berkeringat pada malam hari disangkal.
Riwayat berasal dari daerah endemis malaria atau riwayat
bepergian ke daerah endemis malaria disangkal.
Riwayat kencing tidak lancar dan nyeri saat kencing
disangkal.
Riwayat suka jajan sembarangan diakui.
Riwayat Penyakit Keluarga Dan
Lingkungan
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.
Di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada yang sakit seperti ini.
Di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada yang sakit DB
Teman satu sekolah ada yang sakit seperti ini.

Riwayat Sosio Ekonomi


Pasien dirumah tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien
anak pertama dari dua bersaudara. Ayah pasien bekerja
sebagai karyawan dan ibu tidak bekerja. Biaya perawatan
menggunakan BPJS kesehatan.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN
KELAHIRAN
Ibu mengaku rutin memeriksakan kehamilan di bidan 1x
setiap bulan sampai usia 8 bulan, ketika usai 9 bulan ibu
memeriksakan kehamilannya 2x hingga lahir. Ibu juga
mengaku mendapatkan suntikan TT 2x. Ibu mengaku tidak
menderita penyakit selama kehamilan, riwayat perdarahan
selama kehamilan (-), riwayat trauma selama kehamilan (-)
riwayat minum obat tanpa resep dokter dan jamu (-).Obat-
obatan yang diminum selama masa kehamilan adalah
vitamin dan obat penambah darah.

Anak Perempuan lahir dari ibu P1A0 hamil 38 minggu, lahir


secara spontan ditolong oleh bidan, anak lahir langsung
menangis, warna kulit kemerahan, berat badan lahir 3100
gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala saat lahir ibu
lupa dan lingkar dada saat lahir ibu lupa.
Riwayat Postnatal
Ibu mengaku membawa anaknya ke bidan secara rutin dan
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Riwayat Makan-Minum
Ibu mengaku anak diberi ASI sampai usia 6 bulan. Setelah usia
6 bulan, selain ASI anak juga mendapat makanan pendamping
ASI berupa pisang yang dilumat halus, bubur susu, nasi tim,
dan buah. Anak sudah diberikan nasi biasa dan lauk pauk
seperti makan keluarga saat umur 1 tahun.
Pola makan anak saat ini biasa mengkonsumsi nasi, tahu,
tempe, ikan, daging, telur, dan kadang buah-buahan. Anak tidak
suka makan sayur. Frekuensi makan 2-3 kali dalam sehari.
Kesan kualitas-kuantitas diit : Baik
Riwayat Imunisasi Dasar

Hepatitis B : 3 kali (0,1,2 bulan)


BCG : 1 kali (1 bulan)
DPT : 3 kali (2,4,6 bulan)
Polio : 4 kali (0, 1, 2, 4 bulan)
Campak : 1 kali (9 bullan)

Kesan: Riwayat imunisasi dasar baik


Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3200 gram, berat badan sekarang 13 kg, tinggi badan sekarang 95
cm.
Kesan : Pertumbuhan normal
Perkembangan :
Senyum : 1 bulan (Normal : 2-3 bulan)
miring : 3 bulan (Normal : 3 bulan)
tengkurap : 4 bulan (Normal : 3-4 bulan)
duduk : 6 bulan (Normal : 6 bulan)
merangkak : 8 bulan (Normal : 8 bulan)
berdiri : 12 bulan (Normal : 9-12 bulan)
berjalan : 13 bulan (Normal : 3 bulan)
Bicara : 8 bulan (Normal : 9-12 bulan)
Baca dan tulis : 6 tahun
Saat ini anak berusia 3 tahun. Interaksi dengan teman baik. Tidak ada gangguan
perkembangan mental dan emosi
Riwayat Makanan

0 - 3 bulan : ASI, > 3x sehari, pasien minum ASI sampai


tertidur dan bergantian pada kedua payudara.
3 - 12 bulan : ASI diganti oleh susu soya 3 kali sehari.
12 - 24 bulan : Susu sapi kaleng. Makanan lunak, bubur
nasi, hati ayam, sayuran, telur, 3 piring sehari.
Sekali - kali pasien diberikan buah buahan
seperti pepaya dan pisang sekali
sehari.
24 sekarang : Makan biasa nasi padat dengan lauk
ikan/daging dan sayuran, 3 kali sehari,
teratur, buah-buahan sekali sehari. Susu
kaleng atau kemasan.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Diare + Darah -
Faringitis + Difteri -
Radang paru - Morbili -
Tuberkulosis - Parotitis -
Kejang - Demam berdarah -
Ginjal - Demam Typhoid -
Jantung - Operasi -
Cacingan - Kecelakaan -
Alergi (biduran) - Lain-lain -
Riwayat Keluarga

No. Tgl lahir Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Ket.Kese


Kelami mati (sebab) hatan
n

1 23-09-2004 + - - - -

2 22-01-2006 + - - - -
Data Keluarga
Ayah Ibu

Perkawinan ke- 1 1

Umur saat 30 25
menikah

Keadaan baik baik


kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 24 Desember 2010 Jam : 10.00

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 124x / menit
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Frekuensi napas : 24x / menit
Suhu tubuh : 37,1 C

DATA ANTROPOMETRI
Berat badan : 44 kg
Tinggi badan : 110 cm
Lingkar kepala : 54 cm
Lingkar lengan atas : 29 cm
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : normocephal
Rambut dan kulit kepala : hitam terdistribusi merata, tidak mudah
dicabut
Mata : palpebra superior tidak edema, mata
tidak cekung, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak anemis, pupil bulat isokor,
diameter 3mm, refleks cahaya +/+
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang,
tidak ada sekret
Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi,
tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : bentuk normal, bibir tidak kering, tidak
ada sianosis, tidak keluar darah dari mulut, ditemukan
adanya stomatitis, lidah kotor di bagian tengah, tepi
lidah hiperemis, tidak ada tremor lidah
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1 tenang
Leher : trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba,
kelenjar submandibula, supra-infra clavicula dan
cervical tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Paru
- Inspeksi : pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi intercostae dan
suprasternal
- Palpasi : stem fremitus kanan-kiri dan depan-belakang sama
kuat
- Perkusi : sonor pada kedua lapang paru batas paru-hepar di
ICS VI MCL dektra
- Auskultasi : suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/- ,wheezing -/-

Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri
- Perkusi : redup, batas jantung kiri : sela iga V linea
midclavicula sinistra
kanan : parasternal
atas : sela iga II linea
parasternal sinistra
- Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
- Inspeksi : tampak datar
- Palpasi : hepar teraba 2 cm di bawah arcus
costae dextra, konsisitensi kenyal,
tepi tajam, permukaan licin, nyeri
tekan (+), lien tidak teraba,
defans muskular (-)
- Perkusi : timpani, shifting
dullness(-), meteorismus (+)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN FISIK
GENITALIA : , bentuk normal
ANUS REKTUM : tidak tampak
kelainan dari luar
EKSTREMITAS : akral hangat, tidak
sianosis, tidak ada
edema, tidak ada
deformitas
KULIT : turgor baik, petechiae (-)
KGB : submandibula, cervical, supra-
infra clavicula, axilla, inguinal
tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Refleks Fisiologis
Tendon achilles : +/+, normal
Lutut : +/+, normal
Biceps : +/+, normal
Triceps : +/+, normal
Refleks Patologis
Babinski : -/-, normal
Chaddock : -/-, normal
Oppenheim : -/-, normal
Gordon : -/-, normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 24 Desember 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi
Hemoglobin 13,2 gr/dL 11,7-15,5
Hematokrit 40% 35-47
Trombosit 279.000/l 150.000-440.000
Leukosit 6.300/l 3.600-11.000

Serologi Widal
Salmonella Typhi O (+) 1/320
Salmonella Typhi H (-)
Salmonella Paratyphi A O (-)
Salmonella Paratyphi A H (-)
Salmonella Paratyphi B O (-)
Salmonella Paratyphi B H (-)
Salmonella Paratyphi C O (+) 1/320
Salmonella Paratyphi C H (-)
RESUME
Telah diperiksa seorang anak berumur 6 tahun 3
bulan datang ke RS Sentra Medika dengan keluhan
utama demam tinggi mendadak yang hilang timbul
sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
bersifat naik turun terutama sore menjelang malam
hari, menggigil dan mengigau.
Saat panas pasien kadang-kadang batuk berdahak
dan sedikit sesak
Pasien juga menderita mual dan sempat muntah 1x
cair, ada lendir,tidak ada darah, kira-kira sebanyak
1/2 gelas aqua sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit.
Pasien jg mengeluh susah BAB.BAK pasien normal.
Tidak ada yang menderita kelainan serupa di
keluarga dan lingkungan tetangga
Pasien sering jajan makanan di luar rumah
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap debu,
dingin dan susu sapi saat bayi.
RESUME
Pada pemerisaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis.
Tanda vital :
- Frekuensi nadi : 124 x/menit, regular, isi cukup, teraba
kuat
- Tekanan darah : 120/80 mm Hg
- Frekuensi napas : 24 x/menit
- Suhu tubuh : 37C
Pada pemeriksaan sistematis didapatkan:
lidah yang kotor pada bagian permukaan dan hiperemis
pada tepi lidah. Cor dan pulmo dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan hepatomegali 2 cm
dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin,
konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+).
Pada pemeriksaan laboatorium pada tanggal 24 november
2010 didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella Typhi
O (+) 1/320 dan Salmonella Paratyphi C O (+) 1/320.
RESUME
DIAGNOSA
Susp. Demam tifoid
DIAGNOSA BANDING
- DHF
- ISK
- Bronkitis
- Influenza
- TB paru
- Bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN
Tirah baring selama 2 minggu
Diet makanan lunak cukup kalori, cukup protein, rendah serat.
Causal
Kloramfenikol : 44 kg x 50 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis)
: 4 x 550 mg sehari
Simptomatis
Paracetamol : 44 kg x 10 mg/kgBB/kali
: 3 x 440 mg (bila demam)
Metoclopramid : 44 kg x 0,1 mg/kgBB/kali
: 4,4 mg (bila mual)
Gliseril Guaiakolat : 100 mg x 6 (tiap 4 jam)
RESUME
ANJURAN PEMERIKSAAN
Kultur darah (gaal)
Kultur feses
Pemeriksaan urine lengkap
Widal ulang

PROGNOSA
Ad vitam : bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad sanationam : bonam
PEMBAHASAN

DEMAM TIFOID
Definisi

Penyakit infeksi akut pada usus halus


(terutama didaerah illeosekal) dengan
gejala demam selama 7 hari atau
lebih, gangguan saluran pencernaan,
dan gangguan kesadaran.
Batasan
Indonesia endemis
96 % S. typhi
sisanya S. paratyphi
90 % umur 3 19 th
Kejadian stlh umur 5 th
Minggu pertama sakit sukar dibedakan
dg penyakit demam lainnya
Memastikan D/ perlu pemeriksaan
biakan kuman utk konfirmasi
Etiologi

Salmonella typhi
Salmonella paratyphi A
Salmonella paratyphi B
Salmonella paratyphi C
Etiologi
Salmonella typhosa:
Basil gram negatif
Bergerak dg flagel
Tidak berspora
Mempunyai 3 macam antigen:
antigen O (somatik, tdd zat kompleks
lipopolisakarida)
antigen H (flagela)
antigen Vi
Dlm serum penderita tdp zat anti
(aglutinin) thd antigen tsb
Etiologi
tumbuh dengan baik pada suhu
optimal 37C (15C-41C)
Fakultatif anaerob
Hidup subur pada media yang
mengandung empedu
Mati pada: 54,4C selama 1 jam atau
60C selama 15 menit
Dapat bertahan hidup beberapa
minggu dalam air, es, debu, sampah
kering dan pakaian
Etiologi

Salmonella paratyphi A, Salmonella


paratyphi B, dan Salmonella
paratyphi C

gejalanya lebih ringan dibanding


dengan yang disebabkan oleh
Salmonella typhi
Biakan kuman u/ memastikan
diagnosis
Epidemiologi

Di Indonesia tdp dlm keadaan


endemik
Penderita anak yg ditemukan
biasanya berumur di atas 5 tahun
Patogenesis
Kuman Salmonella Typhi

Makanan + Minuman

Lambung Mati

Usus halus

Folikel getah bening intestinum

Multiplikasi sel PMN usus

Aliran getah bening mesenterica Multiplikasi local

Aliran darah (Bakteremia Primer) Hidup dan berkembang biak

RES (hati dan limpa) Aliran darah (Bakteremia Sekunder)
Patogenesis
Menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pd mukosa di atas plak Peyeri
Tukak dpt mengakibatkan perdarahan &
perforasi usus
Gejala demam disebabkan oleh
endotoksin
Gejala pd saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pd usus
Patogenesis
Patologi plaque peyeri menurut Huckstep (bila
tidak segera diberikan antibiotik):

Fase 1 : hiperplasia folikel limfoid

Fase 2 : nekrosis folikel limfoid selama seminggu


kedua melibatkan mukosa dan submukosa

Fase 3 : ulserasi pada aksis panjang bowel


dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan

Fase 4 : penyembuhan tjd pd minggu ke-4 dan


tidak menyebabkan terbentuknya struktur
Gejala klinis
Gejala klinis pada anak biasanya lebih
ringan dibandingkan dewasa
Masa inkubasi: 10 14 hari
Selama masa inkubasi :
Gejala prodromal: anoreksia, letargia,
malaise, dullness, nyeri kepala, batuk
non produktif, bradicardia
Setelah masa inkubasi:
Demam , Gangguan pencernaan,
gangguan kesadaran
Gejala klinis
1.Demam
step ladder temperature chart timbul
indisius, kemudian naik secara bertahap tiap
harinya dan mencapai titik tertinggi pd
minggu I, setelah itu demam akan bertahan
tinggi dan pada minggu ke-4 demam turun
perlahan secara lisis
bersifat febris remiten & suhu tdk berapa
tinggi
Suhu sore/malam hari, pagi hari
Gejala klinis
2. Gangguan saluran pencernaan
- Nafas berbau tidak sedap
- Bibir kering & pecah2 (ragaden)
- Lidah ditutupi selaput putih kotor
(coated tongue), ujung & tepinya
kemerahan, jarang disertai tremor
- Perut kembung (meteorismus)
- Hati & limpa membesar disertai nyeri
tekan
- Konstipasi pd anak besar lbh mencolok
- Diare bayi dan balita
3. Gangguan kesadaran
- kesadaran menurun apatis somnolen
- jarang sopor, koma atau gelisah
Gejala klinis
Gejala lain:
- roseola (bercak makulo papular) pada
kulit dada, abdomen, punggung &
ekstremitas minggu I demam tapi
berlangsung singkat 2-3 hari
- Bradikardia relatif pada anak besar
- epistaksis
Relaps (kambuh)
Keadaan berulangnya gejala peny tifus
tetapi lebih ringan & lebih singkat
Pada minggu II (setelah suhu badan
normal)Terjadi karena terdapatnya
basil dalam organ2 yg tidak dpt
dimusnahkan baik oleh obat maupun
oleh zat anti
Mungkin pula pada minggu IV (waktu
penyembuhan tukak) invasi basil
bersamaan dg pembentukan jaringan2
fibroblas
Komplikasi
1. Usus halus
a. perdarahan usus
- sedikitBenzidin test
- banyakmelena
- beratnyeri perut + tanda renjatan
b. perforasi usus
- biasanya minggu ketiga
- pada ileum distal
- pekak hati menghilang
- udara diantara hati & diafragma
Komplikasi
c. peritonitis
- dengan / tanpa perforasi usus
- gejala akut abdomen:
nyeri perut hebat
defans musculaire (ddg abd tegang)
nyeri tekan
2. Komplikasi di luar usus
krn lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakteremia): meningitis, kolesistitis,
ensefalopati, dll
Komplikasi
krn infeksi sekunder:
bronkopneumoni
dehidrasi & asidosis akibat masukan
makanan kurang & perspirasi akibat
suhu tubuh tinggi
DIC , sindrom uremia hemolitik, dan
hemolisis
Glomerulonefritis, pielonefritis, dan
perinefritis
Diagnosis kerja
Perlu pemeriksaan laboratorium
1. pemeriksaan utk menyokong diagnosis
a. pemeriksaan darah tepi
- leukopeni
- limfositosis relatif
- aneosinofilia
- anemia
- trombositopenia ringan
b. pemeriksaan sumsum tulang
- hiperaktif RES dg adanya sel makrofag
- eritropoesis, granulopoesis,
trombopoesis <
Diagnosis kerja
2. Pemeriksaan lab utk membuat
diagnosis
a. Biakan empedu
- basil S. typhosa dpt ditemukan dlm
darah pd minggu I sakit
- positif dlm urin & feses dlm wkt yg
lama
- negatif 2x berturut2 dlm urin &
feses menentukan benar2 sembuh
& tdk mjd karier
Diagnosis kerja
b. Pem. Widal
- dasar: rx aglutinasi bila serum
penderita dicampur dg suspensi
antigen S. typhosa
- + : tjd rx aglutinasi
- dg mengencerkan serum, kadar zat
anti dpt ditentukan, yaitu
pengenceran tertinggi yg msh
menimbulkan rx aglutinasi
Diagnosis kerja
3. Pemeriksaan Penunjang Lain
Pemeriksaan Antibodi
Dot EIA ( Dot Enzyme Immunoabsorbent
Assay )
Polymerase Chain Reaction (PCR)
IgM Dipstick test
Diagnosis kerja
titer antigen O 1/200 atau
menunjukkan kenaikan progresif
titer thd antigen H tdk diperlukan utk D/
krn dpt tetap tinggi stlh mendpt
imunisasi / penderita telah lama
sembuh
pem. Widal tidak selalu + walau
penderita sungguh2 menderita tifus
abdominalis
Diagnosis kerja
- titer dpt + krn:
titer O & H tinggi krn terdapatnya
aglutinin normal, krn infeksi basil Coli
patogen dlm usus
pd neonatus, zat anti tsb diperoleh
dari ibunya mell tali pusat
terdapat infeksi silang dg Rickettsia
(Weil Felix)
akibat imunisasi scr alamiah krn
masuknya basil peroral / infeksi
subklinis
Diagnosis Banding
Paratifoid A, B, C
Influenza
Malaria
Tuberkulosis
Dengue
Pneumonia lobaris
Dll
Pengobatan
1. isolasi penderita & desinfeksi pakaian
& ekskreta
2. perawatan yg baik untuk
menghindarkan komplikasi mengingat
sakit yg lama, lemah, anoreksia, dll
3. istirahat selama demam sampai dg 2
mggu normal kembali, yaitu istirahat
mutlak, berbaring terus di tempat tidur.
Seminggu kmdn boleh duduk &
selanjutnya boleh berdiri & berjalan
Pengobatan
4. Diet.
- Makanan hrs mengandung cukup cairan,
kalori & tinggi protein.
- Bahan makanan tdk blh mengandung
banyak serat, tdk merangsang & tdk
menimbulkan banyak gas.
- Susu 2 kali 1 gelas sehari perlu diberikan.
- Utk penderita dg kesadaran makanan cair
dpt diberikan mell pipa lambung.
- Bila anak sadar & nafsu makan baik dpt
diberikan makanan lunak
Pengobatan
5. Obat pilihan: Kloramfenikol dosis tinggi 100
mg/kgbb/hari, 4x sehari p.o./IM/IV
manfaat: - waktu perawatan
dipersingkat
- relaps tidak tjd
pbtkn zat anti < krn basil terlalu cepat
dimusnahkan
penderita yg dipulangkan perlu
diberi suntikan vaksin Tipa
Obat lain: ampisilin, kotrimoksazol,
Tiamfenikol, Amoksisilin, Seftriakson,
Sefiksim
Pengobatan
RSCM:
- Kloramfenicol (DOC) 50 100 mg /
hari, oral atau IV dibagi 4 dosis
selama 10 14 hari, atau
- Amoksisilin 100 mg / kg / hari, oral /
IV, atau
- Seftriakson 20 -80 g / kg 1xsehari
selama 5 hari
- Tindakan bedah segera perforasi
usus
Pengobatan

6. Bila tdp komplikasi hrs diberi terapi


yg sesuai:
- dehidrasi & asidosis diberi cairan IV
- bronkopneumonia hrs ditambahkan
Penisilin, dll
Pencegahan
Higiene perorangan & lingkungan
- mencuci tangan sebelum makan
- penyediaan air bersih
- pengamanan pembuangan limbah
feses
Imunisasi
Imunisasi aktif terutama :
- kontak dg ps demam tifoid
- KLB
- turis yg bepergian ke daerah
endemik
Pencegahan
Imunisasi
- vaksin polisakarida (capsular Vi
polysaccharide)
pd usia 2 tahun / lebih
IM
diulang setiap 3 th
- vaksin tifoid oral (Ty21-a)
pd usia > 6 th dg interval selang
sehari (hari 1, 3 & 5)
ulangan setiap 3 5 th
Prognosis
Umumnya prognosis pd anak baik asal
penderita cpt berobat
Mortalitas pd penderita yg dirawat 6%
Prognosis kurang baik / buruk bila gej klinis
berat:
1. panas tinggi (hiperpireksia) / febris kontinua
2. kesadaran : sopor, koma, delirium
3. komplikasi berat: dehidrasi & asidosis,
peritonitis, bronkopneumoni, dll
4. gizi buruk (malnutrisi energi protein)

Anda mungkin juga menyukai