Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Ilmu Kimia

dibidang Kepolisian
PENDAHULUAN

Kita ketahui bersama, bahwa di negara kita ini sudah sering bahkan banyak kita mendengar tindakan kejahatan
atau kriminalitas.
Sehingga Seringkali kekuatan penuntutan bertumpu pada kemampuan aparat penegak hukum untuk
menghubungkan terdakwa dengan korban dengan cara mencocokkan bukti fisik dari TKP atau korban dengan jejak
bukti yang ditemukan pada atau tentang orang yang dituduh melakukan kejahatan.
Kemudian untuk menentukan bukti fisik dalam memecahkan suatu permasalahan atau kasus tersebut dikenal
istilah Kimia forensik.
Kimia Forensik merupakan aplikasi dari ilmu kimia itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diingat tentang kimia
forensik yaitu untuk memecahkan masalah kriminal dan menjaga seseorang yang tidak bersalah dari tuduhan
hukum atas kriminal yang tidak ia perbuat.
Dewasa ini dalam penyidikan suatu tindak kriminal merupakan suatu keharusan
menerapkan pembuktian dan pemeriksaan bukti fisik secara ilmiah. Sehingga
diharapkan tujuan dari hukum acara pidana, yang menjadi landasan proses
peradilan pidana, dapat tercapai yaitu mencari kebenaran materiil. Tujuan ini
tertuang dalam Keputusan Menteri Kehakiman No.M.01.PW.07.03 tahun 1983
yaitu: untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebanaran
materiil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari sutau perkara pidana
dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan
tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.
Sehingga Dalam pembuktian dan pemeriksaan
secara ilmiah, kita mengenal istilah ilmu
forensik dan kriminologi. Secara umum ilmu
forensik dapat diartikan sebagai aplikasi atau
pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk
kepentingan penegakan hukum dan keadilan.
Cabang-Cabang Ilmu Forensik

 kedokteran forensik,
 toksikologi forensik,
 odontologi forensik,
 psikiatri forensik,
 entomologi forensik,
 antrofologi forensik,
 balistik forensik,
 fotografi forensik, dan serologi / biologi molekuler forensik. Biologi
molekuler forensik lebih dikenal dengan ”DNA-forensic”.
 Merupakan penerapan atau pemanfaatan ilmu-ilmu
alam pada pengenalan,pengumpulan /
pengambilan,identifikasi, individualisasi,dan evaluasi
dari bukti fisik,dengan menggunakan metode / teknik
ilmu alam di dalam atau untuk kepentingan hukum
atau peradilan
 Dari hasil analisisnya kemudian dievaluasi,
diinterpretasi dan dibuat sebagai laporan
(keterangan ahli) dalam atau untuk kepentingan
hukum atau peradilan
Kriminalistik  Di dalam perkara pidana, kriminalistik sebagaimana
dengan ilmu forensik lainnya, juga berkontribusi
dalam upaya pembuktian melalui prinsip dan cara
ilmiah.
 Kriminalistik memiliki berbagai spesilisasi, seperti
analisis (pengujian) senjata api dan bahan peledak,
pengujian perkakas (”toolmark examination”),
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan biologis
(termasuk analisis serologi atau DNA), analisis
fisika, analisis kimia dll
Seorang spikiater berperan sangat besar dalam
bebagai pemecahan masalah tindak kriminal. Psikogram
dapat digunakan untuk mendiagnose prilaku,
kepribadian, dan masalah psikis sehingga dapat
memberi gambaran sikap (profile) dari pelaku dan
dapat menjadi petunjuk bagi penyidik. Pada kasus
pembunuhan mungkin juga diperlukan otopsi spikologi

Psikiatri forensik
yang dilakukan oleh spikiater, spikolog, dan patholog
forensik, dengan tujuan penelaahan ulang tingkah laku,
kejadian seseorang sebelum melakukan tindak kriminal
atau sebelum melakukan bunuh diri. Masalah spikologi
(jiwa) dapat memberi berpengaruh atau dorongan bagi
seseorang untuk melakukan tindak kejahatan, atau
perbuatan bunuh diri.
Bidang ilmu ini sangat berperan dalam
melakukan penyidikan kasus tindak kriminal
dengan senjata api dan bahan peledak.
Seorang balistik forensik meneliti senjata
apa yang telah digunakan dalam kejahatan
tersebut, berapa jarak dan dari arah mana
penembakan tersebut dilakukan, meneliti
apakah senjata yang telah digunakan dalam
tindak kejahatan masih dapat beroperasi
Balistik forensik dengan baik, dan meneliti senjata mana
yang telah digunakan dalam tindak kriminal
tersebut. Pengujian anak peluru yang
ditemukan di TKP dapat digunakan untuk
merunut lebih spesifik jenis senjata api
yang telah digunakan dalam kejahatan
tersebut.
 Sehingga Dalam penyidikan ini analisis kimia dan fisika
diperlukan untuk menyidikan dari senjata api tersebut, barang
bukti yang tertinggal. Misal analisis ditribusi logam-logam seperti
Antimon (Sb) atau timbal (Pb) pada tangan pelaku atau terduga,
untuk mencari pelaku dari tindak kriminal tersebut. Atau analisis
ditribusi asap (jelaga) pada pakaian, untuk mengidentifikasi jarak
tembak.
 Untuk menganalisis logam, maka kita bisa menggunakan metode
AAS.
 Uji darah untuk menentukan sumbernya
(darah manusia atau hewan, atau
warna dari getah tumbuhan, darah
pelaku atau korban, atau orang yang

Serologi dan
tidak terlibat dalam tindak kejahatan
tersebut). Misalnya dengan
menggunakan metode centrifugasi.
Biologi molekuler  Uji cairan tubuh lainnya (seperti: air liur,
semen vagina atau sperma, rambut,
forensik potongan kulit) untuk menentukan
sumbernya (“origin”).
 Uji imonologi atau DNA individu untuk
mencari identitas seseorang.
Peran ilmu forensik dalam penyelesaian kasus
kejahatan

Ilmu-ilmu forensik yang menangani tindak


kriminal sebagai masalah hukum.
Ilmu-Ilmu forensik yang menangani tindak
kriminal sebagai masalah teknis.
Ilmu-ilmu forensik yang menangani tindak
kriminal sebagai masalah manusia.
KESIMPULAN

Karena semakin meningkatnya angka kriminalitas yang terjadi di Indonesia, maka


masyarakat khususnya aparat penegak hukum ( Kepolisian ) sangat membutuhkan
suatu metode ata cara untuk menemukan atau memecahkan masalah yang teradi.
Sehingga, kimia merupakan salah satu ilmu pegetahuan alam yang dapat digunakan
untuk membantu menyelesaikan atau memecahkan masalah yang terjadi. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan ilmu forensik yang merupakan aplikasi dari ilmu kimia itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai