p5 Sarahsaa Endokrin
p5 Sarahsaa Endokrin
Sarah
405120111
LO1
Medula Adrenal
• Bagian dalam kelenjar adrenal
• Dari sel krista neural
• Menghasilkan hormon epinephrine dan norepinephrine
• Korteks :
– Zona glomerulosa :
• Mineralokortikoid
aldosteron
– Zona fasciculata :
• Glukokortikoid kortisol
– Zona retikularis
• Gonadokortikoid
androgen
• Medulla :
– Epinefrin
– Nor-epineprin
Vaskularisasi dan Inervasi
• Perdarahan:
– arteri suprarenalis superior dari arteri phrenica
inferior
– arteri suprarenalis media dari aorta abdominalis
– arteri suprarenalis inferior dari arteri renalis
• Vena:
– V.suprarenalis dextra V.cava inferior
– V.suprarenalis sinistra + V.phrenica inferior V.renalis
sinistra
• Persarafan:
– Plexus coeliacus & abdominopelvic
Histologi Kelenjar Adrenal
Korteks Adrenal
• Terdiri atas sel kecil • Merupakan 80% dari • Tersusun alveoler dan
hitam, sedikit seluruh adrenal. saling dipisahkan oleh
sitoplasma, tersusun • Sel-sel ini kapiler-kapiler kecil.
dalam kelompok kecil- mengandung lemak • Sel-sel ini hanya
kecil yang letaknya dan secara histologik mengandung sedikit
sejajar dengan simpai tampak sebagai “sel lemak, tetapi dalam
adrenal jernih” (clear cell) sitoplasmanya
• Berfungsi otonom • Dipengaruhi ACTH terdapat banyak
(corticotropin) mitokondria. Sel-sel ini
disebut “compact cell”
• Dipengaruhi ACTH
(corticotropin)
Medula Adrenal
• Terdiri atas deretan sel kromafin, dengan sinusoid venosa
lebar diantaranya.
• Terdapat sekelompok kecil sel saraf
• Menghasilkan adrenalin & nor adrenalin
• Sitoplasma mengandung banyak vesikel berisikan sekret ini.
• Sel tersusun dalam deretan setebal satu sel pada tepi sinusoid
venosa.
HORMON YANG DIHASILKAN KEL
ADRENAL
Transpor hormon steroid
• Hormon steroid dalam plasma :
– Terikat protein plasma (>90%)
– Bentuk bebas (±5%)
– Bentuk metabolit (sisanya)
• Hormon bebas hormon fisiologi yang aktif
dan dapat bekera langsung di jaringan
• Hormon bebas dan metabolit bisa
melewati filtrasi ginjal ekskresi melalui urin
• Plasma memiliki 2 sistem ikatan hormon :
1. Afinitas tinggi : transcortin / CBG
2. Afinitas rendah : albumin
Metabolisme steroid
Berikatan pada
Sintesis protein steroid regulated
genes
Metabolisme dan ekskresi
Aldosteron Kortisol Androgen
Hipersekresi Peningkatan
sekunder kadar RAA
Glukokortikoid
Sirosis hati
Korteks
Cushing’s
Androgen
sindrome Gagal
jantung
Androgen
epinefrin
Hipersekresi feokromositoma
Medula Nor epinefrin
epinefrin
hiposekresi
Nor epinefrin
Hormon Korteks Adrenal
• Hormon – hormon adrenokorteks steroid
lipofilik; diangkut oleh protein plasma dalam
darah
• Stimulasi aldosteron
– SRAA (o/ krn penurunan Na+ & tekanan darah)
– Peningkatan konsentrasi K+ plasma
Pengaruh Glukokortikoid
• ~kortisol
• Efek metabolik
– Merangsang glukoneogenesis hati
– Menghambat penyerapan glukosa o/ banyak jaringan
kecuali otak
– Merangsang penguraian protein di banyak jaringan
terutama otot
• asam amino bebas > glukoneogenesis
– Meningkatkan lipolisis
• asam lemak bebas > sumber bahan bakar pengganti glukosa
• Efek permisif
– Kortisol hrs adekuat agar katekolamin dapat memicu
vasokonstriksi
K (SINDROM CONN)
•HIPERALDOSTERONIS
ME SEKUNDER
ADRENO
E KORTEKS
KELEBIHAN KORTISOL
SINDROM
L ANDROGEN
CUSHING
A KORTISOL &
SINDROM
ADRENOGENITAL
I DEFISIENSI ALDOSTERON
N KORTISOL
INSUFISIENSI
ADRENOKORTEKS
A PRIMER
Hiperaldosteronisme Peningkatan
sekunder berlebihan aktivitas
sistem RAA
Defisiensi kortisol dan Penyakit Addison Destruksi atau atrofi Berkaitan dengan
aldosteron (insufisiensi idiopatik korteks defisiensi kortisol;
adrenokorteks primer) adrenal kurang tahan
terhadap stres;
hipoglikemia; tidak
adanya kepermisifan
untuk berbagai
aktivitas metabolik
Diagnosis
1. diastolic
hypertension
without edema
2. hyposecretion of
renin
3. hypersecretion of
aldosterone that
does not suppress
appropriately in
response to volume
expansion
CUSING SYNDROME
Sindrom Cushing
• Sindrom Cushing's (hyperadrenocorticism atau
hypercorticism) adalah Gangguan yang disebabkan
oleh tingginya tingkat kortisol (hypercortisolism)
dalam darah.
• Hal ini dapat disebabkan karena glukokortikoid dalam
obat-obatan, atau karena tumor di hipofisis yang
akan menghasilkan kortisol atau hormon
adrenokortikotropik (ACTH) secara berlebih.
Sindrom Cushing
• Pembentukan berlebihan steroid adrenal :
– Rangsangan ACTH berlebihan hiperplasia adrenal
– Tumor adrenal yang aktif secara autonom
• Sindrom cushing
– 70% sekresi berlebihan ACTH oleh hipofisis karena
adenoma hipofisis / kelompok sel yang hiperfungsi
(mikroadenoma) hiperplaia bilateral
– 5% sekresi berlebihan ACTH oleh tumor ganas
nonendrokin/ Sindrom ACTK ektopik (karsinoma sel kecil di
paru / tumor karsinoid)
– 25% neoplasma adrenal (CRH rendah)
Klasifikasi Sindrom Cushing berdasarkan
Penyebab
Penyebab Sindrom Cushing
Hiperplasia Adrenal
Sekunder terhadap kelebihan produksi ACTH hipofisis
Disfungsi hipotalamik-hipofisis
Mikro dan makroadenoma yang menghasilkan ACTH hipofisis
Sekunder terhadap tumor nonendokrin yang menghasilkan ACTH atau CRH
(karsinoma bronkogenik, karsinoid thimus, karsinoma pankreas, adenoma
bronkus)
Hiperplasia Noduler Adrenal
Neoplasia Adrenal
Adenoma
Karsinoma
Penyebab eksogen, iatrogenik
Penggunaan glukokortikoid jangka lama
Penggunaan ACTH jangka lama
Tanda dan gejala
• Kelainan metabolisme glukosa dan protein glukosa darah, toleransi
glukosa, penciutan massa otot (muscle wasting)
• Retridibusi jaringan lemak kegemukan di bagian badan dan pengurusan
ekstremitas
• Kelainan metabolisme lemak hiperkolesterolemia dan percepatan
ateriosklerosis
• aldosteron hipertensi, pengeluaran kalium urine >>, alkalosis
hipokalemik
• androgen virilisme pada perempuan
• Labilitas emosi
• Kulit menipis, mudah memar dan jika mengalami luka akan sukar sembuh
• Striae
• tingginya kadar kortikosteroid tekanan darah, melemahkan tulang
(osteoporosis) dan mengurangi perlawanan terhadap infeksi
• Resiko terjadinya batu ginjal dan diabetes dan bisa terjadi perubahan
mental (misalnya depresi dan halusinasi)
Tes Diagnostik untuk Menentukan
Tipe Sindrom Cushing
Tes Makroadeno Disfungsi ACTH ektopik & Tumor
ma primer hipotalamik pituitari produksi CRH adrenal
& mikroadenoma
Kadar ↑Sampai↑↑ N sampai↑ ↑Sampai↑↑↑ ↓
ACTH
Plasma
% yang <10 95 <10 <10
respon thd
deksameta
son dosis
tinggi
% yang >90 >90 <10 <10
respon thd
CRH
Diagnosis banding Sindrom
Cushing
• Tergantung ACTH
– Adenoma Hipofisis
– Neoplasma non hipofisis (ACTH ektopik)
• Tak Tergantung ACTH
– Iatrogenik (glukokortikoid, megestrel asetat)
– Neoplasma adrenal
– Hiperplasia nodular adrenal
• Primary pigmented nodular adrenal disease
• Massive macronodular adenonodular hyperplasia
• Food-dependent (GIP-mediated)
– Factitious
penatalaksanaan
• Terapi obat : metirapon (menghambat sintesis kortisol) /
ketokonazol (menghambat enzim sitokrom p450) menurunkan
kadar kortisol untuk jangka pendek sebelum pembedahan /
jangka panjang apabila pembedahan tidak mungkin dilakukan
• Tumor hipofisa diangkat / dihancurkan melalui pembedahan
atau terapi penyinaran
• Adenoma kelenjar adrenal diangkat melalui pembedahan
– Jika pengobatan tidak efektif / terdapat tumor kedua
kelenjar adrenal harus diangkat
– Jika kelenjar adrenal diangkat, maka penderita harus
mengkonsumsi kortikosteroid sepanjang hidupnya
komplikasi
• Osteoporosis
• Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
• Hirsutism
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Risiko krisis adrenal
• Panhypopituitarism
• Diabetes insipidus
prognosis
• Adenoma adrenal yang berhasil diobati
dengan pembedahan mempunyai prognosis
baik dan tidak mungkin kekambuhan terjadi.
• Prognosis bergantung pada efek jangka lama
dari kelebihan kortisol sebelum pengobatan,
terutama aterosklerosis dan osteoporosis
• Prognosis karsinoma adrenal adalah amat
jelek, disamping pembedahan.
• Diagnosis
SINDROMA ADRENOGENITAL
SINDROM ADRENOGENITAL
• Disebabkan oleh kegagalan sebagian atau
menyeluruh, satu atau beberapa enzim yang
dibutuhkan untuk sintesis steroid
PATOLOGI
Defisiensi C-20 hidrosilase • Tipe yang paling berat
• Kelainan terjadi pada sintesis tiroid paling awal
• Mempengaruhi gonad
•Bayi laki-laki gagal menghasilkan testosteron intrauterin,
sehingga genitalia eksterna menunjukkan bentuk kelamin
perempuan pada waktu lahir
• Kelenjar adrenal dipenuhi kolesterol lipid adrenal
hyperplasia
• Gangguan biokimia berat kematian
Defisiensi C-3β-dehidrogenase • Mempengaruhi gonad
• Kortisol berkurang, tetapi sekresi kortikosteroid meningkat
retensi garam & hipertensi
• Wanita genitalia eksterna normal, tidak menstruasi
Pria pseudohermafrodit
PATOLOGI
Defisiensi C-21 hidroksilase • Bentuk yang paling umum
• Menyebabkan defisiensi kortisol dengan kelebihan
pregnanetriol dan androgen
• Bayi laki-laki memiliki genitalia eksterna normal; bayi
perempuan mengalami pertumbuhan genitalia eksterna
yang cepat
• Kelebihan androgen
• Anak laki-laki: pseudo-precocious puberty, tanpa
perkembangan testes
• Anak perempuan: hipertrofi klitoris, cepat terjadi
pertumbuhan rambut ketiak dan pubes, sedangkan
payudara tetap kecil dan belum terjadi menstruasi
Defisiensi C-11β-hidrosilase • Kelainan ini terjadi pada langkah akhir sintesis kortison dan
aldosteron dengan keparahan yang bervariasi
• Kortisol darah dapat normal, tetapi adanya androgen
deoksikortikosteron berlebihan menyebabkan virilisasi dan
hipertensi
GEJALA KLINIS
• 4 bentuk utama sindrom adrenogenital:
– Neonatus perempuan dengan genitalia eksterna
ganda (female pseudo-hermaphroditism)
– Terjadi salt loosing dan hipertensi pada kedua
jenis kelamin
– Virilisasi prekoks dengan testikel kecil pada anak
laki-laki dan virilisasi pada anak perempuan
– Amenore dengan virilisasi pada perempuan
dewasa
DIAGNOSIS
• Neonatus:
– Anak perempuan: virilisasi genitalia eksterna yang
luas, hipertrofi klitoris sampai fusi lengkap labia
dan adanya hipospadia
PEMERIKSAAN
• Buccal smear
• Analisis kromosom
• Pemeriksaan steroid urin (indeks oksigenasi)
PENATALAKSANAAN
• Tujuan : menormalkan tekanan darah, serum kalium
dan serum aldosteron.
• Pada hiperplasi kelenjar aldosteron,diberikan :
– spironolakton 12,5 – 25 mg
cukup efektif mengendalikan tekanan darah dan menormalkan kadar kalsium
plasma, tapi ES. cukup banyak untuk penggunaan jangka panjang.
– eplerenon dosis 2kali 25 mg/hari.
ES lebih ringan daripada spironolakton, dapat diberikan dalam jangka panjang
– amiloride (bila tidak toleran thd spironolakton) hingga
dosis 15 mg dua kali sehari
Dapat menormalkan kadar kalium, TIDAK dapat menurunkan tekanan darah.
Perlu di + OAH lain
• Pada adenoma adrenal (pembesaran unilateral)
dilakukan adrenalektomi secara konvensional atau
laparoskopik
– Adrenalektomi pada adenoma adrenal akan menormalkan
tekanan darah tanpa membutuhkan spironolakton,
suplementasi kalium atau OAH lain.
• Pada karsinoma kelenjar adrenal dilakukan
adrenalektomi
• Salt loosing
– Pemberian kortikosteroid & garam
– Kortikosteroid
• Menekan produksi androgen berlebih
• Mencegah virilasi pada anak perempuan
PROGNOSIS
• Kecuali pada bentuk berat, respon terhadap
pengobatan memberikan hasil yang baik dan
fertilitas normal
LO4
Kecurigaan
Yakin
Ragu
Urin 24 jam
Urin 24 jam : metanefrin
Metanefrin, VMA,Katekolamine
MIBG Scan
• Sampel Vena
– Normal: NE/EP < 1
– Rasio NE/EP terbalik pada vena adrenal menguatkan
diagnosa
Pemeriksaan
• Radiologi
– Mengetahui letak, ukuran, dan bentuk dari massa serta
metastasenya
– CT dan MRI 1st line imaging
• Sensitivitas ↑ untuk tumor >3cm
• MRI tumor ekstraadrenal, wanita hamil, anak-anak
– Metaiodobenzylguanidine (MIBG)
• Komponen mirip NE yang diuptake oleh jaringan adrenergik
• Terutama untuk tumor ekstraadrenal dan metastase
• Beri MIBG (IV) scan 24 jam dan 48-72 jam
– Octreotide scanning
– PET (Positron emission Tomography)
Penatalaksanaan
• Preoperatif
– Phenoxybenzamine (IV) 3 hari sebelum operasi
– α-bloker 48 jam + propanolol
– Tumor bilateral hydrocortisone (cegah insufisensi
adrenal)
• Intraoperatif
– Teknik laparoskopik
– Perhatikan EKG dan tekanan darah
• Postoperatif
– Optimalisasi status volume
– Transfusi darah jika Ht turun
– Infus dextrose jika hipoglikemi
Pengobatan
• Operasi tumor 90% sembuh
• Persiapan sebelum operasi :
– Mengontrol tekanan darah
– Memakai α dan β blocker
– Operasi dapat dilakukan secara laparoskopik atau
konvensional
• Pasca operasi :
– Tekanan darah dapat tetap tinggi (perlu OAH), tapi
umumnya terjadi penurunan tekanan darah
– Follow up harus dilakukan sepanjang hidup karena tumor
sisa sering menimbulkan gejala klinis.