Anda di halaman 1dari 25

Journal Reading

“Presentasi dan Managemen dari Herpes Zoster pada Populasi


Geriatri”
Pembimbing :
dr. Sunaryo, Sp. KK

Dipresentasikan Oleh :

Iin Nila Nuraini, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
SUMBER
Pharmacy in New York

JUDUL
Presentation and Management of Herpes Zoster
(shingles) in the Geriatric Population

PENULIS
Kenneth R. Cohen, PharmD, PhD, CPG; Rebecca L.
Salbu, PharmD, CPG; Jerry Frank, MD, FAAFP; and Igor
Israel, MD
• Seorang laki-laki berusia 75 tahun datang ke dokter dengan keluhan
sejak 2 hari mengeluh gatal dan rasa terbakar disisi punggung dan
dadanya.

• Keluhan tersebut disertai kelesuan dan kelelahan. Dua hari


sebelumnya pasien mengalami mati rasa dan kesemutan pada
lokasi yang sama.

• Riwayat penyakit dahulu : mengakui pernah terkena varicela zoster


virus (VZV) waktu kecil.

• Pemeriksaan Fisik : terlihat sekelompok vesikel pada bagian kiri


punggung dan dadanya sepanjang SIC ke6 tanpa melewati garis
tengah. Palpasi menyebabkan nyeri tekan dengan meningkatkan
rasa gatal dan rasa terbakar.
Infeksi dengan varicela zoster virus (VZV) pertama kali
didokumentasikan dalam tulisan peradaban kuno sebagai ruam
vesikel dengan penyebab yang tidak diketahui

Infeksi primer VZV memberikan manifestasi khas pada


anak-anak sebagai Chickenpox.

Reaktivasi infeksi VZV kedua kalinya akan memberikan


gambaran klinis sebagai herpes zoster. Infeksi pada orang
dewasa akan lebih parah dari pada pada anak, dan akan
mengalami banyak komplikasi.
• Diperkirakan lebih dari 90% orang dewasa di U.S membawa VZV dan beresiko
untuk menjadi herpes zoster.

• Reaktivasi VZV meningkat sesuai dengan umur.

• Kondisi tertentu seperti: penyakit neoplastik (limfatika), penyakit yang


membutuhkan immunosupresan (kortikosteroid), transplantasi organ dan HIV.
Kondisi psikis juga dapat meningkatkan reaktivasi VZV.

• Wanita lebih sering terjadi daripada laki-laki.

• Ras kaukasian lebih tinggi insidensinya daripada ras non kaukasian.

• Riwayat keluarga
VZV merupakan family
dari virus herpes

Family ini patogen


terhadap manusia

Virus herpes simplek


tipe-1 mengenai oral dan
tipe-2 mengenai genital.
Partikel virus berakhir pada kranium atau
Anak terinfeksi dorsal ganglion dan
berjalan dari saraf menetap didalam nukleus
VZV
sensorik sel

Laten virus Sel T membawa virus Penurunan Sel


bereplikasi dan ke dorsal ganglia mediated immunity
berproliferasi atau kranium ganglia. reaktivasi VZV

Virus mencapai Terjadi proses kerusakan saraf


Virus bermigrasi ke
dan inflamasi kulit keatas
jalur saraf menuju dermis dan dermis epidermisterbentuk
perifer saraf sensorik epidermis dari kulit lesi makulopapuler.
• Gejala awal yang muncul yaitu malaise, pusing
kepala, dan fotofobia.

• Disertai dengan keluhan gatal, perasaan geli dan


nyeri.

• Dalam 3-5 hari gejala akan muncul berupa erupsi


ruam eritema maculopapular unilateral.

• Berikutnya 7-10 hari ruam menjadi pustul dan ulserasi


menjadi krusta yang dapat bertahan sampai 30 hari
• Ruam herpes zoster bisanya pada dada dan
muka.

• Ramsay Hunt sindrom yaitu kombinasi dari


otot muka yang mengalami kelemahan dan
zoster otikus.

• Herpes zoster opthalmicus yaitu virus


beraktifasi pada opthalmicus dari nervus
trigeminus.
Insidensi infeksi sekunder VZV sangat tinggi pada
pasien dengan HIV

Pada pasien HIV lebih rawan terkena komplikasi


kulit, terutama nekrosis kulit.

Beresiko terkena komplikasi mata seperti akut


retina nekrosis dan kebutaan.
Gejala dan pola kulit yang mengalami erupsi

Pemeriksaan Laboratorium

Immunofluorescence
PHN adalah nyeri herpes zoster yang terus berlanjut hingga 30 hari
setelah onset pada kulit menghilang

Insidensi PHN meningkat pada usai tua

Nyeri pada pasien PHN mengalami peningkatan sensitivitas


untuk sentuhan ringan  hiperestesia

Resiko terjadinya PHN yaitu apabila ada nyeri yang parah dan ruam
yang berat saat herpes zoster
• Kualitas hidup (QQL) pasien dengan herpes zoster bisa
berkurang.

• Nyeri akut, nyeri kronis, dan neuralgia postherpetik

• Nyeri akan membatasi produktivitas dan kemampuannya untuk


melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Mempercepat penyembuhan lesi
kulit
Tujuan

Mengurangi resiko penyebaran


virus

Membatasi keparahan dari nyeri


akut dan kronis
1. Terapi Antivirus
Obat-obat yang biasa digunakan untuk mengurangi tingkat
keparahan dan durasi infeksi VZV:
a. Asiklovir
b. Valacyclovir
c. Famciclovir
d. Foscavir
e. Brivudin

Antivirus topikal tidak efektif untuk pengobatan herpes zoster dan


tidak dianjurnakn.
• Standar emas
Acyclovir • Dosis 800 mg setiap 4 jam (lima kali sehari)
selama 7-10 hari

• Alternatif yang aman dan efektif


Valacyclovir • Dosis 1.000 mg setiap 8 jam (tiga kali sehari)
selama 7 atau 14 hari

• Memiliki waktu paruh yang lama


Famciclovir • Dosis 500 mg selama 7 hari vs 800 mg lima kali
sehari selama 7-10 hari

• Virus herpes simpek yang resisten terhadap


Foscavir acyclovir
• Pengobatan VZV pada pasien AIDS.

• Sangat selektif untuk VZV


• Optimal untuk pengobatan herpes zoster pada
Brivudin pasien lanjut usia
Antiviral iv dapat
Acyclovir intravena
digantikan oleh terapi
(iv 10 mg/ kg setiap 8
oral setelah infeksi
jam)
terkendali
1. Herpes zoster opthalmikus
peradangan mata kronis, nyeri dan
kebutaan. Dapat diberikan pengobatan
acyclovir, valacyclovir dan famciclovir.
• Nyeri akut dapat berkurang jika pemberian terapi dimulai
Antivirus dalam 72 jam setelah gejala zoster muncul

Analgetik • Pada herpes zoster dengan keterlibatan mata.

• Kontroversional
Kortikosteroid • Lebih tinggi resiko daripada manfaat dari kortikosteroid

Aspirin • Aspirin topikal untuk perawatan neuralgia herpetik akut


• PHN ringan sampai sedang dapat menggunakan
acetaminophen, aspirin, atau NSAID (ibuprofen)
Analgetik • Nyeri neuropati seperti HNP umumnya kurang responsif
terhadap obat analgesik

• Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada HNP


Opioid • Opioid digunakan untuk HNP sedang-berat dengan HNP yang
menggalami gangguan tidur

Antidepresan • pengelolahan nyeri neuropati


• Terbukti mengurangi rasa sakit HNP
Trisiklik • Nortriptyline dan Desipramine lebih sering digunakan

• Mengurangi gangguan neural


Antikonvulsan • Gabapentin terapi untuk nyeri neuropati pada pasien HNP.
• Topikal untuk pengobatan HNP
Lidokain 5% • Line pertama

Piroxicam • Lebih efektif untuk mengobati nyeri tumpul.

• Menghilangkan sensor serabut saraf sensorik


Capsaicin • Penghilang nyeri neuropati pada HNP
Vaksin Zostavax
VZV hidup yang dilemahkan.

Telah disetujui pada tahun 2006 untuk


mencegah reaktivasi VZV.

Paling efektif diberikan segera setelah


umur mencapai 60 tahun.

Pemberian vaksin secara inj.


subkutan satu kali dan diberikan
selama 30 menit.

Mengurangi kejadian herpes zoster


dan kejadian HNP.
Vaksin pada orang dewasa Vaksinasi VZV mesikpun relatif
yang berusia antara 65-75 mahal, vaksin tidak hanya
mengurangi resiko infeksi tetapi
tahun terbukti hemat biaya juga bisa menjaga kesejatan yang
pada populasi ini. terkait kualitas hidup pada geriatri.
Infeksi VZV memiliki efek signifikan pada kualitas
hidup terutama pada usia lanjut

Komplikasi herpes zoster kronis dan serius yaitu


HNP, arteritis sereberal dan herpes zoster
opthalmikus.

Penatalksanaan gejala herpes zoster akut dan kronis


meliputi antiviral dan obat analgetik

Vaksinasi VZV mesikpun relatif mahal, vaksin tidak


hanya mengurangi resiko infeksi tetapi juga bisa
menjaga kesejatan yang terkait kualitas hidup pada
geriatri.

Anda mungkin juga menyukai