Anda di halaman 1dari 18

Percepatan Pemberian Akses Kelola

Masyarakat dalam Skema Anggaran


Perhutanan Sosial di Sulawesi Tengah

Sikola Mombine dan Karsa Institute

Sulteng, 14 Agustus 2017


Mengapa Perhutanan Sosial?
“Hutan sebagai sumber
penghidupan warga masyarakat
pedesaan, harus dioptimalkan
fungsinya secara sosial, supaya
dapat membantu mengurangi dan
mengatasi kemiskinan.

Untuk itu, diperlukan kebijakan


perhutanan sosial yang
memberikan akses pengelolaan
sumber daya hutan bagi warga
masyarakat di dalam dan di
sekitar hutan.”

- Presiden Joko Widodo -


Sumber:
http://presidenri.go.id/hutan/presiden-
jokowi-akses-warga-ke-perhutanan-sosial-
harus-diperluas.html
Tujuan Perhutanan Sosial

Prinsip pengelolaaan “Menyelesaikan permasalahan


Perhutanan Sosial: tenurial dan keadilan bagi
masyarakat setempat dan
1. Keadilan masyarakat hukum adat yang
berada di dalam atau di sekitar
2. Keberlanjutan
kawasan hutan dalam rangka
kesejahteraan masyarakat
3. Kepastian hukum
dan pelestarian fungsi hutan”.
4. Partisipatif
Pasal 2 ayat (2) P83/2016
5. Tangguh gugat
Perhutsos dalam kerangka Nasional
 Bagian dari SGDs: (1) Mengurangi Kemiskinan, (10)
Mengurangi Ketimpangan, (13) Penanganan Perubahan
Iklim, dan (15) Menjaga Ekosistem Darat.
 Bagian dari Nawacita Jokowi-JK: (7) Mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik. Sebagai upaya
untuk mendorong untuk pemerataan ekonomi melalui
skema distribusi lahan.
 Bagian dari Norma Kabinet Kerja Pemerintah: (3)
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak,
menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistem.
Perhutsos dalam RPJMD Sulteng
Kemiskinan Sulteng
Prosentase Angka Kemiskinan Sulteng, Perbandingan Angka Kemiskinan Region
2013-2016 Sulawesi dan Nasional, Maret 2016
20 20

18 18

16 15.91 16
15.89
14.66 15.07
14 14.32 14.07 14.45 14
13.61
12 12 10.86
11.06
10 10.35 10.18 10
9.45
8 8

6 6

4 4

2 2
17.72 14.45 12.88 11.74 9.40 8.34
0 0
GORONTALO SULAWESI SULAWESI SULAWESI SULAWESI SULAWESI
2013 2014 2015 2016 TENGAH TENGGARA BARAT SELATAN UTARA

Perkotaan Perdesaan Aggregate Prosentase Kemiskinan Kemiskinan Nasional

Angka kemiskinan Sulawesi Tengah meningkat, tertinggi kedua


region Sulawesi.
Kondisi Sulteng dalam konteks PS
 Luas daerah di Sulteng, sebagian besar adalah kawasan hutan.
Lebih dari 65,24% (4.274.687 Ha) dari Luas Wilayah Sulteng
berupa Kawasan Hutan.
 Perbandingan akses pengelolaan hutan antara masyarakat
dengan perusahan masih timpang. Saat ini GAP (693.696 Ha vs
9.487 Ha) atau setara (48:1) pengelolaan hutan antara
perusahaan dan masyarakat.
 Hampir 45% desa di propinsi Sulawesi Tengah berada di sekitar
kawasan hutan dan terdapat sekitar 30% penduduk di Sulteng
memiliki ketergantungan terhadap sumber daya hutan.
 Perhutsos “seharusnya” dapat mendukung upaya pengurangan
angka kemiskinan (14,32%) masih di atas rerata nasional.
 Perhutsos juga dapat mengurangi permasalahan sosial; baik
konflik dan ketimpangan gender.
Kondisi Sulteng dalam konteks PS
 Sulteng telah memiliki peta indikatif arahan
perhutanan sosial (PIAPS) sebesar 346.788 Ha.
Artinya hanya (ada) 8,1% alokasi yang disediakan
pemerintah untuk akses kelola masyarakat di
kawasan hutan.
 Capaian PS di Sulteng 2007-2017 masih sangat
rendah hanya 2,7 persen atau seluas 9.487 Ha;
Capaian 2 tahun terakhir (2015-2017) hanya
2.078,75 Ha atau 0,6 persen.
Dukungan Anggaran PS di Sulteng
Tren Belanja Kehutanan dan Proporsinya thd Belanja
Daerah, Sulteng 2014-2017
4,000 3,588 2.0%
Milyar Rupiah

3,397
3,500 1.7%

3,000 2,838 1.5%


2,440
2,500 1.2% 1.1%
1.1%
2,000 1.0%
1,500
1,000 0.5%
500 29.3 31.3 39.0 62.1
0 0.0%
2014 2015 2016 2017
Belanja Daerah Belanja Kehutanan Proporsi Belanja Kehutanan (%)

Alokasi belanja kehutanan rata-rata 2014-2017 hanya 40M pertahun


atau hanya 1,3 persen proporsinya terhadap belanja daerah. Jika
dibandingkan dengan luas KH hanya 14.500/Ha/Tahun.
Dukungan Anggaran PS di Sulteng
Proporsi dan Komposisi Belanja Urusan Kehutanan
Sulteng, 2014-2017
2.00%
1,7%
1.50%
0.65%
1,2% 1,1%
1,1%
1.00%
0.85% 0.65% 0.71%
0.50% 1.08%
0.35% 0.46% 0.44%
0.00%
2014 2015 2016 2017
BTL Kehutanan (%) BL Kehutanan (%)

Meskipun belanja kehutanan meningkat, tetapi secara program dan


kegiatan belanja langsung kehutanan tidak meningkat, bahkan
cenderung menurun.
Dukungan Anggaran PS di Sulteng

Dari alokasi belanja kehutanan rata-rata 1,3 persen, yang digunakan


untuk pembangunan kehutanan hanya 0,3-0,4 persen dari APBD,
sedangkan untuk PS hanya 0,03 persen.
Dukungan Anggaran PS di Sulteng
Tren Alokasi Belanja Perhutanan Sosial thd Belanja Dinas
Kehutanan, 2014-2017
1,200 4.0%
Juta Rupiah

3.4%
1,117.2 3.5%
1,000 2.9%
983.2 1,019.1 3.0%
2.9%
800 895.0
2.5%
600 1.6% 2.0%
1.5%
400
1.0%
200
0.5%
0 0.0%
2014 2015 2016 2017
Anggaran (Rp Juta) Prosentase (%)

Subkegiatan: perjalanan dinas dalam rangka identifikasi, sosialisasi, bintek,


verifikasi dan juga rapat-rapat koordinasi terkait dengan perhutanan sosial. 
efektivitasnya perlu diperhatikan…
Kebutuhan Anggaran Pembiayaan
Perhutanan Sosial
Kebutuhan Anggaran dihitung berdasarkan;
1. Selisih target dan realisasi (capaian) PS di Sulteng
2. Menghitung kebutuhan anggaran PS dengan mengkalikan dengan unitcost
PS berdasarkan pengalaman CSO dalam pendampingan PS di Sulteng
Simulasi perhitungan kebutuhan anggaran Perhutanan Sosial di Sulteng
No PIAPS Capaian Sisa Unitcost Keb. Anggaran (Rp) Anggaran/Tahun (Rp)
1 346.788 9.487 337.301 103.000 34.742.003.000 11.580.667.667
2 100.000 9.487 90.513 103.000 9.322.839.000 1.864.567.800

Dengan memperhatikan sisa capaian yang harus dicapai dengan asumsi


kebutuhan PS maka kebutuhan anggaran untuk percepatan PS dari target
PIAPS adalah Rp34,7 M atau Rp11,5 M per tahun s.d 2019. Sedangkan jika
menggunakan asumsi target RPJMD untuk PS maka dibutuhkan anggaran
sebesar Rp9,3 M atau 1,8 M per tahun s.d 2021.
Skenario Penghematan Anggaran
untuk Peningkatan Anggaran PS
Perhitungan Penghematan Anggaran (skema 3%)
Uraian Anggaran 2017 Efisiensi Hasil Efisiensi
Belanja Jasa Kantor 133.172.022.764 3,0% 3.995.160.683
Belanja Makanan dan Minuman 42.630.276.627 3,0% 1.278.908.299
Belanja Perjalanan Dinas 175.860.638.402 3,0% 5.275.819.152
Belanja Jasa Konsultansi 21.299.896.699 3,0% 638.996.901
Jumlah efisiensi 11.188.885.035

Jadi, dengan melakukan efisiensi belanja dari item jasa kantor,


makan dan minum, perjalanan dinas, serta jasa konsultasi sebesar
3% saja maka akan ada anggaran penghematan sebesar Rp11,18
Milyar. Dengan komitmen pemerintah daerah yang kuat, hal ini
sangat mungkin untuk dilakukan demi mencapai target dari PIAPS
pemenuhan akses kelola hutan bagi masyarakat miskin di Sulteng.
POTENSI HASIL HUTAN/KELOMPOK
USAHA SEKITAR HUTAN

Banyaknya kelompok usaha di sekitar hutan yang belum mendapat dukungan


penuh dari pemerintah, kelompok usaha tersebar di seluruh desa sekitar hutan
di Sulawesi Tengah dengan hasil sumber daya alam yang bermacam-macam.
Seperti di wilayah kulawi terkenal dengan hasil kopinya yang tumbuh di area
pegunungan, kerajinan rotan di poso, anyaman tikar di donggala dan masih
banyak lagi yang belum tereksplore hasil hutannya, di tambah lagi tempat-
tempat wisata, tempat-tempat yang mempunyai nilai-nilai sejarah, yang belum
banyak di ketahui publik sehingga dengan adanya Program Percepatan
Perhutanan Sosial ini di harapkan masyarakat memilki akses mengelola hutan
dan mampu mengembangkan usaha kelompok masyarakat desa hutan.
Skenario Perubahan/Rekomendasi
• Mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi capaian perhutanan
sosial, dengan cara meningkatkan alokasi anggaran khususnya untuk
memfasilitasi proses usulan masyarakat dalam perhutanan sosial. Selain itu,
pemerintah juga harus memperkuat dukungan kepada pokja perhutanan
sosial untuk bisa bekerja secara optimal.
• Mendorong Pemprov Sulteng untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk
perhutanan sosial, paling sedikit sekitar Rp11,5 miliar/tahun untuk
mencapai target perhutanan sosial yang telah ditetapkan. Upaya yang bisa
dilakukan oleh Pemprov adalah melakukan efisiensi belanja dan realokasi
anggaran seperti dalam pembahasan di atas.
• Mendorong pemerintah untuk mensinergikan OPD lainnya (Dinas
Koperindag, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Pariwisata, Dinas
Peternakan, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dll) dalam
mendukung upaya pengembangan dan pembinaan usaha
masyarakat/kelompok yang telah mendapatkan izin perhutanan sosial.
Skenario Perubahan/Rekomendasi
• Memberikan akses dan kelola bagi kelompok perempuan dalam pemberian
izin dan pemberdayaan usaha perhutanan sosial
• Mendorong Pemprov untuk mengintegrasikan program pengentasan
kemiskinan dengan program percepatan perhutanan sosial di Sulawesi
Tengah.
• Mendorong peran DPRD dalam Mempercepat pelimpahan wewenang
pemberian izin Perhutanan Sosial oleh Kemetrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan kepada Gubernur

Anda mungkin juga menyukai