PERAN ILMU EKONOMI

DALAM MEMECAHKAN
MASALAH
TRANSPORTASI

MUNCULNYA ILMU
EKONOMI TRANSPORTASI
TATAP MUKA - 1

Sabtu, 3 Maret 2015

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA - UNIVERSIRAS DIPONEGORO
SEMARANG

2015
1. MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN
KEMUNCULAN
ILMU EKONOMI TRANSPORTASI

2. MAHASISWA DAPAT MENDESKRIPSIKAN

SUMBANGAN ILMU EKONOMI TERHADAP
PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI
PADA SUATU RUANG.
 S U M B E R D A Y A
KETER KEBUTUHAN
SEDIAAN MANUSIA

TIDAK
TERBATAS TERBATAS

HUMAN & NATURAL

SCARCITY

DIS-EQUILIBRIUM

MASALAH EKONOMI

GOODS & DIPERLUKAN MENAMBAH

KUANTITAS-
SERVICES PRODUKSI KUALITAS
 KALAU TIDAK ADA KELANGKAAN DAPAT
DIPASTIKAN TIDAK AKAN MUNCUL ILMU EKONOMI
ADAM SMITH (1723 1790) JOHN MAYNARD KEYNES
(1883 1946)
EKONOMI
KONVENSIONAL EKONOMI KONVENSIONAL TIDAK MAMPU
MENJAWAB MASALAH DEPRESI 1930 AN.
- PRODUKSI MACET.
- PENGANGGURAN
- INFLASI

AN ENQUIRY EKONOMI
INTO MODERN
THE NATURE AND Cabang ilmu Cabang ilmu
CAUSE OF
THE WEALTH OF THE GENERAL THEORY
NATION OF EMPLOYMENT,
INTEREST AND
MONEY

EKONOMI TRANSPORT EKONOMI MAKRO

SEBAGAI RANTING
ILMU EKONOMI MODERN EKONOMI MIKRO
BASIC
 ILMU INDUK

ECONOMICS

2. CABANG ILMU
EKONOMI
3. RANTING ILMU

DEVELOPMENT MAKRO -MIKRO TRANSPORT

ECONOMICS CABANG ILMU ECONOMICS
CABANG ILMU EKONOMI YANG BER
TUJUAN UNTUK MENGANALISIS MA
1.
SALAH-MASALAH EKONOMI YANG
ILMU YANG MEMPELAJARI BAGAIMANA RUMAH TANGGA
DIHADAPI OLEH RUMAH TANGGA
(RT. NEGARA, RT. PERUSAHAAN, HOUSEHOLD) :
(negara, perusahaan, household) GUNA
- MEMANFAATKAN SUMBER-SUMBER YANG TERBATAS
MENGATASI MASALAH-MASALAH
ADANYA (LANGKA).
YANG DIHADAPINYA AGAR DAPAT
- MEMENUHI KEBUTUHAN YANG TAK TERBATAS
MEMBANGUN EKONOMI SECARA
SEHINGGA DIPEROLEH TINGKAT KESEJAHTERAAN
BERKELANJUTAN DAN LEBIH CEPAT.
(WALFARE) YANG OPTIMAL.

ILMU YANG MEMPELAJARI PARA PELAKU TRANSPORTASI

(STAKEHOLDER : PRIVATE, PUBLIC DAN MASYARAKAT)
UNTUK MENELAAH FAKTOR-FAKTOR YANG
EKONOMI TRANSPORT MENIMBULKAN KETIADAAN PEMBANGUNAN
MERUPAKAN TRANSPORTASI ATAU PEMBANGUNAN YANG LAMBAT
UNTUK SELANJUTNYA MENGEMUKAKAN BEBERAPA
RANTING PENDEKATAN DAN CARA-CARA SERTA BERBAGAI PILIHAN
ILMU EKONOMI KEBIJAKSANAAN YANG DAPAT DITEMPUH
UNTUK MENGATASI MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI,
SEHINGGA DAPAT MEMPERCEPAT
JALANNYA PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
 RANTING PRICE
ILMU EKONOMI MIKRO THEORY
Y
D S

EQUILIBRIUM
Kebutuhan moda
transportasi Moda transportasi
yang tersedia

EKONOMI PRINSIP
E Emerupakan titik
TRANSPORT E
Equilibrium dari
bekerjanya Demand
E dan Supply,
berdasarkan
teori Harga.
S
D

X
MASALAH TRANSPORTASI 0
DAPAT TERPECAHKAN
 Masalah kurangnya
moda transportasi
PRICE D
PRICE S
D
S1
DEMAND AND SUPPLY
MENGANDALKAN
BEKERJABTA

D
Moda transportasi
ditambah
0 QUANTITY
PRICE
S

S
S1 D
S 0 Q0 Q1 QUANTITY
0 QUANTITY
 CLASSICAL THEORY
MODERN PERSPECTIVE

1. CLASSICAL THEORY INTERNAL

LOCATION ECONOMIES
ECO-
EKSTERNAL
1. NOMIES ECONOMIES
DEFINITION
URBANI
AGLO- SPATIAL CON-
CENTRATION
ZATION URBAN
ECO- FUNCTION
MERATION FOR ECONOMIC
2. NOMIES
ACTIVITIES IN
URBAN AREA
CUMULATIVE
SCALE CAUSITION
INCREASING
URBAN/ ECO- RETURN
BACKWASH AND
3.
NOMIES FORWARD
REGIONAL
EFFECT
GROWTH
 Zona/kawasan industri

Jalan Arteri Primer/Sekunder

INDUSTRI INDUSTRI
Zona/kawasan industri POLIETHYLINE POLIPROPYLINE
[B] [C]
PERLUASAN
INDUSTRI INDUSTRI
INDUSTRI MAKANAN PIONER [A] PENGILANGAN
(Labor intensive) (Misal : Industri pengilangan MINYAK
[D] minyak) [D]

Jalan Arteri Primer

Jalan Arteri Sekunder

1. Awalnya hanya ada industri [A] srbagai pioner.

2. Munculnya industri [B] dan [C] mendekati
PUSAT Industri [A] Location Economies
PASAR 3. Perluasan industri Pengilangan Minyak
PEMUKIMAN PRODUK yang belum full capacity [D] Scale Economies
4. Masuknya industri makanan ke kawasan tersebut
karena mendekati sumber tenaga kerja dan
pasar produk [D] Urbanization Economies

ZONA-ZONA YANG BERKEMBANG AKIBAT PEMBANGUNAN AKTIVITAS EKONOMI

MERUPAKAN BANGKITAN KEBUTUHAN SAR-PRAS TRANSPORTASI
 PERKEMBANGAN EKONOMI

D1
Y Y
D S D
HARGA, KENYAMANAN, KEAMANAN

HARGA, KENYAMANAN, KEAMANAN

S
MEMPERBESAR
BANGKITAN

DEMAND BERTAMBAH
DARI DD D1D1 P1
E1
P E P E
E2
S
S D1
D D
X X
0 Q MASS-TRAFFIC 0 Q Q1 Q2 MASS-TRAFFIC
M
AKIBAT PERKEMBANGAN A AKTIVITAS EKONOMI AKAN
KEBIJAKAN MANA YANG
MEMPERBESAR BANGKITANS PADA SUATU RUANG AKAN DIAMBIL ?
S
Permintaan mass traffic bergeser dari DD ke D D
1 1 BERPALING PADA IE
 PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI
DENGAN BERPALING PADA ILMU
EKONOMI.
CABANG ILMU YANG DIMANFAATKAN
ADALAH ILMU EKONOMI MIKRO.
EKONOMI MIKRO PRICE THEORY.
ANALISISNYA DENGAN MEMAINKAN
KEKUATAN DEMAND SUPPLY.
HINGGA TERCAPAI EQUILIBRIUM.
TERKAIT PULA DENGAN PEMBANGUNAN
EKONOMI ECONOMIC
AGLOMERASI DEVELOPMENT
 IN ECONOMIC DEVELOPMENT
KALAU TERJADI GROWTH, BELUM TENTU
TERJADI DEVELOPMENT.
KALAU TERJADI DEVELOPMENT DAPAT
DIPASTIKAN TERJADI GROWTH.
TERJADINYA GROWTH DITANDAI DENGAN
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG
POSITIP.
TERJADINYA DEVELOPMENT DITANDAI
DENGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
YANG LEBIH BESAR DARI LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK.
 PEMBANGUNAN EKONOMI : Suatu proses di mana
Pendapatan per Kapita suatu negara/wil/kota
meningkat selama kurun waktu yangka panjang,
dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup
di bawah garis kemiskinan absulut tidak
meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin
timpang (Meier, 1995 :7)

TOLOK UKUR PEMBANUNAN EKONOMI :

PENDAPATAN PER KAPITA

 KEBUTUHAN INVESTASI
PEMKO BATAM 2005
DATA : KOTA BATAM (2015)
LAJU PERTUMBUHAN (LPE x ICOR) PDRB
EKONOMI YANG DIHARAP (9,63% x 4,70)Rp. 4,469 Trilyun
KAN : 9,63% = Rp. 2,023 Trilyun.
ICOR : 4,70
Misalnya Pemkot hanya memiliki dana
PRODUK DOMESTIK RE investasi sebesar Rp. 350 Milyar dan
GIONAL BRUTO PMA 3,690 trilyun serta PMDN sebesar
Rp. 4,469 TRILYUN Rp. 334 milyar, total sebesar
LAJU PERTUMBUHAN Rp. 4,374 trilyun, maka :
PENDUDUK 12,87%
LPE meningkat menjadi 20,82%,
SEBAGAI PENYEBAB
UTAMA MEMBESARNYA LPE (20,82%) yang lebih besar dari laju
pertumbuhan penduduk (12,87%)
KEBUTUHAN INVESTASI
ada DEVELOPMENT.
PEMBANGUNAN KOTA
YANG BERLEBIHAN
GROWTH AND DEVELOPMENT
 URBAN AND REGIONAL ENEQUALITY
Contoh : 1. BELAHAN BUMI UTARA SELATAN
2. ITALIA UTARA DAN SELATAN
3. INDONESIA BARAT - TIMUR
4. DESA-KOTA

DENGAN ED (ECONOMIC DEVELOPMENT)

DICOBA UNTUK DILAKUKAN
ELIMINASI SPATIAL DISPARITY,
MELALUI KEBIJAKAN PEMERINTAH
1. PENGERTIAN
UKURAN HASIL PEMBANGUNAN EKONOMI
meningkatnya hasil pembangunan
(walfare) yang didekati dari besaran
income percapita.
ADANYA KETIMPANGAN INCOME
PERKAPITA ANTARA WILAYAH YANG
SATU DENGAN WILAYAH LAINNYA
2. ALAT UKUR
a. Kurva Lorenz.
b. Gini Coefisient.
c. Index Williamson.
 100

% 90
E0 : 20% PENDAPATAN
P 80
NO SPATIAL DISPARITY TERDISTRIBUSI
E
70 PADA 50% PENDU
N
D 60
DUKNYA.
A
P 50 E1 : 20% PENDAPATAN
A TERDISTRIBUSI
T 40
PADA 60% PENDU
A DUKNYA.
30
N
E0
20
E1 SPATIAL SEMAKIN MENJAUHI
DISPARITY GARIS MERAH, DISPARITAS
10 SPATIAL SEMAKIN SEMAKIN
0 BESAR, DEMIKIAN PULA
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SEBALIKNYA.
% PENDUDUK
 UPAYA PENG-ANGKAAN DARI
KURVA LORENZ.
BERGERAK DARI 0,00 s/d 1,00.
SEMAKIN MENDEKATI 0,00
DISPARITAS SPATIAL
SEMAKIN KECIL, DAN SEMAKIN MEN-
DEKATI 1,00 DISPARITY SEMAKIN
BESAR.
 SUATU BESARAN ANGKA YANG
MENUNJUKKAN DISPARITAS
SPATIAL PADA SUATU RUANG.
BESARAN IW. BERGERAK DARI 0,00
s/d 1,00
BESARAN INDEK WILLIAMSON :
o IW = 0,00 No. Spatial Disparity.
o IW = mendekati angka 0 Spatial Disparity kecil.
o IW = mendekati angka 1,00 Spatial Disparity
semakin besar.
 DATA
1.
3. INCOME
PERCAPITA
REGION/NATION

2.
PENDAPATAN PERKAPITA SEKTORAL
4.
2000 2005 IW (2000) IW(2005)

1. 3.200.000 3.780.000
2. 2.569.000 2.765.000 0,645
KETIMPANGAN 3. 3.560.000 3.720.000 0,893
4. 2.378.000 3.725.000 0,913
WILAYAH
SELAMA 5 TAHUN
(2000 2005) IW semakin
SEMAKIN BESAR besar
 Donald G. Newnan : Engineering Economic
Analysis, 1990, Binarupa Aksara, Jakarta.
Kenneth J. Button :Transport Economics 2nd
Edition, 1994, Great Britain at the University Press,
Cambridge.
Norbert Oppengeim : Applaid Models in Urban and
Regional Analysis, 1980, Prentise Hall Inc,
Englewood Cliffs, New York.
OSullivan : Urban Economics 2003, McGraw-Hill
Companies, New York.
Wallace F. Smith : Urban Development, The
Process and the Problems, 1980, University of
California Press, Berkeley.