Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan karakteristik

kebudayaan
Pengertian kebudayaan
1. Definisi kebudayaan (secara etimologi)
Secara etimologi kata kebudayaan berasal dari bahasa
sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi, artinya budi atau akal. Artinya budaya merupakan hal-
hal yang berkaitan dengan budi atau akal.
Kata budaya dalam bahasa Inggris disebut culture, yang
secara etimologi berasal dari bahasa Latin colere , yang artinya
mengolah atau mengerjakan sehingga kebudayaan diartikan:
“segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan merubah alam”
Arti definisi tersebut ditekankan pada tindakan manusia untuk
mencukupi kebutuhannya.
Istilah kebudayaan seringkali dirancukan dengan istilah
peradapan dan kesenian.
Peradapan : dalam bahasa Inggris disebut civilization. Peradapan
dipakai untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsur-
unsur kebudayaan yang halus, maju, indah dan
kompleks, seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan,
tehnologi, adat sopan santun pergaulan, organisasi
kenegaraan dsb.
Kesenian : merupakan bagian atau unsur kebudayaan yang indah
dan halus. Kesenian diartikan sebagai penggunaan
kreatif imajinasi manusia untuk menerangkan,
memahami dan menikmati kehidupan. Kesenian juga
diartikan kemampuan akal dalam menciptakan sesuatu
yang bernilai tinggi, kemahiran menciptakan karya yang
berkualitas baik dilihat dari segi keindahan, kehalusan
dan sebagainya.
2. Pendekatan (definisi) kebudayaan
Ada banyak definisi tentang kebudayaan, menurut A.L.
Kroeber dan C. Klukhohn, sedikitnya ada 160 buah definisi
kebudayaan. Berbagai variasi definisi kebudayaan ini dapat
dicermati berdasarkan dua pendekatan besar yaitu pendekatan
materialisme/ behaviorisme dan ideasionalisme.
a). Pendekatan materialisme / behaviorisme
dipengaruhi oleh perspektif evolusi dan orientasi ekologi,
yang melihat kebudayaan sebagai sistem-sistem yang
adaptif. Kebudayaan dimengerti sebagai pola perilaku yang
ditransmisikan secara sosial yang dimanfaatkan kelompok
(komunitas atau masyarakat) untuk menghadapi hambatan-
hambatan ekologi. Kebudayaan pada pendekatan ini lebih
bersifat konkrit dan eksplisit dapat diamati.
Ada beberapa contoh definisi dalam pendekatan ini, yaitu :
• kebudayaan sebagai fenomena yang dapat diamati, yaitu
pola-pola kehidupan di dalam komunitas, aktifitas yang
berulang secara reguler serta pengaturan materiil dan sosial.

• kebudayaan sebagai perilaku manusia yang diajarkan terus


menerus dari generasi ke generasi berikutnya (Eugene A,
Nida)
• keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat)

• kebudayan sebagai pola-pola perilaku dan hasil dari tindakan


manusia yang diwariskan dari generasi ke genrasi dan tidak
berhubungan dengan gen biologis (Talcot Parson)
2. Pendekatan ideasionalisme
Pendekatan ini mengacu pada kebudayaan sebagai konsepsi
kognitif . Pendekatan ini melihat kebudayaan sebagai sistem
ide dan konsep. Pendekatan ini tidak mengandung sesuatu,
orang dan perilaku, tetapi bersifat abstrak dan tidak bisa
diamati, kepercayaan dan persepsi tentang dunia yang berada
dibelakang perilaku. Berikut beberapa contoh definisi
kebudayaan dengan pendekatan ideasionalisme:
• Edward B. Taylor memandang kebudayaan sebagai
keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum
adat, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta
kebiasaan yang didapat manusia dari kelompoknya.
• C. Kluckhohn dan W.H. Kelly, kebudayaan sebagai pola untuk
hidupyang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit,
rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai
pedoman bagi perilaku manusia.
• Clifford Geertz, mendifinisikan kebudayaan sebagai sistem
makna dan simbol yang diatur dalam rangka interaksi
manusia.
• Goodenough, kebudayaan mengacu pada sistem
pengetahuan dan kebudayaan yang diorganisasikan dimana
orang-orang menstrukturkan pengalaman dan persepsi
mereka, memformulasikan aktivitas-aktivitasnya dan memilih
diantara berbagai alternatif.

3. Wujud kebudayaan
J.J. Honigmann membedakan tiga gejala kebudayaan, yairu
ideas, activities, artefacts. Sementara Koentjaraningrat
menterjemahkan menjadi tiga wujud kebudayaan, yaitu :
• suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya.
• suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
• benda-benda hasil karya manusia.

1. Wujud pertama adalah wujud idea dari kebudayaan yang


disebut sistem gagasan/ide. Wujud ini bersifat abstrak, tidak
dapat difoto, diraba atau diamati lokasinya ada dalam pikiran
manusia. Ide/ gagasan memberi jiwa pada masyarakatnya
gagasan tersebut tidak lepas tetapi saling berkaitan antara
satu dan lainnya. Para ahli menyebutnya sistem budaya
(culture system), adat atau adat istiadat.
2. wujud kedua disebut sistem sosial (social system). Sistem
sosial terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan serta bergaul berdasarkan pola-pola tertentu
berdasarkan adat yang berlaku.
Aktifitas manusia bersifat konkret, dapat diamati, difoto dan
didokumentasikan.
3. Wujud ketiga disebut kebudayaan fisik (artefak). Wujud ketiga
ini hasil fisik dari aktifitas, perbuatan dan karya manusia.
Bersifat sangat konkret karena dapat diraba, diamati, dilihat,
difoto.
Sistem nilai budaya
sistem nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai apa
yang hidup dalam alam pikiran sebagaian besar warga
masyarakat tentang apa yang dianggap bernilai, berharga,
pantas, tidak pantas, baik, buruk dalam hidup yang berfungsi
sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi
pada kehidupan warganya.
Dalam setiap masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang
dijadikan sebagai pendorong terhadap arah kehidupan warga
masyarakatnya. Seperti yang dikemukakan C. Kluckhohn, ada
lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang akan
berkaitan dengan nilai, yaitu:
a. Masalah mengenai hakikat dari hidup manusia (MH)
b. Masalah mengenai hakikat dari karya manusia (MK)
c. Masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia
dalam ruang waktu (MW)
d. Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya (MA)
e. Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia
dengan sesamanya (MM)
Cara berbagai kebudayaan di dunia mengkonsepsikan kelima
masalah universal tersebut berbeda-beda.
Karakteristik Kebudayaan
Pemahaman tentang karakteristik kebudayaan sangat berguna
untuk melihat arti pentingnya dan fungsi kebudayaan bagi
masyarakat. Sedikitnya ada 6 katrakteristik kebudayaan, yaitu:
1. Kebudayaan dimiliki bersama
kebudayaan disebarkan (share) kepada seluruh anggota
masyarakat. Artinya, nilai-nilai dan norma-norma, atau pola-
pola berpikir atau pola-pola berkelakuan, yang ada dalam
masyarakat dibagikan kepada seluruh anggota masyarakat
sehingga menjadi milik bersama.
2. Kebudayaan hasil proses belajar
kebudayaan adalah sesuatu yang dipelajari, karena
kebudayaan tidak berhubungan dengan transmisi biologis
atau pewarisan melalui unsur genetik.
Ada dua konsep sehubungan dengan tindakan mempelajari
kebudayaan:
a). Enkulturasi yaitu mempelajari kebudayaan secara spesifik
b). Sosialisasi yaitu mempelajari kebudayaan sejak kanak-
kanak hingga mati
3. Kebudayaan didasarkan pada simbol
Simbol adalah segala sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.
Simbol mempunyai eksistensi yang independen dari pada
yang diwakilinya. Hubungan antara simbol dan sesuatu adalah
merupakan kreasi yang dihasilkan dari pikiran manusia atau
dari kebudayaan, dan bukan dari karakteristik dari sesuatu itu
sendiri. Kemampuan manusia dalam membuat simbol yang
membedakannya dari kemampuan binatang dalam
berkomunikasi. Kemampuan manusia membuat simbol-
simbol dalam berkomunikasi, yang diwakili oleh keberadaan
bahasa, mengandung implikasi yang hebat brekenaan dengan
pewarisan kebudayaan.
4. Kebudayan bersifat adaptif dan maladaptif
Kebudayaan suatu masyarakat tidak bersifat stagnan, tetapi
selalu berkembang. Perkembangan budaya ini menunjukkan
bahwa kebudayan selalu menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungannya. Hal ini dikarenakan cara-cara
bagaimana suatu masyarakat berpikir dan bertindak pada
dasarnya merupakan respon terhadap kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian kebudayaan bersifat adaptif. Contoh:
adanya sistem terasering dalam pertanian.
Akan tetapi tidak semua bentuk penyesuaian berkontribusi
positif terhadap bertahannya suatu masyarakat. Hal inilah
yang disebut maladaptif, yaitu suatu masyarakat yang
berusaha mengembangkan unsur kebudayaan tertentu
ternyata malah melakukan penyesuaian yang salah. Artinya
kebiasaan yang baru yang dikembangkan malah mengurangi
ketahanan masyrakat tersebut.
5. Kebudayaan bersifat relatif
sehubungan dengan relativisme kebudayaan, Walter
Goldschmidt menyatakan bahwa kebudayaan harus difahami
dalam kerangka atau konteks kebudayaan itu sendiri. Artinya
baiknya suatu perilaku budaya belum tentu baik untuk budaya
yang lain. Doktrin relativisme kebudayaan ini dikembangkan
untuk menyerang thesis dari etnosentrisme yang
mempercayai bahwa cara hidup kebudayaanseseorang lebih
superior dibanding dengan kebudayaan orang lain.
6. Kebudayaan bersifat Universal
artinya kebudayaan dapat dijumpai dimana saja dari mulai
masyarakat yang primitif hingga masyarakat modern. Hanya
kemudian variasinya yang dikembangkan oleh masing-masing
budaya.

Anda mungkin juga menyukai