Anda di halaman 1dari 37

INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

PENDUKUNG NUTRISI
1. Perubahan metabolik 4. Strategi pemantauan
induksi obat dalam dan pengelolaan pd
dukungan nutrisi pasien interaksi obat dalam
2. Interaksi obat secara mendukung nutrisi pasien
khusus bagi pasien yg
menerima parenteral
nutrisi
3. Interaksi obat secara
khusus bagi pasien yg
menerima enteral nutrisi
Dukungan zat nutrisi mengacu pd pasien yang
penyediaan nutrisi nya melalui intravena
(parenteral nutrition) atau melalui tube ke
saluran sistem pencernaan (enteral nutrition)

Metode pemberian makanan secara


parenteral ini diberikan pd pasien yg
mengalami gangguan pd sistem pencernaan
secara menyeluruh atau sebagian.
Parenteral nutrition memberikan diet
lengkap sintetis dimana jumlah masing-
masing nutrisi secara khusus ditentukan
dan dpt disesuaikan berdasarkan
kebutuhan unsur hara individu.

Enteral nutrition disajikan dgn


menggunakan formulasi dgn nutrisi dlm
jumlah tetap produk tertentu
Contoh dukungan zat nutrisi yg diberikan secara
PARENTERAL pd beberapa gangguan penyakit:

1. Kanker
2. Iskemia gastrointestinal
3. Radang usus
4. Obstruksi usus
5. Enterokolitis
6. Gagal ginjal, hati, paru dan pankreas
7. Gangguan usus secara singkat
Contoh dukungan zat nutrisi yg diberikan secara
ENTERAL pd beberapa gangguan penyakit:

1. Kanker/transplantasi sum-sum tulang


2. Penyakit kritis (trauma, luka bakar, sepsis)
3. Infeksi HIV
4. Gangguan radang usus
5. Penurunana Neurologis (cedera otak)
6. Gagal ginjal, hati, paru dan pankreas
Pasien yg membutuhkan dukungan nutrisi memiliki
perubahan mendasar dlm status gizi mereka, termasuk
proteincalorie malnutrition dan kekurangan nutrisi
tertentu.
Tujuan dukungan nutrisi adalah melengkapi kekurangan
nutrisi tersebut. Untuk mencapai tujuan ini mungkin
rumit dengan adanya penyakit yg mempengaruhi
kebutuhan nutrisi dan toleransi nutrisi
Contoh : penyakit gagal ginjal, gagal hati, radang
pankreas, dan gangguan pd usus.
Penyakit akut seperti infeksi disertai dengan
hipermetabolisme, juga menyulitkan pemberian nutrisi
jumlah besar
Selain itu, pd kondisi pasien spt ini biasanya menerima
sejumlah obat sebagai bagian dari manajemen penyakit
kronik dan akut.
Schneider menentukan bahwa penggunaan
obat secara bersamaan utk pasien yg
menerima parenteral nutrisi, rata-rata
menggunakan 4.2 obat perpasien.
Hal ini merupakan catatan bahwa 77% dari
obat2 ini potensial memiliki efek samping yg
mempengaruhi terapi pemberian parenteral
nutrisi.
Sebuah studi pasien gizi klinis dimana pasien
yg menerima nutrisi enteral dan nutrisi
parenteral, 30% insidens adalah terkait
dengan masalah terkait obat.
Interaksi Obat Khusus Untuk Pasien Yang
menerima Parenteral Nutrisi

Parenteral Nutrisi merupakan teknik tinggi


dalam pembuatan terapi nutrisi.
pembuatan steril, campuran nutrisi yg stabil
yg membutuhkan kepatuhan yg ketat dalam
peracikannya.
Pemahaman ttg kesesuaian gizi, misalnya:
kalsium dan fosfor; dekstrosa dan lemak, telah
ditentukan secara individu.
Selain kesesuaian nutrisi, kesesuaian obat IV
ditambahkan secara langsung utk pencampuran
parenteral nutrisi

Keuntungan pencampuran obat dgn parenteral


nutrisi yaitu:
- konservasi cairan pada pasien yg dibatasi
pemberian cairan nya
- lebih sedikit pelanggaran pd pemberian cateter
intravena dan
- mengurangi waktu persiapan dan pemberian
Perubahan Metabolik Pada Pasien yang
mendapat Dukungan Nutrisi yang di Induksi
Obat
Terapi dukungan nutrisi diketahui memiliki efek
samping, yaitu:
a. Perubahan dalam metabolisme makronutrient
b. Perubahan cairan dan keseimbangan elektrolit,
dan
c. Perubahan keseimbangan mikronutrisi
Efek samping ini dapat disebabkan oleh atau
diperburuk oleh obat pasien yang diterima secara
bersamaan dengan makanan pendukung nutrisi.
Monitoring dan evaluasi dibutuhkan dlm
terapi pendukung nutrisi secara teratur
untuk tanda dan gejala klinis dengan
perubahan metabolik seperti, penilaian
laboratorium yg sesuai, dan melalui
investigasi utk mengidentifikasi
penyebabnya.
Dalam kasus obat, banyak kemungkinan
penyebabnya, dapat dilihat pd tabel 1.
Perubahan metabolik akibat induksi obat,
mungkin terjadi pd pasien yang mendapat
makanan melalui enteral dan parenteral
Tabel 1. Perubahan dalam Metabolisme
makronutrient yg berhubungan dgn terapi obat
HYPERGLYCEMIA HYPERTRIGLYCERIDEMIA

Chlorpromazine Cyclosporine
Corticosteroids Dexamethasone
Cyclosporine Propranolol
Dopamine Propofol
Furosemide Tacrolimus
Indomethacin
Meperidine
Norepinephrine
Tabel 1. Perubahan dalam Metabolisme
makronutrient yg berhubungan dgn terapi obat
INCREASED URINARY NITROGEN
EXCRETION HYPOGLYCEMIA
Antineoplastic agents Disopyramide
Corticosteroids Haloperidol
Octreotide

Decreased Urinary Nitrogen Decreased Metabolic


Excretion Rate

Pentobarbital Morphine
Pentobarbital
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obat
ELEKTROLIT POTASSIUM
HIPOKALEMIA

Amphotericin B Carbamazepine
Corticosteroids Metoclopramide
Trimethoprim Digoxin
Insulin Theophylline
Pentobarbital Thiazide diuretics
Trimethoprim Lactulose
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obat
ELEKTROLIT POTASIUM

HIPERKALEMIA
Heparin Anti inflamasi
nonsteroid
Amiloride Procainamide

Cyclosporine
Propranolol
Enalapril Spironolactone
Succinylcholine
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obatS
ELEKTROLIT NATRIUM
HIPERNATREMIA
Clonidine LACTULOSA
Methyldopa Ticarcillin

ELEKTROLIT NATRIUM
HIPONATREMIA
CISPLATIN HEPARIN
CLOFIBRATE LAXATIVES
CYCLOPHOSPHAMIDE MANITOL
VASOPRESIN SPIRONOLACTONE
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obat
ELEKTROLIT MAGNESIUM
HYPOMAGNESEMIA
Aminoglycosides Amphotericin B
Cisplatin Cyclosporine

Lactulose Laxatives
Thiazide diuretics
HYPERMAGNESEMIA
Lithium
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obat
CALSIUM
HYPOKALSEMIA

CISPLATIN CORTICOSTEROIDS
GENTAMICIN LAXATIVE
PHENOBARBITAL
HYPERKALSEMIA
THIAZIDE DIURETICS
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
elektrolit yg berhubungan dgn terapi obat
PHOSPHOR
HYPOPHOSPHATEMIA
Aluminum-containing antacids Corticosteroids
Sucralfate Theophylline

HYPERPHOSPHATEMIA
Clindamycin
Propofol
Phosphate enemas
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
Mikronutrien yg berhubungan dgn terapi obat
KETIDAKSEIMBANGAN OBAT-OBAT YG MENYEBABKAN
MIKRONUTRIEN KETIDAKSEIMBANGAN MIKRONUTRIEN

Copper deficiency Penicillamine

Cyanocobalamin Lansoprazole, Omeprazole


Folic acid deficiency Anticonvulsants Contoh:
Phenobarbital, Phenytoin,
Antineoplastics Contoh: methotrexate

Pyridoxine deficiency Cathartics, Isoniazid


Thiamine deficiency Antacids, Furosemide
Vitamin C deficiency Cathartics
Tabel 1. Perubahan dalam Keseimbangan
Mikronutrien yg berhubungan dgn terapi obat
KETIDAKSEIMBANGAN OBAT-OBAT YG MENYEBABKAN
MIKRONUTRIEN KETIDAKSEIMBANGAN
MIKRONUTRIEN
Vitamin D deficiency Anticonvulsants, Cathartics

Vitamin K deficiency Antibiotics


Warfarin
Zinc deficiency Amphotericin B, Cisplatin ,
Penicillamine, hiazide diuretics
INTERAKSI OBAT KHUSUS PADA PASIEN YANG
MENERIMA PARENTERAL NUTRITION
Parenteral nutrition adalah sebuah teknik
tinggi pd terapi nutrisi krn penyiapan nya
steril, stabil pd pencampuran yg
membutuhkan kepatuhan pd pedoman
peracikan.
Pemahaman ttg campuran PARENTERAL
NUTRITION seperti : kalsium and pospor;
dekstrosa dan lemak, telah ditentukan
formulanya pd individu penerima
PARENTERAL NUTRITION.
Selain kesesuaian dlm nutrisi, kesesuaian obat
intravena yg ditambahkan langsung ke
campuran parenteral diperlukan.
Keuntungan dari pencampuran obat dengan
campuran nutrisi parenteral meliputi:
- Konservasi cairan pd pasien yang dibatasi
cairan
- Lebih sedikit pelanggaran pd penggunaan
pemberian inravena,
- Mengurangi persipan obat dan pemberian
obat.
Keuntungan ini terdapat dlm banyak kasus, ttp
sebagian besar kelemahan utama yaitu
terbatasnya informasi ttg kesesuaian masing2
campuran secara individual nutrisi parenteral
dgn penambahan obat pd sistem gizi yg
kompleks.
Ada beberapa sumber referensi yg
memberikan gambaran komprehensif
kompatibilitas dan stabiilitas pemberian IV
obat-nutrisi
Ketika menggunakan data ini pd keadaan
seorang pasien, jarang ada yg sama persis
antara campuran nutrisi parenteral, dosis
obat yang diinginkan dan jadwal pemberian,
dan kebutuhan pasien.
Hal ini penting utk ekstrapolasi dari keadaan
pengujian dgn keadaan klinis dimana
keduanya merupakan sistem fisikokimia yg
sangat kompleks
Oleh karena itu, sbg panduan umum, nutrisi
parenteral tdk digunakanan bersamaan dlm
pemberian obat.
Tetapi Ada 2 pengecualian pada kondisi di atas:
- INSULIN yg digunakan reguler dan
- Antagonis reseptor histamin 2, contoh :
simetidin, ranitidin dan famotidin.
Obat-obat ini telah diketahui cocok bila
dicampurkan dgn parenteral nutrisi yaitu :
- Dextroseamino acid dan
- Dextroseamino acidlipid
Banyak obat tdk cocok atau stabil bila bercampur
dgn parenteral nutrisi (biasanya 24 jam per-hari
utk infus berkelanjutan dan 10 14 jam per hari
selama satu siklus pemberian infus) mungkin
stabil pd wktu yg terbatas.
STRATEGI PEMANTAUAN DAN MANAJEMEN UTK
INTERAKSI OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT
DUKUNGAN NUTRISI
Sejumlah kemungkinan adanya interaksi obat
pd pasien yg memperoleh makanan
pendukung nutrisi secara klinis tjd secara
signifikan.
Langkah awal pemantauan dan manajemen
interaksi obat adalah mereview semua obat yg
diterima oleh pasien dari regimen dukungan
nutrisi secara menyeluruh.
STRATEGI PEMANTAUAN DAN MANAJEMEN UTK
INTERAKSI OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT
DUKUNGAN NUTRISI
Review harus dilakukan harian selama pasien
dirawat di RS, klinik atau pasien yg dikunjungi
ke rumah yg memperoleh dukungan nutrisi.

Untuk obat intravena, pembawa obat yg


diberikan harus diidentifikasi dan ditentukan
apakah pembawa merupakan sumber kalori
yg signifikan, contoh: dekstrosa atau emulsi
lemak.
Bila nilai laboratorium tdk normal, obat-obatan
hrs dipertimbangkan disamping penyebab
patofisiologis.
Contoh: Hyperglykemia dpt menunjukkan infeksi
akut ttp jg mungkin karena mendapat obat
prednison dan siklosporin pd pasien
transplantasi.
Pd pasien yg sakit kritis, hiperlipidemia terjadi
mungkin karena hipermetabolisme atau
berlebihan menelan lemak dgn propofol
ditambah dekstrosa-lipid-asam amino yg
merupakan formula parenteral nutrisi.
Beberapa panduan sederhana yg menyangkut
interaksi obat atau dicurigai yaitu:
1. Menghentikan penggunaan obat jika
memungkinkan
2. Jika dibutuhkan, mengganti alternatif terapi
setara jika ada.
3. Pd pemberian obat melalui feeding tube
mengganti dosis yg dpt diterima dgn dosis
yg sama jika ada
4. Jika tidak ; mengganti alternatif terapi obat
setara yg tersedia dlm bentuk sediaan yg dpt
diterima

5. Mengelola perubahan metabolik akibat


induksi obat sesuai standar praktek, contoh:
mengganti elektrolit bila terjadi deplesi
elektrolit, gunakan insulin, jika tjd
hiperglikemia.
Dua kelompok pasien yg menerima
pendukung nutrisi secara khusus
membutuhkan pengawasan, yaitu pasien anak
dan lansia.
Ke-dua kelompok memiliki faktor yg
berhubungan dengan umur yg dpt beresiko
pd interaksi obat ketika menerima pendukung
nutrisi.
Pasien anak, khususnya neonatus mungkin
menunjukkan respon berlebihan terhadap
efek samping obat.
Contoh: jika terjadi diare, bayi dan anak lebih
rentan pd dehidrasi.
Neonatus memiliki fungsi organ yg immature
selama bulan pertama dari hidupnya dan
memiliki keterbatasan dlm menyimpan nutrisi.
Obat dgn efek metaboliknya, mungkin menjadi
masalah.
Bayi dan anak-anak sering memiliki keterbatasan
dalam menerima intravena sehingga membutuhkan
tantantangan utk memisahkan parenteral nutrisi dan
obat intravena.
Ada dampak yg lebih besar dari obat intravenus yg
diencerkan, (contoh: dekstrosa 5% dalam air) pada
asupan kalori dan cairan secara keseluruhan,
sehingga sumber kalori dan cairan harian harus
masuk dalam penilaian.
Sama halnya dgn pasien anak-anak, lansia juga
memiliki keterbatasan dalam menerima intravena,
ttp dgn alasan yg berbeda.
Pasien lansia memiliki keterbatasan dlm
penyimpanan nutrisi atau kekurangan nutrisi karena
pembatasan diet sesuai pilihan atau oleh peresepan
dokter.
Sehingga pasien lansia lebih rentan terhadap
perubahan metabolik baik terhadap dukungan nutrisi
dan obat-obatan.
Pasien lansia juga memiliki keterbatasan pd
pembuluh vena utk memisahkan pemberian infus
nutrisi dan obat
Akhirnya, yg terpenting adalah pasien lansia biasanya
menerima banyak obat utk penyakit kronik yg parah.
Bila ditinjau kembali resiko interaksi obat pd pasien
yg menerima dukungan nutrisi, kebanyakan pasien
akan memiliki sedikitnya dua faktor resiko interaksi
obat bagi pasien yg menerima dukungan nutrisi.
Faktor resiko dapat dilihat pada tabel berikut:
Faktor Resiko terjadinya Interaksi Obat Pada Pasien Yg
Menerima Dukungan Nutrisi (Parenteral Atau Enteral)

Hipermetabolik akut
Penyakit kronik
Ketidakmampuan menggunakan obat melalui
oral.
Menggunakan banyak obat.
Defisiensi nutrisi, seperti defisiensi vitamin,
mineral dan elektrolit
Malnutrisi Proteinkalori

Anda mungkin juga menyukai