Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fibrosis in Korea:
Comparison with Non-
Cystic Fibrosis Diseases
Pembimbing: Disusun Oleh:
dr. Munir Sp.Rad Argia Anjani
1102013041
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO
PERIODE 3 JULI– 4 AGUSTUS 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Abstrak
Objektif :
Cystic fibrosis (CF) adalah penyakit bawaan langka di Korea, yang temuan klinis dan
pencitraannya tidak jelas. Tujuan penelitian kami adalah untuk mendeskripsikan
klinis dan fitur dari CT pada CF di Korea serta membandingkan fiturnya dengan
penyakit lain yang mirip seperti CF
Dari November 1994 sampai Desember 2014, dugaan diagnosis CF dilakukan pada
23 pasien berdasarkan pemeriksaan klinis atau radiologis. Setelah mengesampingkan
10 pasien tanpa konfirmasi diagnostik, 13 pasien dimasukkan dalam penelitian ini.
Diagnosis CF dibuat dengan studi gen CF. Temuan CT dievaluasi untuk melihat
adanya serta distribusi kelainan parenkim termasuk pola bronkiektasis, tree-in-bud
(TIB), lendir, konsolidasi, dan mosaic attenuation.
Hasil :
Dari 13 pasien, 7 (dengan usia rata-rata, 15 tahun) dikonfirmasi sebagai CF, 4 (dengan
usia rata-rata, 19 tahun) memiliki primary cilliary dyskinesia, 1 memiliki bronkiektasis
penyebab yang tidak diketahui, dan 1 menderita asma kronis.
Kesimpulan :
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fitur klinis
dan CT CF di Korea dan membandingkan fiturnya dengan penyakit lain yang
menyerupai CF
Material dan Metode
Populasi Studi
CF = cystic fibrosis
CFTR = cystic fibrosis
transmembrane conductance
regulator
EM = electromicroscopic
PCD = primary ciliary dyskinesia
Tree in bud
pattern
Mucus
Plugging
Penilaian Klinis
Perolehan CT
Dari total 13 pasien dengan dugaan CF, 7 (54%) dikonfirmasi dengan CF sesuai
dengan studi gen CFTR. Empat (31%) memiliki PCD, satu wanita memiliki
bronkiektasis penyebab yang tidak diketahui, dan satu perempuan menderita
asma.
Semua pasien CF menjalani PFT. Pada kasus CF, pola obstruktif terlihat pada 3
pasien, dan pola gabungan terlihat pada 1 pasien. Sisanya 3 pasien memiliki
fungsi paru normal. Hanya 3 pasien non-CF yang menjalani PFT, yang
menunjukkan pola obstruktif, pola kombinasi, dan fungsi paru normal.
Tak satu pun dari pasien dengan PCD memiliki situs inversus.
Temuan CT
Dibandingkan dengan CF, lesi pulmonal pada PCD terutama mempengaruhi paru-
paru bagian bawah. Dalam penelitian kami, fitur CT pasien dengan CF dan PCD
menunjukkan kemiripan substansial, dengan bronkiektasis, pola TIB, dan perangkap
udara.
Cystic fibrosis terjadi dengan frekuensi yang sama pada pria dan wanita. Mutasi
genetik untuk CF terjadi pada kromosom 7 dan tidak terpengaruh oleh jenis
kelamin. Tingkat keparahan gejala yang terkait dengan CF, bagaimanapun,
bervariasi antara pria dan wanita. Wanita dikaitkan dengan morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi selama penyakit ini.
Studi sebelumnya terhadap pasien CF yang berusia antara 7 sampai 19 tahun
menunjukkan bahwa pasien wanita menunjukkan gejala yang lebih parah dan
tingkat rawat inap yang lebih tinggi daripada pasien laki-laki, yang mungkin
menjadi salah satu alasan untuk menjelaskan dominasi perempuan pada populasi
CF kita.
Usia rata-rata saat diagnosis dalam penelitian kami lebih tua dari yang dilaporkan
di negara-negara Barat, yang dapat dijelaskan sbb:
Kesimpulan
Temuan CT CF di Korea menunjukkan bronkiektasis bilateral, bronkiolitis
seluler, penyumbatan mukus, dan atenuasi mosaik, yang mirip dengan
pasien non-CF. Penelitian gen CF direkomendasikan untuk diagnosis
definitif pada pasien dengan fitur klinis klinis ini.
TERIMA KASIH