Anda di halaman 1dari 22

Faktor - faktor

02
Modul ke:

Kenyamanan Termal

Fakultas
FTPD Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M.Arch .

Program Studi
Teknik
Arsitektur
Faktor kenyamanan termal
Faktor iklim
a. Suhu udara,
b. Suhu radiasi rata-rata,
c. Kelembaban relatif udara dan
d. Kecepatan udara,
Faktor pribadi :
a. Aktivitas dan
b. Rintangan pakaian. Fanger (1976)
Faktor kenyamanan termal
Eksperimen model manusia berumur 35 tahun
• suhu kulit rata-rata, Tsk . ,
• pakaian kerja (clo=1.0),
• melakukan aktivitas ringan sambil duduk
(metabolisma 60 W/m2). Hoppe (1988)
• suhu radiasi rata-rata Tmrt = 20 0C,
• kelembaban relatif RH = 50% dan
• kecepatan udara Va = 0.05 m/s
3.1.1 Suhu Udara (Ta)
• . Didapati suhu kulit rata-rata Tsk daripada model
manusia menaik apabila suhu udara Ta naik, sehingga Ta
= 21 0C (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Pengaruh suhu udara Ta ke atas


suhu kulit rata-rata Tsk. (disesuaikan daripada
Hoppe, 1988)
3.1.2 Suhu Radiasi Rata-rata (Tmrt)
• Suhu radiasi rata-rata (Tmrt) adalah ukuran kalor radiasi
daripada permukaan sekitar seperti siling, dinding, pintu,
tingkap dan lantai .

Gambar 2.2 Pengaruh suhu radiasi


rata-rata Tmrt ke atas suhu kulit rata-
rata Tsk (disesuaikan daripada
Hoppe, 1988)
3.1.3 Kelembaban Relatif (RH)
• Kelembaban relatif memberi pengaruh kecil kepada Tsk. Pada
Ta = 20 0C, Tmrt = 20 0C dan Va = 0.05 m/s, peningkatan
kelembaban relatif, RH, daripada 30% kepada kira-kira 75%
hanya memberi pengaruh sebesar 1 0C sahaja kepada Tsk
(Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Pengaruh kelembaban relatif RH ke atas


suhu kulit rata-rata Tsk (Hoppe, 1988, disesuaikan ).
3.1.4 Kecepatan Udara (Va)
• Pengaruh kecepatan udara terhadap kenyamanan seorang
manusia berbeda berbanding dengan faktor-faktor iklim yang
diterangkan di atas. Semakin tinggi nilai kecepatan udara
semakin rendah suhu kulit rata-rata Tsk (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Pengaruh kecepatan udara Va ke atas suhu


kulit rata-rata Tsk. (disesuaikan daripada Hoppe, 1988).
3.1.5 Aktivitas
• Aktiviti mempengaruhi kadar pengeluaran metabolik tubuh
(Fanger, 1976). Kadar metabolik bersandar kepada jenis aktiviti
yang dijalankan. Kadar metabolik dinyatakan dalam ‘met’ yang
didefinisikan sebagai kadar metabolik seorang yang sedang
melakukan kerja ringan (seperti duduk, rehat) untuk setiap
keluasan Dubois. Satu met sama dengan 50 kcal/j.m2 (ASHRAE,
1989).
3.1.6 Pakaian
• Pakaian yang digunakan akan mempengaruhi pertukaran kalor
antara tubuh dan persekitaran sekelilingnya, yang juga akan
memberi pengaruh kepada kenyamanan (Fanger, 1976). Pada
suhu udara yang rendah, pakaian yang tebal diperlukan untuk
menjaga pelepasan kalor dari tubuh kepada persekitarannya.
3.1.7 Faktor-Faktor Lain
Faktor-faktor ini meliputi
• Jenis kelamin,
• Bentuk badan (gemuk, keluasan Dubois),
• Perbedaan bangsa,
• Lokasi geografi atau keadaan iklim
• Ritme sirkadia,
• Perubahan termal,
• Lingkungan sebelumnya, penyesuaian (aklimatisasi),
• Makanan dan minuman,
• Warna kulit,
• kesesakan, dan
• tekanan udara (Humphreys (1976).
Pengukuran Kenyamanan Termal
Pengukuran kenyamanan termal mengaitkan perasaan termal
manusia dan rangsangan dari iklim di sekitarnya.
Tiga faktor penting pengukuran.
• Pertama, bagaimana menilai secara kuantitatif perasaan
manusia terhadap persekitarannya.
• Kedua, bagaimana mengukur pembolehubah fisik dengan
tepat.
• Ketiga, bagaimana menggabungkan semua pembolehubah ke
dalam satu nilai yang mewakili keseluruhan.
Pendekatan kepada Penelitian
Kenyamanan Termal
Pendekatan untuk menilai kenyamanan
a. pendekatan universal dan
b. adaptif.
Pendekatan universal dipelopori oleh Fanger memberi
tumpuan pada hasil penelitian laboratorium.
Pendekatan adaptif pula yang dipelopori oleh Auliciems
memberi tumpuan pada hasil penelitian lapangan.
3.2.1 Model Universal
• Model ini menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kenyamanan termal hanya terdiri daripada
empat pemboleh ubah fisik (suhu udara, suhu radiasi rata-rata,
kelembaban relatif dan kecepatan udara) dan dua
pembolehubah pribadi (aktiviti dan pakaian).
• Faktor-faktor lain seperti lokasi negara dan geografi, umur,
jenis kelamin bentuk tubuh badan dan perbedaan bangsa tidak
mempunyai pengaruh secara statistik.
• Persamaan kenyamanan, PMV dan PPD adalah merupakan
satu-satunya alat untuk menyatakan keadaan kenyamanan
termal dimanapun dan untuk siapapun di dalam persekitaran
termal sederhana.
• Model ini dianggap dapat dipakai secara universal untuk
semua orang dan lokasi geografi.
3.2.2 Model Adaptif
• Model adaptif menekankan bahwa kenyamanan termal
merupakan hubungan yang kompleks dan aktif antara manusia
dan persekitarannya yang meliputi iklim, bentuk bangunan,
keadaan sosial, ekonomi dan faktor-faktor lain seperti
persekitaran fisikal.
• Persekitaran kompleks ini menyatakan secara tidak langsung
bahwa pelbagai standar suhu nyaman diperlukan, di mana
nilainya bersandar kepada musim, iklim dan budaya.
Standar Kenyamanan Termal
• Dua standar paling penting yang secara luas digunakan sampai
sekarang adalah ASHRAE Standard 55-1992 dan ISO 7730-
1994.
• ASHRAE Standard 55-1992 mendefinisikan zona kenyamanan
di mana 90% atau lebih manusia akan berasa nyaman secara
termal.
• Nilai batas rentang merupakan hasil dari penelitian yang amat
sesuai dengan pelbagai manusia dalam ruang termal.
• ASHRAE Standard mendefinisikan persekitaran nyaman
berdasarkan suhu operatif (To).
• Sensasi Kenyamanan Termal
• McIntyre (1980) menyatakan bahwa sensasi muncul sebagai tindak balas
terhadap rangsangan. Manusia menderia persekitaran termalnya sebagai
tindak balas terhadap rangsangan termal. Hal ini yang dipanggil dengan
psikofisik. Sensasi termal bukan merupakan sesuatu hal yang mudah, dan
sensasi yang dialami manusia tidak dapat diramalkan hanya dengan suhu
(sekalipun dengan parameter iklim lain termalsuk kelembaban dan
kecepatan udara) daripada rangsangan. Beliau menyatakan bahwa tidak
mungkin untuk meramalkan sensasi termal secara tepat bahkan dengan
menggabungkan semua maklumat yang dimiliki. Pemikiran berkenaan
kenyamanan termal adalah untuk mendapatkan pendekatan optimal dalam
mencapai keadaan termal terbaik untuk manusia dalam suatu aktiviti
tertentu.
• Skala sensasi termal yang paling banyak digunakan sekarang adalah skala
tujuh-mata ASHRAE, yang merupakan perkembangan daripada skala tujuh-
mata asal Bedford. Humphreys dan Nicol (1970) juga menggunakan skala
tujuh-mata tetapi mengubah sedikit persepsi skala Bedford dalam
penyelidikannya. Skala yang berbeda, yang mempunyai rentang daripada 3
hingga 25 mata telah digunakan oleh para penyelidik, bagaimanapun
penyelidikan terkemudian telah menunjukkan bahwa skala tujuh-mata
adalah pilihan paling sesuai (McIntyre, 1980). Jadual 2.1 menunjukkan
perbandingan skala-skala tujuh mata yang paling popular digunakan oleh
para penyelidik kenyamanan termal.
• Jadual 2.1 Skala tujuh-mata Bedford, Humphreys dan Nicol,
• dan ASHRAE
Poin Humphreys dan Poin ASHRAE Poin
Nicol

Sangat sangat 7 Sangat sangat 7 Panas 7


panas panas

Terlalu panas 6 Terlalu panas 6 Hangat 6

Nyaman panas 5 Nyaman panas 5 Agak panas 5

Nyaman 4 Tidak dingin atau 4 Neutral 4


panas

Nyaman dingin 3 Nyaman dingin 3 Agak dingin 3

Terlalu dingin 2 Terlalu dingin 2 Dingin 2

Sangat sangat 1 Sangat sangat 1 Sangat dingin 1


dingin dingin
• Indeks Kenyamanan Termal
• Untuk menilai kenyamanan termal, tidak mungkin menyatakan balasan manusia
terhadap persekitaran termalnya sebagai fungsi daripada sebuah faktor iklim
tunggal, seperti suhu udara, suhu radiasi rata-rata, kelembaban udara, kecepatan
udara, aktiviti atau nilai pakaian sahaja. Oleh itu perlu untuk merumuskan sebuah
parameter tunggal yang boleh menyatakan gabungan pengaruh rangsangan termal
pada balasan fisiologi dan sensor tubuh manusia. Nilai tunggal, yang disebut
dengan indeks termal, adalah merupakan gabungan sifat-sifat persekitaran termal
di tempat atau keadaan manapun yang dapat diwakilkan secara kuantitatif. Dengan
demikian, deria panas dari suatu keadaan tertentu dapat difahami, dibayangkan
atau diramalkan. Dengan kata lain, indeks termal adalah peramal panas atau lebih
tepat lagi peramal kenyamanan. Berikut akan diterangkan indeks-indeks termal
iaitu Effective Temperature (ET), Resultant Temperature (RT), Predicted Four Hours
Sweat Rate (P4SR), Heat Stress Index (HSI), Index of Thermal Stress (ITS), Predicted
Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage Dissatisfied (PPD).
• Effective Temperature (ET), atau Indeks Suhu Cekap, dibangunkan oleh
Houghten, Yaglou dan Miller antara tahun 1923 dan 1925 di makmal
penyelidikan ASHRAE. Indeks ini berbentuk nomogram yang
menggabungkan tiga faktor iklim: suhu udara, kelembaban dan kecepatan
udara. ET dapat ditentukan untuk setiap gabungan (kombinasi) suhu udara
kering dan basah dan kecepatan udara. Untuk mengambil kira suhu radiasi
rata-rata, suhu glob dapat digunakan untuk menggantikan suhu udara.
Rentang keadaan yang dijangkau oleh ET adalah: suhu udara bebuli kering
dan suhu udara bebuli basah sebesar 1 oC hingga 43 oC, kecepatan udara
0.1 m/s hingga 3.3 m/s (Givoni, 1976). ET adalah suhu persekitaran penuh
dalam udara tenang yang menghasilkan sensasi yang sama seperti
persekitaran sebenar.
• Resultant Temperature (RT) dibangunkan oleh Missenard di Perancis. Serupa
dengan ET, indeks ini menggabungkan suhu udara bebuli kering, suhu bebuli basah
dan kecepatan udara. Indeks ini juga diberikan dalam bentuk nomogram, dan
menjangkau rentang faktor-faktor iklim seperti suhu udara daripada 20 oC hingga
45 oC, suhu udara bebuli basah daripada 18 oC hingga 40 oC dan kecepatan udara
daripada 0 m/s hingga 3 m/s (Givoni, 1976).

• Indeks kenyamanan termal yang lain adalah seperti Predicted Four Hours Sweat
Rate (P4SR) yang dibangunkan oleh Mc Ardle et al. di Royal Naval Research
Establishment di England, Heat Stress Index (HSI) dibangunkan oleh Belding dan
Hatch di Universiti Pittsburgh, USA, dan Index of Thermal Stress (ITS) yang
dibangunkan oleh Givoni pada tahun 1969 (Givoni, 1976).
Terima Kasih
Dr. Ir. M. Syarif Hidayat, M. Arch.

Anda mungkin juga menyukai