Anda di halaman 1dari 27

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI NEGARA
Tim Penyusun :

 Faizal Mahyudin (17614014)


Hegar Ilyasa Al-Fatah (17614020)
Jepri Kurniawan (17614038)
Yunita (17614047)
Renaldy Saputra S (17614048)
Syamsinar Bahar (17614061)
Awal Berdirinya Pancasila
Istilah pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu
dari dua kata “panca”yang artinya lima dan “sila” yang
artinya dasar,yang secara harfiah berarti dasar Negara
yang mempunyai lima unsur.
Pancasila sebelum menjadi dasar Negara yang sah,nilai-
nilainya telah ada dalam bangsa Indonesia itu sendiri dan
selalu diterapkan baik itu nilai adat istiadat,
kebudayaan, dan nilai religious.
Secara kausalitas asal mula pancasila di bagi menjadi dua macam, yaitu: asal mula
langsung dan asal mula tidak langsung.
a. Asal mula langsung
Asal mula langsung di artikan atau di bedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Asal mula bahan (kausamaterialis)
Nilai-nilai dari pancasila itu sendiri telah ada dalam bangsa
Indonesia.sehingga pada hakikatnya nilai pancasila dapat di gali dalam
bangsa Indonesia itu sendiri.
2. Asal mula bentuk (kausaformalis)
Perumusan bentuk dari pada pancasila yang di lakukan oleh ir.Soekarno, Drs.
Moh. Hatta beserta BPUPKI sebagaimana yang terkandung dalam UUD
1945.
3. Asal mula tujuan (kausafinalis)
Pancasila di rumuskan dan di bahas oleh para pendiri
negara tujuannya untuk di jadikan dasar negara dan yang
merumuskan tujuan dari pancasila itu sendiri adalah
BPUPKI, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kemudian
ditetapkan oleh PPKI.
b. Asal mula tidak langsung
Adapun maksud dari asal mula tidak langsung yaitu nilai-
nilai pancasila telah terkandung dalam kehidupan bangsa
Indonesia jauh sebelum di rumuskannya oleh para pendiri
negara. Sehingga apabila asal mula tidak langsung ini dirinci
akan terjabarkan menjadi:
• Unsur-unsur pancasila tersebut sebelum diurumuskan menjadi
dasar filsafat Negara,nilai persatuan,kerakyatan dan keadilan
telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
• Nilai-nilai yang tedapat dalam pancasila sebelum menjadi dasar
filsafat Negara telah menjadi pedoman dan memecahkan
permasalahan-permaslahan dalam kehidupan sehari-hari
• Dapat di simpulkan bahwa segala asal mula tidak langsung
terdapat pada bangsa Indonesia ini sendiri.
Sejarah Terbentuknya Pancasila
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan majapahit yang
mampu mencapai masa keemasan pada pemerintahan raja
hayam wuruk dengan mahapahit gajah mada yang di bantu
oleh laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk
menguasai nusantara. Pada saat itu agama hindu dan budha
hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan.
Empu pra panca menulis Negarakertagama dalam kitab
tersebut telah terdapat istilah pancasila. Empu tantular
mengarang buku sutasoma dan di dalam buku itu kita temui
seloka persatuan nasional yaitu”bhinneka tunggal ika”.
Rumusan Pancasila
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara berawal pada
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). dr.Radjiman Wedyodiningrat, selaku ketua BPUPKI pada
awal sidang mengajukan suatu masalah sebagai agenda sidang. Masalah
tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang
akan dibentuk. Kemudian tampillah dalam sidang tersebut tiga
tokoh pembicara untuk memaparkan gagasannya mengenai rumusan
dasar negara Indonesia merdeka, yaitu :
Mr.Muhammad Yamin
(29 Mei 1945)

Secara Pidato Secara Tertulis


1) Peri Kebangsaan; 1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Peri Kemanusiaan; 2) Kebangsaan Persatuan
3) Peri Ketuhanan; Indonesia;
4) Peri Kerakyatan; dan 3) Rasa Kemanusian yang Adil
5) Kesejahteraan Rakyat. dan Beradab;
4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan;
dan
5) Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Prof.Dr.Mr.Soepomo
(31 Mei 1945)

Dalam pidatonya itu beliau


menyampaikan gagasannya
mengenai lima dasar negara
Indonesia merdeka yang
terdiri dari:
1)Persatuan;
2)Kekeluargaan;
3)Keseimbangan lahir batin;
4)Musyawarah; dan
5)Keadilan rakyat.
 Ir.Soekarno
(1 Juni 1945)
Dalam pidato tersebut diajukan
oleh Ir.Soekarno secara lisan
usulan lima asas sebagai dasar
Negara Indonesia yang akan
dibentuk,yang terdiri dari :
1) Nasionalisme atau Kebangsaan
Indonesia;
2)Internasionalisme atau
Perikemanusiaan;
3) Mufakat atau Demokrasi;
4)Kesejahteraan sosial; dan
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Selesai sidang pertama, pada
tanggal 1 Juni 1945 para Adapun anggota panitia kecil ini
anggota BPUPKI sepakat terdiri atas delapan orang, yaitu :
untuk membentuk sebuah 1. Ir.Soekarno
panitia kecil yang tugasnya 2. Ki BagusHadikusumo
adalah menampung usul-usul 3. K.H. WachidHasjim
yang masuk dan 4. Mr. Muh.Yamin
memeriksanya serta 5. M. SutardjoKartohadikusumo
melaporkan kepada sidang 6. Mr. A.A. Maramis R.
pleno BPUPKI. Tiap-tiap 7. Otto IskandarDinata
anggota diberi kesempatan 8. Drs. Muh. Hatta
mengajukan usul secara
tertulis paling lambat sampai
dengan tanggal 20 Juni 1945.
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan
antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI
yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia
Kecil Penyelidik Usul-Usul/PerumusDasar Negara,
yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1.         Ir.Soekarno
2.         Drs.Muh.Hatta
3.         Mr.A.A.Maramis
4.         K.H.WachidHasyim
5.         Abdul KaharMuzakkir
6.         AbikusnoTjokrosujoso
7.         H. AgusSalim
8.         Mr.AhmadSubardjo
9.         Mr. Muh. Yamin
Setelah sidang bersama BPUPKI panitia sembilan
menghasilkan rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta.
Dalam pembahasan tersebut didalamnya terdapat rumusan
dan sistematika Pancasila sebagai berikut :
a. Ketuhanan dengam menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradap
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
e.  Keadilansosialbagiseluruhrakyat Indonesia
• Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia daerah
Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan),
diantaranya A. A. Maramis, Mr., menemui Sukarno menyatakan
keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian
dasar negara. Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru
diproklamasikan, Sukarno segera menghubungi Hatta dan berdua
menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam,
diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki
Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah
diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui
penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit” yang
hanya bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia. Pagi harinya
tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
dikemukakan dalam rapat pleno PPKI.
• Konstitusi RIS disetujui pada 14 Desember 1949 oleh
enam belas negara bagian dan satuan kenegaraan yang
tergabung dalam RIS. Rumusan kalimat “…, berdasar
pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan
keadilan sosial.” Rumusan dengan penomoran (utuh)
1.ke-Tuhanan Yang Maha Esa
• 2.perikemanusiaan
• 3.kebangsaan
• 4.kerakyatan
• 5.dan keadilan sosial
• pada 5 Juli 1959 Presiden Indonesia saat itu, Sukarno,
mengambil langkah mengeluarkan Dekrit Kepala Negara
yang salah satu isinya menetapkan berlakunya kembali
UUD yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945
menjadi UUD Negara Indonesia menggantikan UUD
Sementara. Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945
maka rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan
UUD kembali menjadi rumusan resmi yang digunakan.
Versi Populer Rumusan terakhir yang akan dikemukakan
• 1.Ketuhanan Yang Maha Esa
• 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
• 3.Persatuan Indonesia
• 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
• 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makna Symbol-Symbol pada Burung Garuda

Burung garuda merupakan mitos dalam mitodologi hindu dan budha.garuda


dalam mitos tersebut di gambarkan dengan makhluk separuh burung. Banyak
simbol -simbol yang terdapat dalam diri burung garuda yaitu:

Garuda

Garuda Pancasila merupakan burung


yang sudah dikenal melalui mitologi
kuno di sejarah Nusantara (Indonesia),
yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang
berwujud seperti burung elang rajawali.
Garuda dipakai sebagai Simbol Negara
untuk menggambarkan Negara Indonesia
merupakan bangsa yang kuat dan besar.
• Warna keemasan di burung
Garuda mengambarkan
kejayaan dan keagungan.
• Garuda memiliki sayap,
paruh, cakar dan ekor yang
melambangkan tenaga
dan kekuatan pembangunan.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan


Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
• Sayapburunggarudamempunyai 17 bulu,
• Ekorburunggarudamempunyai 8 bulu,
• Bulu di bawahPerisaimempunyai 19 bulu,
• Bulu di lehermempunyai 45 bulu.
Perisai

 Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan
peradaban Nusantara sebagai senjata yang melambangkan
perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk mencapai tujuan.
 Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan
garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia,
yaitu indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
 Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara
Pancasila.
 Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia
(merah-putih). dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.
Makna Sila 1,

Ketuhanan Yang Maha Esa


dilambangkan dengan Perisai hitam
dengan sebuah bintang emas
berkepala lima (bersudut lima),
bintang emas sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah cahaya seperti
layaknya Tuhan yang menjadi cahaya
kerohanian bagi setiap manusia.
Makna Sila 2,

Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab dilambangkan Rantai
yang disusun atasgelang-gelang
kecil ini menandakan hubungan
manusia satu sama lain yang
saling membantu, gelang yang
persegi menggambarkan pria
sedangkan gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita.
Makna Sila 3

Persatuan Indonesia dilambangkan


dengan pohon beringin (Ficus benjamina) di
bagian kiri atas perisai berlatar putih, Pohon
beringin merupakan sebuah pohon
Indonesia yang berakar tunjang - sebuah
akar tunggal panjang yang menunjang
pohon yang besar ini dengan tumbuh
sangat dalam ke dalam tanah. Hal ini
mencerminkan kesatuan dan persatuan
Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai
banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. ini mencerminkan
Indonesia sebagai negara kesatuan namun
memiliki berbagai latar belakang budaya
yang berbeda-beda (bermacam-macam).
Makna Sila 4

Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan.
yang disimbolkan dengan
kepala banteng pada bagian
kanan atas perisai berlatar
merah. Lembu liar atau
Banteng merupakan binatang
sosial yang suka berkumpul,
sama halnya dengan manusia
dimana dalam pengambilan
keputusan harus dilakukan
secara musyawarah salah
satunya dengan cara berkumpul
untuk mendiskusikan sesuatu.
Makna Sila 5
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan
kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas dan padi
(mencerminkan pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua
masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. ini
mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial anatara
satu dan yang lainnya, tapi hal ini (persamaan sosial) bukan berarti bahwa
Indonesia memakai ideologi komunisme.
Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika“

 Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam
dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin
Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka
ragam atau berbeda-beda, sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata "ika"
bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka
Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya
tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam
ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.
Makna Warna pada Garuda Pancasila
Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-
warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki
makna dan arti kurang lebih sebagai berikut:
 Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.
 Warna hitam memiliki makna keabadian.
 Warna merah memiliki artian keberanian.
 Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.
 Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan,dan keluhuran.

Anda mungkin juga menyukai