Anda di halaman 1dari 16

SANKSI PIDANA ATAS

KORUPSI
Harta Benda Koruptor, Pembuktian Terbalik, Pengembalian Uang Hasil Korupsi

Risto M. Banunu, Yosef M. K. Heko, Yulita Lobo


TINDAK PIDANA

Suatu perbuatan tindak dapat dipidana, kecuali


berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-
undangan yang telah ada pasal 1 ayat 1 KUHP.
Artinya ketentuan perundang-undangannya
harus ada terlebih dahulu guna melarang suatu
perbuatan yang mana apabila dilanggar akan
mendapat sanksi.
...

Tindak pidana atau strafbaar feit merupakan


suatu perbuatan yang mengandung unsur
perbuatan atau tindakan yang dapat
dipidanakan dan unsur pertanggungjawaban
pidana kepada pelakunya.
Sehingga dalam syarat hukuman pidana
terhadap seseorang secara ringkas dapat
dikatakan bahwa tidak akan ada hukuman
pidana terhadap seseorang tanpa adanya hal-
hal yang secara jelas dapat dianggap memenuhi
syarat atas kedua unsur itu.
...
Tinjauan awal yang dilakukan adalah menentukan apakah suatu
perbuatan seseorang itu melanggar hukum atau tidak sehingga
dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana atau tidak.

Dalam hal ini harus dipastikan terlebih dahulu adanya unsur obyektif
dari suatu tindak pidana. Jika tidak diketemukan unsur melawan
hukum maka tidak lagi diperlukan pembuktian unsur kesalahannya.

Tetapi jika terpenuhi unsur perbuatan melanggar hukumnya,


selanjutnya dilihat apakah ada kesalahan atau tidak serta sejauh
mana tingkat kesalahan yang dilakukan pelaku sebagai dasar untuk
menyatakan dapat tidaknya seseorang memikul pertanggung
jawaban pidana atas perbuatannya itu.
KORUPSI

Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja


corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok).
Secara harfiah korupsi adalah perilaku pejabat
publik baik politikus, politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka
yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka.
...

Didalam Undang-undang No. 31 tahun 1999 yang


telah diperbaharui dengan undang-undang No. 20
tahun 2001 bahwa tindak pidana korupsi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang tidak
berkaitan atau diluar Kitab undang-undang hukum
pidana dan kelompok yang berkaitan atau didalam
Kitab undang-undang hukum pidana
Diluar Kitab undang-undang hukum pidana
Kerugian negara sebagaimana diatur di dalam pasal 2 dan pasal 3 UU No. 31 tahun 1999.
Perbuatan curang sebagaimana diatur didalam Pasal 7 dan pasal 12 UU No. 20 tahun 2001.
Benturan kepentingan dalam pengadaan sebagaimana diatur didalam pasal 12 UU No. 20
tahun 2001.
Gratifikasi sebagaimana diatur didalam pasal 12.B UU No. 20 tahun 2001.
Merintangi proses perkara korupsi sebagaimana diatur di dalam pasal 21 UU No. 31 tahun
1999.
Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar sebagaimana diatur di
dalam pasal 22 dan pasal 28 UU No. 31 tahun 1999.
Bank yang tidak memberi keterangan rekening tersangka sebagaimana diatur didalam pasal
22 dan pasal 29 UU No. 31 tahun 1999.
Saksi atau ahli yang tidak memberikan keterangan atau beri keterangan palsu sebagaimana
diatur didalam pasal 22 dan pasal 35 UU No. 31 tahun 1999.
Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberikan
keterangan palsu sebagaimana diatur didalam pasal 22 dan pasal 36 UU No. 31 tahun 1999.
Saksi yang membuka rahasia identitas pelapor sebagaimana diatur didalam pasal 24 dan
pasal 31 UU No. 31 tahun 1999.
Didalam Kitab undang-undang hukum pidana
Suap menyuap sebagaimana diatur didalam pasal 5, pasal 6, pasal 12 UU No. 20 tahun 2001
dan pasal 13 UU No. 31 tahun 1999.
Penggelapan dalam jabatan sebagaimana diatur didalam pasal 8, pasal 9 dan pasal 10 UU
No. 20 tahun 2001.
Pemerasan sebagaimana diatur dalam pasal 12 UU No. 20 tahun 2001.
Pelanggaran Ketentuan pasal 220, pasal 231, pasal 421, pasal 422, pasal 429, pasal 430
KUHP sebagaimana diatur didalam pasal 23 UU No. 31 tahun 1999.
...

setiap orang yang secara melawan hukum melakukan


perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 UUNo. 31 tahun 1999.

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri


sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UUNo. 31
tahun 1999.
PEMBUKTIAN DALAM TPK
(PEMBUKTIAN TERBALIK)
Menurut Andi Hamzah: bahwa beban pembuktian terbalik menyangkut
perampasan harta benda terdakwa yang diperoleh setelah melakukan
perbuatan korupsi yang didakwakan. Jadi, harta benda yang diperoleh
sesudah melakukan perbuatan korupsi, dianggap diperoleh juga dari
perbuatan korupsi sampai dibuktikan sebaliknya.

Darwan Prinst mengemukakan pendapatnya mengenai pembuktian


terbalik dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 sebagai berikut: Pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 dilahirkan suatu sistem pembuktian
terbalik yang khusus diberlakukan untuk tindak pidana korupsi.

Menurut Indriyanto Seno Adji: Asas Pembalikan Beban Pembuktian


merupakan suatu sistem pembuktian yang berada di luar kelaziman
teoritis pembuktian dalam Hukum (Acara) Pidana yang universal.
...
Pembuktian terbalik bermakna murni diterapkan dalam
asas Presumption of Corruption seperti yang diterapkan
di pengadilan Inggris dan Malaysia contohnya, dalam hal
tindak pidana gratifikasi; dakwaan dipandang telah terbukti
bila terdakwa tidak dapat membuktikan sebaliknya, dan
penuntut umum terbebas dari beban pembuktian.

Berbeda dengan Presumption of Corruption yang


menerapkan sistem pembuktian terbalik bermakna murni,
UUPTPK menerapkan sistim pembuktian terbalik yang
bersifat terbatas atau berimbang.
SANKSI ATAS TINDAK PIDANA
KORUPSI
1. Pidana Penjara
2. Pidana Mati
PIDANA PENJARA
Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) bagi setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
Negara atau perkonomian Negara. (Pasal 2 ayat 1)

Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak satu Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) bagi setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara (Pasal 3)

Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam
ratus juta) bagi setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara
langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di siding pengadilan terhadap
tersangka atau terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi. (Pasal 21)

Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam
ratus juta rupiah) bagi setiap orang sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, pasal 29, pasal 35, dan pasal
36.
PIDANA MATI

UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Nomor


31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU Nomor 20
Tahun 2001 menyebutkan bahwa hukuman mati
dapat dijatuhkan antara lain kepada pelaku korupsi
saat negara sedang dilanda krisis, saat bencana
alam, atau dalam keadaan tertentu.
dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan Pasal 2
ayat (2)
...

Pasal 18 ayat (1) Selain pidana tambahan sebagaimana


dimaksud dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
sebagai pidana tambahan:
perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud
atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh
dari tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik terpidana di
mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pula dari barang yang
menggantikan barang-barang tersebut;
pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya
sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi;
penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama
1 (satu) tahun;
pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan
seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat
diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana.
PENGEMBALIAN UANG HASIL
KORUPSI
Salah satu unsur dalam tindak pidana korupsi ialah adanya kerugian keuangan Negara. Terhadap
kerugian keuangan negara ini membuat Undang-undang korupsi baik yang lama yaitu UU No. 3 tahun
1971 maupun yang baru yaitu UU No. 31 tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2001, menetapkan kebijakan
bahwa kerugian keuangan negara itu harus dikembalikan atau diganti oleh pelaku tindak pidana korupsi.

Uang pengganti merupakan uang yang diperoleh secara melawan hukum sehingga menguntungkan
terdakwa dan pihak penerima lainnya disatu sisi dan di sisi lainnya merugikan keuangan negara.

Dalam putusan uang pengganti dinyatakan bervariatif, seperti: terdakwa menanggung seluruh kerugian
negara dari pelaku korupsi lainnya yang belum terungkap, besarnya uang pengganti dibebankan kepada
para terdakwa untuk dipikul secara bersama-sama atau sesuai dengan besarnya uang negara yang telah
diterimanya, dan terdakwa dibebani membayar uang pengganti yang nominalnya lebih kecil dari
keseluruhan jumlah uang hasil korupsi karena sebagian uang korupsi tersebut telah dibelanjakan dalam
bentuk aset yang telah disita.
Sebaliknya terdakwa tidak dihukum membayar uang pengganti karena terdakwa tidak menikmati uang
negara tersebut atau seluruh uang hasil korupsi tersebut telah diberikan aset yang telah dilakukan
penyitaan oleh penyidik.
@JFFL

Anda mungkin juga menyukai