Anda di halaman 1dari 38

INFERTILITAS

APA YANG DIPELRUKAN UNTUK TERJADINYA


KONSEPSI????
• Produksi sperma dan ovum
yang sehat
• Tuba yang paten
• Kemampuan sperma untuk
melakukan penetrasi dan
membuahi ovum
• Implantasi embryo ke dalam
uterus
Berujung pada Kehamilan
yang Sehat
INFERTILITAS

• Ketidakmampuan untuk mencapai kehamilan walaupun


sudah melakukan hubungan seksual yang teratur tanpa
diproteksi oleh alat kontrasepsi
– 1 tahun (usia < 35) atau 6 bulan (usia >35)
– Terjadi pada 15% pasangan usia reproduksi
• 6,1 juta pasangan
– Persentase Pria dan Wanita yang mengalami infertilitas “SAMA”
INFERTILITAS
• Usia Reproduksi pada Wanita
– Secara umum usia 15-44 tahun
– Fertilitas menurun 50% antara usia 37-45 tahun
– 20% wanita memiliki anak pertama diatas usia 30 tahun
– 1/3 pasangan diatas usia 35 tahun memiliki masalah fertilitas
• Ovulasi menurun
• Jumlah ovum dengan kualitas yang baik menurun
• Dengan treatment yang tepat, 85% pasangan infertil mampu
memiliki anak.
INFERTILITAS
• Infertil primer
– Pasangan yang belum pernah mengalami kehamilan

• Infertil Sekunder
– Infertil yang terjadi setelah sebelumnya pernah mengalami
kehamilan, tanpa memandang hasil konsepsi
INFERTILITAS PADA WANITA
FISIK LIFE STYLE
• Ovulation Failure (e.g. PCOS) • Age
• Tubal Infection • Smoking
• Endometriosis • Drug use
• Failure or infrequency of sexual • Weight
intercourse • Diet
• Cervical mucus defect or dysfunction • Physical activity
• Psychological stress
• Uterine abnormalities
• Alcohol
• Environmental pollutants
EVALUASI OVULASI
Menstruasi
• Ovulasi terjadi 13-14 kali setiap tahun
• Rata-rata siklus menstruasi 28 hari dimana hari ke 14 akan terjadi ovulasi
• Luteal phase
– Didominasi oleh sekresi progesteron
– Dihasilkan oleh corpus leteum
• Progesterone menyebabkan
– Penebalan mukus cerviks
– Peningkatan suhu basal tubuh (0.6° F)
• Regresi CL menyebabkan penurunan serum progesteron dan terjadi
menstruasi
SIKLUS MENSTRUASI
Basal Body Temperature
• Excellent screening tool for ovulation
– Biphasic shift occurs in 90% of ovulating women
• Temperature
– Turun pada saat menstruasi
– Meningkat dua hari setelah LH surge
• Ovum dilepaskan sehari sebelum kenaikan suhu pertama
• Peningkatan suhu lebih dari 16 hari menandakan kehamilan
Serum Progesterone
• Progesterone starts rising with the LH surge
– drawn between day 21-24

• Mid-luteal phase
– >10 ng/ml suggests ovulation
PENILAIAN AWAL
• Pasangan yang mengalami hambatan konsepsi harus
ditawarkan pemeriksaan awal terhadap status
kesehatannya yang meliputi: pemeriksaan kesehatan
lengkap, riwayat seksual, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
hormon dan pemeriksaan sperma.
ANAMNESA
• Usia
• Jumlah anak, kehamilan atau keguguran
• Lama menikah
• Frekuensi hubungan seksual
• Lama berhenti menggunakan alkon dan jenis alkon yang digunakan
• Riwayat menstruasi, galaktorea/hirsutisme, penyakit sistemik, overtraining,
Kehilangan berat badan, stress psikologis
• Riwayat indikasi infeksi tuba, atau faktor cerviks
 Gejala PID, endmetriosis
 Riwayat mengalami infeksi panggul,
 Riwayat bedah pelvik
Perdaarahan diluar siklus menstruasi/setelah intercourse
• Penggunaan obat-obatan, pekerjaan, lifestyle
T
R
E
A
T
M
E
N
T
• Anti Estrogen
- Clomifene citrate
- Diberikan sebanyak 5 tablet. Diminum 1kali/hari mulai dari hari 1-
5 menstruasi
• Gonadotropin
- Pemberian LH dan FSH
- untuk stimulasi ovarium, maturasi folikel
- diberikan secara injeksi pada hari ke 12 siklus haid
• Dopamin agonist
- Bromacriptine, cabergoline diberikan secara oral untuk
menurunkan sekresi prolaktin pada kasus hiperprolaktinemia
• Aromatase Inhibitor
-Letrozole, anastrazole untuk menurunkan kadar estrogen dalam
sirkulasi
PENGOBATAN SPESIFIK PADA KASUS
INFERTILITY
• Mioma Uteri
- terapi dengan GNRH analog.
- mengontrol perdarahan dan mengecilkan ukuran
mioma
“Although they effectively reduce bleeding and decrease fibroid
size, they can only be used for up to six months as they can
cause thinning of the bones (Gupta et al., 2006; RCR & RCOG,
2000). It is estimated that up to 6% of bone mineral density
might be lost in the first six months of GnRH therapy (Taylor
& Gomel, 2008). “
PENGOBATAN SPESIFIK PADA KASUS
INFERTILITY
• Endometriosis
- Estrogen dependent
- diberikan pil kontrasepsi untuk menekan ovulasi
“Using medication to stop ovulation and the production of
oestrogen for up to six months is effective in relieving
pain caused by endometriosis, but it does not appear
to improve fertility (Hughes et al., 2007).”
PEMBEDAHAN
• Ovarian drilling
- Wanita dengan PCOS sering sulit mengalami ovulasi
walaupun setelah pemberian clomifene sitrat.
- Operasi dilakukan dengan cara laparoskopi dengan
membuat insisi kecil pada ovarium
• Pembedahan Tuba
- Didiagnosis dengan HSG
• Pembedahan Uterus
ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGY
INSEMINASI INTRAUTERINE
• Proses insersi sperma ke dalam uterus secara langsung
• Menggunakan pemeriksaan USG dan analisis hormon untuk
memonitor
• Bermanfaat untuk wanita memiliki defisiensi mukus, disfungsi
ovulasi, endometriosis.
• Atau ada masalah pada faktor pria dan unexplained infertility
In Vitro Fertilisation (IVF)
• Fertilisasi terjadi di luar tubuh
• Digunakan pada pasangan yang memiliki tuba yg buntu,
unexplained infertility, endometriosis dan infertilitas
pada pria
• First line treatment pada wanita usia lanjut
Gamete intrafallopian transfer (GIFT) &
Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Dilakukan melalui laparoskopi melalui insisi kecil pada abdomen


IVF has almost completely replaced GIFT and ZIFT and they are now rarely carried out. The pregnancy
rates following GIFT are similar or slightly higher than IVF treatment (NCC WCH, 2004). However, the
extra inconvenience and discomfort of the required laparoscopy and general anaesthetic with GIFT and
ZIFT does not make the slightly increased pregnancy rates worthwhile (Brinsden, 2007).
Intracytoplasmic sperm injection (ICSI)
• Injeksi langsung sperma ke
dalam sitoplasma ovum.
• Menggunakan mikropipet
untuk injeksi sperma
• Baik dilakukan pada
pasangan yang gagal
menjalani IV, dimana
kualitas atau jumlah sperma
normal terlalu rendah untuk
dilakukan IVF
• Donor insemination (sperm or egg donation)
• Preimplantation Genetic Diagnosis and Screening
• In Vitro Maturation (IVM)
- Menurunkan resiko OHSS
- PCOS
INFERTILTAS PADA PRIA
DIAGNOSIS
- Pemeriksaan fisik
- Semen analysis
- Hormonal determination
- Biopsi testis
- Genetic testing
- USG
- Microbiological assessment
1. oligozoospermia:
spermatozoa < 15
million/mL;
2. asthenozoospermia: < 32%
progressive motile
spermatozoa;
3. teratozoospermia: < 4%
normal forms.
• Pemeriksaan Hormon
FSH, LH dan Testosteron
Pemeriksaan Genetik
• Karyotype  mengetahui jumlah dan struktur
kromosom/ Klinelfelter’s syndrome (47, XXY)
• Y Chromosom deletion test  mengetahui adanya
delesi pada bagian kromosom Y yang mengontrol
produksi sperma
Biopsi Testis
• jika ditemukan adanya sperma ada hambatan pada
saluran sperma
• Jika tidak ditemukan sperma tidak ada produksi
sperma
PENYEBAB INFERTILITAS PRIA YANG DAPAT
DITERAPI
• blockage of sperm transport
• hormonal problems
• some sexual problems (for example, problems with
getting and keeping an erection)
• some reversible conditions (for example, use of anabolic
steroids).
• Hormonal Therapy
 Antioksidan treatment ( asam folat, Vitamin E, zinc,
selenium)
 Low testosterone: lomiphene citrate 50 mg/day or
tamoxifen 20 mg/day
 Hypogonadotrophic hypogonadism: start HCG 1500
IU subcutaneously 3 times per week, and add HMG
or FSH 75–150 IU intramuscularly 3 times per week,
until spermatogenesis occurs
 Hyperprolactinaemia: dopamine agonists.
 Antibodi sperma: high dose corticosteroid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai