Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh:

IMAM SYAHPUTRA (71160891070)

PEMBIMBING:
dr. VITA CAMELLIA, M.Ked.K.J, SP.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


DEPARTEMEN ILMU JIWA RS HAJI
MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
2017
 Terapi dengan obat-obat psikofarmaka
yaitu meliputi obat-obat yang memiliki efek
utama terhadap proses mental disusunan
saraf pusat, seperti proses pikir, perasaan
dan fungsi motorik atau perilaku.
 Berdasarkan efek klinis, psikofarmaka
dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu,
obat-obat antipsikotik, antidepresan,
antianxietas dan antimanik / mood
stabilizer.
 Obat antipsikotik adalah kelompok
obat-obatan psikoaktif umum tetapi
tidak secara khusus digunakan untuk
mengobati psikosis.
 Berdasarkan rumus kimia:
• Fenotiazine (ex: Chlorpromazine) /low potency
• Non Fenotiazine (ex: Haloperidol) / high potency

 Menurut caranya terhadap reseptor dopamine


• Dopamine reseptor antagonis (DA)/ Tipikal
• Serotonin Dopamine Antagonis (SDA)/ Atipikal
 Metabolisme obat antipsikotik secara farmakokinetik
dipengaruhi oleh beberapa hal: pemakaian bersama
enzyme inducer seperti carbamazepin, phenytoin,
ethambutol, barbiturate. Kombinasi dengan obat-obat
tersebut akan mempercepat pemecahan antipsikotik
sehingga diperlukan dosis yang lebih tinggi.

 Clearance inhibitors seperti SSRI (Selective Serotonin


Receptor Inhibitor), TCA (Tricylic Antidepresan), beta
blocker, akan menghambat ekskresi obat-obat
antipsikotik sehingga perlu dipertimbangkan dosis
pemberiannya bila diberikan bersama-sama. Kondisi
stress, hipoalbumin karena malnutrisi atau gagal ginjal
dan gagal hati dapat mempengaruhi ikatan protein
obat-obat antipsikotik tersebut.
 Obat-obat antipsikotik: bekerja sebagai
antagonis reseptor dopamine dan serotonin
di otak, dengan target untuk menurunkan
gejala-gejala psikotik seperti halusinasi,
waham dan lain-lain.
 Sistem Dopamine yang terlibat:
• Ningrostriatal (jika hambatan berlebihan:
gangguan aktivitas motoric)
• Mesolimbokortikal (jika hambatan berlebihan:
gangguan fungsi kognitif)
• Tuberoinfundibuler(jika hambatan berlebihan:
gangguan fungsi endokrin)
 Akatisia
Berupa perasaan tidak nyaman, gelisah, dan merasa
harus menggerak-gerakkan tungkai, kaki.
 Distonia Akut

Terjadinya kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-


tiba, biasanya mengenai otot leher, lidah, muka dan
punggung.
 Parkinsonism

Kumpulan gejala yang terjadi atas bradikinesia,


rigiditas, fenomena roda gerigi, tremor, muka
topeng, postur tubuh kaku, gaya berjalan seperti
robot dan drooling (tremor kasar tangan seperti
sedang membuat pil).
 Sindroma Neuroleptik Maligna
merupakan reaksi idiosinkrasi yang sangat
serius dengan gejala utama berupa rigiditas,
hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom
dan delirium. gejala biasanya berkembang
dalam periode waktu beberapa jam sampai
beberapa hari setelah pemberian antipsikotik.
terhadap system gastrointestinal sering
dijumpai efek antikolinergik perifer, rasa
kering dimulut, sehingga pasien sering merasa
haus.
 Haloperidol
merupakan antipsikotik yang bersifat D2
antagonis yang sangat poten. Efek terhadap
sistem otonom dan efek antikolinergiknya
sangat minimal.
• Efek samping :Sedatif lemah, digunakan
terhadap sindrom positif dengan gejala
dominan antara lain halusinasi, waham,
apatis, menarik diri, hipoaktif, kehilangan
minat dan inisiatif dan perasaan tumpul.
• Dosis dan Pedoman Klinis :Waktu paruh
haloperidol 12 jam, sehingga cukup diberikan
2 kali sehari. (anjuran: 5-15 mg/ hari)
 Chlorpromazine
merupakan antipsikotik yang memiliki efek
samping hipotensi yang tinggi dari pada
haloperidol, klorpromazin juga memiliki efek
samping sedatif kuat yang digunakan terhadap
sindrom psikosis dengan gejala gaduh gelisah,
hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran,
perasaan dan perilaku.
• Dosis dan Pedoman Klinis :
Klorpromazin dapat diberikan dosis awal 30-
75 mg 3 kali sehari namun untuk dosis
pemeliharaan diberikan 100 mg 2 kali sehari.
(dosis anjuran: 150-600 mg/ hari)
 Risperidone
Risperidone jauh lebih kecil kemungkinannya
untuk mengakibatkan gejala ekstrapiramidal
dibandingkan haloperidol.
• Efek samping :
Penambahan berat badan, anxietas, mual dan
muntah, rhinitis, disfungsi ereksi, dan
disfungsi orgasmic dikaitkan dengan
penggunaan risperidone.
 Dosis anjuran: 2-6 mg/ hari
 Olanzepine
Konsentrasi puncak dicapai dalam 6 jam, dan
waktu paruh rata-rata 30 jam. Oleh karena itu,
obat ini efektif dengan dosis sekali sehari.
• Efek samping: Somnolen, mulut kering,
pusing, konstipasi, dyspepsia, meningkatnya
nafsu makan dan tremor terkait dengan
penggunaan olanzepine.
• tersedia dalam tablet 2,5, 5, 7,5, 10 dan 15
mg. Dosis awal untuk terapi psikotis biasanya
5 atau 10 mg, dan untuk terapi mania akut
biasanya 10 atau 15 mg diberikan sekali
sehari.
 Clozapine
Kadar plasma puncak dicapai dalam 1-4 jam. Waktu
paruh stabil selama 10-16 jam biasanya dicapai
dalam 3-4 hari jika digunakan dosis 2x/hari.
• Efek samping: Efek samping terkait obat yang
paling lazim adalah sedasi, pusing, sinkop,
takikardia, hipotensi, perubahan elektrokardiogram
(EKG), mual dan muntah.
• Dosis dan pedoman klinis: Tersedia tablet 25 dan
100 mg. Dosis awal 25 mg 1-2x/hari, meskipun
dosis awal konservatif adalah 12,5 mg 2x/hari.
Kemudian dosis dapat ditingkatkan secara
bertahap (25 mg/hari setiap 2 atau 3 hari) hingga
300 mg/hari dalam dosis terbagi, biasanya 2-
3x/hari. Dosis hingga 900 mg per hari dapat
digunakan.
 Ziprasidone
Konsentrasi Plasma puncak ziprasidone dicapai
dalam 2-6 jam. Waktu paruh stabil selama 5-
10 jam dicapai pada hari ke 3, dan diperlukan
dosis 2x/hari. ziprasidone memiliki efek anti
depresan.
• Dosis dan pedoman klinis :
Dosis ziprasidone harus dimulai dengan dosis
40 mg/hari. Dibagi menjadi 2 dosis harian.
Beberapa studi telah menunjukan efektivitas
ziprasidone pada kisaran dosis 80 hingga 160
mg/hari, dibagi menjadi dua dosis.
 Aripiprazole
Aripiprazole bukanlah SDA, tetapi merupakan
agonis parsial reseptor dopamin D2.
Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam 3
hingga 5 jam.
• Efek samping: Aripiprazole tampak terkait
dengan risiko gejala ekstrapiramidal yang
rendah, sedasi ringan, penambahan berat
badan ringan, tidak ada perpanjangan QT,
dan peningkatan prolaktin.
• Dosis dan pedoman klinis: Aripiprazole
tersedia dalam tablet 10, 15, 20, dan 30 mg.
Aripiprazole terlihat efektif dalam kisaran
dosis 10 hingga 30 mg/hari.
 Obat antipsikotik adalah kelompok obat-obatan
psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus
digunakan untuk mengobati psikosis. Antipsikotik
mempunyai 2 klasifikasi, yaitu antipsikotik tipikal
dan antipsikotik atipikal. Dapat juga terjadi efek
samping akut berupa SNM (Syndroma Neuroleptik
Maligna) yang merupakan kondisi emergensi
karena dapat mengancam kelangsungan hidup
pasien.
 Obat-obat DA juga sering disebut antipsikotik
tipikal, dan obat-obat SDA disebut juga
antipsikotik atipikal. Obat-obat SDA makin
berkembang dan menjadi pilihan karena efek klinis
yang diperoleh setara dengan obat-obat
konvensional disertai dengan efek samping yang
jauh lebih ringan.

Anda mungkin juga menyukai