Anda di halaman 1dari 41

LEASING (SEWA GUNA)

KELLOMPOK 5
Fitri Amalia
Risma Churil Maula
Sintiya Ramadanti Masfiroh
Dui Dian Ferdiansyah
Ahmad Megah Fitroh
PENGERTIAN
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran
secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan
tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh
barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung
digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan,
triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
JADI ?

sewa guna usaha


merupakan suatu kontrak
atau persetujuan sewa-
menyewa
PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
LEASING
Transaksi Leasing Melibatkan 4 Pihak
Yang Berkepentingan Yaitu :

Lessor Supplier

Lessee Bank atau Kreditor


Lessor
perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada
pihak lessee dalam bentuk barang modal.

Lessee
perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang
modal dari lessor.

Supplier
perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor

bank atau kreditor


tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank
memegang. Peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor , terutama dalam
mekanisme leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh
melalui kredit bank.
Dalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang
terlibat, yaitu pemilik / penyedia aktiva dan
pemakai aktiva, di antaranya :

Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal
Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari pihak Lessor
Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor
Creditur ,yaitu Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank
yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur
atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk
pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek sewa
guna kepada Lessee atau Lessor.
PENGGOLONGAN PERUSAHAAN
LEASING
Perusahaan leasing digolongkan dalam 3 kelompok

1. Independent Leasing Company

2. Captive Lessor

3. Lease Broker / Packager


Independent Leasing Company

Merupakan perusahaan yang berdiri sendiri


(independent) sebagai pihak produsen barang dan
dalam memenuhi kebutuhan barang modal
nasabahnya (lessee).Perusahaan dapat
membelinya dari berbagai suplier atau produsen
kemudian di-lease kepada pemakai.Lembaga
keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha
leasing,misalnya bank,juga disebut sebagai lessor
independent .lessor independent dapat pula
memberikan pembiayaan kepada suplier
(manufacturer) yang sering disebut dengan vendor
progam.
Captive Lessor

Captive Lessor akan tercipta apabila suplier atau


produsen mendirikan perusahaan leasing sendiri
untuk membiayai produk-produknya.Hal ini
dapat terjadi apabila dengan menyediakan
supplier (Manufacturer),dan Lessor Independent
pembiayaan leasing akan dapat meningkatkan
kemampuan penjualan menggunaka
pembiayaan tradisional.Captive Lessor ini sering
juga disebut Two Party Lessor yaitu Pihak
pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak
perusahaan leasing (subsidiary) kemudian pihak
kedua adalah pemakai barang (lesse).
Lease Broker / Packager

Bentuk akhir dari perusahaan leasing


adalah Lease Broker atau Packager
yang berfungsi mempertemukan
calon lessee dengan pihak lessor
yang membutuhkan suatu barang
modal dengan cara
leassing.Disamping itu perusahaan
broker leasing memberikan satu atau
lebih jasa-jasa dalam usaha leasing
tegantung apa yang di butuhkan
dalam transaksi leasing
JENIS-JENIS TRANSAKSI
LEASING
1. Finance Lease

2. Operating Lease
1. Finance Lease

CIRI-CIRI :

- Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa benda bergerak
ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan
ekonomis barang tersebut.

- Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara berkala sesuai dengan
jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.

- Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri masa kontrak dalam
jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.

- Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli objek sewa guna
sesuai dengan nilai sisa atau residual value.
2. Operating Lease

CIRI-CIRI :
- Objek sewa guna digunakan oleh lessee dalam masa kontrak dengan jangka waktu relatif pendek dari pada umur
ekonomisnya

- Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak lessor -justru
mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah berakhirnya masa kontrak

- Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang menjadi objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor

- Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir
masa kontrak atau dapat dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli objek sewa guna

- Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secara sepihak membatalkan perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-
waktu.
PROSES DAN MEKANISME
TRANSAKSI LEASING
leasing mengandung arti suatu perjanjian
antara pemilik barang ( lessor ) dengan
pemakai barang ( lessee ). Mekanisme leasing
tersebut merupakan dasar-dasar dalam suatu
transaksi leasing (basic lease ). Pihak lessee
berkewajiban membayar sewa secara
periodic kepada lessor sebagai kompensasi
atas penggunaan barang tersebut.
Teknik pembiayaan leasing dapat dibagi
dua kategori pembiayaan yaitu :
1. Finance Lease
Teknik pembiayaan menurut finance lease ini, perusahaan
leasing sebagai lessor adalah pihak yang membiayai
penyediaan barang modal. finace lease atau kadang-
kadang pula disebut full-pay out leasing adalah suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan
lessee di mana :
a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atas objek leasing
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara
berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang
disetujui.
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui
tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak
atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis
termasuk biaya pemeliharaan dan biaya lainnya
yang berhubungan dengan barang yang di-lease
tersebut ditanggung oleh lessee.

d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi


untuk membeli barang tersebut sesuai dengan nilai
sisa atau residual value yang disepakati, atau
mengembalikan pada lessor, atau memperpanjang
masa lease sesuai dengan syarat-syarat yang
disetujui bersama.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d. Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya +
spread
e. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-
cancellablea), atau akan dikenakan denda
f. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g. Transaksi keuangan
h. Full pay out
i. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal
k. Angsuran leasing tidak dikenakan PPN dan PPh Pasal 23
finance lease dapat dibagi dalam beberapa
bentuk transaksi sebagai berikut :
A. Direct Financial Lease
Transaksi leasing dalam bentuk direct financial lease, merupakan suatu bentuk
transaksi leasing di mana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak
lessee dan sekaligus menyewagunausahakan barang tersebut kepada lessee
yang bersangkuatan.

Ciri-ciri direct financial lease antara lain :


1. Lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal (kebalikan dengan sale and
lease back) Lesse Perusahaan Asuransi Supplier Dealer Lessor
2. Pembelian barang oleh lessor semata-mata untuk kebutuhan lessee
3. Penentuan spesifikasi barang, harga dan supplier dapat dilakukan oleh lessee
4. Tujuan utama lessee semata-mata untuk mendapatkan financing untuk tujuan
proses produksi atau peningkatan kapasitas produksi.
B. Sale and Lease Back
Sale and lease back ini pada prisipnya adalah pihak lessee sengaja menjual barang
modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas
barang tersebut.

C. Leveraged Lease
Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiayaan dalam
finance lease yang digunakan lessor. disamping melibatkan lessor dan lessee juga
melibatkan kreditor jangka panjang dalam membiayai suatu objek leasing.

D. Syndicated Lease
Syndicated lease adalah pembiayaan leasing yang dilakukan oleh lebih dari satu lessor
atas suatu objek leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-alasan
risiko tidak bersedia, atau karean alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan.
E. Cross Border Lease
Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas suatu negara.
Jenis transaksi leasing ini kadang-kadang disebut pula sebagai leasing lintas negara
atau transaksi leasing internasional karena yang dilakukan melibatkan dua negara
yang berbeda
Kompleksitas dalam transaksi leasing internasional bagi lessor ini meliputi beberapa
masalah antara lain:
1. Pertimbangan politis yaitu menyangkut stabilitas negara lessee
2. Peraturan mengenai pemilikan oleh pihak asing
3. Perpajakan yaitu menyangkut ketentuan pajak ganda (double taxation )
4. Ketentuan repatriasi penghasilan termasuk masalah pengaturan penggunaan valuta
asing negara lesse
5. Peraturan penyusutan
6. Bea masuk barang dan ketentuan impor lainnya
7. Vendor Program
2. Operating Lease
Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-
lease -kan.
Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa guna usaha biasa
adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:

a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur
ekonomis barang modal tersebut.
b. Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya
perolehan barang tersebut beserta bunganya atau disebut juga non full pay out
lease
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas
barang-barang tersebut
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor
e. Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-
waktu atau disebut cancelable

menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 27


Nopember 1991 kegiatan leasing dapat dilakukan dengan cara berikut:
Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
Leasing digolongkan sebagai finance lease apabila memenuhi semua criteria
berikut :
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha
pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup
harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor.
b. Masa sewa guna usaha untuk barang modal ditetapkan sekurang-
kurangnya :
2 tahun untuk Golongan I
3 tahun untuk Golongan II dan III
7 tahun untuk Golongan bangunan
c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan, mengenai hak opsi
2. Leasing digolongkan sebagai operating lease apabila memenuhi
kriteria berikut :
a. Jumlah pembayaran leasing selama masa leasing pertama tidak dapat
menutupi harga perolehan barang modal yang di-lease-kan ditambah
keuntungan yang diperhitungkan oleh lessor
b. Perjanjian leasing tidak memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessor
Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme
yang harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai
berikut :
1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan
fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak
pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee dapat di
tandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi
untuk peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui
lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan
perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
1. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
2. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan
kepada supplier.
3. Supplier menyerahkan tanda terima ,bukti dan pemindahan pemilikan
kepada lessor.
4. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
5. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
KELEBIHAN LEASING SEBAGAI
SUMBER PEMBIAYAAN
1. Pembiayaan Penuh
Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan
pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out)

2. Lebih Fleksibel
Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing
lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan
dengan perbankan

3. Sumber Pembiayaan Alternatif


Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa
mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki
4. Off Balance Sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam
neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa
mencantumkan sebagai aktiva

5. Arus Dana
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam
perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak
yang berarti terhadap pendapatan lessee

6. Proteksi Inflasi
Leasing dapat merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam
beberapa keadaan sering dikatakan hal ini kurang relevan
7. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewa tersebut mengalami ketinggalan model dan teknologi disebabkan oleh pesatnya
perkembangan teknologi

8. Sumber Pelunasan Kewajiban


Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing

9. Kapitalisasi Biaya
Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi
sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing

10. Risiko Keuangan


Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka waktu relatif
singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko keuangan
11. Kemudahan Penyusutan Anggaran
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap

12. Pembiayaan Proyek Skala Besar


Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan proyek yang
seringkali menjadi masalah di antara pemberi dana, masalah tersebut biasanya dapat
diatasi melalui perusahaan leasing

13. Meningkatkan Debt Capacity


Perolehan barang modal melalui leasing tidak otomatis manaikkan debt equity ratio
yang mempengaruhi bankability dari lessee yang bersangkutan
METODE PEMBAYARAN
LEASING (SEWA GUNA)
Besarnya pembayaran sewa setiap periodenya
ditentukan oleh faktor-faktor :

Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna


Simpanan jaminan atau security deposit
Nilai sisa (residual value)
Jangka waktu
Tingkat bunga
Dalam melakukan pembayaran biaya leasing digunakan
rumus sebagai berikut :

S = besarnya sewa

1 i = tingkat bunga
br 1+i
= 1
1+i 1 b = nilai barang modal

t = jumlah periode

r = nilai sisa
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara
pembayaran di muka dapat dilihat pada akun dibawah ini:

Nilai barang modal : Rp 400 juta


Nilai sisa : Rp 40 juta
Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta
Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
Jangka waktu : 12 bulan
Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000
PENYELESAIAN :

[ 400.000.00040.000 1+0.02 121 ]


S= 12
0,02
1+0,02 1
360.000.000 1,02 11 0,02
= 12
1,02 1

= 33.373.978

Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa


sebesar Rp33.373.978
SEKIAN

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai