Gagal Ginjal
Disusun Oleh :
Linda Nurul Qodariyah (260112150536) Nurul Fatiya Zakki (260112150562)
Khairul Bahtriar Azhari (260112150540) Nur Asma S Somadayo (260112150564)
Yuni Arwidya (260112150544) Nelli Atik Sandora (260112150568)
Diana Permatasai (260112150548) Rini Novia (260112150590)
Riana Rahayu Khaerunnisa (260112150552) Tiara Indah Pratiwi (260112150572)
Dias Rijaludin halim (260112150556) Tira Soleha Rahmatullah (260112150576)
Ovilia Della Prativi (260112150560) Fitri Nurul Ramadhani (260112150586)
Annisa Eka Fitriani (260112150594)
Anafilaksis
Sepsis
Penggunaan antihipertensi berlebihan
Pra- Renal Hipoperfusi renal terisolasi Stenosis arteri ginjal bilatera (Stenosis arteri ginjal unilateral pada salah satu
ginjal)
Emboli
Kolesterol
Trombosis
Obat obatan
Siklosporin
Inhibitor ACE
Obat golongan AINS
Media radio kontras
Hiperkalemiia
Sindrom hepatorenal
Pasca renal Obstruksi saluran kemih Hipertropi prostat, infeksi atau kanker
Kateter saluran urin yang tidak ditempatkan secara benar
Pengobatan anti kolinergik
Nefrolitiasis
Oksalat
Pelvis atau tubulus ginjal Indinavir
Sulfonamid
AsiklovirAsam urat
Gejala Klinis GGA
perubahan
perubahan berat
kebiasaan kemih Nyeri pinggang
badan
Urin berwarna
Edema hipotensi ortostatik
atau berbusa
(Dipiro, 2008)
DIAGNOSIS GAGAL GINJAL AKUT
Magnetic
Radiologic Renal
GFR Resonance
Studies Ultrasonography
Imaging (MRI)
Biopsi ClCr
Diagnosis Gagal Ginjal Akut
Diagnosis Gagal Ginjal Akut
Diagnosis Gagal Ginjal Akut
Outcome dan Terapi Gagal
Ginjal Akut (GGA)
Tujuan Terapi Gagal Ginjal Akut (GGA)
Outcome yang Diharapkan Upaya Pemeliharaan
Dopamin Asetilsistein
Tujuan terapi
(Mueller, 2005)
Evaluasi Outcome Terapi
Melakukan monitoring
status pasien
Monitoring konsentrasi
obat secara berkala
karena adanya
perubahan status volum,
perubahan fungsi ginjal
KASUS
Gagal Ginjal Akut
• Seorang lelaki China dengan skizofrenia telah menerima paliperidone 12 mg/hari
untuk tahun sebelumnya dan tetap dalam kondisi stabil.
• Dia puas dengan paliperidone dan merasa ada peningkatan fungsi kognitifnya.
• Pada September 2010, pasien ingin meningkatkan kemampuan berpikirnya, jadi ia
meminum 16 tablet paliperidone (masing-masing 3 mg) selama 2 hari dan juga
meminum obat ibunya, termasuk 1 tablet atenolol 50 mg dan 2 tablet simvastatin 20
mg untuk menghilangkan pusingnya.
• Ibunya khawatir akan konsekuensinya dan membawanya ke UGD.
• Saat tiba, pasien memiliki kesadaran yang baik dengan orientasi yang baik dan
kooperatif.
• Dia menentang ide bunuh diri dan penyalahgunaan obat, herbal, atau alkohol.
• Tidak ada efek samping ekstrapiramidal yang signifikan.
• Semua tanda vital (suhu tubuh 36,8oC, TD 115/60 mmHg, respirasi 18 kali/menit)
dan hasil pemeriksaan fisik, EKG, dan Chest X-Ray biasa-biasa saja.
• Namun, tes laboratorium darah menunjukkan kadar kreatinin serum 7,19 mg / dL
dan serum urea nitrogen dari 56 mg / dL, dan gas darah arteri menunjukkan asidosis
metabolik (pH 7,345; HCO3 j, 17,4 mM; PCO2, 32,7 mm Hg ).
• Oleh karena itu, ia dirawat di bangsal medis di bawah diagnosis ARF.
Subjective
• Pasien Skizofrenia
• Pusing
• Kesadaran baik, orientasi baik, kooperatif
• Menentang ide bunuh diri
• Tidak menyalahgunaan obat, herbal, atau alkohol.
• Ekstrapiramidal (-)
Objective
NILAI NORMAL:
• Suhu tubuh 36,8oC, • Suhu tubuh 36,5-37,5 oC
• TD 115/60 mmHg • TD <120/60 mmHg
• respirasi 18 kali/menit • respirasi 12-20 kali/menit
• Hasil pemeriksaan fisik, EKG, dan Chest
X-Ray biasa-biasa saja.
• kreatinin serum 7,19 mg/dL
• kreatinin serum lk2 0,5-1,5 mg/dL
• serum urea nitrogen 56 mg/dL,
• serum urea nitrogen 7-20 mg/dL,
• gas darah arteri menunjukkan asidosis
metabolik (pH 7,345; HCO3 j, 17,4 mM; • gas darah arteri (pH 7,38-7,42;
PCO2, 32,7 mm Hg ). HCO3- 22-28mM; pCO2 38-42mm
Hg).
Riwayat pengobatan
• 16 tablet paliperidone 3 mg
• 1 tablet atenolol 50 mg
• 2 tablet simvastatin 20 mg
Dikonsumsi selama 2 hari
Diagnosa
• Skizoprenia
• Overdosis paliperidone
Asessment
• GGA berkembang setelah meminum 48 mg paliperidone dalam
waktu 2 hari, dua kali dosis harian maksimum yang disarankan.
• Atenolol 50 mg dan kolesterol simvastatin 40 mg untuk hipertensi
dan hiperkolesterol, masing-masing, kedua obat berada dalam
kisaran dosis harian yang direkomendasikan
• Simvastatin-GGA: rhabdomyolysis dalam kasus dengan
hypothyroidism tidak terdiagnosis
• Dosis Simvastatin dan Atenolol normal, creatine phosphokinase
normal dan tanpa riwayat penyakit fisik, 2 obat ini bukan
penyebab GGA
• Efek samping antipsikotik berupa GGA = jarang, ini adalah pertama
kalinyamekanismenya belum diketahui
• Efek samping paliperidone = kecemasan, akatisia
• Paliperidone mengalami metabolisme terbatas di hati
• Fkskresi ginjal dari paliperidone dalam bentuk tidak berubah
(~60% dari dosis total)
• ekskresi paliperidone overdosis dari ginjal mungkin sebagian
menjelaskan komplikasi ginjal.
PLAN
• hidrasi intravena dan pengobatan natrium bikarbonat
• 12 mg / d diresepkan dari hari ke-10
• Kedepannya perlu diperhatikan efek samping pada ginjal pada
penggunaan paliperidone
GAGAL GINJAL KRONIK
Definisi
Gagal kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
ginjal dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis
kronik atau petanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria.
klasifikasi stadium peny. ginjal kronik
• klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus yaitu
stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih
rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima
stadium. Stadium
Stadium Stadium peny.
Stadium 11 peny. ginjal Stadium
Stadium 55
ginjal kronik
kronik
gagal ginjal
gagal ginjal
kerusakan ginjal
kerusakan ginjal dgn LFG <<1515
LFG
fungsifungsi
dgn ginjal
ginjal yg yg
masih Stadium
Stadium 22 Stadium
Stadium 33 Stadium
Stadium 44 mL/menit/1.73
mL/menit/1.73 m² m²
masih normal
normal atau dialisis
atau dialisis
LFG ≥≥90
LFG 90
mL/menit/1.73
mL/menit/1.73 m² m² kerusakan ginjal dgn
kerusakan ginjal dgn kerusakan ginjal dgn kerusakan ginjal dgn
kerusakan ginjal dgn
kerusakan ginjal dgn
penurunan
penurunan fungsi
fungsi ginjal penurunan yg penurunan
penurunan beratberat
fungsi
penurunan yg sedang
ginjal yg ringan
yg ringan sedang fungsi
fungsi ginjalginjal fungsi ginjal
ginjal
LFG 60-89
LFG 60-89 LFG
LFG 30-59mL/menit/
30-59mL/menit/ LFG 15-29
LFG 15-29
mL/menit/1.73
mL/menit/1.73 m² m² 1.73m²
1.73 m² mL/menit/1.73
mL/menit/1.73 m² m²
Gagal Ginjal
Kronik (GGK)
Laporan USRDS (The United States Renal Data System) tahun 2011 menunjukkan prevalensi
penderita End-Stage Renal Disease di Amerika Serikat sebesar 1.811/1.000.000 penduduk, di
Taiwan sebesar 2.447/1.000.000 penduduk dan di Jepang sebesar 2.205/1.000.000
penduduk.
Menurut CDC (2010), lebih dari 35 % pasien diabetes menderita penyakit gagal ginjal kronik
dan lebih dari 20% pasien hipertensi memiliki penyakit gagal ginjal kronik.
Menurut PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) pada tahun 2009, Prevalensi gagal
ginjal kronik di Indonesia sekitar 12,5%, yang berarti terdapat 18 juta orang dewasa di
Indonesia menderita penyakit ginjal kronik.
EPIDEMIOLOGI GGK
Menurut Riskesdas (2013) melaporkan bahwa prevalensi gagal ginjal kronik pada pria di
Indonesia sebesar 0.3% dan pada wanita di Indonesia sebesar 0.2%.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 disebutkan bahwa
prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Meningkat
tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0.3%), umur 45-54 tahun (0.4%), umur 55-71 tahun
(0.5%) dan tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0.6%).
Jumlah pasien yang menderita penyakit ginjal kronik diperkirakan akan terus meningkat
sebanding dengan bertambahnya populasi, peningkatan populasi usia lanjut serta peningkatan
jumlah pasien hipertensi dan diabetes.
Neoplasma, fibrosis Pielonefritis kronis
retroperitoneal, Glomelorunefrit dan refluks
hipertropi prostat, dan is-kronis nefropati
striktur uretra
Nefrosklerosis benign,
Penyalahgunaan Penyakit nefrosklerosis maligna
analgesik dan Nefropati toksik vaskuler dan stenosis arteri
nefropati timah hipertensi renalis
Nefropatik
Patofisiologi Faktor
Progresif Resiko
Usia lanjut,
penurunan massa
ginjal, ras atau etnis
Gagal Ginjal minoritas, riwayat
Faktor
Kronik keluarga,
Progresi
peradangan
sistemik, dan
Glikemia pada dislipidemia
diabetes, hipertensi, Faktor Diabetes melitus,
proteinuria, dan Inisiasi hipertensi, penyakit
merokok autoimun, dan toksisitas
Manifestasi klinis
Diagnosis secara umum untuk penyakit ginjal
meliputi pemeriksaan :
Urinalysis
BUN (Blood Urea Nitrogen)
SCr (Serum Kreatinin)
Cystatin C
GFR
ClCr
Radiologic Studies
Renal Ultrasonography
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Biopsi
Dipiro ed.9
140−𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 0,85
Wanita =
72 𝑥 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑎 (𝑚𝑔/𝑑𝐿)
• Transplantasi ginjal
KASUS
GAGAL GINJAL KRONIK
Tn. E, 55 tahun merupakan PMB via IGD RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau pada tanggal 14 Pasien juga
Januari 2015 dengan keluhan lemas sejak 1 minggu mengeluhkan mual dan
SMRS. Lemas dirasakan sejak nafsu makan pasien muntah, batuk kering,
menurun. dan sesak 4 hari SMRS.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik pada didapatkan Natrium 119,9
Pada thorax didapatkan ronkhi halus di
tanggal 16 Januari 2015 mmol/L, Kalium 2,09 mmol/L,
basal paru kanan, batas kanan jantung
didapatkan keadaan Ureum 52,3 mg/dl, Kreatinin
SIK V linea midklavikula sinistra, pada
umum sedang, kesadaran 6,28 mg/dl, Hb 9,0 gr/dl,
abdomen terdapat nyeri tekan pada
composmentis, tekanan eritrosit 3,2x106/ul, trombosit
epigastrium, perut tampak cembung
darah 130/70 mmHg, 145.000/ul
dengan shiftingdullness positif, dan
konjungtiva anemis
adanya edema pada ektremitas.
Analisis Pengobatan
Subjek :
Pasien didiagnosis sebagai
gagal ginjal kronik stadium V Tn E, 55 Tahun, TB: 171 cm, BB 73 kg dengan BMI 25.
dengan CAPD, diabetes Objek:
melitus tipe 2, hipertensi, Natrium 119,9 mmol/L, Kalium 2,09 mmol/L, Ureum 52,3 mg/dl,
gangguan elektrolit, Kreatinin 6,28 mg/dl, Hb 9,0 gr/dl, eritrosit 3,2x106/ul, trombosit
dispepsia, dehidrasi dan 145.000/ul. LFG 13,72 (Normal <15)
pneumoni. Penatalaksanaan Compos mentis
penyakit yang mendasari
: TD: 120/80 mmHg, N: 90 kali/menit, RR: 26 kali/menit, T: 37,3 0C
dengan tepat dapat
menurunkan laju Gagal ginjal kronik grade V, Diabetes melitus Tipe 2, hipertensi
progresivitas penurunan faal Assesment:
ginjal. stage I, Anemia normositik normokrom, gangguan elektrolit,
pneumoni.
Analisis Pengobatan
Plan :
Pelaksanaan non farmakologis Diet DM 1700 kal/hari, rendah garam, protein 1,2
gram/KgBB/hari
pada pasien ini adalah
IVFD NaCl 0,9% 4 kolf/24 jam
bedrest dan diberikan diet
IVFD RL 1 kolf/5 jam + drip KCl 1 flash
rendah garam I, protein 1,2
O2 11L
gram/KgBB/hari, dan diet
Insulin novomix ; Valesco 1x160mg ; Primperan 3x10mg ;
DM 1700 kalori. Diet rendah Omeprazole 1x20mg ; Asam folat 1x1 ; Codein 3x10 mg ;
garam diberikan untuk Paracetamol 3x1 ; Meropenem 3x1gr; Azitromycin 1x500
; Combivent
mengontrol tekanan darah
LFG pasien sebesar 13,72 ml/mnt/1,73m2. Nilai LFG tersebut
pasien. kurang dari 15 ml/mnt/1,73m2 yang berarti kriteria
penyakit ginjal kronik berada pada derajat 5 atau
terminal, sehingga membutuhkan hemodialisis. Pada
pasien ini hemodialisis dilakukan dengan menggunakan
CAPD yang prinsipnya sama dengan hemodialisis
Daftar Pustaka
Dager, W. dan Spencer, A., 2008. Acute Renal Failure, dalam: Dipiro, J.T. (Ed.), Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach. McGraw-Hill Companies, United States of America, hal. 723–
732.
Dipiro, Joseph T et al. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition.
London: Mc Graw Hill.
Liang, C.S., Bai, Y. M., dkk. 2012. Acute Renal Failure After Paliperidone Overdose A Case Report.
Journal of clinical psychopharmacology. Artikel. Online:
https://www.researchgate.net/publication/51982702. Diakses: 12 Mei 2016.
Mueller. B.A., 2005, Acute Renal Failure dalam Dipiro, J.T, Talbert, RL., Yee, GC., Wells, BG., Posey,
ML., Pharmacotherapy A Pathophysiologic Aprroach, 6th Edition, 781-796, Apleton and
lange, Philadelphia
G. Wells, Barbara et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook, Seventh Edition. London: Mc Graw
Hill.
Imam effendi, HMS markum. 2006. buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1. edisi IV. Jakarta. FKUI