Anda di halaman 1dari 12

ADRENALIN, PROMETAZIN, DAN HIDROKORTISON

DOSIS RENDAH SEBAGAI PENCEGAHAN REAKSI


EFEK SAMPING AKUT TERHADAP ANTIBISA ULAR
SETELAH GIGITAN ULAR: UJI COBA ACAK,
TERSAMAR GANDA, DAN TERKONTROL PLASEBO
PENDAHULUAN

 Secara global, diperkirakan terdapat 421.000 keracunan bisa dan


20.000 kematian karena gigitan ular terjadi setiap tahun

 Populasi dengan beban tertinggi (daerah pedesaan di Asia


Selatan, Asia Tenggara, dan sub Sahara Afrika) mengalami
morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena akses yang buruk dan
sub optimal dari pelayanan kesehatan; serta kelangkaan antibisa
ular, yang merupakan satu-satunya pengobatan spesifik untuk
gigitan ular
 pengobatan utama terhadap gigitan ular
 Tingkat reaksi efek samping terhadap antibisa ular ini tinggi (43% -
81%). Reaksi berupa :
 Akut (anafilaktoid atau pirogenik)  gejala ringan (urtikaria, mual,
muntah, sakit kepala, dan demam) 40% kasus, reaksi anafilaksis sistemik
berat dapat terjadi, termasuk bronkospasme dan hipotensi
 lambat (tipe serum sickness)

Perlu profilaksis untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan


karena anti bisa ular. Penelitian di papua nugini  adrenalin pra
terapi secara signifikan mengurangi tingkat reaksi efek samping
akut dari antibisa ular, namun prometazin atau hidrokortison tidak
memberikan efek.
Metode
 Penelitian ini didesain untuk rumah sakit rujukan sekunder di daerah
Sri Lanka dengan insiden gigitan ular yang tinggi
 dimulai pada Maret 2005 di rumah sakit Anuradhapura,
Kurunegala, dan Polonnaruwa, rumah sakit Embilipitiya,
Hambantota sampai penelitian selesai
 Seluruh pasien snake bite diskrining untuk kelayakan oleh staf klinis
Tujuan
 menentukan apakah adrenalin dosis rendah (0,25 ml larutan
adrenalin subkutan 1:1000 atau 250 mikrogram), prometazin (25 mg
intravena), atau hidrokortison (200 mg intravena), diberikan tunggal
atau dalam kombinasi, yang diberikan pra terapi dapat secara
signifikan mengurangi efek samping berat antibisa ular
dibandingkan dengan plasebo (0,9% NaCl) sampai dengan 48
jam.

 menilai keamanan obat pra terapi, menelusuri komplikasi spesifik


yang kemungkinan disebabkan oleh adrenalin, seperti aritmia,
peningkatan tekanan darah sistolik (TD) (peningkatan >30 mmHg),
dan perdarahan intraserebral.
 Pasien dirawat setidaknya 96 jam setelah infus antibisa ular. Jika
reaksi terjadi selama infus, atau jika pasien mengalami aritmia,
perubahan elektrokardiogram menjadi iskemik, peningkatan
tekanan darah (peningkatan >30 mmHg untuk sistolik atau >20
mmHg untuk diastolik dari tekanan darah pra terapi), penurunan
tekanan darah (penurunan >20 mmHg untuk sistolik atau >10 mmHg
untuk diastolik dari tekanan darah pra terapi)
 Dilakukan penghentian sementara infus antibisa ular, dan
memberikan adrenalin 1:1.000 intramuskular sebanyak 0,25 ml
(reaksi ringan) atau 0,5 ml (reaksi sedang dan berat), 25 mg
prometazin intravena, atau 200 mg hidrokortison intravena (terapi
penyelamatan) secara tunggal atau kombinasi.
 Reaksi awal paling mungkin disebabkan kombinasi reaksi
hipersensitivitas tipe I, aktivasi komplemen, dan efek agregat dari
imunoglobulin atau fragmen immunoglobulin.
Hasil
 Sebanyak 4.677 pasien yang datang karena gigitan ular ke rumah sakit
percobaan diskrining, dan 1.007 pasien yang memenuhi syarat
dilakukan pengacakan (53 pasien di Anuradhapura, 16 pasien di
Embilipitiya, 152 pasien di Hambantota, 353 pasien di Kurunegala, dan
433 pasien di Polonnaruwa)
 752 pasien (75%) mengalami reaksi akut terhadap antibisa ular dalam
waktu 48 jam setelah pemberian
 667 reaksi (hampir 90%) terjadi pada jam pertama
 9% merupakan reaksi ringan, 48% reaksi sedang, dan 43% reaksi berat;
sebanyak 83% reaksi berat terjadi pada jam pertama.
 Setelah 1 jam pertama, kategori reaksi berubah pada 128 pasien
(12,7%); perubahan ini terjadi sebelum 6 jam pada 93 dari 128 pasien
 Setelah 6 jam pada 35 pasien, termasuk salah satu pasien yang
mengalami perubahan dari kategori reaksi sedang ke berat selama
observasi 24 jam kedua.
 Adrenalin menurunkan tingkat reaksi efek samping berat 43%
dibandingkan dengan plasebo pada jam pertama (OR 0,57, IK
95% 0.43- 0,75; p< 0,001); dan 38% dalam 48 jam (OR 0.62, 0,51-0,74;
p< 0,001)
 Hidrokortison atau prometazin tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap risiko efek samping berat pada 1 jam atau 48
jam.
 Terdapat beberapa bukti efek kombinasi hidrokortison dan
adrenalin mengurangi efek adrenalin (OR 1,50, IK 95% 1,09-2,07;
p=0,013).
 Adrenalin dan prometazin tampak aman . Hanya 13 (1,3%) pasien
meninggal dunia
 >80% reaksi berat terjadi selama satu jam pertama setelah
pemberian antibisa ular.
 dosis adrenalin subkutan 250 mikrogram aman diberikan setelah
gigitan ular, bahkan pada kasus dimana terdapat koagulopati.
Sementara itu, hidrokortison atau prometazin tidak mengurangi
tingkat reaksi berat antibisa ular secara signifikan.

 Infus lambat antibisa ular secara intravena (bukan pemberian


dengan injeksi bolus) juga telah diusulkan sebagai salah satu cara
untuk mengurangi reaksi, meskipun penelitian komparatif skala kecil
tidak menemukan perbedaan dalam tingkat dan keparahan reaksi
antara infus dalam 30 menit dan infus dalam 10 menit.

Anda mungkin juga menyukai