Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN KESEHATAN 

MASYARAKAT
KONSEP DASAR DALAM 
MANAJEMEN KESEHATAN
 PENGERTIAN
a. Manajemen adalah pencapaian tujuan­tujuan yang telah 
ditentukan dengan menggunakan orang lain (Robert D. 
Terry)
b. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu 
tujuan diselenggarakan dan diawasi (Encyclopaedia of 
sosial sciences)
c. Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan­
kegiatan orang lain dan fungsi­fungsinya dapat dipecahkan 
sekurang­kurangnya 2 tanggung jawab utama 
(perencanaan dan pengawasan)
d. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu 
orang /lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan­kegiatan 
orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak dapat 
dicapai oleh hanya satu orang saja. (Evancevich)
CONTINUE….
 kesimpulan umum bahwa “ Manajemen adalah 
suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna 
mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan 
pekerjaan.” 
 Bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan 
sebagai berikut :
“ Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan 
atau suatu seni untuk mengatur para petugas 
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna 
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui 
program kesehatan.” 
FINALLY ….
 Manajemen Kesehatan Masyarakat adalah 
penerapan manajemen umum dalam sistem 
pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang 
menjadi objek dan sasaran manajemen adalah 
sistem pelayanan kesehatan 
masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)
PERBEDAAN 
 MANAJEMEN : ad. Ilmu/seni tentang bgm 
menggunakan sumberdaya secara efisien,efektif 
dan rasional utk mencapai tujuan organisasi 
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 ADMINISTRASI ad.Ilmu a’ seni yg mempelajari 
kerjasama kelompok orang dlm st organisasi utk 
mencapai tujuan bersama. (Mary Parker Follett, 
James F Stoner)
CONTINUE….DIFFERENT
M A N A J E M E N  ADMINISTRASI

 Mengkaji   Dinamika kerjasama
pemanfaatan   Mengkaji semua 
sumberdaya proses kerjasama
MANAJEMEN SEBAGAI ILMU & SENI
 Bid.Ilmu Pengetahuan (Science) memahami 
mengapa dan bgm mencapai tujuan.
 Memerlukan ilmu ekonomi,statistik,akutansi dll

 Pembuatan keputusan

 Pendekatan kepada manusia ad.artistik
MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
 Keputusan atas dasar prinsip umum, ada nya 
pendidikan dan kursus2,pelatihan dll
 Standar prestasi bukan favoritisme

 Ada kode etik

 Perbedaan dgn kewiraswastaan (pemilik), 
maupun supervisi (mandor/foreman atau 
firstline supervisor)
 Pengelompokan pek.individu (fungsi manajerial),

 St disiplin akademik (spesialisasi) dan st proses
TINGKATAN MANAJEMEN
 Manajer puncak= PRESIDEN, DIREKTUR, 
WKL DIREKTUR, SEKRETARIS 
PERUSAHAAN, KA.PERWAKILAN dsb
 Manager menengah= ka.dept, manajer cabang, 
ka.pengawas dsb
 Manajer lini= mandor,pemimpin

 NON MANAGERIAL
FUNGSI MANAJEMEN
 Perbandingan beberapa fungsi manajemen 
menurut 4 pakar manajemen ilmiah
TOKOH FUNGSI MANAJEMEN

George Terry Planning, Organizing, Actuating, 
Controlling

L. Gullick Planning, Organizing, Staffing, 
Directing, Coordinating, Reporting, 
Budgetting
H. Fayol Planning, Organizing, Commanding, 
Coordinating, Controlling

Koonzt O’ Donnel Planning, Organizing, Staffing, 
Directing, Controlling
CONTINUE…FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi­fungsi manajemen :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penyusunan personalia (Staffing)
4. Pengkoordinasian (Coordinating)
5. Penyusunan anggaran (Budgeting)
PERENCANAAN (PLANNING)
Planning (perencanaan) adalah sebuah proses 
yangdimulai dengan merumuskan 
tujuan organisasi sampai dengan menetapkan 
alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
Include :
1. Memperoleh dan mengikat sumberdaya
 2. Konsisten berbagai tujuan/prosedur
 3. Monitor dan diukur­­­ koreksi
____________________________________
Pemilihan/penetapan tujuan, penentuan strategi, 
kebijakan,program, prosedur,metoda, 
Sistem,anggaran dan standar.
MACAM­MACAM PLANNING
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
 Rencana jangka panjang (long term planning) : berlaku 
antara 10­25 tahun
 Rencana jangka menengah (Medium term planning) : 
berlaku antara 5­7 tahun
 Rencana jangka pendek (short term planning) : berlaku 
hanya untuk 1 tahun
2. Dilihat dari tingkatannya
 Rencana induk (master plan)
 Rencana operasional (operational planning)
 Rencana harian (Day to day planning)
3. Ditinjau dari ruang lingkupnya
 Rencana strategis (strategi planning)
 Rencana taktis (tactical planning)
 Rencana menyeluruh (comprehensive planning)
 Rencana terintegrasi (integrated planning)
PORSES PERENCANAAN
a. Indentifikasi masalah
Sumber masalah kesehatan dapat diperoleh dari :
1. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada
2. Survailance epidemologi/pemantauan penyebaran penyakit
3. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh 
masukan perencanaan kesehatan
4. Hasil kunjungan lapangan supervisi 
b. Menetapkan Prioritas Masalah
Pemilihan prioritas dilakukan dengan 2 cara :
1. Melalui teknik skoring : memberikan nilai terhadap masalah 
tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter)
2. Melalui teknik non skoring : masalah dinilai melalui diskusi 
kelompok, disebut juga dengan Nominal Group Technique 
(NGT)      Delphi Technique dan Delbeq Technique
c. Menetapkan Tujuan
1. Tujuan Umum : suatu tujuan masih bersifat umum, dan masih 
dapat dijabarkan ke dalam tujuan­ujuan khusus, umumnya masih 
abstrak.
2. Tujuan Khusus : tujuan­tujuan yang dijabarkan dari tujuan 
umum.
d. Menetapkan Rencana Kegiatan
Mencakup 3 tahap pokok :
1. Kegiatan pada tahap persiapan 
2. Kegiatan pada tahap pelaksanaan
3. Kegiatan pada tahap penilaian
e. Menetapkan Sasaran Target
Sasaran program target dibagi menjadi  2 :
1. Sasaran langsung
2. Sasaran tidak langsung
f. Waktu
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan sangat tergantung 
dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan­kegiatan 
yang ditetapkan guna mencapai tujuan.
g. Organisasi dan Staf
Menggambarkan organisasi sekaligus staf  yang akan 
melaksanakan kegiatan­kegiatan/program.
h. Rencana Anggaran
Uraian tentang biaya –biaya yang diperlukan untuk 
pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan s.d evaluasi.
i. Rencana evaluasi
Suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk 
menilai sejauh mana tujuan­tujuan yang telah ditetapkan 
tercapai.
PENGORGANISASIAN 
(ORGANIZING)
 Organizing (pengorganisasian) adalah 
rangkaian kegiatan menajemen 
untuk menghimpun semua sumber daya 
(potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan 
memanfaatkannya secara efisien untuk 
mencapai tujuan organisasi.
 Penentuan sumberdaya, perancangan dan 
pengembangan, penugasan tanggung jawab, 
pendelegasian wewenang
UNSUR POKOK 
PENGORGANISASIAN
 Hal yang diorganisasikan :
1. Pengorganisasian kegiatan
2. Pengorganisasian tenaga pelaksana
 Proses pengorganisasian : langkah­langkah yang 
harus dilakukan sedemikian rupa shg semua 
kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan 
sebaik­baiknya
 Hasil pengorganisasian : terbentuknya wadah 
/struktur organisasi yang merupakan perpaduan 
antara kegiatan dan tenaga pelaksana
JENIS ORGANISASI
1. Organisasi Lini (Line Organization)
Pembagian tugas dan wewenang terdpat perbedaan 
yang tegas antara pemimpin dan pelaksanaan
2. Organisasi Staf (Staf Organization)
Tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan 
dan staf pelaksana
3. Organisasi lini dan staf
Gabungan kedua jenis organisasi lini dan staff.
Keuntungan : keputusan yang diambil o/ pimpinan 
lebih baik karena telah dipikirkan dan tanggung 
jawab pimpinan berkurang karena mendapat 
dukungan dan bantuan dari staff
PENGAWASAN DAN PENGARAHAN 
 Suatu proses untuk mengukur penampilan 
kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu 
program yang selanjutnya memberikan 
pengarahan–pengarahan sehingga tujuan yang 
telah ditetapkan dapat tercapai.
 3 Hal yang perlu diperhatikan agar 
pengawasan dapat berjalan dengan baik :
1. Objek Pengawasan
2. Metode Pengawasan
3. Proses Pengawasan  
OBJEK PENGAWASAN
 Dikelompokkan menjadi 4 :
1. Kuantitas  dan kualitas program
Barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program 
tersebut.
Pengawasan : pelayanan yang diberikan oleh unit kerja
2. Biaya Program
Menggunakan 3 macam standar : modal yang dipakai pendapatan 
yang diperoleh, dan harga program.
Ukuran pengawasan : pembiayaan kegiatan/pelayanan, hasil yang 
diperoleh dari pelayanan, dan keuntungan kegiatan/pelayanan.
3. Pelaksanaan program
Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan 
proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
4. Hal­hal yang bersifat khusus
Pengawasan yang ditujukan untuk hal­hal khusus yang ditetapkan 
oleh pimpinan/manajer
METODE PENGAWASAN
 Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai 
macam , a.l :
1. Melalui kunjungan langsung atau observasi 
terhadap objek yang diawasi.
2. Melalui analisis terhadap laporan­laporan yang 
masuk
3. Melalui pengumpulan data/informasi yang khusus 
ditujukan terhadap objek­objek pengawasan
4. Melalui tugas dan tanggung jawab para petugas 
khususnya para pimpinan.
PROSES PENGAWASAN
 Langkah­langkah dalam pengawasan :
Menyusun rencana pengawasan
1.
2. Pelaksanaan pengawasan
3. Menginterpretasi dan menganalisis hasil­hasil 
pengawasan
4. Menarik kesimpulan dan tindak lanjut
 Manfaat pengawasan bagi pelaksana/karyawan :
1. Memperoleh informasi yang jelas tentang apa yang harus 
dikerjakan.
2. Tidak langsung berada dalam suatu proses belajar.
3. Lebih merasa diperhatikan/dihargai oleh pimpinan.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN 
MASYARAKAT
 Sistem adalah gabungan dari elemen­elemen (sub­sistem) di dalam suatu proses 
atau struktur dan berfungsi sebagai sat kesatuan organisasi.
 Elemen­elemen dalam sistem :
1. Masukan (input)
sub elemen­ sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk 
berfungsinya sistem.
2. Proses
mengubah masukan sehingga menghasilkan sesuatu yang direncanakan
3. Keluaran (out­put)
hal yang dihasilkan oleh proses.
4. Dampak (impact)
akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya
5. Umpan balik (feed back)
hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut
6. Lingkungan (enviroment)
dunia di luar dari sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
KETENTUAN DALAM PELAYANAN 
KESEHATAN MASYARAKAT
1. Penaggung Jawab
2. Standart Pelayanan
3. Hubungan Kerja
4. Pengorganisasian dan Potensi Masyarakat
SISTEM RUJUKAN
3 Bentuk Pelayanan :
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary health care)
Pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang sakit ringan dan 
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan/promosi 
kesehatan. 
Bentuk pelayanan Kesehatan : Puskesmas, Pustu, Pusling dan 
Balkesmas.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (Secondary Health Service)
Diperlukan oleh masyarakat yang memerlukan perawatan inap 
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan 
primer.
Bentuk pelayanan kesehatan : RS tipe C dan D, memerlukan 
tersedianya tenaga­tenaga spesialis.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (Tertiary Health service)
Diperlukan oleh masyarakat yang sudah tidak dapat ditangani 
oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Bentuk pelayanan kesehatan : RS Tipe A dan B.
SISTEM RUJUKAN
 Rujukan dibedakan menjadi 2 :
1. Rujukan Medik
Berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit 
dan pemulihan kesehatan pasien.
Mencakup pula rujukan pengetahuan (konsultasi 
medis) dan bahan­bahan pemeriksaan
2. Rujukan Kesehatan Masyarakat
Berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit 
(preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi)
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana 
dan operasional
•Penderita
Masalah Rujukan •Pengetahuan
Medis Medis •Bhn2 
pemeriksaan
Masalah
Kesehatan

Masalah  •Teknologi
Kesehatan  Rujukan
•Sarana 
Masyaraka Kesehatan
•Operasional
t
SKEMA SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA

Rumah Sakit Tipe A

Provinsi Rumah Sakit Tipe B

Kabupaten Rumah Sakit Tipe 
C/D

Puskesmas/Balkesma
Kecamatan
s
Dokter Praktek Swasta
Kelurahan Bidan Praktek Poliklinik
Puskesmas pembantu

Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu

Masyarakat
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN

 Monitoring adalah kegiatan untuk memantau 
proses/jalannya suatu program/kegiatan
 Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan 
nilai/jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian 
suatu tujuan yang telah ditetapkan
LANGKAH­LANGKAH EVALUASI
1. Menetapkan/memformulasikan tujuan evaluasi
2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam 
menetukan keberhasilan program yang akan 
dievaluasi
3. Menetapkan cara/metode evaluasi yang akan 
digunakan
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan 
menganalisis data/hasil pelaksanaan evaluasi
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi
6. Menyusun rekomendasi/saran tindakan lebih lanjut 
terhadap program selanjutnya berdasarkan hasil 
evaluasi
EVALUASI SUATU PROGRAM 
KESMAS
 Evaluasi Proses
 Evaluasi hasil program

 Evaluasi dampak program
PENERAPAN MANAJEMEN DI 
BIDANG KESEHATAN
 Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, 
mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada 
keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. 
 Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan 
adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang 
setinggi­tingginya. 
 Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan, administrasi 
(manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan 
dengan administrasi niaga (business adminstration) yang 
lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari 
keuntungan finansial (profit oriented). 
 Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam 
administrasi umum/publik (public administration) oleh 
karena organisasi kesehatan lebih mementingkan 
pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.
 Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap­
tiap organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor 
Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit 
dan Puskesmas dan jajarannya. 
 Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan 
di RS, Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu 
dilakukan kajian proses penyusunan rencana 
tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan di daerah. 
 Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan 
manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan 
yang disusun setiap lima tahun (micro planning), 
pembagian dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai 
dengan masing­masing tugas pokoknya.
RUANG LINGKUP MANAJEMEN 
KESEHATAN

1. manajemen personalia (mengurusi SDM)
2. manajemen keuangan
3. manajemen logistik (mengurusi logistik­obat dan 
peralatan)
4. manajemen pelayanan kesehatan dan sistem 
informasi manajemen (mengurusi pelayanan 
kesehatan )
EKONOMI LAYANAN KESEHATAN
 kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan 
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya 
kesadaran mereka akan arti hidup sehat. Namun, daya 
beli masyarakat untuk memanfaatkan jasa pelayanan 
kesehatan semakin menurun akibat krisis ekonomi 
yang berkepanjangan, terutama harga obat­obatan 
yang hampir semua komponennya masih diimpor.
 Depkes sudah mengantisipasi dampak krisis ekonomi 
di bidang kesehatan dengan menyesuaikan terus 
kebijakan pelayanannya terutama di tingkat 
operasional. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan 
primer, baik di Puskesmas maupun di RS Kabupaten 
harus dijadikan indikator penerapan kebijakan baru di 
bidang pelayanan kesehatan
 Beberapa kebijakan operasional yang sudah mendapat perhatian 
dalam menghadapi krisis kesehatan ini adalah :

1. Meletakkan landasan kebijakan kesehatan yang lebih bersifat 
pencegahan (preventif)
2. Kebijakan obat nasional harus diarahkan untuk pemasyarakatan obat­
obatan esensial yang terjangkau oleh masyarakat. Meskipun dengan 
dalih untuk membuka peluang bagi penanaman modal asing (PMA), 
pembatasan jumlah industri farmasi harus dilaksanakan secara ketat.
3. Etika kedokteran dan tanggung jawab profesi seharusnya mendapat 
porsi yang lebih besar dalam pendidikan dokter agar dokter yang 
ditamatkan oleh Fakultas Kedokteran di Indonesia juga dapat 
berfungsi sebagai cendikiawan di bidang kesehatan.
4. Kesehatan merupakan hak masyarakat yang perlu terus 
diperjuangkan terutama penduduk miskin karena sudah merupakan 
komitmen global pemerintah. Oleh karena itu, LSM kesehatan perlu 
terus diberdayakan (bagian dari reformasi kesehatan) agar mereka 
mampu menjadi pendamping kelompok­kelompok masyarakat yang 
membutuhkan perlindungan.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
 Sumber utama pembiayaan kesehatan :
1. Pemerintah
2. Swasta
3. Masyarakat dalam bentuk pembiayaan 
langsung (fee for service) dan asuransi
4. Sumber­sumber lain dalam bentuk hibah atau 
pinjaman dari luar negeri
 Pembiayaan kesehatan di masa depan akan semakin mahal 
karena :
1. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga  mengakibatkan 
meningkatnya tuntutan (demand)  masyarakat akan pelayanan 
kesehatan yang lebih  bermutu.
2. Perkembangan teknologi kedokteran dan pertumbuhan 
industri kedokteran. Hampir semua teknologi  kedokteran 
masih diimpor sehingga harganya relatif mahal  karena nilai 
rupiah kita jatuh dibandingkan dolar Amerika.
3. Subsidi Pemerintah semakin menurun akibat krisis ekonomi 
tahun 1998. Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia  sebelum 
krisis adalah 18 US dólar/kapita/tahun, tapi kondisi ini 
menurun lagi setelah krisis yaitu 12 US  dólar/kapita/tahun 
pada tahun 2000. Seiring dengan  turunnya kemampuan 
pemerintah, daya beli masyarakat  juga menurun untuk 
mengakses pelayanan kesehatan.
SUMBER KEGIATAN SEKTOR 
KESEHATAN
1. Pemerintah
yaitu APBN yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana Alokasi 
Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan diberlakukannya 
otonomi daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari 
APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih tetap membantu 
pelaksanaan program kesehatan di daerah melalui bantuan dana 
dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2. APBD
yang bersumber dari PAD (pendapatan asli daerah) baik yang 
bersumber dari pajak, atau penghasilan Badan Usaha Milik 
Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa bersumber dari 
masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi 
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan 
biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk 
perawatan kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap 
oleh berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor 
kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan.
3.Bantuan luar negeri
dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman 
(loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan 
kesehatan.
ASURANSI KESEHATAN
 Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari 
asuransi kesehatan merupakan salah satu cara 
yang terbaik untuk mengantisipasi mahalnya 
biaya pelayanan kesehatan. Alasannya antara 
lain :
1. Pemerintah dapat mendiversifikasi sumber­sumber 
pendapatan dari sektor kesehatan.
2. Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan 
peran kepada masyarakat dalam pembiayaan 
pelayanan kesehatan.
3. Memeratakan beban biaya kesehatan menurut 
waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat 
mengurangi resiko secara individu.
 Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme 
pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan 
menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan 
resiko individu menjadi resiko kelompok, beban 
ekonomi yang harus dipikul oleh masing­masing 
peserta asuransi akan lebih ringan tetapi 
mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.
UNSUR­UNSUR ASURANSI 
KESEHATAN 
1. Ada perjanjian
2. Ada pemberian perlindungan
3. Ada pembayaran premi oleh masyarakat
JENIS ASURANSI KESEHATAN YANG 
BERKEMBANG DI INDONESIA
1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health 
Insurance)
Contoh : PT Askes untuk PNS dan penerima 
pensiun dan PT Jamsostek untuk tenaga kerja 
swasta.
2. Asuransi kesehatan komersial perorangan (Private 
Voluntary Health Insurance)
Contoh : Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, 
Takaful, dll.
3. Asuransi kesehatan komersial kelompok 
(Regulated Private Health Insurance)
Contoh : produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh 
PT Askes.

Anda mungkin juga menyukai