Anda di halaman 1dari 71

Rahmawati Aliwarman

111 01 052
Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab
Rumah Sakit Umum Daerah Dumai
 Nama : Ny. N
 Umur : 42 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Dumai timur
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 No RM : 366947
 Tanggal datang : 15 Maret 2017
Keluhan Utama:
Timbul luka di payudara kiri sejak 4
bulan yang lalu.
 Riwayat 7 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan timbul
benjolan di payudara kiri. Benjolan itu berukuran
sebesar kelereng, bisa digerakkan, tidak nyeri, terasa
padat, permukaan rata, warna kulit sama seperti kulit
sekitarnya, luka di payudara (-)
 Sekitar 4 bulan yang lalu, pasien mengeluhkan
benjolan itu semakin membesar seukuran kepalan
tangan orang dewasa
 Benjolan mulai tidak bisa digerakkan, nyeri, padat,
permukaan tidak rata, berbenjol benjol, warna kulit
sama dengan kulit sekitarnya.
 Pasien berpikir kalau benjolan tersebut hanya berupa
darah beku, sehingga atas anjuran tetangga pasien,
akhirnya pasien menyiram benjolan tersebut dengan air
hangat dari shower kamar mandi.
 Beberapa hari kemudian, pasien mengeluh bahwa area
benjolan yang disiram air hangat tersebut menjadi
melepuh, memerah, mengeluarkan darah, bernanah, lalu
mengering dan menghitam, bagian yang melepuh itu
berukuran 3x3cm, nyeri (+), demam (-).
 Sekitar 2 minggu yang lalu, atas saran tetangga pasien,
akhirnya pasien mencoba pengobatan alternatif yaitu
memakan buah sirsak dan meminum air rebusan daun
sirsak, yang katanya dapat mengobati gejala kanker
 3 hari SMRS, benjolan tersebut mengeluarkan darah lebih
banyak, bernanah dan nyeri bertambah hingga menganggu
aktivitas penderita.
 Tidak ada pengeluaran cairan dari puting susu.
 Ada benjolan di tempat lain yaitu diketiak kiri dan di
payudara sebelahnya namun tidak nyeri. Demam(-). terasa
menyesak didada(+), nafsu makan menurun(+), dan berat
badan turun(+). Nyeri perut (-). Karena keluhan tidak
berkurang, pasien berobat ke RSUD Dumai.
RIWAYAT PERKAWINAN,
RIWAYAT MENTRUASI KEHAMILAN, DAN MENYUSUI
 Haid pertama kali pada umur  Pernikahan pertama : 32
12 tahun th, lalu cerai 34 th,
 siklus tidak teratur  Pernikahan kedua : 40 th
 kadang dalam 2 bulan bisa  belum memiliki anak baik
tidak haid, hal ini terjadi sejak dari pernikahan pertama
masih remaja sampai dan kedua.
sekarang  Pasien pernah hamil
 Benjolan nyeri saat haid (-) pertama dari pernikahan
 Benjolan semakin membesar pertama, tapi keguguran
saat akan haid (-) diusia kehamilan 4 bulan
 Riwayat penggunaan KB (-) karena jatuh dari motor.
 Riwayat tumor payudara sebelumnya disangkal
 Riwayat operasi dipayudara disangkal
 Riwayat rongent didada sebelumnya disangkal
 Riwayat penyakit Hipertensi, diabetes, asma
jantung disangkal.
 Riwayat penggunaan silikon disangkal
• Keluarga pasien tidak ada yang memiliki
tumor payudara
• Keluarga pasien tidak ada yang pernah
Riwayat operasi payudara
Penyakit • Riwayat darah tinggi, kencing manis, asma
Keluarga disangkal

• Pasien tidak merokok atau mengkonsumsi


Riwayat alkohol
Kebiasaan
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda vital
Tek Darah : 120/80mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5º c
 Status gizi
BB sebelum : 60 kg
BB sekarang : 50 kg
Tinggi badan : 165
BMI : 18 (kurang)
Kepala normocephali
Konjunctiva anemis -/-
Sklera Ikterik -/-

Kelenjar getah bening leher


tidak teraba membesar
 Pulmo :
 Inspeksi : pergerakan dinding dada statis dan
dinamis simetris
 Palpasi : vocal fremitus kiri kanan simetris
 Perkusi : sonor dikedua lapang paru
 Auskultasi : vesikuler dikedua lapang paru
 Cor : BJ normal, HR 80x/menit, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Inspeksi: Palpasi:
Datar Supel, nyeri tekan
(-)

Perkusi:
Auskultasi:
Timpani, nyeri
Bising usus (+)
ketuk (-)
Kanan Kiri

Luka Tidak Ada Tidak ada

Otot

Tonus Normotonus Normotonus

Massa Normal Normal

Sendi Ke segala arah Ke segala arah

Gerak Ke segala arah Ke segala arah

Kekuatan +5 +5

Edema - -
Regio Mammae
Sinistra

 Inspeksi
tampak payudara asimetris, tampak
ulkus, dengan batas tegas, tepi rata,
dengan dasar berupa nanah berwarna
putih kekuningan, krusta berwarna
kehitaman, dinding berwarna
kemerahan, retraksi puting (-),
discharge (-), peau d’orange (-),
hiperemis (+)
 Palpasi
teraba massa tumor soliter dengan
konsistensi padat, permukaan
berbenjol-benjol, batas tidak tegas,
terfiksir, nyeri tekan (+), ukuran
15x12x12 cm.
Regio Aksila sinistra :
Inspeksi : tidak terlihat
adanya benjolan
Palpasi :teraba nodul
soliter, konsistensi keras,
permukaan rata, tidak dapat
digerakkan, ukuran 2x1x1cm
Regio Mammae
Dextra

 Inspeksi
tidak tampak benjolan, erosi (-),
warna kulit sama dengan
sekitarnya, peau de orange (-),
nipple discharge (-), retraksi putting
(-), hiperemis (-)
 Palpasi
teraba massa di mammae dextra
sisi luar atas arah jam 10 dengan
ukuran 2x1x1cm dan 3x2x1cm
dengan konsistensi padat,
permukaan rata, batas tegas, nyeri
tekan (-)
Regio Aksila dextra :
Inspeksi : tidak terlihat
adanya benjolan
Palpasi : tidak teraba
nodul
15 maret 2017

Hematologi :
 Hb : 11,7 g/dL (DBN) (♀ : 12 – 16)
 Ht : 34 % (DBN) (37 – 43)
 Leukosit : 7.400/mm3 (DBN) (5.000 – 10.000)
 LED : 5 mm/jam (DBN) (< 15)
 Trombosit: 344.000/mm3 (DBN)(200rbu-500rbu)
 Diff.Count: 3/0/0/50/40/7
Hemostasis :
 Masa perdarahan : 3 menit (DBN) (2-7)
 Masa pembekuan : 3 menit (DBN) (<5)
Glukosa darah :
 GDS : 72 mg/dl (<140)
Faal hati :
 SGOT : 17 u/l (<40)
 SGPT : 3 u/l (<41)
Faal ginjal :
 Ureum : 19 mg/dl (15-39)
 Creatinin : 1,0 mg/dl (0,6-1,0)
Imuno serologi
 Pemeriksaan hamil: negatif
 Cor dalam batas
normal
 Pulmo: tidak tampak
infiltrate

 Kesan :
 Cord an pulmo dalam
batas normal
 Mammae dextra:
 Kutis, sub kutis dalam batas normal
 Tampak lesi hipoekoik:
 Jam 10 : ukuran 11,6x9,1x7,2mm
 Jam 11 : 13,7x12,3x5mm
 Axilla dextra: tak tampak nodul hipoekoik
 Axilla sinistra: tampak nodul hipoekoik
 Kesan:
 suspect tumor mammae dextra
 pembesaran KGB axilla sinistra
Suspect Ca mammae sinistra
Stadium IV T4bN2aM1

T4b : tumor dengan penyebaran langsung kedinding


thoraks atau kekulit
N2a : CA menyebar ke lymph node regional ipsilateral dan
teraba melekat pada jaringan sekitar
M1 : terdapat metastasis jauh
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN

1. Fine Needle Aspiraton 1. Terapi paliatif


Biopsy 2. Terapi sistemik
2. Pemeriksaan merupakan terapi primer
histopatologi : core (Kemoterapi dan
needle hormonal)
3. Terapi lokoregional
(Radiasi dan bedah) jika
diperlukan
Ad Vitam:
Dubia ad
malam

Ad Ad
Fungtionam Sanationam
Dubia ad Dubia ad
malam malam
 Payudara terdiri atas 12 sampai
dengan 20 lobulus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran
ke papilla mammae, yang disebut
duktus laktiferus.
 Bagian lateral atasnya, jaringan ini
keluar dari bulatannya ke arah
aksila, disebut penonjolan Spence
atau ekor payudara.
 Di antara kelenjar susu dan fascia
pektoralis, juga di antara kulit dan
kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak.
 Di antara lobulus tersebut terdapat
jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang memberi
rangka untuk payudara.
 Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang
a.perforantes anterior dari a.mamaria interna, a.thoracalis
lateralis yang bercabang dari a.axillaris, dan beberapa
a.intercostalis
 Persarafan kulit payudara  cabang pleksus servikalis dan
n.intercostalis.
 Kelenjar payudara sendiri  saraf simpatik.
 N.interkostobrakialis dan n.cutaneus brachius medialis yang
mengurus sensibilitas daerah axilla dan bagian medial lengan
atas.
 N.pectoralis  m.pectoralis mayor dan minor,
 N. Thoracodorsalis  m.latissimus dorsi,
 N.thoracalis longus  m.serratus anterior sedapat mungkin
dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi axilla
FISIOLOGI PAYUDARA
Pubertas: duktus
laktiferus
berkembang

Siklus menstruasi: hari ke 8


haid, payudara menjadi lebih
besar. Pembesaran maksimal
setelah beberapa hari haid.
Beberapa hari menjelang haid,
payudara tegang dan nyeri

Hamil dan menyusui: payudara


menjadi besar karena epitel
duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin
dari hipofisis anterior memicu
proses laktasi, air susu diproduksi
oleh sel alveolus dan mengisi
asinus yang kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu.
Kanker payudara
Epidemiologi

 Eropa Utara, Amerika Utara merupakan area insiden tinggi, Eropa


Selatan, Amerika Selatan merupakan area insiden sedang, Asia,
Afrika merupakan area insiden rendah.
 Menempati urutan kedua setelah kanker servix
 Rata-rata 10 dari 100.000 wanita di Indonesia menderita
kanker payudara
 Di Indonesia minimal 20.000 kasus baru per tahun
 Kurva insidens-usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.
Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di
bawah 20 tahun. Angka tertingi terdapat pada usia 45-66
tahun. Insidens karsinoma mammae pada lelaki hanya 1%
dari kejadian pada perempuan
 Jenis kelamin
 Usia
 Genetik
 Reproduksi dan hormonal
 Diet
 Virus
 Sinar Ionisasi
 Riwayat pernah menderita kanker payudara
atau ovarium
1. Umur > 45 tahun
2. Menarche usia dini
3. Menopause usia lanjut
Unchangeable
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat penyakit payudara
Faktor jinak

resiko 1. Riwayat kehamilan


2. Obesitas & konsumsi lemak tinggi
3. Penggunaan hormon & kontrasepsi
Changeable oral
4. Konsumsi alkohol dan rokok
5. Riwayat keterpaparan radiasi
1. Bejolan keras di payudara (tidak
nyeri, kecilbesar, melekat pada
kulit)
2. Puting berubah (masuk ke dalam /
retraksi, terasa sakit, mengeluarkan
cairan / darah)
3. Perubahan pada kulit payudara:
berkerut, iritasi seperti kulit jeruk
4. Benjolan-benjolan kecil
5. Luka di payudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, merah &
bengkak
7. Gatal di daerah sekitar puting
8. Benjolan keras terfiksasi
9. Bila benjolan itu kanker, awalnya
biasanya pada 1 payudara saja
 Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi,
ataksia, paresis, paralisis
 Paru : efusi, sesak nafas
 Hati : kadang tanpa gejala, massa, ikterus
obstruktif
 Tulang : nyeri, patah tulang
Tipe yang jarang Penyakit
In situ breast cancer Invasive breast Paget
cancer
Medullary Carcinoma

Tubular carcinoma
Ductal
carsinoma Invasive Ductal
Carsinoma (IDC ) Sarcoma
in situ
(DCIS)
Micropapillary
carcinoma
Lobular
carsinoma
in situ
(LCIS) Invasive Lobular
Carsinoma ( ILC )
 KLINIS
 RADIOLOGIS
 FNAB
 HISTOPATOLOGI
 LABORATORIUM
 Anamnesis
 Letak benjolan, sejak kapan mulai timbul, kecepatan
tumbuhnya, gejala penyerta seperti ada tidaknya
nyeri, jenis dan jumlah cairan yang keluar dari puting,
perubahan bentuk dan besar payudara, hubungannya
dengan haid, perubahan pada kulit, dan retraksi
puting susu.
 Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat
keluarga yang terkena kanker payudara dan atau
kanker ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi,
terapi hormonal, riwayat operasi/aspirasi benjolan di
payudara sebelumnya
Status generalis
Status lokalis
 Payudara kanan dan kiri harus diperiksa
 Massa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk dan
batas tumor, jumlah tumor, terfixasi atau tidak ke jaringan
mamma sekitar kulit, m.pectoralis dan dinding dada.
 Perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peau
d’orange, ulserasi
 Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge
 Status kelenjar getah bening : jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir
satu sama lain atau jaringan sekitar pada kelenjar getah bening
axilla, infraklavikula, dan supraklavikula
 Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis : paru, tulang,
hepar, otak
Mammografi

Massa padat dengan atau tanpa


gambaran seperti bintang (stellate),
penebalan asimetris jaringan
mammae dan kumpulan
mikrokalsifikasi
USG

Kista mammae mempunyai gambaran


dengan batas yang tegas dengan batas
yang halus dan daerah bebas echo di
bagian tengahnya.
Massa payudara jinak biasanya
menunjukkan kontur yang halus,
berbentuk oval atau bulat, echo yang
lemah di bagian sentral dengan batas
yang tegas.
Karsinoma mammae disertai dengan
dinding yang tidak beraturan, tetapi
dapat juga berbatas tegas dengan
peningkatan akustik.
MRI

Dapat menentukan penyebaran


dari karsinoma terutama
karsinoma lobuler atau
menentukan respon terhadap
kemoterapi neoadjuvan.
Large-needle (core-needle) biopsy
BIOPSI mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar. Mudah dilakukan
diklinik dan cost-effective

Open biopsy
Fine-needle aspiration dapat berupa biopsy insisional atau
biopsy biopsi eksisional. Pada biopsi
(FNAB) dilanjutkan dengan insisional mengambil sebagian
pemeriksaan sitologi massa payudara yang dicurigai,
merupakan cara praktis dan dilakukan bila tidak tersedianya
lebih murah daripada biopsi core-needle biopsy
eksisional dengan resiko Pada biopsi eksisional, seluruh mas
yang rendah. Insidensi false- sa payudara diambil.
positive dalam diagnosis
adalah sangat rendah,
sekitar 1-2% dan
tingkat false-negative
sebesar 10%.
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak terdapat tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis (Paget’s) Penyakit paget pada puting tanpa adanya tumor
T1 Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya ≤ 2 cm
T1mic Adanya mikroinvasi ukuran ≤ 0,1 cm
T1a Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm - 0,5 cm
T1b Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm - 1 cm
T1c Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm -i 2 cm
T2 Tumor dengan ukuran diameter > 2 cm – 5 cm
T3 Tumor dengan ukuran diameter > 5 cm
T4 Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada/kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pectoralis
T4b Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit, pada kulit yang terbatas
pada 1 payudara
T4c Mencakup kedua hal diatas (T4a+T4b)
T4d Mastitis karsinomatosa
Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai (telah diangkat)
N0 Tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening regional
N1 Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla ipsilateral, mobil
N2 Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla ipsilateral, terfiksir, berkonglomerasi,
atau adanya pembesaran kelenjar getah bening mammaria interna ipsilateral tanpa adanya
metastasis ke kelenjar getah bening axilla
N2a Metastasis ke kelenjar getah bening regional axilla ipsilateral, terfiksir, berkonglomerasi,
atau melekat ke struktur lain
N2b Metastasis hanya ke kelenjar getah bening mammaria interna ipsilateral secara klinis dan
tidak terdapat metastasis pada axilla
N3 Metastasis pada kelenjar getah bening infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis kelenjar getah bening axila atau klinis terdapat metastasis pada kelenjar getah
mammaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada kelenjar getah bening axilla, atau
metastasis pada kelenjar getah bening supraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis pada kelenjar getah bening axilla/mammaria interna
N3a Metastasis ke kelenjar getah bening infraklavikular ipsilateral
N3b Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna dan kelenjar getah bening axilla
N3c Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikular
Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Stadium III A T0 N2 M0
Stadium 0 Tis N0 M0
T1 N2 M0
Stadium I T1 N0 M0
T2 N2 M0
Stadium II A T0 N1 M0
T3 N1 M0
T1 N1 M0
T3 N2 M0
T2 N0 M0
Stadium III B T4 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T4 N1 M0
T3 N0 M0
T4 N2 M0
Stadium III C Any T N3 M0
Stadium IV Any T Any N M1
 Dalam menentukan terapi, harus
mempertimbangkan:
 Diagnosis klinis
 Histopatologi
 Tingkat penyebaran
 Kemudian baru disusun terapi yang bersifat
 Kuratif
 Paliatif
• lumpektomy
• Mastektomi total/sederhana
Pembedahan • Modified Radical Mastectomy
• Radical mastectomy

Non- • Radioterapi
• Kemoterapi ( Adjuvan & Neoadjuvant )
Pembedahan
Terapi anti- • Pada Ca.mamae stadium IV
estrogen

Terapi antibodi • Rekomendasi pada


semua Ca.mamae yang
anti-HER2/neu baru di diagnosis
1. Lumpektomi:
Operasi ini hanya
menghilangkan benjolan
payudara dan beberapa
jaringan normal di
sekitarnya. Pengobatan
radiasi biasanya diberikan
setelah operasi jenis ini.
2. Mastektomi:
Mengangkat semua jaringan payudara, jaringan terdekat lainnya
juga ikut diangkat

a. Mastektomi total / sederhana


Seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar getah
bening di bawah lengan atau jaringan otot di bawah payudara..
b. Mastektomi radikal termodifikasi
Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara serta
beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan.
c. Mastektomi radikal
Mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening di bawah
ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di bawah payudara.
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi
(seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun
menyusutkan ukuran tumornya
Kemoterapi

Penggunaan obat pembunuh sel kanker. Obat ini bisa


dimasukkan melalui infus vena, suntikan, dalam bentuk pil
atau cairan.
1. Kemoterapi ajuvan
2. Kemoterapi neoajuvan
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi
hormon:
1. Tamoxifen ® dan toremifene (Fareston ®)
2. Fulvestrant
3. Aromatase inhibitor
Ny. N, 42 tahun, datang dengan keluhan benjolan di payudara kiri,
mengindikasikan benjolan tersebut berasal dari payudara. Benjolan
muncul sejak 7 bulan SMRS, awalnya seukuran kelereng kemudian makin
lama makin membesar hingga sekarang ukurannya sebesar kepalan
tangan orang dewasa, mengindikasikan bahwa benjolan tersebut
membesar menjadi lebih dari dua kali lipat dalam waktu 200 hari
sehingga dapat dicurigai bahwa benjolan tersebut adalah suatu
keganasan. Benjolan tersebut terasa nyeri, yang mengindikasikan bahwa
benjolan tersebut dapat bersifat jinak maupun ganas, sehingga
kecurigaan adanya suatu keganasan tidak dapat disingkirkan. Terdapat
borok, perdarahan pada benjolan, pada 4 bulan SMRS mengindikasikan
bahwa tumor sudah menginfiltrasi kulit. Keluhan teraba benjolan
ditempat lain yaitu diketiak dan dipayudara sebelahnya,
mengindikasikan bahwa kemungkinan sudah terdapat metastasis ke
kelenjar getah bening regional ipsilateral dan payudara sebelahnya.
 Usia pasien dan riwayat belum pernah melahirkan pada
pasien merupakan salah satu faktor resiko kanker
payudara, sehingga kecurigaan suatu keganasan pada
payudara tidak dapat disingkirkan. Riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga disangkal, mengindikasikan
kemungkinan tidak ada faktor genetik terhadap kejadian
tumor payudara pada pasien.
 Pada pemeriksaan fisik pada regio mammae sinistra
ditemukan massa tumor soliter dengan konsistensi padat,
permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas, terfiksir,
nyeri tekan (+), ukuran 15x12x12 cm. Disimpulkan bahwa
penyakit yang diderita pasien ini adalah suatu pembesaran
kelenjar.
 Pada regio aksila sinistra ditemukan nodul soliter, konsistensi
padat, permukaan rata, tidak dapat digerakkan, ukuran 2x1x1cm.
Terdapatnya nodul ini mengindikasikan telah terjadi infiltrasi sel-
sel tumor ke kelenjar getah bening regional, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tumor ini merupakan suatu keganasan.
 Pada foto rontgen Thorax, didapatkan paru dan jantung dalam
batas normal, yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat
metastasis jauh ke paru.
 Pada USG, didapatkan pada payudara kanan lesi hipoekoik di jam
10 dan 11, lalu di axilla kanan tidak nampak nodul hipoekoik, dan
di axilla kiri nampak nodul hipoekoik, mengindikasikan kecurigaan
adanya tumor payudara kanan dan pembesaran kelenjar getah
bening axilla kiri.
 Gold Standard untuk diagnosis tumor payudara adalah
Pemeriksaan Histopatologik. Pada kasus ini, belum dilakukan
pemeriksaan histopatologi. Bone Scanning juga dapat dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya metastasis jauh ke tulang.
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa pasien
dicurigai kanker mammae sinistra yang menginfiltrasi kulit,
berekstensi ke KGB regional ipsilateral, dan terdapat metastasis
jauh ke payudara sebelahnya (Stadium IV T4bN2aM1) namun untuk
lebih pastinya harus dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk
menentukan jenis penatalaksanaan yang tepat untuk kasus ini.
 Prognosis quo ad vitam penderita ini adalah malam dan quo ad
functionam penderita ini juga malam, karena berdasarkan
epidemiologi pasien dengan tumor mammae suspek ganas
stadium IV, 5 years survival rate nya hanya 10-20%.

Anda mungkin juga menyukai