Anda di halaman 1dari 28

INDIKATOR MUTU

PELAYANAN KEBIDANAN
PENGERTIAN INDIKATOR
Adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai tidaknya suatu standar pelayanan
kesehatan

Tercapai/tidaknya suatu standar, dapat diukur dengan


menggunakan instrumen atau suatu daftar tilik
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (SPK)
DISIPLIN DALAM SPK
Rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu SPK yang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam sistem pelayanan
Bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
MANFAAT SPK
Berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan
Melindungi masyarakat
Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan
Menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek sehari-
hari.
Dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan
pendidikan (Depkes RI, 2001:2)
FORMAT SPK
Tujuan standar
Pernyataan standar berisi pernyataan tentang pelayanan kebidanan
yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang
diharapkan.
Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan
dalam bentuk yang dapat diatur.
Prasyarat yang diperlukan (misalnya, alat, obat, ketrampilan) agar
pelaksana pelayanan dapat menerapkan standar.
Proses yang berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk
penerapan standar (Depkes RI, 2001:2).
DASAR HUKUM PENERAPAN SPK
Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992
Kewajiban Nakes adalah mematuhi standar profesi tenaga
kesehatan, menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan
identitas dan kesehatan pasien, memberikan informasi dan
meminta persetujuan (Informed consent), dan membuat
serta memelihara rekam medik.
Standar profesi tenaga kesehatan adalah pedoman yang
harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik.
Hak tenaga kesehatan adalah memperoleh perlindungan
hukum melakukan tugasnya sesuai dengan profesi tenaga
kesehatan serta mendapat penghargaan.
Pertemuan Program Safe Motherhood dari negara di wilayah Asia tenggara
tahun 1995 tentang SPK
Pada pertemuan ini disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang
diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar
memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya,
WHO mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan. Standar ini kemudian
diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan
dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat. Standar ini
diberlakukan bagi semua pelaksana kebidanan.
Pertemuan Program tingkat propinsi DIY tentang penerapan SPK 1999
Bidan sebagai tenaga profesional merupakan ujung tombak dalam
pemeriksaan kehamilan seharusnya sesuai dengan prosedur standar pelayanan
kebidanan yang telah ada yang telah tertulis dan ditetapkan sesuai dengan
kondisi (Dinkes DIY, 1999).
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan
Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 6 yang
berbunyi Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi secara baik.
PELAYANAN KEBIDANAN YANG
BERMUTU
adalah pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kebidanan serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan pofesi
yang telah ditetapkan.
Standar profesi pada dasarnya merupakan kesepakatan antar anggota profesi sendiri,
sehingga bersifat wajib menjadi pedoman dalam pelaksanaan setiap kegiatan profesi
(Heni dan Asmar, 2005:29)
STANDAR OUTCOME
1. Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap klien
2. Adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.
3. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau
prosedur tertentu.
4. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional klien
KEPUASAN PELANGGAN
Pembelian atau penggunaan jasa memutuskan memberikan suatu penilaian terhadap
produk atau jasa dan bertindak atas dasar itu. Apakah pembeli puas setelah
membelanjakan tergantung kepada penampilan yang ditawarkan dalam
hubungannya dengan harapan pembeli.
PHILIP KOTLER “MARKETING MANAGEMENT”
customer satisfaction: “Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang
yang merupakan hasil dari membandingkan pemampilan atau outcome produk yang
dirasakan dalam hubungannya denagn harapan seseorang”.
TINGKAT KEPUASAN

adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang


dirasakan dan harapan.
3 TINGKAT KEPUASAN :
Bila penampilan kurang dari harapan  Pelanggan tidak dipuaskan
Bila penampilan sebanding dengan harapan  Pelanggan puas
Apabila penampilan melebihi harapan  Pelanggan amat puas atau senang
KEPUASAN PELANGGAN DIPENGARUHI OLEH :

Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, dalam
hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting
Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh para petugas kesehatan, kemudahan
dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat
kepatuhan pasien (compliance)
Biaya (cost) tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
hazard pasien dan keluarganya  biaya perawatan menjadi mahal
Informasi terbatas yang dimiliki pasien dan keluarganya tentang perawatan yang
diterima dapat menjadi sumber keluhan pasien  asuransi kesehatan
Bukti langsung penampilan fisik (tangibility); meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
pegawai dan sarana komunikasi
Jaminan keamanan yang ditunjukkan petugas kesehatan (assurance);
kemampuan kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
para staf; bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan, ketepatan
jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter dsb
Kehandalan (reliability); merupakan kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
Daya tanggap/ kecepatan petugas dalam memberi tanggapan
terhadap keluhan pasien (responsiveness); keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap
EFISIENSI PELAYANAN KESEHATAN
Efisiensi mutu pelayanan kesehatan merupakan dimensi penting dari mutu karena
efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan
Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal
Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang
dimiliki
Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan yang
salah harus dikurangi atau dihilangkan, dengan cara ini kualitas dapat ditingkatkan
sambil menekan biaya.
Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu terjadi
dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan waktu yang lama untuk
memperbaiki
Peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumber daya, tetapi dengan menganilis
efisiensi, manajer program kesehatan dapat memilih intervensi yang paling cost –
effective.
EFISIENSI
adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum.
Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan
berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif,
membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima
Contoh waktu kinerja A dan kinerja B
EFEKTIVITAS PROGRAM
Adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari
serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainnya.
Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
b. Pentingnya cara penyelesaian masalah
c. Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Efektivitas adalah melakukan tugas yang benar
Efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. - Penyelesaian yang
efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya.
 Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang
sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang
lama.
 Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa
mencapai tingkat optimum untuk keduanya.
SISTEM UNTUK PENINGKATAN KINEJA BIDAN
Kinerja bidan proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi
dalam memberikan jasa atau produk kepada pelanggan
Sekumpulan prinsip-prinsip pedoman untuk kegiatan di mana pekerjaan setiap
individu memberikan sumbangan bagi perbaikan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
“Bagaimana saya dapat membantu orang lain untuk memahami arti pekerjaan bagi
keseluruhan”
8 PRINSIP PERBAIKAN MUTU
1. Keinginan untuk Berubah
Tidak hanya menemukan praktek yang tidak benar
Nyatakan secara terbuka keinginan untuk bekerja dalam kemitraan untuk meningkatkan
pelayanan
2. Mendefinisikan Kualitas
Kemampuan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
3. Mengukur Kualitas
Menggunakan metode statistik yang tepat untuk menafsirkan hasil pengukuran.
Perlu informasi atas proses, kebutuhan pelanggan, dan kualitas penyedia
4. Memahami Saling Ketergantungan
Fragmentasi tanggung jawab akan menimbulkan suboptimaze “saya bekerja dengan
baik yang lain tidak”
5. Memahami Sistem
Kesalahan yang terjadi disebabkan oleh sistem (85%) dan manusia (15%)
6. Investasi Dalam Belajar
Seluruh pakar menekankan pentingnya pelatihan/ pembelajaran. Mencari penyebab lalu
mendapatkan pengalaman utk perbaikan
7. Mengurangi Biaya
Mengurangi kerja sia-sia, duplikasi, kompleksitas yang tak perlu
8. Komitmen Pemimpin
Menunjukkan segala sesuatu baik itu dengan kata-kata maupun perbuatan atas komitmen
yang telah ditetapkan terutama untuk mutu
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai