Pembimbing :
dr. Hj. Hervina, Sp. KK
KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. RM DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2017
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Elizabeth
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Binjai
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
Gatal-gatal, dijumpai bercak
kemerahan disertai bintil-bintil di
wajah dan ketiak sejak ± 1 minggu
yang lalu
Telaah
Bercak awalnya dimulai dari wajah
kemudian timbul lagi di ketiak. OS
mengaku bahwa bercak tersebut timbul
setelah dia memakan ikan teri.
2. Farmakologi :
Antihistamin (Cetirizin 10 mg 1 × 1 tab)
Kortikosteroid (Metilprednisolon 4 mg 2 × 1 tab)
Topikal (Desoksimetason 0,25% ditambah asam
salisilat 1-3% dalam salep)
3. Edukasi
•Menghindari bahan iritan
•Mengeliminasi alergen yang telah terbukti
•Menghilangkan pengeringan kulit (hidrasi)
•Pemberian pelembab kulit ( Moisturizing)
•Mengurangi stress
IX. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
DERMATITIS ATOPIK
1. DEFINISI
Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan
kulit kronis dan residif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan
anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi
keluarga atau penderita (DA, rhinitis alergi, dan
atau asma bronchial)
2. EPIDEMIOLOGI
Menurut laporan kunjungan bayi dan anak di RS di Indonesia,
dermatitis atopik berada pada urutan pertama (611 kasus) dari
10 penyakit kulit yang umum ditemukan pada anak-anak. Di
klinik Dermatovenereologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta,
pada periode bulan Februari 2005 sampai Desember 2007,
terdapat 73 kasus dermatitis atopik pada bayi (Budiastuti
M.,dkk., 2007). Sedangkan data di Unit Rawat Jalan Penyakit
kulit Anak RSU Dr. Soetomo didapatkan jumlah pasien DA
mengalami peningkatan sebesar 116 pasien (8,14%) pada tahun
2006, tahun 2007 sebesar 148 pasien (11.05%) sedangkan
tahun 2008 sebanyak 230 pasien (11.65%)
3. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis atopik tidak diketahui
dengan pasti, diduga disebabkan oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan (multifaktorial).
Faktor intrinsik berupa predisposisi genetik,
kelainan fisiologi dan biokimia kulit, disfungsi
imunologis, interaksi psikosomatik dan
disregulasi/ ketidakseimbangan sistem saraf
otonom, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi
bahan yang bersifat iritan dan kontaktan,
alergen hirup, makanan, mikroorganisme,
perubahan temperatur, dan trauma.
4. GEJALA KLINIS
Gatal
Lokasi :
1. Bentuk bayi (kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut)
2. Bentuk anak (tengkuk, lipat siku, lipat lutut)
3. Bentuk dewasa (tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung kaki)
Lesi kulit :
a. Bentuk bayi (eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar disertai
erosi dan eksudasi serta krusta)
b. Bentuk anak (papula-papula miliar, likenifikasi, tak eksudatif)
c. Bentuk dewasa (biasanya hiperpigmentasi, kering, dan likenifikasi)
5. PATOFISIOLOGI
6. PATOGENESIS
6. FAKTOR RESIKO
1. Faktor intrinsik (predisposisi genetik, kelainan
fisiologi dan biokimia kulit, disfungsi
imunologis, interaksi psikosomatik dan
disregulasi/ ketidakseimbangan sistem saraf
otonom, faktor psikologis dan psikosomatis).
2. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi bahan
yang bersifat iritan dan kontaktan, alergen
hirup, makanan, mikroorganisme, perubahan
temperatur, dan trauma.
7. DIAGNOSA
• Anamnesa
Rasa gatal dan garukan yang terus menerus dan sering
berulang (kronik-residif)
• Pemeriksaan Fisik
a. DA Fase Infantil
Lesi kulit yang ditemukan pada fase ini antara lain erosi,
ekskoriasi dan eksudatif. Tempat predileksi utama di wajah
diikuti kedua pipi dan tersebar simetris, di dahi, kulit kepala,
telinga, leher, pergelangan tangan, dan di bagian ekstensor,
misalnya lutut, siku, atau di tempat yang mudah mengalami
trauma.
b. DA Fase Anak (usia 2-10 tahun)
Lesi dermatitis cenderung menjadi kronis, disertai
hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta dan
skuama. Tempat predileksi lebih sering di fosa kubiti dan
poplitea, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher,
dan tesebar simetris
• Pemeriksaan Fisik
1. Stadium akut : bercak eritematosa berbatas tegas, edema,
papulovesikel, vesikel, bula, erosi dan eksudasi.
2. Stadium Kronik : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, dan
fisur.
2. Farmakologi :
• Antihistamin (Cetirizin)
• Kortikosteroid (Methylprednisolon atau Triamsinolon)
• Topikal (Hidrokortison 1-2%, Triamsinolon 0,1% atau
Desoksimetason 2-2,5%)
11. KOMPLIKASI
ANAMNESA
Gatal disertai bercak kemerahan dan sisik halus.
PEMERIKSAAN FISIK
Makula eritroskuamosa anular dan solitar bentuk
lonjong dengan tepi hampir tidak nyata meninggi
dan bagian sentral bersisik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG