Anda di halaman 1dari 26

EVALUASI TARIF

Bagus Hario Setiadji


Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Pendahuluan
• Penentuan tarif jasa transportasi harus mencerminkan
keadilan (fairness) dari kedua belah pihak, yaitu antara
penyedia jasa dan pengguna jasa.
• Apabila terjadi perubahan besaran tarif sebagai akibat
perubahan komponen-komponen penyusunan tarif, misalnya
berupa biaya satuan maupun unit volume penyusun tarif,
maka perubahan ini harus dievaluasi terlebih dahulu agar
besaran tarif baru tidak merugikan salah satu pihak.
Pendahuluan
• Tarif yang terlalu tinggi: menguntungkan pihak penyedia jasa,
tapi memberatkan pengguna jasa. Konsekuensinya, terjadi
penurunan penggunan jasa, yang pada akhirnya akan berbalik
merugikan pihak penyedia jasa.
• Juga sebaliknya, tarif yang terlalu rendah: menguntungkan
pihak pengguna jasa, tapi memberatkan pihak penyedia jasa.
Konsekuensinya, proses pemeliharaan tidak dapat dilakukan
sebagai mana mestinya, sehingga tingkat kenyamanan
menjadi rendah. Hal ini berbalik merugikan pengguna jasa.
Pendahuluan
• Dalam materi ini akan dibahas dua jenis evaluasi tarif yang
paling umum di bidang transportasi, yaitu:
– Tarif jalan tol
– Tarif angkutan umum.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Jalan tol dibangun untuk mengurangi biaya operasi kendaraan
(BOK) yang disebabkan oleh besarnya kecepatan rata-rata
kendaraan di jalan tol yang lebih tinggi dan (mungkin) kondisi
alinyemen horizontal dan vertikal yang lebih baik.
• Pendapatan tol dimanfaatkan untuk pengembalian investasi,
operasi dan pemeliharaan, serta untuk pengembangan jalan
tol lebih lanjut.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Hal-hal yang mendasari perlunya evaluasi tarif jalan tol:
– Peningkatan jumlah volume lalu lintas dan beban kendaraan, yang
menyebabkan penurunan kinerja lalu lintas dan siklus perbaikan jalan
menjadi lebih cepat. Evaluasi tarif jalan tol untuk keperluan insentif
dan disinsentif untuk pemakaian jalan tol.
– Perubahan kebijakan penggolongan kendaraan, dikarenakan melihat
besarnya beban kendaraan truk yang masuk ke jalan tol pada saat ini
terus meningkat, dan tidak adanya batasan truk dengan beban
tertentu dilarang masuk ke jalan tol, sehingga penggolongan truk pada
golongan tarif yang lebih rendah akan merugikan upaya dalam
memelihara kondisi jalan tol yang mantab secara berkesinambungan.
– Perubahan biaya satuan dalam penetapan komponen tarif jalan tol,
misalnya dikarenakan perubahan nilai tukar USD yang signifikan.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Pemberlakuan tarif tol awal dan penyesuaian tarif tol
ditetapkan oleh Menteri berdasarkan 3 pendekatan, yaitu:
– Besar keuntungan biaya operasi kendaraan (BKBOK), yaitu selisih
antara BOK dan nilai waktu pada jalan tol dan jalan alternatifnya;
– Analisis willingness to pay (WTP) dan ability to pay (ATP) pengguna
jalan, yaitu kemauan dan kemampuan calon pengguna jalan tol untuk
menggunakan dan membayar tol;
– Kelayakan investasi dihitung berdasarkan pada taksiran transparan dan
akurat dari semua biaya selama jangka waktu perjanjian pengusahaan,
yang memungkinkan Badan Usaha memperoleh keuntungan yang
memadai atas investasinya.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• BKBOK dihitung dengan formula:

BKBOK = [(BOKnt x Dnt) – (BOKt – Dt)] + [(Dnt/Vnt – Dt/Vt) x Tv]

dimana:
BOKnt dan Dnt = BOK dan panjang jalan non tol
BOKt dan Dt = BOK dan panjang jalan tol
Vnt dan Vt = kecepatan rata-rata jalan non tol dan jalan tol
Tv = nilai waktu (value of time)  yang besarnya
tergantung pada lokasi

BOK merupakan fungsi dari kecepatan yang dikaitkan dengan konsumsi BBM,
kebutuhan suku cadang, minyak pelumas, upah awak kendaraan.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Abililty to pay (ATP) dan Willingness to pay (WTP)
– Ability to pay (ATP) ditentukan oleh kajian atas pola pengeluaran
pengguna jalan tol dalam menerima pelayanan jalan tol. ATP merupakan
fungsi dari besarnya pendapatan, kebutuhan akan perjalanan, intensitas
perjalanan, dsb.
– Sedangkan willingness to pay (WTP) ditentukan oleh kajian atas
kesediaan pengguna jalan tol dalam membayar pelayanan jalan tol.
– Tarif seyogyanya sama dengan ATP/WTP.
– Kalau tarif lebih kecil dari ATP/WTP, maka tarif dapat dinaikkan. Namun
apabila sebaliknya, perlu adanya subsidi agar tarif tersebut dapat
diturunkan.
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Kelayakan investasi dan faktor-faktor lain.
– Parameter ATP/WTP dan BKBOK dikaitkan dengan biaya investasi beserta
biaya operasi dan pemeliharaan, lamanya periode konsesi yang
diberikan, volume lalu lintas yang menggunakan, serta tingkat
keuntungan yang wajar yang diberikan pada investor (sekitar 2% di atas
suku bunga bank)
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Penggolongan kendaraan dan pembobotan tarif
– Umumnya penggolongan kendaraan yang pada awalnya berlaku.

Penggolongan di atas berdasarkan BKBOK untuk masing-masing


kendaraan, untuk kemudian digolongkan menjadi hanya 3 golongan.
Perbandingan tarif ketiga golongan tersebut = 1 : 1,5 : 2
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Penggolongan kendaraan dan pembobotan tarif
– Dengan disadarinya bahwa untuk prinsip keadilan, seyogyanya
perbandingan tersebut turut mempertimbangkan dampak dari
kendaraan tersebut terhadap ruang (dinyatakan dengan ekivalensinya
terhadap mobil penumpang atau emp) dan efeknya terhaap kondisi jalan
(dinyatakan dalam vehicle damage factor, atau VDF).
– Nilai emp untuk jalan tol (menurut MKJI, 1997) adalah untuk bus dan
truk (pada daerah datar) adalah sebesar 1,6 – 1,7; sedangkan untuk truk
besar adalah 2,5.
– Nilai VDF bisa dicari dengan menggunakan persamaan berikut.
Sumbu tunggal roda ganda: VDF = (P/8,16) 4
Sumbu ganda roda ganda: VDF = 0,086 (P/8,16) 4
Sumbu triple roda ganda: VDF = 0,053 (P/8,16)4
Evaluasi Tarif Jalan Tol
• Penggolongan kendaraan dan pembobotan tarif
– Dengan mempertimbangkan faktor emp dan VDF kendaraan berat, maka
disepakati untuk memecah golongan kendaraan IIB menjadi 3 golongan
kendaraan, yaitu: truk 2 sumbu, truk 3 & 4 sumbu, dan trailer dan truk
gandeng.
– Bobot yang kemudian disepakati adalah bobot menurut Bina Marga,
dikarenakan tidak terlalu drastis perubahannya dengan bobot yang
lama, dan juga memasukkan bus sedang ke golongan I (dari sebelumnya
golongan IIA) dengan pertimbangan dampaknya terhadap biaya
penumpang dibandingkan efisiensinya dalam pemakaian ruang jalan.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Evaluasi tarif angkutan umum biasanya dilakukan apabila terjadi
kenaikan BBM, yang dipicu oleh adanya kenaikan nilai tukar Rp
terhadap USD.
• Berbeda dengan tarif jalan tol yang cenderung untuk
masyarakat golongan menengah ke atas, tarif angkutan umum
bersifat lebih sensitif karena terkait dengan persepsi masyarakat
menengah ke bawah yang biasanya beranggapan bahwa tarif
angkutan umum lebih berpihak kepada operator apabila ada
wacana penyesuaian tarif.
• Sedangkan operator mengharapkan kenaikan nilai tukar uang ini
dapat meningkatkan besaran tarif sebagai akibat meningkatnya
harga suku cadang, BBM dan biaya komponen BOK lainnya.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Evaluasi tarif angkutan umum untuk menetapkan tarif baru juga
harus mempertimbangkan tarif kompetitornya, dan potensi
berpindahnya pengguna angkutan umum ke penggunaan
sepeda motor yang mempunyai biaya operasional yang lebih
rendah.
• Penyesuaian tarif atau penetapan tarif juga harus
mempertimbangkan:
– Penyusutan jumlah penumpang (apabila penyesuaian tarif) dan potensi
penumpang di sepanjang rute yang dilalui (apabila penetapan tarif untuk
rute baru)
– Kesesuaian antara rute, jenis kendaraan yang digunakan, perkiraan load
factor, dan lain-lain.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Dasar pemikiran evaluasi tarif angkutan umum adalah:
– Agar tarif tersebut dapat tetap terjangkau bagi masyarakat pengguna
angkutan umum yang umumnya bersifat captive.
– Agar dapat meningkatkan kinerja angkutan umum agar pengguna yang
mempunyai pilihan (choice user) bersedia beralih untuk menggunakan
moda angkutan umum;
– Agar dapat memberikan pendapatan yang layak bagi operator angkutan
umum/penyedia jasa dalam mempertahankan tingkat pelayanannya di
atas tingkat pelayanan minimum.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Metode penentuan tarif angkutan umum:
– Menggunakan biaya operasi kendaraan (BOK), dan
– Penetapannya disesuaikan dengan ATP/WTP dari pengguna jasa
angkutan umum

• Data-data yang perlu dikumpulkan untuk penyesuaian/


penentuan tarif:
– Data jumlah penumpang dan data karakteristik trayek angkutan umum
– Data karakteristik penumpang
– Data BOK
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Data-data yang diperlukan:
– Data jumlah penumpang, diperoleh dengan survei on-board, dengan
menghitung jumlah penumpang yang naik atau turun di setiap halte.
Dari survei ini dapat diketahui pula kantung penumpang di sepanjang
rute.
– Data karakteristik angkutan umum, yang diwakili oleh jumlah rit rata-rata
dalam satu hari (1 rit = satu kali perjalanan pulang pergi) dan load factor
– Dari kedua data ini diperoleh data penumpang/rit.
– Data karakteristik penumpang diperoleh dengan melalui survei
wawancara, untuk mengetahui karakteristik personal dan karakteristik
perjalanan penumpang (gender, usia, pendidikan, pekerjaan, asal tujuan,
dsb.)  juga untuk keperluan analisis ATP/WTP
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Data-data yang diperlukan (lanjutan)
– Data-data komponen BOK dapat diperoleh secara sekunder dari dinas
perhubungan dan dinas lalu lintas jalan raya (DLLAJR), maupun langsung
dari pihak operator.
 Atau bisa dihitung, misalnya dengan menggunakan metode LAPI ITB.
Hal ini dikarenakan nilai BOK tergantung pada nilai kecepatan, kepadatan
lalu lintas, kondisi jalan, dsb. yang nilainya berubah-ubah setiap
tahunnya.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Perhitungan tarif
– Untuk evaluasi, tarif menurut ketentuan dinas dibandingkan dengan tarif
menurut hasil survei.
– Besarnya tarif adalah nilai BOK dari satu jenis kendaraan umum dibagi
dengan jumlah rit, dan jumlah penumpang/rit.
– Untuk tarif menurut dinas, jumlah penumpang/rit = kapasitas
penumpang x load factor, sedangkan tarif menurut hasil survei, jumlah
penumpang/rit adalah berdasarkan hasil survei on-board.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Tarif angkutan umum, bisa berupa:
– Tarif seragam (flat), yaitu tarif yang besarnya tetap dan tidak tergantung
jarak, dan sama untuk semua penumpang.

Tarif1 (Rp/pnp) = BOK (Rp/tahun) /  penumpang (pnp/tahun)

– Tarif seragam, tapi membedakan antara tarif untuk penumpang umum dan
tarif pelajar.

Tarif2 (Rp/pnp) = BOK (Rp/tahun) / { pnp. umum + n  pelajar }

dimana: n = perbandingan antara tarif pelajar dan tarif umum (dalam %),
jumlah penumpang umum dan pelajar dalam satuan pnp/tahun.
Besaran tarif2 merupakan tarif untuk penumpang umum, sedangkan untuk
pelajar adalah persentase dari tarif2 (misalnya 50%).
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Tarif angkutan umum, bisa berupa:
– Tarif berdasarkan jarak, bisa berupa: tarif kilometer (tariff unit dikalikan
dengan kilometernya), tarif bertahap (berdasarkan penggal dari rute,
misalkan: 1 – 4 km; 4,1 – 8 km, dst.), dan tarif berdasarkan zona
(penyederhanaan dari tarif bertahap dimana daerah pelayanan angkutan
umum dibagi berdasarkan zona)

Tarif3 (Rp/pnp) = BOK (Rp/tahun) / { penumpang (pnp/tahun) x m }

dimana: m = rasio pendapatan yang diterima oleh operator dalam satu


rit terhadap pendapatan maksimum yang seharusnya diterima dalam
satu rit itu.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• ATP/WTP
– ATP > WTP, biasanya pada
choice riders, yang
penghasilannya tinggi, tapi
tingkat utilitas angkutan
umumnya rendah.
– ATP < WTP, terjadi pada captive
riders, dimana penghasilan
relatif rendah, tetapi utilitas
angkutan umum tinggi.
– ATP = WTP, terjadi
keseimbangan antara utilitas
angkutan umum kemauan
untuk membayar.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Pedoman penentuan tarif berdasarkan ATP/WTP
• Tidak melebihi nilai ATP
• Apabila berada di antara ATP dan
WTP berarti ada potensi untuk
perbaikan tingkat pelayanan
• Apabila perhitungan tarif
tersebut di atas ATP berarti harus
ada subsidi agar tarif tersebut
minimal sama dengan ATP
• Apabila perhitungan tarif di
bawah ATP dan WTP, berarti ada
keleluasaan dalam penentuan
tarif, yang dapat berfungsi untuk
subsidi silang tarif angkutan lain
yang nilai tarifnya di atas ATP.
Evaluasi Tarif Angkutan Umum
• Contoh penentuan tarif berdasarkan ATP/WTP

Tarif resmi hampir sama Tarif resmi di bawah ATP dan WTP, tetapi
dengan ATP, dan WTP di bawah sebagian besar hasil perhitungan tarif di
tarif resmi, sehingga tidak ada atas ATP, sehingga tarif dapat dinaikkan
kenaikan tarif sampai batas ATP
End of the class.

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai