1.Kebersihan diri
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air
kecil atau besar dengan sabun dan air
Mengganti pembalut dua kali sehari
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
2. Istirahat
Beristirahat yang cukup
Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
3. Latihan
Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul :
Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur terlentang dengan lengan di
samping, tahan napas sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali
Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kencangkan otot pantat, pinggul sampai hitungan
5, ulangi sebanyak 5 kali
5. Gizi
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
Minum minimal 3 liter/hari
Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin, terutama
di daerah dengan prevalensi anemia tinggi
Menyusui dan merawat payudara
Jelaskan kepada ibu mengenai cara menyusui dan merawat payudara. (Lihat modul persiapan
menyusui)
6. Senggama
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu
tidak merasa nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
7. Perawatan bayi
Jelaskan cara perawatan bayi yang benar (LIhat Modul Neonatal)
Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan
membuat bayi stress
Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin bersama
suami dan keluarga
KIE Pada Masa Nifas
a. Tatalaksana umum
Kompres luka dengan kasa lembab dan minta pasien mengganti kompres
sendiri setiap 24 jam.
Jaga kebersihan ibu, minta ibu untuk selalu mengenakan baju dan pembalut
yang bersih.
b. Tatalaksana khusus
Jika terdapat pus atau cairan, bukalah luka dan lakukan drainase.
Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan buat jahitan situasi.
Jika terdapat abses tanpa selulitis, tidak perlu diberikan antibiotika.
Bila infeksi relatif superfisial, berikan ampisilin 500 mg per oral selama 6 jam dan
metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
Selulitis dan fasiitis nekrotikan
Tanda dan gejala :
Luka terasa nyeri
Eritema dan edema di luar tepi insisi
Luka mengeras
Keluar cairan bernanah
Merah di sekitar luka
Tatalaksana :
Tatalaksana Umum :-
Tatalaksana Khusus
Jika terdapat pus atau cairan, bukalah luka dan lakukan drainase.
Angkat kulit yang nekrotik, jahitan subkutis dan lakukan debridemen.
4. Postpartum Blues
Pencegahan :
Mendapatkan imunisasi yang lengkap
Menghindari luka tusuk
Menghindari adanya sisa paku atau kayu yang menusuk tertinggal di dalam
Menghindari adanya infeksi bakteri lainnya
Tatalaksana :
Tatalaksana Umum
Rujuk ibu ke rumah sakit
Tatalaksana Khusus
Selama mempersiapkan rujukan:
Miringkan ibu ke samping agar tidak terjadi aspirasi.
Jaga jalan napas tetap terbuka.
Atasi kejang dengan diazepam 10 mg IV selama 2 menit. Jauhkan ibu
dari kebisingan dan cahaya.
Pasang jalur intravena untuk memberikan cairan. Jangan berikan
cairan lewat mulut.
Berikan antibiotika benzil penisilin 2 juta unit IV setiap 4 jam selama 48
jam. Lalu, lanjutkan dengan ampisilin 500 mg 3 kali sehari selama 10
hari.
Berikan antitoksin tetanus 3000 unit IM
Di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, cari tahu dan singkirkan
penyebab infeksi (misalnya jaringan yang terinfeksi)
Ventilasi mekanik mungkin diperlukan.
Kondisi Payudara
Mastitis
Mastitis adalah Inflamasi atau infeksi payudara
Tanda dan Gejala :
Payudara (biasanya unilateral) keras, memerah, dan nyeri
Dapat disertai demam >38°C
Paling sering terjadi di minggu ke-3 dan ke-4 postpartum, namun dapat terjadi kapan
saja selama menyusui
Pencegahan :
Segera menyusui setelah melahirkan (jangan menunda menyusui)
Menghindari lecet pada puting
Lakukan variasi menyusui dengan berbagai posisi sehingga drainase payudara
dapat sempurna
Hindari menggunakan bra yang ketat yang dapat menghambat aliran ASI
Tatalaksana
Tatalaksana Umum :
Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.
Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
Tatalaksana Khusus :
Berikan antibiotika :
Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari
ATAU eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14 hari
Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara yang
tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui,
pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.
Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.
Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Bendungan Payudara
Bendungan yang terjadi pada kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan
tekanan dari produksi dan penampungan ASI.
Tanda dan Gejala :
Payudara bengkak dan keras
Nyeri pada payudara
Terjadi 3 – 5 hari setelah persalinan
Kedua payudara terkena
Pencegahan :
Hindari posisi menyusui yang tidak baik
Tidak membatasi bayi menyusui
Tidak membatasi waktu bayi dengan payudara
Hindari pemberian suplemen susu formula untuk bayi
Hindari penggunaan pompa payudara tanpa indikasi sehingga menyebabkan suplai berlebih.
Hindari penggunaan implan payudara
Tatalaksana :
Tatalaksana Umum
Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5
menit
Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi lunak.
Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding) dan
pastikan bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah benar.
Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
mengosongkan payudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran
ASI secara manual dari payudara.
Letakkan kain dingin/kompres dingin dengan es pada payudara setelah
Retraksi Puting
Retraksi puting adalah Suatu kondisi dimana putting tertarik ke dalam payudara. Pada beberapa
kasus, puting dapat muncul keluar bila di stimulasi, namun pada kasus - kasus lain, retraksi ini
menetap.
Tanda dan Gejala :
Grade 1
Puting tampak datar atau masuk ke dalam
Puting dapat dikeluarkan dengan mudah dengan tekanan jari pada atau sekitar areola.
Terkadang dapat keluar sendiri tanpa manipulasi
Saluran ASI tidak bermasalah, dan dapat menyusui dengan biasa.
Grade 2
Dapat dikeluarkan dengan menekan areola, namun kembali masuk saat tekanan dilepas
Terdapat kesulitan menyusui.
Terdapat fibrosis derajat sedang.
Saluran ASI dapat mengalami retraksi namun pembedahan tidak diperlukan.
Pada pemeriksaan histologi ditemukan stromata yang kaya kolagen dan otot polos.
Grade 3
Puting sulit untuk dikeluarkan pada pemeriksaan fisik dan membutuhkan
pembedahan untuk dikeluarkan.
Saluran ASI terkonstriksi dan tidak memungkinkan untuk menyusui
Dapat terjadi infeksi, ruam, atau masalah kebersihan
Secara histologis ditemukan atrofi unit lobuler duktus terminal dan fibrosis yang
parah
Pencegahan : -
Tatalaksana :
Tatalaksana Umum
Jika retraksi tidak dalam, susu dapat diperoleh dengan menggunakan pompa
payudara.
Jika puting masuk sangat dalam, suatu usaha harus dilakukan untuk
mengeluarkan puting dengan jari pada beberapa bulan sebelum melahirkan.
7. Retensio Urin