paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, disertai kerusakan dinding alveolus7. Pelebaran ini disebabkan karena adanya kerusakan dinding asinus. Asinus adalah bagian paru yang terletak di bronkiolus terminal distal, terdiri dari bronkhiolus rerpiratorius yang memiliki kantong udara kecil atau alveoli3, Etiologi • Rokok Rokok adalah penyebab utama timbulnya Emfisema paru, secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus, bronkus metaplasia, epitel skuamus dan saluran nafas. Menurut Sharma (2006), emfisema terjadi pada seseorang dengan kebiasaan merokok lebih dari 20 batang perhari dan kebiasaan merokok tersebut sudah terjadi selama 20 tahun1. • Polusi Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya tetapi bila di tambah merokok resiko akan lebih tinggi. • Faktor sosial ekonomi Emfisema lebih banyak terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin karena perbedaan pola merokok, selain itu juga disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek. • Faktor genetik Ditandai dengan adanya Eosinofil / peningkatan kadar Imunoglobin E serum. Adanya hiperresponsif bronkus, riwayat penyakit obstruktif paru pada keluarga dan defisiensi protein ɑ-1 antitripsin. Patofisiologi • Kelainan radang bronchus dan bronchiolus yang sering disebabkan oleh asap rokok dan debu industri. • Radang peribronchiolus disertai fibrosis menyebabkan iskhemia dan jaringan parut sehingga memperluas dinding bronchiolus. • Kelainan atrofik yang meliputi pengurangan jaringan elastik dan gangguan aliran darah; hal ini sering dijumpai pada proses menjadi tua. • Obstruksi inkomplit yang menyebabkan gangguan pertukaran udara; hal ini dapat disebabkan oleh perubahan dinding bronchiolus akibat bertambahnya makrophag pada penderita yang banyak merokok. Insiden emfisema meningkat dengan disertai bertambah-nya umur.