Anda di halaman 1dari 30

Judul Jurnal praktikum :

PERCOBAAN KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN


KATALISATOR ASAM

Judul Jurnal Internasional :


“KINETIKA KLORINASI ASETON DALAM LARUTAN ENCER”

DISUSUN OLEH :
KUNI RAHAYU (1157040030)
PRASETYA IMANUDIN (1157040044)
SARAH NAFISAH (1157040055)
SHIFA AULIA (1147040058)
TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan laju reaksi iodinasi


aseton dalam suasan asam
2. Menentukan kurva orde reaksi tiap zat
3. Menentukan konstanta rata-rata laju
reaksi mengunakan kurva orde reaksi
tiap zat
4. Menentukan laju reaksi halogenasi
aseton dengan katalisator asam klorida
5. Menentukan grafik waktu terhadap
absorbansi tiap run (1-12)
DASAR
Halogenasi merupakan pengantian satu atau TEORI
lebih atom hydrogen dalam sebuah senyawa
organic dengan suatu halogen (F, Cl, Br, I). Laju
reaksi halogenasi dapat dinyatakan sebagai laju
reaksi :
aA + bB → pP
Dimana, laju reaksi bergantung pada konsentrasi
pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyatakan
dalam hukum laju yaitu:
𝑑[𝐴]
=𝐾[𝐴]α [𝐵]β
𝑑𝑡
Dimana, α dan β berturut-turut merupakan orde
reaksi terhadap A dan B. Hukum laju reaksi tidak
dapat di ramalkan dari persamaan stoikometri,
melainkan harus ditentukan secara experiment.
PERLAKUAN

PENGAMATAN

A). Pembuatan Larutan


1. Larutan standar HCl 1 M 250 mL
 20,33 ml HCl 36% dimasukkan dalam labu takar • HCl = berupa larutan kekuningan
250 ml • Larutan tidak berwarna
 Diencerkan dengan akuades sampai tanda batas
2. Larutan KI 0,01 M 250 ml
• KI = barupa serbuk halus berwarna putih
 4,5 gram KI dilarutkan dengan akuades dalam
gelas kimia • Larutan tidak berwarna
 Dimasukkan dalam labu takar 250 ml
 Diencerkn dengan akuades sampai tanda batas
3. Larutan I2dalam KI 0,01 M
• I2 = padatan berwarna kuning
• 3,25 gram I2 dimasukkan dalam gelas kimia
• Ditambahkan 4,5 gram KI • KI = serbuk halus berwarna putih
• Ditambahkan akuades sampai larut • Campuran berwarna kuning bening
• Dimasukkan dalam labu takar 250 ml
• Dipipet sebanyak 25 ml
• Campuran 25 ml dalam labu takar
• Dimasukkan dalam labu takar 250 ml
• Ditambahkan akuades sampai tanda batas • Campuran berwarna kuning bening
PERLAKUAN

PENGAMATAN

b). Pengukuran Absorbansi Blanko


 Akuadest dan kuvet kaca disiapkan
 Dimasukkan akuades dalam kuvet
 Kuvet yang berisi akuades dimasukkan ke  Akuades = larutan tidak berwarna
spektrofotometer dan setting blanko  Absorbansi blanko = 0,000 A. Pada panjang
gelombang 546 nm
c). Penentuan Absorbansi Campuran
• Disiapkan 4 buret yang berisi aseton, HCl, I2 dan KI
• Aseton dan HCl diambil volume dari variasi RUN  Larutan aseton 70%, HCl, I2, dan KI dalam buret
pada tabel  Larutan HCl= tidak berwarna
• Campuran dalam gelas kimia
 Larutan aseton = tidak berwarna, baunya
• Ditambahkan larutan I2 dan KI dengan volume
menyengat
variasi RUN pada tabel
• Stopwatch dijalankan pertama saat dituangkan  Campuran aseton dan HCl = tidak berwarna
• Dimasukkan dalam kuvet  I2 berupa larutan kuning bening
• Diukur absorbansi pada panjang gelombang 546 nm
 KI berupa larutan tidak berwarna
• Dilakukan pada variasi waktu 30s, 60s, 90s, dan
120s  Campuran = larutan tidak berwarna, keruh
• Perlakuan diulangi hingga RUN 12 dan volume  Campuran dalam kuvet
larutan yang diambil sesuai variasu RUN pada tabel
 Diperoleh absorbansi yang tertera dalam tabel 1.1
1.1 TABEL ENGAMATAN ABSORBANSI TERHADAP
WAKTU (RUN)
Waktu V HCl V I2 V KI Absorbansi Campuran Waktu
No.
(mL) (mL) (mL) (mL) 30 s 60 s 90 s 120 s
1. 3 10 10 10 0,179 A 0,184 A 0,138 A 0,167 A

2. 6 10 10 10 0,264 A 0,200 A 0,239 A 0,191 A

3. 9 10 10 10 0,290 A 0,234 A 0,321 A 0,325 A

4. 12 10 10 10 0,278 A 0,235 A 0,192 A 0,258 A

5. 10 3 10 10 0,390 A 0,355 A 0,315 A 0,364 A

6. 10 6 10 10 0,270 A 0,212 A 0,236 A 0,260 A

7. 10 9 10 10 0,232 A 0,162 A 0,183 A 0,202 A

8. 10 12 10 10 0,228 A 0,202 A 0,268 A 0,244 A

9. 10 10 3 10 0,235 A 0,191 A 0,247 A 0,191 A

10. 10 10 6 10 0,304 A 0,261 A 0,238 A 0,306 A

11. 10 10 9 10 0,264 A 0,233 A 0,204 A 0,255 A

12. 10 10 12 10 0,258 A 0,199 A 0,260 A 0,236 A


GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

RUN 1
Waktu terhadap Absorbansi Iodonasi Aseton
waktu Linear (waktu)
0.2
y = -0.0003x + 0.1875
R² = 0.2639
0.15
Absorbansi

0.1

0.05 RUN 2
Waktu terhadap Absorbansi Iodonasi
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Aseton
t (waktu) waktu Linear (waktu)
0.3
y = -0.0006x + 0.2685
0.25 R² = 0.4643

Absorbansi
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

RUN 3
Waktu terhadap Absorbansi Iodonasi
Aseton
waktu Linear (waktu)
0.35
0.3 y = 0.0006x + 0.2445
0.25 R² = 0.348 RUN 4
Absorbansi

0.2 Waktu terhadap Absorbansi Iodonasi Aseton


0.15
waktu Linear (waktu)
0.1
0.05 0.3
0 0.25 y = -0.0003x + 0.2665
0 20 40 60 80 100 120 140 R² = 0.1295
0.2

Absorbansi
t (waktu)
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

RUN 5
Waktu terhadap Absorbansi Iodonasi
Aseton
waktu Linear (waktu)
0.5
y = -0.0004x + 0.3855
0.4
R² = 0.2399
Absorbansi

0.3
0.2 RUN 6
0.1 Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton
0 waktu Linear (waktu)
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu) 0.3 y = -2E-05x + 0.246
R² = 0.0009
0.25

Absorbansi
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

Grafik RUN 7
Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi
Aseton
waktu Linear (waktu)
0.25 y = -0.0002x + 0.212
0.2 R² = 0.0898
Absorbansi

0.15
RUN 8
0.1
Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton
0.05
waktu Linear (waktu)
0
0 20 40 60 80 100 120 140 0.3
y = 0.0004x + 0.207
t (waktu) 0.25 R² = 0.2817

Absorbansi
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

RUN9
Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton
waktu Linear (waktu)
0.3
y = -0.0003x + 0.235
0.25 R² = 0.1123
RUN 10
0.2
Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton
Absorbansi

0.15
waktu Linear (waktu)
0.1 0.35
0.05 0.3 y = -6E-05x + 0.2815
R² = 0.0043
0 0.25

Absorbansi
0 20 40 60 80 100 120 140
0.2
t (waktu)
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
GRAFIK HUBUNGAN WAKTU TERHADAP ABSORBANSI IODINASI
ASETON

RUN 11
Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton
waktu Linear (waktu)
0.3
y = -0.0002x + 0.253
0.25 R² = 0.0732
0.2 RUN 12
Absorbansi

0.15 Waktu terhadap Absorbansi Iodinasi Aseton


0.1 waktu Linear (waktu)
0.05 0.3
y = -2E-05x + 0.2395
0 0.25 R² = 0.0005
0 20 40 60 80 100 120 140
0.2

Absorbansi
t (waktu)
0.15

0.1

0.05

0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)
PENGOLAHAN DATA PENENTUAN KONSENTRASI
SETIAP ZAT

Untuk larutan Aseton 3 M , HCl 1 M , dan I2 0,01 M

𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑋 𝑀 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛


[RUN]=
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Larutan Aseton 3 M Larutan HCl 1 M

RUN 1 0,8656 M RUN 5 0,0909 M

RUN 2 1,5869 M RUN 6 0,1666 M

RUN 3 2,1973 M RUN 7 0,2307 M

RUN 4 2,7204 M RUN 8 0,2857 M

RUN 5 2,8853 M RUN 9 0,3030 M

RUN 6 2,6448 M RUN 10 0,2777 M

RUN 7 2,4414 M RUN 11 0,2564 M

RUN 8 2,2670 M RUN 12 0,2380 M


Larutan Iodin 0,02 M

RUN 5 0,0030 M

RUN 6 0,0027 M

RUN 7 0,0025 M

RUN 8 0,0023 M

RUN 9 0,0009 M

RUN 10 0,0016 M

RUN 11 0,0023 M

RUN 12 0,0028 M
TABEL LARUTAN
LARUTAN ɑ Ln ɑ X Ln X [X] Ln [X]
Aseton │-0,0003│ -8,1117 3 1,0936 0,8656 -0,1443
│-0,0006│ -7,4186 6 1,7917 1,5869 0,4618
0,0006 -7,4186 9 2,1972 2,1973 0,7872
│-0,0003│ -8,1117 12 2,4850 2,7204 1,0001
HCl │-0,0004│ -7,8241 3 1,0986 0,0909 -2,398
│-0,00002│ -10,8198 6 1,7917 0,1667 -1,7915
│-0,0002│ -8,5172 9 2,1972 0,2308 -1,4662
│-0,0004│ -7,8248 12 2,4850 0,2857 -1,2528
Iodin │-0,0003│ -8,1117 3 1,0986 0,0091 -4,6994
│-0,00006│ -9,7212 6 1,7917 0,0017 -6,3771
│-0,0002│ -8,5172 9 2,1972 0,0023 -6,0749
│-0,00003│ -10,8198 12 2,4850 0,0029 -5,8431
MENENTUKAN NILAI K

𝑎
k= K1 -0,04885
[𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]𝑥 [𝐻𝐶𝑙]𝑦 [𝐼𝑜𝑑𝑖𝑛]𝑧
K2 -0,0960
K3 0,09677
K4 -0,05008

Sehingga, K5 -0,05326
K6 -0,00293
K7 -0,03169
K8 -0,06884
│σ𝐾│
K= = 0,03476 K9 -0,11152
12
K 10 -0,01379
K 11 -0,03401
K 12 -0,00291
PERSAMAAN LAJU REAKSI

V = 𝐾 [𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]𝑥 [𝐻𝐶𝑙]𝑦 [𝐼𝑜𝑑𝑖𝑛] 𝑧

V = 0,03476 [𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛]0,1826 [𝐻𝐶𝑙]0,0161 [𝐼𝑜𝑑𝑖𝑛]0,8687


GRAFIK ORDE (ASETON, HCL, IODIN)

Hubungan In [x] dan In a


ASETON
-7.3
-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-7.4

-7.5 y = 0,1826x - 7,8612


R² = 0,0518
-7.6

-7.7
LN A

-7.8

-7.9

-8

-8.1

-8.2
IN [X]

y Linear (y)
GRAFIK ORDE (ASETON, HCL, IODIN)

Hubungan ln[x] dan ln a


I2
0
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0

-2
y = 0.8687x - 4.2986
R² = 0.2695

-4
LN A

-6

-8

-10

-12
LN[X]

y Linear (y)
GRAFIK ORDE (ASETON, HCL, IODIN)

Hubungan ln[x] dan ln a


HCl
0
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
y = 0.0161x - 8.7186
R² = 3E-05-2

-4
LN A

-6

-8

-10

-12
LN[X]

y Linear (y)
PEMBAHASAN

Pada sebuah studi singkat dalam jurnal internisona tentang klorinasi dalam larutan
buffer asetat pada konsentrasi klorin sebesar 10−3 menggunakan metode titrasi. Nilai
konsentrasi klorin terhadap waktu menunjukkan percepatan yang cukup di bagian awal
reaksi. Studi dari Bell dan Lidwell mempelajari kesesuaian iodinasi, dia mengasumsikan
bahwa tahap kedua dan ketiga halogenasi sangat cepat dibandingkan dengan tahap
pertama, sehingga dapat dilihat tingkat pemakaian halogen adalah tiga kali tingkat
ionisasi atau enolisasi aseton. Asumsi ini tidak berlaku pada tahap awal reaksi, dan itu
menunjukkan perbandingan yang benar antara variasi konsentrasi klorin dengan waktu.
1. dimana r = v2/ v1 , s = v3 / v1; v1;v2 dan v3 adalah masing-masing
konstanta laju orde pertama untuk ionisasi atau enolisasi aseton,
monokloroaseton dan 1,1-Dikloroaseton.
2. v2 dan v3 diketahui hanya melibatkan katalisis dasar antara air dan ion
asetat, tapi v1 juga mengandung kontribusi dari asam-katalis dari ion
hidrogen dan molekul asam asetat.
3. Dengan menggunakan nilai-nilai v2 dan v3, Bell dan Lidwell memperoleh
bahwa pada tingkat brominasi didapatkan nilai v1 yang benar.
PEMBAHASAN
Pada saat percobaan dengan konsentrasi klorin rendah (<10-5 M) maka digunakan
konsentrasi ion hidrogen dan ion klorida yang tinggi, ini agar dapat meminimalkan
hidrolisis untuk asam hipoklorit dan untuk mendukung suatu laju reaksi halogenasi.
Pada percobaan dalam jurnal internasional didapatkan sebagai berikut:
1. Pada e.m.f. yang menurun secara linear dengan waktu, kecuali untuk awal lebih
cepat, yang bisa dikarenakan adanya pengotor dalam aseton.
2. Garis linier menunjukkan bahwa reaksi urutan pertama terhadap halogen, dan
dari percobaan dengan konsentrasi aseton bervariasi dari 0,003 M sampai
0,015 M menunjukkan bahwa itu juga dari orde pertama dalam aseton.
3. Pada orde kedua memiliki kecepatan yang konstan untuk reaksi antara klorin dan
enol, dilihat dari persamaan k2= -78,1 (dE / dt) / KE [SH], di mana E adalah mv
dan KE = 2,5 x 10-6,5 .
• Metode kinetik lebih tepat untuk rentang yang sama dari konsentrasi klorin adalah
berdasarkan penurunan penyerapan klorin pada 324 mμ. Pengukuran dilakukan
pada 1 cm. bertutup sel kuarsa, yang diisi sepenuhnya dengan solusi, sebuah Unicam
SP 500 spektrofotometer yang digunakan dengan kompartemen sel dikendalikan
pada 25º sampai 0,05º. Skala instrumen itu terbukti linear di 373 dan 273 mp
selama rentang kepadatan optik 0,02-0,3 dengan mengkalibrasi dengan larutan
alkali dari kromat. Pada percobaan ini tetap reaksi orde nol terhadap yodium
sebesar 5 x 10-5 M halogen, dimana dapat disimpulkan bahwa k1> 106 l. mol-l
sec.-l yaitu yodium lebih reaktif dari pada klor terhadap enol, dan mungkin lebih
reaktif dari bromin
HASIL PRAKTIKUM

Sedangkan dari hasil praktikum didapat, Hasil percobaan menunjukkan bahwa:


1. laju reaksi naik seiring dengan bertambahnyakonsentrasi H + (asam). Dalam
suasana asam, pada hasil reaksi diperoleh pula H + , sehingga dalam
larutan yang tidak dibuffer, kecepatan awalreaksi akan terus bertambah
selama reaksi berlangsung. Berdasarkan fakta di atas, dapat diramalkan
mekanisme reaksi halogenisasi aseton yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
2. Dari perhitungan diperolehbahwa laju reaksi aseton dan HCl sama dengan 1,
sedangkan laju reaksi iodin sama dengan 2.Ada faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, diantaranya adalah konsentrasi, katalis,suhu, luas
permukaan, dan energi aktivasi.
3. Semakin besar konsentrasi, maka semakin cepatpula laju reaksi
kesimp
ulan
DAFTAR PUSTAKA
Terimakasih
atas

Perhatiannya

Ada yang ingin ditanyakan ?

Anda mungkin juga menyukai