genetik, pakan, manajemen Anggota Kelompok : 8 Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Komposisi Susu
A. Faktor Dalam (Internal)
B. Faktor Luar (Eksternal) Faktor Dalam (Internal) 1. Bangsa (Breeds) : Digolongkan menjadi 2 yaitu a. Bangsa ternak besar, dengan produksi susu dan produksi lemak meningkat. b. Bangsa ternak kecil, dengan produksi susu dan produksi lemak menurun. 2. Individu : Bangsa seperti sapi FH, pada kelompok sama saat sapi berumur 2 tahun dan berat badan berbeda, cenderung akan memperoduksi susu yang berbeda. 3. Genetik : Tipe bangsa sapi mempunyai sifat tertentu, sehingga menyebabkan produksi dan komposisi susu berbeda. 4. Umur : Produksi susu pada sapi perah terus meningkat pada umur 8 tahun dengan rata- rata. 5. Lama Laktasi : Produksi susu maksimal akan tercapai pada minggu ke 3 – 6 setelah beranak. 6. Kebuntingan : Kebuntingan berpengaruh tidak langsung terhadap kuantitas produksi dan sedikit terhadap kualitas susu. 7. Siklus Estrus : Siklus estrus mempunyai pengaruh kecil terhadap produksi susu, kecuali pada saat berlangsungnya birahi (heat). 8. Hormonal : Hormon – hormon yang berpengaruh : a. Hormon Lactogen b. Hormon Adrenalin c. Hormon Tiroksin d. Hormon Oxytocin 9. Tingkat Laktasi : Produksi susu dimulai dengan jumlah relative tinggi dan terus meningkat hingga 2 – 3 bulan laktasi. Setelah itu,produksi susu menurun perlahan. 10. Ukuran tubuh : Bangsa sapi besar menghasilkan susu lebih banyak dibandingkan bangsa sapi kecil. Pertambahan berat badan meningkatkan produksi susu secara proporsional sebesar 70%. 11. Persistensi Produksi : Produksi susu merupakan perkembangan dari laktasi. Produksi susu tiap bulan sekitar 90 persen dari bulan sebelumnya. Ada yang menyatakan persistensi berkisar 94 – 96%. Faktor Luar (Eksternal) 1. Musim : Musim sangat mempengaruhi total produksi susu per laktasi dan komposisinya, yang merupakan pengaruh dari kombinasi dari breed, tingkat laktasi, kondisi klimatologi pada saat pencatatan dilakukan, dan perbedaan-perbedaan dalam manajemen pakan. 2. Frekuensi Pemerahan : Peningkatan frekuensi pemerahan seharusnya diimbangi dengan penambahan pakan sesuai dengan peningkatan produksi susu. 3. Kecepatan Pemerahan : Pemancaran susu (milk let down) dikontrol oleh hormon oxytosin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria. Oxytosin dalam darah akan menyebabkan kontraksi sel-sel mioepithel yang menyusun dinding alveoli. 4. Pergantian Pemerah : Pada sapi perah lebih suka diperah secara teratur oleh pemerah yang sama. Kalau terjadi pergantian pemerah dapat menyebabkan stress, karena setiap pemerah mempunyai perabaan yang berbeda. 5. Pakan : Pakan merupakan faktor penting pada penampilan produksi dan reproduksi sapi terutama sapi perah pasca beranak, pakan yang kurang baik dalam jumlah maupun kualitasnya menyebabkan terganggunya fungsi fisologis reproduksi ternak. 6. Obat – obatan : Obat termasuk pestisida dan antibiotic yang digunakan untuk mengobati penyakit sapi. Obat-obat tersebut diskresikan ke dalam susu. Oleh karena itu susu yang seperti ini harus dipisahkan agar tidak terkonsumsi. 7. Penyakit : Penyakit pada ternak mempunyai pengaruh yang sangat merugikan. Pada sapi perah, penyakit seperti mastitis, ketosis, milk fever, dan ganguan pencernaan mempengaruhi produksi susu dan bahkan dapat menyebabkan kematian. 8. Faktor Interval : Interval yang lama akan mempengaruhi kecepatan jumlah sekresi. Penurunan dalam sekresi susu terjadi setelah 12 jam dan akan memberikan pengaruh pada interval pemerahan berikutnya. 9. Pemberian Air : Jumlah air minum yang diberikan juga dapat mempengaruhi jumlah produksi susu. Hal ini disebabkan lebih dari 85% bagian dari susu terdiri dari air dan 50% dari badan sapi perah juga terdiri dari air. 10. Lama Pengeringan : Lama waktu sapi yang dikeringkan mempengaruhi produksi susu. Tujuannya utuk memberi kesempatan pada induk untuk menimbun zat gizi yang diperlukan bagi produksi susu berikutnya. 11. Jarak Beranak / Calving Interval : Jarak beranak yang lebih pendek menyebabkan produksi susu perhari menjadi lebih tinggi dan jumlah anak yang dilahirkan pada periode produktif menjadi lebih banyak, jarak beranak yang ideal pada sapi perah adalah 12 bulan. 12. Kondisi saat beranak : Sapi kurus pada saat beranak akan menghasilkan susu lebih sedikit daripada sapi gemuk. 13. Perawatan & Perlakuan : Komponen perlakuan/perbaikan tatalaksana pemeliharaan ini meliputi; kebersihan kandang, kebersihan sapi selama pemeliharaan, penanganan kebersihan ambing sebelum dan sesudah pemerahan, kebersihan alat-alat pemerahan.