Anda di halaman 1dari 30

K E TA N G G U H A N B A N G S A

DALAM
PENANGGULANGAN
BENCANA
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN - BNPB
KOMITMEN GLOBAL
No SASARAN SFDRR 2015-2030 PROFIL BENCANA DI INDONESIA (2005-2015)

1 Mengurangi mortalitas per populasi global Korban meninggal: 14.446 jiwa


(Rerata 2020-2030 < 2005-2015)
2 Mengurangi warga terdampak per populasi global Warga terdampak: 25.718.356 jiwa
(Rerata 2020-2030 < 2005-2015)
3 Mengurangi kerugian ekonomi per PDB global Kerugian: USD 2,058,687,174 (2005-2013)*
(Rasio 2030 > 2015)
4 Mengurangi kerusakan terhadap sarpras penting Kerusakan Sarpras penting:
dan gangguan terhadap pelayanan dasar Gangguan pelayanan dasar: 40.761 unit fasilitas peribatan, pendidikan,
(Nilai 2030 > 2015) dan kesehatan rusak
5 Meningkatkan negara yang memiliki strategi PRB Strategi PRB nasional: RPJMN 2015-2019, Renas PB
nasional dan lokal (Nilai 2030 > 2015) Strategi PRB lokal: RPB di 34 provinsi, RPB di sebagian kab/kota
6 Meningkatkan kerjasama internasional untuk Kerjasama internasional:
negara berkembang (Nilai 2030 > 2015)
7 Meningkatkan ketersediaan dan akses Ketersediaan EWS: sistem peringatan dini per jenis ancaman masih bersifat
terhadap EWS multi-ancaman dan lokal, sebagian sistem belum berfungsi dengan baik, kemampuan masyarakat
informasi serta penilaian risiko bencana dalam merespon masih perlu ditingkatkan.
(Nilai 2030 > 2015) Akses terhadap EWS:belum tersedia secara baik untik keselurhan wilayah
Indonesian dan belum fungsional

* http://www.preventionweb.net/countries/idn/data/
3

RPJMN 2015-2019 BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA


Sasaran
Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi
Nasional
Arah 1. Mengurangi risiko bencana
Kebijakan 2. Meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana

Internalisasi PRB dlm kerangka


Strategi Penurunan tingkat kerentanan Peningkatan kapasitas penyelenggaraan
pemb berkelanjutan di Pusat &
terhadap bencana PB
daerah

1. Mainstreaming PRB dalam 1.Mendorong dan menumbuh 1. Penguatan kapasitas kelembagaan &
perencanaan pembangunan kembangkan budaya sadar bencana aparatur
sektoral & kewilayahan 2.Peningkatan sosialisasi & diseminasi 2. Meningkatkan koord pusat dan (antar)
2. Penyusunan peta & kajian risiko PRB kpd masyarakat daerah dalam PB
Kab/Kota 3.Meningkatkan kerjasama dengan 3. Penyediaan EWS bencana dan
3. Pemanfaatan kajian & peta risiko berbagai stakeholder untuk memastikan keberfungsiannya
untuk penyusunan RPB & RAD mengurangi kerentanan sos-ek 4. Pengembangan & pemanfaatan IPTEK &
PRB, sebagai referensi 4.Peningkatan kualitas hidup masy di pendidikan
penyusunan RPJMD Kab/Kot daerah pasca bencana 5. Simulasi & geladi kesiapsiagaan secara
4. Integrasi kajian dan peta risiko 5.Pemeliharaan & penataan lingk di berkala & berlanjut
bencana dalam penyusunan & daerah rawan bencana 6. Penyediaan infrastruktur mitigasi &
review RTRW 6.Membangun dan menumbuhkan kesiapsiagaan
5. Harmonisasi kebijakan & regulasi kearifan lokal dalam membangun & 7. Perlindungan bagi prasrn vital
PB di Pusat & daerah mitigasi 8. Pengembangan desa tangguh
6. Penyusunan renkon Kab/Kota 9. Pembangunan pusat logistik
10.Pembentukan & penguatan forum PRB
NATIONAL AGENCY FOR DISASTER MANAGEMENT di daerah
PRIORITAS BNPB (2015-2019)

1. Mempercepat penyelesaian pembangunan Sistem Peringatan Dini


Nasional untuk bencana alam,
Hasil survey di Jepang,
2. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program pembentukan Desa
Tangguh Bencana di 136 kab/kota,
Great Hansin Earthquake
1995, korban selamat
3. Membangun sistem logistik kebencanaan nasional di 6 wilayah pulau, beserta
kelengkapan sarana transportasinya,
karena diselamatkan oleh:
• diri sendiri 35%
4. Meningkatkan ketersediaan logistik dan peralatan kebencanaan daerah,
• anggota Kelrg 31,9 % 5. Meningkatkan jumlah kajian risiko bencana,
• Teman/Tetangga 28,1% 6. Meningkatkan kesiapan sumber daya nasional dalam menghadapi kejadian
• Orang lewat 2,60% keadaan darurat bencana (pendidikan, pelatihan dsb),
• Tim SAR 1,70 % 7. Percepatan manajemen pemulihan pascabencana,
• Lain-Lain 0,90% 8. Mengkoordinasikan upaya-upaya khusus untuk pengurangan dampak bencana
hidrometeorologi.

4
Tugas BNPB : Menyusun kebijakan inklusif, mengkoordinasikan dan implementasi model, monev
NATIONAL AGENCY FOR DISASTER MANAGEMENT
TUJUAN PB
UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana

1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;


2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3. menjamin terselenggaranya PB secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4. menghargai budaya lokal;
5. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan
7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
KONSEPSI PENGURANGAN RISIKO BENCANA

1. Menjauhkan masyarakat dari bencana


2. Menjauhkan bencana dari masyarakat
3. Hidup harmoni dengan bencana
4. Menumbuhkembangkan dan mendorong kearifan
lokal masyarakat dalam penanggulangan bencana
PENANGANAN BERJENJANG

• Hasil survey di Jepang, Great Hansin Earthquake 1995, korban selamat


karena diselamatkan oleh:
• Diri sendiri 35%
• Anggota Keluarga 31,9 %
• Teman/Tetangga 28,1%
• Orang lewat 2,60%
• Tim SAR 1,70 %
• Lain-Lain 0,90%
MASYARAKAT DAN BANGSA TANGGUH BENCANA
• Mampu menyerap informasi bahkan mengembangkannya
• Mampu untuk mengantisipasi
• Mampu melawan (melindungi diri) atau menghindar
• Mampu beradaptasi
• Mampu pulih kembali lebih baik dan lebih aman

Ketangguhan dijelaskan sebagai “kemampuan sebuah sistem, komunikasi atau masyarakat yang
terpapar ancaman untuk melawan, menyerap, mengakomodasi dan memulihkan diri dari dampak
suatu bahaya secara cepat dan efisien, termasuk melestarikan dan memulihkan struktur dan fungsi
dasar yang penting” (UNISDR, 2009)
DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang


memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi
ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari
dampak bencana yang merugikan, jika terkena bencana

(PERKA BNPB No.1 Tahun 2012)


MENGAPA DESA TANGGUH?
Tuntutan Global (SFDRR, SDGs)
Tuntutan Pemerintah (NAWACITA 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan )

Tuntutan Masyarakat
Tuntutan Pribadi
A basic concept of emergency management philosophy is that “all disasters are local.” In fact, because of the
impact that these events have on individual people, it could be said that “all disasters are personal.”

All Disasters are Personal:


National Disaster Preparedness Starts with Every Indonesian Citizen
STRATEGI PENGEMBANGAN KETANGGUHAN MASYARAKAT
Pemanfaatan
Sumberdaya
Pelibatan seluruh lokal
Pengurangan
lapisan 1 2 Kerentanan
masyarakat
3

Peningkatan
Keberlanjutan :
9 Kapasitas
Sinkronisasi
MASYARAKAT
4
program/kegiatan
TANGGUH
K/L, Lembaga Int’l /
Lokal
Peningkatan
5 Pengetahuan dan
8 Kesadaran
7
Pengarus- 6
utamaan PRB Dukungan Pemaduan PRB
Pemerintah/ dalam 11
pemerintah daerah Pembangunan
SINERGITAS DAN PARTNERSHIP PENGEMBANGAN DESA TANGGUH BENCANA

DESA
TANGGUH
Menkumham BENCANA WORLD
BANK
KKP

Kemkes UNDP
BNPB/BPBD
Kemsos AIFDR

Kemtan Mercy
DESA Corps
Kemkominfo BINAAN
US AID
KDPDT
Oxfam
Kemdagri
LEMBAGA
S K P D/DINAS IOM
Kem. PU USAHA
Perguruan
PMI INGO/
Kem KLH Tinggi
Lembaga
MDMC BUMN Internasional
Kem. ESDM lainnya
LPBI NU BUMD
K/L lainnya LSM Lokal
/Nasional lainnya 12
PRINSIP-PRINSIP DESA/KEL. TANGGUH BENCANA
1. Bencana adalah urusan bersama. 11. Transparansi dan akuntabilitas.
2. Berbasis PRB 12. Kemitraan.
3. Pemenuhan hak masyarakat. 13. Multi ancaman.
4. Masyarakat menjadi pelaku utama. 14. Otonomi dan desentralisasi
5. Dilakukan secara partisipatoris. pemerintahan.

6. Mobilisasi sumber daya lokal. 15. Pemaduan ke dalam pembangunan


berkelanjutan.
7. Inklusif.
16. Diselenggarakan secara lintas sektor.
8. Berlandaskan kemanusiaan.
9. Keadilan dan kesetaraan gender.
10. Keberpihakan pada kelompok rentan.
20 INDIKATOR DESTANA (PERKA BNPB NO.1/2012)
KATEGORI No INDIKATOR
LEGISLASI 1 Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang PB/PRB
PERNCANAAN 2 Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi Komunitas, dan Rencana kontijensi
KELEMBAGAAN 3 Forum PRB
4 Relawan Penanggulangan Bencana (PB)
Kerjasama antar pelaku dan wilayah
5
PENDANAAN 6 Dana tanggap darurat
7 Dana untuk PRB
PENGEMBANGAN 8 Pelatihan untuk pemerintah desa
KAPASITAS
9 Pelatihan untuk tim relawan
10 Pelatihan untuk warga desa
11 Pelibatan/partisipasi warga desa
12 Pelibatan perempuan dalam tim relawan
PENYELENGGARAAN 13 Peta dan analisa risiko
PENANGGULANGAN
BENCANA 14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian
15 Sistem peringatan dini
16 Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik)
17 Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan masyarakat
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan
19 Pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk PRB Keterangan:
20 Perlindungan aset produktif utama masyarakat Bold : Indikator utama, sisanya Pendukung
PENTAHAPAN PENCAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH
13
3, 4, 5, 8, 9, 10, 11 dan 12
IDENTIFIKASI
STEKEHOLDER PEMBENTUKAN
PERENCANAAN FORUM PRB
ANCAMAN KERENTANAN KAPASITAS
RISIKO
DESA TERMASUK RELAWAN
DESA BENCANA
MONOGRAFI DESA

2
PELATIHAN
KETERLIBATAN RELAWAN PELATIHAN 2
(3, 11,12) (4, 5, 9,12) (8,10)

SISTEM RENCANA RENCANA


KONTIGENSI PENANGGULANGAN
PERINGATAN DINI
BERBASIS
TERMASUK RENCANA AKSI KOMUNITAS BENCANA DESA
RENCANA
MASYARAKAT EVAKUASI

15 14

6,7
• P4
EKONOMI • ASURANSI POLA KETAHANAN EKONOMI,
PERLINDUNGAN ASET, Dana tanggap darurat
• PUSTU KESEHATAN, SDA DESA
KESEHATAN • DSA
Dana untuk PRB

17, 18, 19, 20


KRITERIA DESTANA

Destana
Destana Utama
Destana Madya
Pratama
PROGRESS DESTANA 2012-2017
108 Desa
150 Desa

100 Desa
2016 2017
68 Desa 2015
60 Desa 2014
2013 Tahun
40 Desa
No Keterangan JUMLAH

2012 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Provinsi 20 30 28 30 29 26 163

2 Kab/Kota 20 31 34 45 49 38 217

3 Kecamatan 24 45 53 78 89 75 364

4 Desa/Kel 40 60 68 100 108 150 526


RENCANA CAPAIAN TARGET DESTANA S.D
2019
NO PROGRAM PELAKSANA 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
GRAND
TOTAL
Desa Tangguh
1 BNPB 40 60 68 99 108 150 68 250 843
Bencana

2 Desa tangguh Bencana BPBD Prov/Kab 60 64 75 100 150 449

BNPB dan Perguruan


3 Desa Tangguh Mandiri 0 0 150 500 750 1400
Tinggi
Ketangguhan
4 Kementrian/Lembaga 0 0 100 500 750 1350
Masyarakat
Desa Tangguh
5 NGO Internasional 20 35 50 100 150 355
Bencana
Desa Tangguh
6 NGO Lokal/Nasional 20 32 50 100 150 352
Bencana
Desa Tangguh
7 Dunia Usaha 20 40 50 75 100 285
Bencana
TOTAL 40 60 68 219 279 625 1443 2300 5034
KAB/KOTA PRIORITAS JAWA TIMUR (DARI 136 KAB/KOTA SE -INDONESIA)

NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH DESA/


KELURAHAN
1 Malang 390
2 Gresik 356
3 Bangkalan 281
4 Kota Surabaya 166
5 Sidoarjo 352
6 Lamongan 474
7 Bojonegoro 430
8 Pacitan 171
9 Banyuwangi 217
10 Jember 248
TINGKAT RISIKO BENCANA DI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR
LOKASI DESA TANGGUH DI JAWA TIMUR
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA/KEL.TANA

1. Masuk dalam wilayah Prioritas RPJMN (136 Kab/Kota) yang mempunyai risiko tinggi
2. Adanya komitmen dari daerah yang diujudkan dalam proposal dan alokasi program dan anggaran dari
daerah
3. Kegiatan pembentukan dan pengembangan desa tangguh ditunjang dengan gerakan PRB yang disesuaikan
dengan ancaman masing-masing desa
4. Sinkronisasi dengan program kementrian/lembaga lain yang memiliki program desa, untuk sinergitas
pencapaian indikator ketangguhan masyarakat
5. Pelibatan lembaga usaha untuk mempercepat target desa tangguh, khusus desa rawan karhutla dapat
bersinergi dengan program desa sawit tanggap api
6. Untuk wilayah non prioritas tetapi mempunyai risiko tinggi akan bekerjasama dengan Lembaga
Internasional/Luar Negeri dan NGO untuk pemberdayaan masyarakat
7. Bekerjasama dengan Kementerian Desa yang memberikan Dana Desa untuk substansi kebencanaan/Desa
Tangguh di setiap desa
TANTANGAN
• RPJMN 2015-2019 terdapat 136 Kabupaten/kota prioritas pembangunan
• Target terbentuk 5.000 desa/kelurahan tangguh bencana sampai dengan tahun 2019
(dari kab/kota prioritas RPJMN)
• Lebih dari 100 kab/kota prioritas memiliki tingkat indeks rawan bencana tinggi, sisanya memiliki
tingkat indeks rawan bencana sedang
• Peran serta dari pihak lain (selain pemerintah pusat) sangat diperlukan
• Pemeliharaan desa/kelurahan yang sudah terbentuk agar tetap tangguh bencana (keberlanjutan)
• Sumber daya (APBN, SDM, dsb) dari BNPB tidak akan cukup dalam memenuhi target dimaksud
 membentuk desa/kelurahan tangguh bencana di 136 kabupaten/kota prioritas
PENYELENGGARAAN
DESA/KELURAHAN
TANGGUH BENCANA
MANDIRI
DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA MANDIRI
Pemerintah Daerah (BPBD,
Dinas, dll)

LIMA Forum Rektor Perguruan Tinggi

PILAR Forum Komunikasi Lembaga


Pemberdayaan Masyarakat
PENYELENGGARA
Forum Dunia Usaha
DESTANA MANDIRI
Organisasi Non-Pemerintah
(Nasional/Internasional)
APA SAJA PERAN LIMA PILAR?
• .................
Pemerintah Daerah
• .................

• .................
Forum Rektor Perguruan Tinggi
• .................

Forum Komunikasi Lembaga • .................


Pemberdayaan Masyarakat • .................

• .................
Forum Dunia Usaha
• .................

Organisasi Non-Pemerintah • .................


(Nasional/Internasional) • .................
SISTEM KOMANDO PADA LEVEL DESA/KELURAHAN

Koordinator
Desa/Kel.

Administrasi Keamanan/
& Keuangan Safety

Dokumentasi
Operasi Logistik
& Pelaporan
CONTOH DES/KEL.TANA MANDIRI
1.Kegiatan yang telah
PENYELENGGARA dilaksanakan adalah:
Desa Tangguh Bencana SAR Trenggana Malang Raya 2.1. Sosialisasi Desa Tangguh
Mandiri di Desa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri kepada unsur masyarakat;
Pandansari, Kecamatan (KKN) dari Universitas 3.2. Pelatihan relawan desa;
Muhammadiyah Malang (UMM),
Poncokusumo, Kabupaten Universitas Kanjuruhan Malang 4.3. Rapat tindak lanjut Desa
Malang dan STAIN Malang Tangguh Bencana Mandiri;
5.4. Pembentukan Forum PRB
Desa.

(Rencana) PENYELENGGARA
Kelurahan Tangguh Rumah Sakit Aisyiyah
Mandiri di Kelurahan Kota Malang sebagai
Kasin, Kecamatan Klojen, bentuk Corporate Social
Kota Malang Responsibility (CSR)

NEXT ??
DESA/KELURAHAN TANGGUH MANDIRI YANG TERBENTUK?
DUKUNGAN BNPB TERHADAP DESA/KEL. TANA MANDIRI

1. Pelatihan tenaga fasilitator desa/kelurahan tangguh bencana (fasilitator perguruan


tinggi, LSM, dunia usaha, dll.)
2. Peningkatan kompetensi fasilitator desa/kelurahan tangguh bencana hingga proses
sertifikasi di LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi)
3. Dukungan tenaga narasumber dan pelatih/trianer selama proses pembentukan dan
pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana
4. Memberikan dukungan operasional selama pelaksanaan desa/kelurahan tangguh
bencana
5. Nota kesepahaman (MoU) antara BNPB dengan Perguruan Tinggi/Dunia
Usaha/Organisasi Sosial Masyarakat tentang pembentukan desa/kelurahan tangguh
bencana mandiri
TERIMA
KASIH
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN


BENCANA

GEDUNG GRAHA BNPB


JL. PRAMUKA NO. 38 LANTAI 14 - JAKARTA TIMUR

GEDUNG INA-DRTG
KAWASAN IPSC SENTUL – JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai