Anda di halaman 1dari 19

UU ITE

Kepastian HUKUM di Ranah Cyber

Catur Ardhianto
Id-SIRTII/CC
Jakarta, 4 Agustus 2015
TUJUAN HUKUM
Menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan
keseimbangan dengan harapan
terlindungi kepentingan manusia.
KREDO HUKUM

1. FIAT JUTITIA RUAT CAELUM


Hukum harus ditegakkan walau langit runtuh
2. PRESUMPTION OF INNOCENT
Asas praduga tak bersalah

3. SETIAP ORANG DIANGGAP TAHU UNDANG-UNDANG


4. EQUALITY BEFORE THE LAW
Semua orang berkedudukan sama dimata hukum
Prinsip Dasar Internet (Telekomunikasi)
1. Manfaat 4. Kemitraan
2. Adil dan Merata 5. Etika
3. Kepastian Hukum 6. Kepercayaan Diri Sendiri
4. Keamanan

Telekomunikasi Internet
1. IP Base
2. Infrastruktur
3. Keamanan Jaringan
Urgensi Cyberlaw di Indonesia

• Kepastian Hukum
• Untuk mengantisipasi implikasi-implikasi yang timbul
akibat pemanfaatan TI
• Adanya variable global, yaitu persaingan bebas dan
pasar terbuka
UU ITE No 11 Tahun 2008
Azas = Kepastian Hukum, Manfaat, Kehati-hatian, Iktikad baik,
Netral Teknologi
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Mengembangkan perdagangan perekonomian
• Efektivitas dan efisiensi pelayanan publik
• Membuka kesempatan setiap orang memajukan TI
• Mempercepat tercapai keadilan kepastian hukum
• Memberi rasa aman kepastian hukum pengguna TI
Ruang Lingkup UU ITE

• Hukum Publik : jurisdiksi, etika kegiatan online,


perlindungan konsumen, anti monopoli, persaingan
sehat, perpajakan, regulatory body, data protection
dan cybercrimes.
• Hukum Privat : HAKI, E-commerce, Cyber Contract,
Privacy, Domain name, Insurance
Perbuatan Yang Dilarang
• Convention on Cyber Crime, Budapest 2001
• Indecent materials
• Illegal access
• Illegal interception
• Data interference
• System interference
• Misuse of device
• Computer related fraud and forgery
Bab VII Pasal 27 – 37
• Pasal 27 : Kesusilaan, perjudian, penghinaan,
pencemaran nama baik, pemerasan dan
pengancaman
• Pasal 28 : Berita bohong dan SARA
• Pasal 29 : Ancaman kekerasan pribadi
• Pasal 30 : Larangan semua hacking activities
• Pasal 31 : Larangan penyadapan
• Pasal 32 - 37 : Merusak, mengubah, membocorkan
dll.
BAB IX Pasal 40 – 41
• Pasal 40 Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan TI dan TE
• Pemerintah melindungi kemanan sistem
• Pemerintah menetapkan critical infrastructure
• Ketentuan lanjut diatur Peraturan Pemerintah
• Pasal 41 peran serta masyarakat melalui lembaga masyarakat
dengan fungsi konsultasi dan mediasi
BAB X Pasal 42 – 44
PENYIDIKAN
• Penyidikan dilakukan Polisi dan atau PPNS
• Penggeledahana dan/atau penyitaan
• Memperhatikan privasi, kerahasiaan, integritas data dan
kelancaran layanan publik
• Mengakui alat bukti elektronik dan konvensional
• System interference = 10 th, denda 10 M
• Misuse of device = 10 th, denda 10 M
• Computer related fraud and forgery = 12 th, denda 12 M
BAB XI Pasal 45 – 52

• Indecent materials = 6-12 th, denda 1-2 M


• Illegal access = 6-8 th, denda 600-800 juta
• Illegal interception = 10 th, denda 800 juta
• Data interference = 8-10 th, denda 2-10 M
BAB XI Pasal 45 – 52
ANCAMAN HUKUMAN
• Ancaman 6 tahun atau denda 600 juta
• Ancaman 12 tahun atau 12 milyar
• Kejahatan berat, dikenai tahanan selama proses
penyidikan dan peradilan
• Pemberatan 1/3 pidana pokok, jika menyangkut data
pemerintah/layanan publik, dan 2/3 dari pidana
pokok jika menyangkut data strategis atau kejahatan
korporasi
Peraturan Pemerintah
• Lembaga Sertifikasi Keandalan (Psl 10)
• Tanda Tangan Elektronik (Psl 11)
• Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Psl 13)
• Penyelenggaraan Sistem Elektronik (Psl 16)
• Transaksi Elektronik (Psl 17)
• Penyelenggara Agen Elektronik (Psl 22)
• Pengelola Nama Domain (Psl 24)
• LI (Psl 31) Lembaga Data Strategis (Psl 40)
Peraturan pemerintah Nomer 82 Tahun 2012
Tentang
PENYELENGGARAAN SISTEM DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK
PP PSTE N0. 82/2012
PENYELENGGARAAN
SISTEM ELEKTRONIK
PENDAFTARAN
PSE
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai