Anda di halaman 1dari 15

Dr.

Bambang K,SpOG
 Janin yang tumbuh dan berkembang di
dalam rahim ibunya pada suatu waktu akan
lahir, tetapi tidak semua janin yang
dilahirkan itu mempunyai kondisi yang
sama.
 Hal ini amat bergantung kepada berbagai
faktor yang berperan selama janin masih
hidup didalam kandungan ibunya antara
lain lama umur kehamilan dan kemampuan
pertumbuhan yang dapat dicapai saat dia
dilahirkan.
 janin
yang lahir dengan berat badan
dibawah 10 percentil dari rata-rata berat
semestinya dari bayi normal
diklasifikasikan sebagai bayi small for
gestational age (Battaglia dan
Lubchencho 1967)
atau disebut juga bayi dismatur
 Menurut Batttaglia dan Lubchencho bayi-bayi
yang lahir terbagi kedalam tiga kategori
menurut berat badan lahir sesuai umur
kehamilan yaitu
 bayi-bayi yang dengan berat badan lahir wajar
menurut umur kehamilan atau appropriate
gestational age (AGA) jika beratnya berada
antara 10 percentil dengan 90 percentil,
 bayi besar atau large for gestational age (LGA)
jika beratnya diatas 90 percentil,
 bayi kecil atau small for gestational (SGA) jika
beratnya dibawah 10 percentil.
 Bayi kecil masa kehamilan (KMK) disebut
juga SGA (small for gestational), sering
disamakan dengan bayi PJT (pertumbuhan
janin terhambat) atau IUGR (intrauterine
growth restriction).
 Diagnosis bayi KMK dapat disebabkan oleh
beberapa keadaan seperti kesalahan dalam
pencatatan umur kehamilan (HPHT), bayi
kecil tapi sehat, cacat bawaan/kelainan
genetik/kromosom, infeksi intrauterin dari
PJT.
 Dikenal ada 3 macam PJT, yaitu :
PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada
kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh janin
untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan
oleh kelainan kromosom atau infeksi janin. Prognosisnya buruk.
 PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris. Terjadi pada
kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin
untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi
dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik.
 PJT tipe III adalah kelainan di antara kedua tipe di atas. Terjadi
pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh
kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertrofi sel,
misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu, kecanduan obat, atau
keracunan. Prognosisnya dubia.
 Kecurigaan akan PJT ditegakkan berdasarkan
pengamatan-pengamatan faktor risiko dan
ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dan umur
kehamilannya.

A. Faktor-faktor risiko PJT.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama
kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.
I. Faktor yang terdeteksi sebelum
kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid
syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia
 II. Terdeteksi selama kehamilan
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
f. Kurangnya pertambahan BB(berat
badan) selama kehamilan.
 1. Faktor ibu
a. Penyakit hipertensi (kelainan
vaskular ibu).
b. Kelainan uterus.
c. Kehamilan kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal.
e. Keadaan gizi.

f. Perokok.
 2. Faktor anak.
 Kelainan kongenital.
 Kelainan genetik
 Infeksi janin, misalnya penyakit
TORCH (toksoplasma, rubela,
sitomegalovirus, dan herpes).
 3. Faktor plasenta
 Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai
insufisiensi plasenta.
 Pengertian dasar dari sindroma insufisiensi
plasenta menunjukkan adanya satu kondisi
kegawatan janin yang bisa nyata selagi
masih dalam masa kehamilan (insufisiensi
kronik) atau dalam masa persalinan
(insufisiensi akut) sebagai akibat
gangguan pada fungsi plasenta.

Anda mungkin juga menyukai