2. Disentri,
Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena
bakteri invasif.
3. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari.
Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair
atau disentri.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat
badan dan gangguan metabolisme.
Con’t
4. Diare dengan masalah lain.
Anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain
seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.
Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan
baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang
menyertainya.
ETIOLOGI
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab
diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu
1. Faktor infeksi
Infeksi enteral : infeksi bakteri, infeksi virus,
infeksi parasit, protozoa, jamur
Infeksi parenteral : infeksi diluar alat
pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA) tonsilitis/tonsilofaringits,
bronkopeneumonia, ensefalitis
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap
tekanan osmotik dalam rongga usus
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus.
Isi rongga usus yang berlebihan merangsang
usus untuk mengeluarkannya diare osmotik
Patogenesis
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus diare sekretorik timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan diare.
Bila peristaltik usus menurun bakteri
tumbuh berlebihan diare
Patogenesis Diare
2. Pemeriksaan fisik
BB/TB (status nutrisi)
TTV (Nadi Meningkat > 120 menunjukkan
tanda-tanda syok hipovolemik)
Tanda- tanda dehidrasi ( ubun-ubun cekung,
turgor kulit jelek, bibir kering, lemah, kejang-
kejang)
Masalah Keperawatan
1. Diare
2. Ketidakseimbangan cairan elektrolit kurang
dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi
4. Syok Hipovolemik (bila sudah dehirasi)
5. Penurunan cardiac output (status dehidrasi)
Penatalaksanaan GE
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Ringan Sedang Berat
Bayi 5% 10% 15%
Remaja 3% 6% 9%
Bayi dan anak kecil Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah atau Mengantuk, lemah,
letargis, tetapi iritabel lunglai, dingin,
atau mengantu berkeringat,
ekstrimitas sianosis,
dapat menjadi koma
Anak yang lebih tua Haus, sadar, gelisah Haus, sadar (biasanya) Biasanya sadar (tetapi
pada tingkat yang
menurun), gelisaha,
dingin, berkeringat,
ekstremitas sianosis,
kulit mengkerut pada
jari kaki dan tangan,
kram otot.
Menurun/tampak tak
Perfusi kulit Normal Normal teratur (mottled)
1. Jenis Cairan
Cairan rehidrasi oral
○ Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3,
KCl, dan Glukosa
○ Formula sederhana, hanya mengandung NaCl
dan sukrosa atau karbohidrat lain.
Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa
dehidrasi dan bila anak mau minum serta
kesadaran baik.
Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau
tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum,
atau kesadaran menurun.
Intravena untuk dehidrasi berat.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat
badan dan usia anak
TATALAKSANA
Tanpa dehidrasi : cairan rumah tangga, ASI
oralit diberikan tiap bab atau muntah dengan dosis :
< 1 tahun : 50-100 cc
1-5 tahun : 100-200 cc
> 5 tahun : semaunya
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang)
Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkan pemberian cairan tiap bab
Bisa peroral, NGT, parenteral.
Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral dengan cairan RL
atau ringer asetat 100 cc/kgBB :
< 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam 1 jam I, 70 cc/kgBB dalam 5 jam
> 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam I, 70 cc/kgBB dalam 2½
jam
5. Asupan Makanan
intake nutrsi dipertahankan, untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, bila pasien
anak-anak dipertahankan ASI, Susu formula
(bila tidak alergi), susu khusus bila ada indikasi
tertentu, makanan pendamping ASI
dipertahankan
6. Obat – obatan
4.Antibiotika
Tidak diperlukan kecuali :
• Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50
mg/kgBB/hari
• Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50
mg/kgBB/hari
Daftar Pustaka
• Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF.
1997
• Hayes,Peter C et al. Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.1997
• Mansjoer,Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga
Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
• Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jilid I.Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UI. Jakarta. 1991
• Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Buku kuliah 1 Ilmu
Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta.
1985
• Suharyono, dkk. Buku Gastroenterologi Anak Praktis. Balai
Penerbit FK UI. Jakarta. 1988