Anda di halaman 1dari 36

USULAN SKRIPSI

IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT DALAM JAMU PEGEL LINU


SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI

SATRYA YUDHA ARRIZKY


050810285

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA


DEPARTEMEN KIMIA FARMASI
SURABAYA 1
2016
OUTLINE
Pendahuluan

• Latar Belakang
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Manfaat Penelitian

Kerangka Konseptual

• Alur kerangka Konseptual

Metode Penelitian

• Kondisi Optimum
• Validasi Metode
LATAR BELAKANG

• Depigmenting agent untuk


Hidrokuinon hiperpigmentasi kulit (Hsieh et al., 2014)

• Obat : Melasma, kloasma, hiperpigmentasi kontrasepsi oral


Sebagai obat & • Kosmetik : pengoksidasi warna rambut, kuku artifisial.
kosmetik Kadar maksimum 0,02 - 0,3 % (BPOM, 2008)

• Hasil temuan BPOM okt 14 – Sept


15 ada 14 jenis kosmetik
Penyalagunaan • Dari 2010 – 2015 penyalagunaan
terus naik 0,65 mnjadi 0,74%

PENDAHULUAN
Antalgin
Pemerian :
berbentuk jarum halus, berwarna
putih, dan mudah menjadi gelap jika
terpapar dan udara (Depkes RI,2014)
Kelarutan :
larut dalam air dan eter. Mudah larut
dalam alkohol, dan agak sukar larut
dalam klorofom (Merck, 2006)
Rumus Molekul : 𝐶6 𝐻6 𝑂2
BM : 110,1
Nama Kimia : 1,4-Benzendiol Log P : 0,56 (Hung., et al, 2014)
(Sweetman, 2009)
Latar Belakang

Analisis
• Metode Kromatografi cair
kinerja tinggi
• hiperpigmentasi, • peraturan Menteri
kemerahan pada Kesehatan
kulit, sensasi Republik Indonesia
terbakar, iritasi Nomor
• ochronosis , 1010/MENKES/PE
leukoderma
R/XI/2008 tentang
registrasi obat
Efek Samping & Quality Pengawasan
penyalagunaan Control mutu
Latar Belakang

Penelitian KCKT
Sebelumnya • Fase Gerak
• Asean, 2005 • Metanol : Air (55 : 45)
• Hsieh, et al., 2014 • Ekstrasi pelarut metanol

Optimasi
• Minimalkan penggunaan
metanol
• Polaritas dan Cost efisien
• Ekstrasi pelarut air
Rumusan Masalah
• Kondisi optimum (komposisi fase gerak dan laju alir)
manakah yang digunakan untuk analisis hidrokuinon
? dalam sediaan krim ?

• Apakah metode kromatografi cair kinerja tinggi dalam


validasi metode hidrokuinon dalam sediaan krim
? memenuhi persyaratan validasi metode ?

• Berapakah kadar hidrokuinon dalam sediaan krim


dengan menggunakan metode KCKT yang telah
? tervalidasi ?
Tujuan Penelitian
• Menentukan kondisi optimum untuk penetapan kadar hidrokuinon
dalam sediaan krim menggunakan KCKT.
+

• Menentukan metode analisis hidrokuinon yang memenuhi


persyaratan validasi metode, dalam validasi metode hidrokuinon
+ dalam sediaan krim menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi.

• Menentukan kadar hidrokuinon dalam sediaan krim dengan


menggunakan metode KCKT yang telah tervalidasi
+
Manfaat Penelitian

• Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk


mendapatkan metode analisis yang valid dalam validasi
metode sediaan krim hidrokuinon menggunakan
kromatografi cair kinerja tinggi yang nantinya dapat
dijadikan metode rujukan.
KERANGKA KONSEPTUAL
Peraturan BPOM
Sedian Krim batasan HQ dalam
Hidrokuinon kosmetik

Pengawasan mutu produk


jadi sesuai dengan CPOB Analisis Secara Penyalagunaan HQ
tahun 2012 Kuantitatif dalam kosmetik

• Dapat memisahkan Krim membutuhkan Hidrokuinon larut dalam


molekul-molekul dari suatu pemisahan, diekstrasi air (1 :14) dan Log P : 0,56
campuran
• Kecepatan analisis dan
kepekaan yang tinggi Kromatografi Cair
• Dapat dihindari terjadinya Kinerja Tinggi
dekomposisi
• Resolusi yang baik
• Dapat digunakan Penelitian menggunakan metode
Optimasi Laju Alir, KCKT analisis hidrokuinon
bermacam-macam detektor
Komposisi Fase Gerak, Asean, 2005
meminimalkan metanol Hsieh, et al., 2014

Menjamin metode analisis,


Validasi Metode akurat, spesifik reprodusibel

Optimasi Metode KCKT memenuhi


pesyaratan validasi
Hipotesis

Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi untuk analisis


hidrokuinon dalam krim memenuhi persyaratan validasi yaitu :
spesifitas, linieritas, akurasi, presisi, batas deteksi dan batas
kuantifikasi
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat
HPLC Shimadzu LC 2040

Kolom Lichorpher Lichrospher 5 µm


(4 x 123) mm

DAD Detector

Vortex

Nereca Analitik

Peralatan Gelas
Alat dan Bahan
Hidrokuinon pharmaceutical grade
Bahan
Aqua Bidestilata for injection

Metanol for liquid chromatography

Matrik Sampel (air, asam atearat, aetil stearat,


phenoxy etanol, metil paraben, propil paraben,
natrium hidroksida, perfumue)
Sampel dibuat dengan cara menambahkan
hidrokuinon ke dalam matrik sampel
Pembuatan Larutan Standar
Baku Induk Hidrokuinon
(HQ)
50 mg (HQ) ad
50 ml Larutan
induk 1000
ppm

1,0 ml 1,5 ml 2,0 ml 2,5 ml 3,0 ml

ad 10 ml = 100 ppm ad 10 ml = 150 ppm ad 10 ml = 200 ppm ad 10 ml = 250 ppm ad 10 ml = 300 ppm

Baku Kerja Hidrokuinon


Preparasi Sampel

Sehingga didapatkan
Timbang HQ Timbang Matrik sampel krim HQ 2%
200 mg sampel 9800 mg (konsentrasi target)
Preparasi Sampel
Larutan sampel
hidrokuinon 80 %
dari target

Sampel 80 % dari Lar sampel 150


target (160 mg HQ ppm
+ 9840 matrik)
Disaring &
Timbang 187,5 + 15 ml aqua lalu Dihangatkan Dinginkan suhu dipindahkan ke
mg sampel 80 % Vortex 5 menit selama 15 menit ruang labu ukur 25,0
ml scara terukur

Larutan sampel
hidrokuinon 100 %
dari target
Lar sampel 200
Sampel 100 % dari ppm
target (200 mg HQ
+ 9800 matrik)
Disaring &
Timbang 250 mg + 15 ml aqua lalu Dihangatkan Dinginkan suhu dipindahkan ke
sampel 100 % Vortex 5 menit selama 15 menit ruang labu ukur 25,0
ml scara terukur
Preparasi Sampel

Larutan sampel
hidrokuinon 120 %
dari target

Sampel 100 % dari Lar sampel 250


target (240 mg HQ ppm
+ 9760 matrik)
Disaring &
Timbang 312,5 + 15 ml aqua lalu Dihangatkan Dinginkan suhu dipindahkan ke
mg sampel 100 % Vortex 5 menit selama 15 menit ruang labu ukur 25,0
ml scara terukur
Optimasi Kondisi KCKT
Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
1 2 3 4 5 6
Lichrospher Lichrospher Lichrospher Lichrospher Lichrospher Lichrospher
Kolom Faktor
𝐶18 5 µm 𝐶18 5 µm 𝐶18 5 µm 𝐶18 5 µm 𝐶18 5 µm 𝐶18 5 µm Resolusi
Selektivitas

Laju alir 1 1,5 1 1,5 1 1,5


ml/menit ml/menit ml/menit ml/menit ml/menit ml/menit Rs >1,5 α >1
Fase 20 : 80 20 : 80 30 : 70 30 : 70 40 : 60 40 : 60
Gerak
(Metano Pengunaan metanol
l : Air ) yang minim
Suhu 25 °C 25 °C 25 °C 25 °C 25 °C 25 °C
Panjang
289 nm 289 nm 289 nm 289 nm 289 nm 289 nm
gelombang
Validasi Metode
Spesifisitas
Lar Baku
HQ

Di injek 10 µ Dibandingkan
Lar
waktu Rs > 1,5
Blanko retensinya

Lar
Sampel
Validasi Metode
Linieritas
Baku Kerja

100 ppm

150 ppm
Dibuat r hitung > r tabel
Di injek 10 µ persamaan t hitung > t tabel
200 ppm regresi y=bx+a Vxo < 5%

250 ppm

300 ppm
Validasi Metode
Akurasi
Larutan Sampel

80 %

Akurasi
Di injek 10 µ Syarat
dinyatakan
100 % penerimaan 97
dalam &
– 103 %
rekoveri

120 %
Validasi Metode

Presisi Alat Presisi Metode


Larutan baku
kerja

Di injek 10 µ didapatkan dari hasil


200 ppm
SD rekoveri akurasi

Presisi dinyatakan
dalam RSD < 2%
Validasi Metode
LOD dan LOQ

10 ppm Dihitung
Dibuat
SD(standar
persamaan
deviasi
regresi y= bx+a
b (slope)
20 ppm

Di injek 10 µ
30 ppm

LOD LOQ
40 ppm
3,3 𝑋 𝑆𝐷 10 𝑋 𝑆𝐷
𝐿𝑂𝐷 = 𝐿𝑂𝑄 =
𝑏 𝑏
50 ppm
Penetapan Kadar

Larutan Sampel
100% dari target
Kromatogram yang dihasilkan
diamati dan perhitungan kadar
Di injek 10 µ
dilakukan menggunakan kurva
kalibrasi

Replikasi 5 kali
Daftar Pustaka
• Anonim, 2014. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: ISFI Penerbitan.
• Ansel, H. C., Jr, L. V. A. & Popovich, N. G., 2011. PHARMACEUTICAL DOSAGE FORM AND DRUG DELIVERY SYSTEMS. 9 ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer.Pp 272 - 278
• Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Replubik
Indonesia Nomor HK. 03.1.23.08.11.07517 Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, Jakarta.
• Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Replubik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Jakarta
• Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2011. Lampiran Public Warning No.IN.05.031.43.11.15.5285, Jakarta
• Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Replubik
Indonesia Nomor HK.00.05.42.1018 Bahan Kosmetik, Jakarta
• Becker, L. C., 2014. Amended Safety Asseessment of Hydroquinone. Cosmetic Ingredient Review , pp. 18-21.
• Cazes, J., 2005. Encyclopedia of Chromatography . New York : Marcel Dekker, Inc
• DepKes RI, 2014. Farmakope Indonesia. V penyunt. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
• Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2015. Kimia Farmasi Analisis. 15 ed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
• Garcıa, P. L., Santoro, M. R. M., Kedor-Hackman, E. & Singh, A. K., 2005. Development and validation of a HPLC and a UV
derivative. Pharmaceutical and Biomedical Analysis, pp. 764 - 768.
• Hsieh, P.-W.et al., 2014. Hydroquinone-salicylic acid conjugates as novel anti-melasma actives. Journal of Dermatological Science,
Volume 76, pp. 120 - 131.
• Hung, C.-F.et al., 2014. The risk of hydroquinone and sunscreen over-absorption via. International Journal of Pharmaceutics,
Volume 471, pp. 135 - 145
• ICH. 1995. Validation of Analytical Procedures:Methodology-ICH Topic Q 2 B. London: ICH Techinacl Coordination
• Incorporated, M. C., 2001. The Merck Index. USA: Merck and Co Inc.
Daftar Pustaka
• Katzung, B. G., 2002. Basic and Clinical Pharmacology. 10 penyunt. San Francisco: The McGraw-Hill.
• Lin, C.-H., Sheu, J.-Y., b, H.-L. W. & Yeou-Lih Huangd, 2005. Determination of hydroquinone in cosmetic
emulsion using microdialysis. Pharmaceutical and Biomedical Analysis, Volume 38, pp. 414 - 419.
• Mayer, V. R. .., 2010. Practical High-Performance Liquid Chromatography. 5 ed. St Gallen: A John Wiley
and Sons.
• Nations, A. o. S. A., 2005. Indentification And Determination Of Hydroquinone In Cosmetic Product By
TLC And HPLC. Singapore, ASEAN.
• Neil, M. J. O., 2006. The Merck Index. 14 ed. New Jersey: Merck Research Laboratories.
• Palumbo, A., a, M. d. '. l. s. c. h. i., Misuraca, G. & Prota, G., 1990. Mechanism of inhibition of
melanogenesis by hydroquinone. Biomhemica et Biophyswa Acta, Volume 1073, pp. 85-90.
• Putra, E. D. L., 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. s.l.:USU Library.
• Skoog, D. A., Holler, J. & Stanley R, C., 2006. Principles of Instrumental Analysis. 6 ed. Canada: Thomson
Brooks/ Cole.
• Sweetman, S. C., 2009. Martindale. 36 ed. London ; Chicago: Pharmaceutical Press.
• United States Pharmacopoeial Concention Inc., 2013. United States Phamacopoeia. 36
• Yuwono, M. & Indrayanto, G., 2005. Validation of Chromatographic Method of Analysis. Elsevier, pp. 243 -
258.
Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Tempat
Pelaksanaan

Tempat Fakultas Farmasi Tempat


Universitas Airlangga,
Unit Laboratorium
Fasilitas yang
Pelayanan, Fakultas
digunakan adalah
Farmasi Universitas
laboratorium analisis
Airlangga, Surabaya.
Departemen Kimia
Farmasi
Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Jadwa Penelitian
Kegiatan Nov - 15 Des - 15 Jan - 15 Feb - Mar - 15 Apr - 15 Mei - 15 Jun - 15
15
Studi Pustaka

Persiapan Proposal

Ujian Proposal

Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data

Penyusunan Skripsi

Ujian Skripsi
Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Rancangan Pembiayaan
No Perihal Jumlah Harga
1 Penyusunan Usulan Skripsi Rp 100.000,00

2 Penyusunan Skripsi Rp 250.000,00

3 Standart Hidrokuinon Rp 2.000.000,00

4 Matrik Krim Rp 50.000,00

5 Membran Filter 0,2 µm 20 buah Rp 150.000,00

6 Aqua Pro Injeksi 3 Liter Rp 600.000,00

7 Metanol Pro HPLC 1 Liter Rp 400.000,00

Total Rp 3.550.000,00
Analisis Data Optimasi
Kondisi 1 Kondisi 2 Kondisi 3 Kondisi 4 Kondisi 5 Kondisi 6

Rs

α >1

Rt

Puncak
Asimetris
Analisis Data Linieritas

No. Kadar Hidrokuinon (ppm) Area Hidrokuinon

1. 100

2. 150

3. 200

4. 250

5. 300

y = a x + b; r hitung = , Vxo =

𝒏 −𝟐
t=r
𝟏 −𝒓𝟐

34
Analisis Data Akurasi
Rata-rata
Persen
Kadar Kadar persen Kadar yang diperoleh
% Re c  x100
Kadar perolehan Kadar sesungguhnya
Replikasi ke- sesungguhnya diperoleh perolehan
Hidrokuinon kembali
(ppm) (ppm) kembali
(%)
(%)
1
RSD = 100 x SD/X
80% dari target 2

100% dari target 2

1
120% persen dari
2
target 35
3
Analisis Data Limit Kuantitasi dan Limit Deteksi

Konsentrasi (ppm) Area (mAu) Yi = bX + a (Y - Yi)2


(X) (Y)

Slope (b) = ∑=
Standar Deviasi Residual =
Limit Kuantifikasi = (ppm) Limit Deteksi = (ppm)
36

Anda mungkin juga menyukai