Anda di halaman 1dari 36

PENCEGAHAN

KECELAAKAN KERJA
SOP PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure


Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk mendefenisikan
semua konsep dan teknik yang penting serta persyaratan dibutuhkan, yang ada dalam setiap
kegiatan yang dituangkan ke dalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh
karyawan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua
karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan tujuan memberikan
kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang berkepentingan sehingga dapat
lebih dipahami dan dimengerti.
MANFAAT STANDARD OPERATING PROCEDURE
Standard Operating Procedure (SOP) dibuat dengan maksud dan tujun tertentu, sehingga
memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan.Berikut beberapa manfaat dari SOP :
• Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang dijalankan.
• Standarisasi semua aktifitas yang dilakukan pihak yang bersangkutan.
• Membantu untuk menyederhanakan semua syarat yang diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan.
• Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudah distandarkan.
• Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan feedback bagi pengembangan SOP.
• Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas.
• Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja dengan pihak
manajemen.
CONTOH SOP DALAM BIDANG KELISTRIKAN
Standart operasional prosedur perawatan dan perbaikan panel listrik dan switch gear
• SOP PADA PANEL LISTRIK

1. Overhole (perawatan)
Dari pengaman yang kapasitasnya terkecil ke pengaman yang kapasitasnya terbesar
yakni: SSDP (Sub-Sub Distribution Panel)  SDP (Sub Distribution Panel)  panel APP
(Alat Pelindung dan Peukur)  panel induk.

2. Comitioning ( pengoperasian )
Saat pengoperasian panel distribusi maka kita harus memulai dari pengaman yang
kapasitasnya terbesar menuju ke yang terkecil.Yakni: panel induk  panel APP (Alat
Pelindung dan Peukur)  SDP (Sub Distribution Panel)  SSDP (Sub-Sub Distribution
Panel)
• SOP PADA SWITCH GEAR

Overhole pada sisi outgoing:


• CB (circuit breker dioffkan terlebih dahulu,karena bekerja dalam keadaan ada beban).
• DS (disconnecting switch) dioffkan secara interlock ES akan on sehingga tegangan yang tersisa
akan terbuang ketanah.
• Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
Overhole pada sisi incoming:
• Pada sisi outgoing dan matering harus dalam kondisi off kemudian
• DS pada sisi matering di offkan
• ES pada metering akan On
• Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
PENGGUNAAN APD

Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3 – Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective
Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan
menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko
kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi
bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
Di dalam Perusahaan Manufakturing terutama yang bergerak dalam Produksi Perakitan
Elektronika, beberapa resiko pekerjaan yang berpotensi membahayakan keselamatan dan
kesehatan serta berpotensi menimbulkan kecelakan kerja.Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang
mengerjakan proses tersebut memerlukan perlengkapan atau alat untuk melindungi dirinya
sehingga mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri atau APD ini
merupakan salah satu syarat penting dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau SMK3.
TUJUAN, MANFAAT, JENIS DAN KEGUNAAN DARI ALAT
PERLINDUNGAN DIRI (APD)
Tujuan, manfaat, jenis dan kegunaan dari APD
1. Tujuan
a. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik.
b. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman
2. Manfaat
a. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
b. Mengurangi resiko akibat kecelakaan
JENIS – JENIS ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang sering digunakan dalam
Produksi Elektronika.

1. ALAT PELINDUNG
KEPALA

2. ALAT PELINDUNG
ANGGOTA BADAN
ALAT PELINDUNG KEPALA
TOPI PELINDUNG (SAFETY HELMET)
Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya seperti
kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai
dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi pemakainya. Di Produksi Elektronika, Topi
pelindung biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan
perlindungannya terhadap listrik, yaitu:
• Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda serta
mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan rendah hingga 2.200 Volt
• Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda serta
mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang bertegangan tinggi hingga 22.000 Volt
• Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda tetapi
tidak melindungi kepala dari paparan bahaya aliran listrik
KACAMATA PELINDUNG (SAFETY GLASS)

Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya loncatan benda
tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan bahan kimia. Kacamata
Pelindung terdiri dari 2 Jenis yaitu :
• Safety Spectacles, berbentuk kacamata biasa dan hanya dapat melindungi mata dari bahaya loncatan benda
tajam, debu, partikel-partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses
menyolder dan Proses pemotongan Kaki Komponen.
• Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka. Dengan Safety Goggles, mata dapat
terlindung dari bahaya percikan bahan kimia, asap, uap, debu dan loncatan benda tajam. Biasanya dipakai
oleh Teknisi Mesin Produksi.
PENYUMBAT TELINGA (EAR PLUG)

Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga
dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug, Intensitas Suara dapat
dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan oleh Pekerja yang bekerja di
daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi seperti SMT (Surface Mount Technology)
ataupun Mesin Produksi lainnya.
PENUTUP TELINGA (EAR MUFF)

Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat pendengaran
dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas suara hingga 20 ~
30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga
dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh Teknisi
Mesin dan Generator (Genset).
MASKER

Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung
dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang ringan.
Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di proses
menyolder.
RESPIRATOR

Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung
dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu, Uap, Gas serta
Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh Teknisi Mesin Solder,
Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan Kimia lainnya.

Back
ALAT PELINDUNG ANGGOTA
BADAN
SARUNG TANGAN (HAND GLOVE)
Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari kontak
bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam.
Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia, pemasangan komponen yang
agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya. Jenis-jenis sarung tangan diantaranya adalah
sebagai berikut :
• Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
• Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan dari tergores,
tersayat dan luka ringan.
• Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan
bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
• Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan arus listrik
yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.
SEPATU PELINDUNG (SAFETY SHOES)

Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi
kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan
kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh
karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh Teknisi
Mesin dan Petugas Gudang.
RAMBU – RAMBU KESELAMATAN KERJA
BIDANG LISTRIK
• Standar Rambu–Rambu K3

Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda-tanda


yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada
semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait
dengan keselamatan dan kesehatan kerja
• Manfaat Pemasangan Rambu
a. Menyediakan kejelasan informasi dan memberikan pengarahan umum
b. Memberikan penjelasan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
c. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
d. Mengingatkan para pelaksanan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan
diri sebelum memulai aktifitas di tempat kerja.
e. Menunjukkan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
f. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku
yang tidak diperbolehkan
Pemasangan rambu harus mengikuti etika standar rambu-rambu keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara internasional, tidaklah asal pasang
kerena jika kita salah pasang, bisa saja yang tadinya kita ingin pekerja selamat malah
membuat mereka berada dalam suatu resiko atau bahaya. Untuk memilih rambu yang tepat,
kita perlu melihat kegiatan yang sedang dilakukan dengan memperhitungkan:
• Mengidentifikasi bahaya;
• Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan; dan
• Menentukan jenis rambu dan indikator apa yang perlu digunakan
Rambu-rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang
menyatakan kondisi yang perlu mendapat perhatian bagi siapa saja yang ada dilokasi
tersebut. Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dibedakan
dalam bentuk warna-warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali. Warna yang
dipasang pada setiap rambu berupa warna:

Penggunaan bentuk rambu yang memuat tanda-tanda atau symbol ada 3 (tiga) bentuk dasar yaitu :
Bentuk Bulat – Wajib atau bentuk larangan
Segitiga – tanda peringatan
Segi Empat – darurat, informasi dan tanda tambahan
DASAR DASAR RAMBU STANDAR
PENGGUNAAN LOCKOUT TAGOUT ( LOTO )

Pengertian / Definisi LOTO (Lockout Tagout) ialah suatu prosedur untuk menjamin
mesin/alat berbahaya secara tepat telah dimatikan dan tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan perbaikan / perawatan sedang berlangsung sampai
dengan pekerjaan tersebut telah selesai.
PROSEDUR UMUM LOCKOUT TAGOUT ( LOTO )

Prosedur lockout tagout antara lain :


• Mengidentifikasi Sumber Energi.
• Mengisolasi dan mematikan Sumber Energi.
• Mengunci dan Memberi Tanda Bahaya pada Sumber Energi.
• Memastikan Efektivitas Isolasi Sumber Energi.
GAMBAR TANDA /LABEL LOCKOUT TAGOUT ( LOTO )
GAMBAR PENERAPAN LOCKOUT TAGOUT ( LOTO )
DI TEMPAT KERJA

Pada Valve (Kran) Perpipaan


Pada Panel Listrik
PUIL 2011 STANDAR BARU INSTALASI LISTRIK
DI INDONESIA
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen SNI yang digunakan sebagai standar acuan dalam pemasangan
instalasi tenaga listrik tegangan rendah untuk rumah tangga, gedung perkantoran, gedung publik dan bangunan lainnya. PUIL
2011 merupakan revisi dari PUIL 2000 yang selama ini digunakan oleh instalatur sebagai standar wajib dalam pemasangan
instalasi listrik, serta digunakan oleh lembaga inspeksi teknik tegangan rendah dalam pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik
sebelum diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO).
• PUIL 2011 memuat ketentuan-ketentuan pemasangan instalasi listrik serta pemilihan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik
tegangan rendah. Dalam PUIL 2011 juga diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi dengan teknologi yang
lebih maju yang bertujuan meningkatkan keamanan instalasi.
• Dengan pemberlakuan PUIL 2011, diharapkan keamanan instalasi listrik dapat ditingkatkan guna mengurangi atau mencegah
resiko kecelakaan listrik bagi manusia dan lingkungan atau resiko kebakaran yang diakibatkan oleh listrik. Selain itu, dengan
pemasangan instalasi yang mengikuti ketentuan PUIL, diharapkan instalasi listrik akan lebih handal serta efisiensinya meningkat
dengan berkurangnya kerugian (losses) arus bocor, sehingga energi listrik dapat optimal pemanfaatannya.
• Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan penghantar beraliran arus
atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja.
Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan listrik diantaranya :
• Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan menimbulkan
bahaya kejut.
• Jaringan dengan hantaran telanjang
• Peralatan listrik yang rusak
• Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila terjadi kebocoran
arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
• Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
• Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan
bahaya kebakaran
• Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak tusuk lebih dari
satu (bertumpuk).
CONTOH LANGKAH -LANGKAH KESELAMATAN KERJA BERHUBUNGAN DENGAN
PERALATAN LISTRIK, TEMPAT KERJA, DAN CARA-CARA MELAKUKAN PEKERJAAN
PEMASANGAN INSTALASI LISRIK DAPAT DIIKUTI PENTUNJUK BERIKUT :

• 1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik diantaranya :
• a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah tangga
seperti sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan
kecelakaan listrik.
• b) Tidak diperbolehkan : Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih
besar Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar Memasang
kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
• c) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti terminal-terminal
sambungan kabel, dan lain -lain
• d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan
• 2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat kerja,
diantaranya :
• a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan “ AWAS BERBAHAYA”
• b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
• c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya listrik
• 3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja, antara lain :
• Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN (AKLI)
• Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman (lengan panjang, tidak
mengandung logam, kuat dan tahan terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
• Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus sesuai dengan PUIL.
• Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
• Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
• Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi dengan cara memegang dan
menarik tusuk kontak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai