Anda di halaman 1dari 54

Asuhan Keperawatan

Pada Klien dengan


Gagal Jantung

Disampaikan oleh: Wantiyah


KAD
Mahasiswa mampu:
1. Menguraikan konsep dasar gagal jantung
2. Menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan
gagal jantung
KASUS
Seorang laki-laki 48 tahun.
Keluhan utama: sesak nafas bila aktivitas sejak 2 bln
yang lalu. Dua hari terakhir sering terbangun tengah
malam krn sesak dan tidur dgn 2 bantal.
Riwayat penyakit hipertensi 3 thn dan berobat tdk
teratur. Merokok sekitar 1 bungkus per hari
Pemeriksaan fisik: TD=150/100, N=120x/mnt, S:
37,50C, RR: 20x/menit. JVP meningkat, Cor=gallop +,
Pulmo=ronchi basah basal +, Abd= hepar 2 jari, Extr=
edema +.
Pem Penunjang: foto toraks=kardiomegali, EKG= sinus
takikardi dgn gambaran LVH dan iskemia
DEFINISI
Gagal jantung/Heart Failure (HF)
merupakan suatu keadaan patofisiologis
adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung gagal memompakan
darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan
CHF : suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan adanya abnormalitas fungsi
ventrikel kiri dan kelainan regulasi
Imbalances
neurohormonal disertai intoleransi kerja
supply &usia
fisik dan memendeknya demand
harapan
hidup O2 myocardial
The Donkey Analogy
Gangguan fungsi ventrikel membatasi kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas sehari-hari
HF meliputi gagal jantung
kanan, gagal jantung kiri,
atau kedua-duanya
Gagal jantung kiri umumnya
terjadi lebih dulu, bisa diikuti
gagal jantung kanan
ventrikel kehilangan
kemampuan berkontraksi
jantung tidak mampu
memompa darah secara
ventrikel kehilangan
kemampuan relaksasi
kegagalan diastolik otot
menjadi tebal&jantung tidak
cukup terisi darah selama
fase relaksasi darah masuk
ke atrium kiri masuk ke
paru edema pulmonal
edema atau cairan berlebih di
seluruh tubuh dikenal
dengan kongesti  gagal
jantung kongestif
Jantung normal vs gagal jantung

Normal - dd. Jantung melebar-dd. Jantung menebal


ETIOLOGI
1. Penurunan kontraktilitas miokard: PJK,
tamponade jantung, Aneurisma ventrikel,
penyakit infiltrat
2. Peningkatan Kerja miokard berlebihan
a. Peningkatan afterload: hipertensi,
stenosis aorta/pulmonal, Cor pulmonal
b. Peningkatan preload: insufisiensi
aorta/mitral/trikuspid, shunting kongenital
kiri dan kanan, disritmia
3. Kebutuhan tubuh meningkat: anemia
berat, kehamilan, tirotoksikosis, fistula
artei-vena, defisiensi nutrisi
CORONARY ARTERY DISEASE
kolesterol dan lemak menumpuk di
dinding pembuluh
darah menurunkan aliran darah dan
oksigen ke otot
jantung otot jantung rusak
kemampuan
memompa bagian jantung yang
sehat dipaksa
bekerja lebih keras

INFARK MIOKARD
Arteri yang mensuplai darah ke otot
jantung tersumbat
penurunan suplai oksigen dan
HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL
Tekanan darah terlalu tinggi
jantung memompa
lebih kuat untuk menjaga sirkulasi darah
ruang
jantung menjadi semakin lebar dan
melemah

KATUP JANTUNG ABNORMAL


Katup jantung tidak menutup atau
membuka dengan
sempurna otot jantung memompa
lebih kuat
Cardiac Output = Curah Jantung
Cardiac output= jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menit

Cardiac Output = HR x SV

HR= heart rate/laju nadi


SV= stroke volume/volume
sekuncup
Penentu Fungsi Ventrikel:
Contractility

Preload Afterload
Stroke
Volume
• Synergistic LV Contraction
• Wall Integrity Heart Rate
• Valvular Competence

Cardiac Output
Disfungsi Ventrikel Kiri
Volume Pressure Loss of Impaired
Overload Overload Myocardium Contractility

LV Dysfunction
EF < 40%

 End Systolic Volume


 Cardiac
Output  End Diastolic Volume

Hypoperfusion Pulmonary Congestion


Mekanisme Kompensasi
 Mekanisme Frank-Starling

 Aktivasi Sistem Neurohormonal

 Remodeling Ventrikel
Compensatory Mechanisms
Frank-Starling Mechanism
a. At rest, no HF
b. HF due to LV systolic dysfunction
c. Advanced HF
MEKANISME KOMPENSASI
Pada gagal jantung terkompensasi, tubuh
akan
melakukan beberapa kompensasi untuk
mempertahankan fungsi jantung.

dengan menstimulasi sistem syaraf


simpatis
melepaskan epineprin dan nor epineprin
meningkatkan denyut jantung 
memperbaiki CO
Perubahan neurohormonal
sistem renin angiotensin aldosteron (RAA)

penahanan natrium oleh ginjal


menahan air
 volume darah peregangan otot
jantung karena bertambahnya volume darah
berkontraksi lebih kuat  CO

Pembesaran otot jantung


(hipertrof)
kekuatan yang lebih besar
kelainan fungsi,
semakin memburuknya gagal
Hipertensi

kontraksi miokardium

regangan otot miokardium

Hipertropi miokard Efek ke depan


Efek ke belakang Oliguri
kontraksi Kelemahan fisik
Peningkatan JVP
Udem paru
curah jantung

aktifitas simpatik
renin angiotensin
aldosteron
ADH

preload Vasokontriksi afterload

Retensi Natrium&air
kontraktilitas miokard

Backward failure
Forward failure

Tekanan akhir
Stroke volume
ventrikel kiri

Tekanan atrium kiri CO

Bendungan paru Renal flow

Udem paru
RAA
Tekanan akhir diastolik
ventrikel kanan Retensi Na & air

Tekanan atrium kanan


Volume plasma
Tekanan sistemik
Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik

Edema interstisiel
Lingkaran Setan Gagal Jantung
LV Dysfunction

Decreased cardiac output


Increased cardiac workload and
(increased preload and afterload) Decreased blood pressure

ncreased cardiac output (via increased Frank-Starling Mechanis


contractility and heart rate) Remodeling
eased blood pressure (via vasoconstriction Neurohormonal activatio
and increased blood volume)
Signs and Symptoms
Signs :
Acute pulmonary edema
Cardiomegaly
Cough (nonproductive)
Diffuse, laterally displaced apical
impulse
Increased central venous pressure
Hepatojugular reflux
Hepatomegaly
Lower extremity edema
Cont’d..
Neck vein distention
Oliguria (in advanced stages or with
coexistent renal disease)
Pleural effusion
Pulsus alternans (advanced stages)
Rales
S3 gallop
Tachycardia
Unexplained weight gain
Lanjut...
Gagal jantung kiri (left-sided heart failure)
menyebabkan cairan menetap dan terkumpul di
paru
Gejalanya:
a. sesak nafas,
b. perlu bantal tambahan sewaktu tidur
c. terbangun sewaktu tidur malam (PND)
d. nafas terasa berat
e. sesak ketika beraktivitas
f. sesak ketika sedang istirahat
g. pada kasus berat batuk dengan dahak ada
percikan darah (FROTHY SPUTUM)
h. Kulit pucat, berkeringat
i. S 3 (gallop), takikardi
j. Crackles (ronchi), RR, batuk
Ggl Jantung kanan (Right-sided heart
failure ) darah yang kembali ke
jantung dari seluruh tubuh tertahan di
vena-vena
Gejalanya:
a. bengkak pada tungkai, kaki, dan
abdomen
b. nafsu makan turun, mual , muntah,
distensi abdomen
c. Hepatomegali, splenomegali
d. kulit berkeringat >>
e.  JVP
f. penambahan BB > 1 kg /hari
Akumulasi darah dalam Vena
SISTEMIK PULMONIK
(RIGHT FAILURE)
BENGKAK KAKI & (LEFT FAILURE)
TUNGKAI • SESAK
 BB
ASCITES,HEPATOM
AKTIFITAS
EGALI /BERBARING
DISTENSI VENA • SUSAH TIDUR
JUGULARIS
• BATUK
• RONKHI /
WHEEZING
New York Heart Association
Functional Classification
Class I: Aktivitas biasa tdk menimbulkan gejala
Class II: Hambatan ringan pada aktivitas fisik. Nyaman saat
istirahat, tapi aktivitas fisik biasa menimbulkan lelah, sesak, berdebar,
atau angina
Class III: Hambatan aktivitas fisik yg jelas. Nyaman saat istirahat,
tapi aktivitas fisik lebih ringan dari biasa menimbulkan lelah, sesak,
palpitasi, dan angina
Class IV: Aktivitas fisik yang sangat ringan pun tidak dapat
dilakukan. Gejala gagal jantung timbul saat istirahat
Pemeriksaan Penunjang
1. foto thoraks  kardiomegali, distensi vena pulmonal,
effusi
2. EKG  infark, aritmia, hipertrofi
3. Laboratorium: Hb, enzim jantung, fungsi hepar, fungsi
renal, elektrolit (K dan Na), level digoksin
4. Ekokardiografi: ketebalan otot-otot ruang jantung,
fungsi sistolik dan diastolik, pembentukan trombus,
fungsi katup, effusi perikard
5. Nuclear scanning: fungsi ruang-ruang jantung,
iskemia/infark miokard
6. Kateterisasi
7. Monitoring hemodinamik
FOTO TORAKS
Treatment:
Tujuan penanganan Gagal
Jantung:
1. Mengurangi beban jantung:
bed rest atau  aktifitas
fisik.
2. Mengontrol retensi
kelebihan air & garam
3. Meningkatkan fungsi jantung
DIURETIK
mengeluarkan natrium dan volume
darah mengurangi kongesti edema
pertukaran udara dalam paru dapat
diperbaiki hipoksia dan beban jantung
kanan dapat dikurangi.
Pemberian diuretik ditujukan untuk :
 Mengurangi cairan tubuh
 Meningkatkan urin out put
Efek samping : Tekanan darah,
Hypokalemia,
Contoh : furosemide (lasix)
ACE INHIBITORS
Memblok pembentukan angiotensin II ( tek.
Darah, vasokonstriksi, retensi garam)
Mengurangi tanda & gejala CHF:
Menurunkan preload dan afterload
Mencegah remodelling vertikel
Menurunkan katabolisme bradikinin
Meningkatkan fungsi bradikinin
Meningkatkan fungsi endotel dan mengurangi stress
oksidatif
Contoh : captopril (capoten), enalopril
(vasotec), lisinopril (prinivil, zestril), ramipril
(altace).
Efek samping: batuk kering,  tek. Darah,
Gagal ginjal, hyperkalemia
Diuretics, ACE Inhibitors
Reduce the number of sacks on the wagon
β-Blocker
β-blocker menghambat aktivasi sistem saraf simpatis
dan mengurangi progresivitas gagal jantung
Contoh: Metoprolol, Bisoprolol

Penelitian membuktikan agen tersebut mampu


meningkatkan fungsi ventrikel dan mengurangi
kebutuhan transplantasi jantung.
ß-Blockers
Limit the donkey’s speed, thus saving energy
Digitalis
Meningkatkan kontraktilitas
miokardium
Contoh : digoxin

Pada usia lanjut toleransi


terhadap digitalis
Kondisi hipoksemia
meningkatkan
Kepekaan terhadap digitalis
intoksikasi.
Digitalis Compounds
Like the carrot placed in front of the donkey
SURGICAL TREATMENT
1. Heart transplantation sebagai pilihan
pengobatan dengan kriteria :
 Pasien gagal jantung yang tidak
berespon dengan obat-obatan.
 Usia < 65 th, kondisi sehat
 Mampu memahami dan
mematuhi aturan pengobatan
2. Penggantian atau perbaikan katup
jantung
3. Coronary bypass surgery atau
angioplasty
Perubahan gaya hidup
 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan
 Menghindari alkohol
 Pola makan yang rendah lemak jenuh
dan
membatasi sodium
 Olahraga
 Kurangi stres
 Pantau gejala dan laporkan adanya
perubahan pada dokter
Many preventable and often interrelated factors
contributing to poorer outcomes among typically older
patients with heart failure, s.a:
inadequate/inappropriate medical treatment or
adverse effects ofprescribed treatment
inadequate response to, or recognition of, acute
episodes of clinicaldeterioration
non-adherence to prescribed pharmacological
treatment
lack of motivation/inability to adhere to a non
pharmacological management plan
problems with caregivers or extended care facilities
poor social support
Post- discharge
a multidisciplinary approach
individualised care
patient education and counselling (often involving the family/carer)
intensive follow-up to detect and address clinical problems on a
proactive basis
 strategies to both apply evidence-based pharmacological treatment
and improve adherence
application of non-pharmacological strategies where appropriate
(for example fluid and electrolyte management and exercise
programmes)
patient-initiated access to appropriate advice and support  to
encourage self-care behaviours (for example daily weight
monitoring, applying a diuretic regimen and recognising signs of
acute heart failure and seeking appropriate health Care )
Diagnosa Keperawatan
Dx Keperawatan dan masalah kolaboratif yang mungkin muncul:
1. Penurunan curah jantung b.d. Kegagalan pompa jantung
2. Intoleransi aktivitas b.d: ketidakseimbangan supply dan
kebutuhan O2 akibat penurunan CO, kelemahan
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan curah jantung,
penurunan filtrasi glomerulus, retensi Na
4. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-
alveolar, penumpukan cairan di alveoli, penurunan suplai
darah ke paru
5. Ansietas b.d dispnea, progresivitas penyakit
6. Defisit self care (spesifik) b.d kelemahan, dipsnea
7. PK: syok kardiogenik
Tujuan
NOC:
Cardiac pump effectiveness
Circulation state
Energy enhancement
Respiration state
Anxiety reduction
Self care: ADL
Intervensi Keperawatan
NIC (bisa dikembangkan):
1. Cardiac care
2. Energy management
3. Vital sign monitoring
4. Fluid monitoring
5. Emotional support
6. Self care assistance
Alhamdulillah..
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai