Anda di halaman 1dari 74

Tutorial Klinik

Pembimbing:

Kolonel Ckm dr. Budi Wiranto, Sp.THT


Disusun oleh:
Rizky Amalia
30101206779
DEPARTEMEN ILMU THT - KL
RUMAH SAKIT TK II RST DR.SOEDJONO MAGELANG.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
MATERI

Kelainan Telinga Luar


• Serumen prop
• Corpus alienum
Kelainan Tengah
• Otitis Eksterna
• Otitis Media Akut
• Otomikosis
• Otitis Media kronis VERTIGO
• Keratosis obturans
• Otitis Media Efusi
• Kolesteatoma
eksterna(liang
telinga
KELAINAN TELINGA LUAR
SERUMEN PROP

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea,


kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu

Etiologi
• Produksi serumen yang berlebihan
• Produksi serumen terlalu keras/kadar air kurang
• Gangguan bentuk liang telinga
Patofisiologi
Produksi serumen yang berlebihan, terlalu keras

Serumen menumpuk lalu mengeras

Membentuk blok di saluran telinga

Telinga terasa penuh, gangguan pendengaran


Gejala

• Telinga terasa penuh


• Gangguan
pendengaran
• Gatal-gatal
• Nyeri
Penanganan
• Serumen lunak  dapat dibersihkan dengan kapas yang
dililitkan oleh aplikator (pelilit).

• Serumen yang terdorong / letaknya terlalu dalam  dapat


dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat

• Serumen yang telah keras  dikeluarkan dengan pengait


atau kuret atau dilembekkan terlebih dahulu dgn karbogliserin
10 % selama 3 hari
Seruminolitik
• Solutio Aqueos :
- 10% Sodium bicarbonate
- 3% hidrogen peroksida
- 2% asam asetat

• Solusio Organic :
- Carbamide peroxide (6,5%) dan glycerine
- Various organic liquids (propylene glycerol, etc)
- Cerumol (arachis oil, turpentine, dan dichlobenzene)
- Cerumenex (Triethanolamine, polypeptides, oleate-condensate)
CORPUS ALIENUM
PENATALAKSANAAN
ETIOLOGI • Mengeluarkan harus hati-hati karena
• dapat berupa benda mati atau bahaya merusak gendang telinga. Bila
benda hidup, binatang, komponen perlu dengan anestesia
tumbuhtumbuhan atau mineral • Bila binatang, harus dimatikan lebih
• anak kecil : kacang hijau, karet dahulu dengan memasukkan tampon
penghapus basah ke liang telinga lalu teteskan
• dewasa : potongan korek api; kadang cairan (mis. rivanol) selama ± 10
binatang kecoa, semut, atau nyamuk, menit, lalu diirigasi atau dengan
kapas pinset atau kapas yang dililit pada
pelilit kapas
• Benda asing besar dapat ditarik
dengan pengait serumen, yang kecil
dapat diambil dengan cunam atau
pengait.
OTITIS EKSTERNA

Peradangan liang telinga akut maupun kronis


yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,atau
jamur.
PATOFISIOLOGI
Etiologi Faktor Predisposisi

• trauma akibat sering mengorek telinga


• Bakteri • perubahan pH
• Jamur • kelembaban dan suhu udara yang tinggi
• keadaan umum yang buruk akibat anemia, DM

Jaringan lemak terbuka Tanda Radang

• jaringan lemak sebagai faktor • bengkak


pelindung terbuka • hiperemi
• kepekaan jar. apopilosebaseus • sekret encer/purulen
terhadap infeksi • nyeri (otalgia)
OTITIS EKSTERNA AKUT

Sirkumskripta
Otitis
Eksterna Akut
Difus
OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA
1/3 telinga luar  adneksa kulit (folikel rambut, kel. Sebasea,
dan kel serumen)

• Etiologi :
Staphylococcus aureus-Staphylococcus albus
• Gejala :
- Rasa nyeri yang hebat (bila buka mulut).
- Terdapat gangguan pendengaran bila furunkel besar dan
menyumbat liang telinga.

• Terapi :
abses  aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah, lokal
diberi antibiotik salep.
- Bacitracin ungt 5g tube.s.4.dd.ue (atau polimiksin B)
- Paracetamol 500mg tab.s.3.dd.tab.1 prn. (analgesik)
bila dinding furunkel tebal insisi, pasang drain
OTITIS EKSTERNA DIFUS
• Mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam.

• Etiologi:
• Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus albus, escherichia coli,
• Sekunder dari otitis media supuratif kronis.

• Gejala:
- Nyeri tekan tragus
- Liang telinga sempit
- KGB regional membesar & nyeri tekan
- Sekret berbau, tidak mengandung lendir (musin)
• Pengobatan :
memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang
telinga.

Kadang diperlukan obat antibiotik sistemik


- Amoxicillin tab 500mg.s.3dd.tab1.pc atau
- Ciprofloxacin tab 500mg.s.3dd.tab1
OTOMIKOSIS
• Infeksi jamur di liang telinga
dipermudah oleh kelembaban yang
tinggi.
• Penyebab tersering : Pityrosporum,
Aspergillus (kadang candida albicans)
• Gejala : rasa gatal, rasa penuh di
telinga(sering juga tanpa keluhan
Pityrosporum  terbentuk sisik yang
enyerupai ketombe
Pada pemeriksaan liang telinga :
 Tampak massa putih keabu-abuan,
menyempit, terdapat lapisan seperti kertas
basah berbintik-bintik mengisi liang telinga.

 infeksi Aspergilus niger ,akan tampak sebagai


bintik-bintik hitam pada debris atau sebagai
filamen-filamen yang menonjol dari dinding
liang telinga.
Diagnosa selalu dikonfirmasi dengan pemeriksaan
mikroskopis dari debris atau dengan kultur KOH
• Pengobatan :
 Membersihkan liang telinga
– Larutan asam asetat 2% dalam alcohol
– Larutan iodium povidon 5%.

 Kadang diperlukan obat anti jamur yang diberikan secara


topikal  mengandung nistatin, klotrimazol.
– Klotrimazol ungt 5g tube no.1 s.2dd.ue
KERATOSIS OBTURANS

• Ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga disebabkan oleh terbentuknya


sel epitel berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar.

• Gejala :
 Gangguan pendengaran & nyeri hebat disebabkan desakan epitel
berkeratin di liang telinga.
 Erosi tulang terjadi menyeluruh  tampak liang telinga menjadi lebih
luas

Terapi :
 Terjadi gangguan migrasi epitel setelah gumpalan tersebut dikeluarkan 
debris akibat radang harus dibersihkan secara berkala.
KOLESTEATOMA EKSTERNA
• Kista yang berisi deskuamasi epitel
• Gejala :
o Otore
o Nyeri tumpul disebabkan oleh invasi kolesteatoma ke tulang yang
menimbulkan periosteitis.
• Terapi :
o Operasi agar kolesteatoma & tulang yang nekrotik bisa terangkat
sempurna dengan tujuan mencegah berlanjutnya penyakit yang
mengerosi tulang.
o Indikasi operasi: bila dekstruksi tulang sudah meluas ke telinga tengah,
erosi tulang p’dengaran, kelumpuhan saraf fasialis, fistel labirin atau
otore berkpanjangan.
o Obat tetes telinga dari alkohol atau gliserin dlm H2O2 3% (3x
seminggu), antibiotik topikal.
Perbedaan Keratosis Obturans & Kolesteatoma Eksterna

Keratosis Obturans Kolesteatoma Eksterna

Umur Dewasa muda Tua


Penyakit terkait Sinusitis,Bronkiektasis Tidak ada
Nyeri Akut Kronis
Gangguan Konduktif/sdg Tdk ada/ringan
pendengaran
Sisi telinga Bilateral Unilateral
Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisasi
Kulit telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada
Otorea Jarang Sering
KELAINAN TELINGA TENGAH
OTITIS MEDIA
Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid

OTITIS MEDIA

Non supuratif/Otitis
media Supuratif
serosa/Efusi(OME)

Akut
OMA
(barotrauma)

Kronis otitis
media efusi OMSK (OMK)
(glue ear)
Patogenesis
OTITIS MEDIA AKUT
invasi bakteri/virus ke telinga tengah yang berlangsung
kurang dari 1 bulan

Patologi
• Sumbatan tuba eustachius (penyebab utama), pencegahan
invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu 
kuman masuk ke dalam telinga tengah, berkolonisasi 
peradangan
• ISPA
• Kuman penyebab OMA :

– Staphylococcus aureus (2%)


– Pneumococcus.
Gejala OMA
• Pada anak, keluhan utama :
 Rasa nyeri di dalam telinga
 Demam
 Ada riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu
tidur,dan kadang anak memegang telinga yang sakit.
 Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir
ke liang telinga, suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang.

• Pada anak yang lebih besar atau dewasa :


Selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran dan rasa
penuh dalam telinga.
Stadium OMA
Perubahan mukosa telinga
tengah sebagai akibat infeksi di bagi 5
stadium :
1. Stadium oklusi tuba eustachius
2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
Stadium Patologi Gejala/Tanda
Oklusi Tuba - Tekanan berkurang - Retraksi membran timpani
- Efusi telah terjadi tetapi tdk dapat - Membran timpani tampak
dideteksi normal/keruh pucat

Hiperemis (Presupurasi) - Pembuluh darah melebar - Membran timpani hiperemis dan


- Sekret masih bersifat eksudat yang edem
serosa

Supurasi - Sel epitel superfisial hancur - Edem hebat pada mukosa


- Terbentuk eksudat purulen di kavum - Membran timpani bulging
timpani - Demam,nyerinadi meningkat

Bila tekanan di cavum timpani tidak berkurang  iskemia akibat tekanan pada
kapiler tromboflebitis pada vena kecil dan nekrosis mukosa submukosa  bisa
terjadi ruptur.
Sebelum ruptur pada stadium ini bisa dilakukan miringotomi

Perforasi Ruptur membran timpani - Nanah keluar dari telinga tengah


- Tidak gelisah dan demam lagi.

Resolusi - Membran timpani utuh - MT utuh perlahan normal


- Perforasi kembali
- Perforasi menetap dan sekret keluar - Perforasi  sekret berkurang dan
terus menerus kering
- Perforasi menetap  OMSK
Stadium Hiperemis Stadium Supuratif

Stadium Perforasi
Terapi OMA
.

1. Stadium Oklusi
Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali
tuba eustachius agar tekanan negatif di telinga hilang.
 Diberikan obat tetes hidung
• HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik  anak <12 thn
• HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik  anak >12 thn atau
dewasa.
 Sumber infeksi juga harus diobati dengan
memberikan antibiotik.
2. Stadium Presupurasi
Antibiotika (golongan penisilin/ampisilin),
diberikan minimal 7 hari pada anak.
 Ampisilin 50-100 mg/kg BB/ hari di bagi dlm 4 dosis
 Amoksilin 40 mg/kg BB/hari dibgi 3 dosis
 Eritromisin 40 mg/kg BB/hari

3. Stadium Supurasi
 Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan
miringotomi bila membran timpani utuh.
 Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat
berkurang.
4. Stadium perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
Antibiotik yang adekuat

5. Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, tapi
bila tidak terjadi resolusi  Antibiotika dpt
dianjurkan sampai 3 minggu.
Komplikasi OMA

• Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada


OMA ialah abses subperiosteal sampai komplikasi
berat: meningitis & abses otak.

• Otitis media yang tidak diatasi menyebabkan OMSK,


kehilangan pendengaran permanen.
OTITIS MEDIA KRONIS
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
(OMSK)
Suatu radang kronis telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari
2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.
Faktor-faktor OMSK

• Terapi yang terlambat diberikan


• Terapi yang tidak adekuat
• Virulensi kuman tinggi
• Daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
• Gizi & higiene buruk
Letak Perforasi

Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan


tipe/jenis OMSK :
– Perforasi sentral : perforasi terdapat di pars tensa
– Perforasi marginal : sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan anulus/sulkus timpanikum
– Perforasi atik : perforasi terletak di pars flaksida
Jenis OMSK
• OMSK dpt dibagi atas 2 jenis :
 OMSK save ear(tipe mukosa = tipe benigna)
Tubotimpanal : - persistent mucosal disease (PMD)
- permanen perforation syndrome (PPS)
 OMSK dangerous ear(tipe tulang = tipe maligna)
Atticoantral : - cholesteatoma dan timpanomastoid disease

• Berdasarkan aktifitas sekret yang keluar :


 OMSK aktif : sekret/otorrhea keluar dari kavum timpani secara aktif
 OMSK tenang : keadaan kavum timpani terlihat basah/ kering, tidak
ada otorrhea
• OMSK tipe aman (tipe mukosa=Benigna)
 Proses peradangan terbatas di mukosa  tidak mengenai tulang
 Perforasi terletak di sentral
 Jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya
 Tidak terdapat kolesteatoma

• OMSK tipe bahaya (tipe Maligna)


 Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa  mengenai tulang
 Perforasi terletak di marginal/di atik
 Menimbulkan komplikasi yang berbahaya/fatal
 Disertai dgn kolesteatoma
• OMSK Aktif
Pengeluaran sekret/ otorrhea  tergantung stadium, bersifat
purulen (kental,putih) / mukoid, sekret kadang berbau,
berwarna kuning abu2 kotor, terlihat keping kecil brwarna putih
& mengkilap

• OMSK Inaktif
 Gangguan pendengaran
 Gejala lain : vertigo, tinitus / rasa penuh dalam telinga, bercak-
bercak putih pada membran timpani
 Hilangnya osikula  dapat terlihat lewat perforasi membran
timpani, terputusnya rangkaian osikula akibat infeksi terdahulu
Gejala OMSK

• Gangguan pendengaran yang biasanya konduktif


• Keluarnya sekret
• Nyeri tidak lazim (otalgia)  bila ada merupakan suatu
tanda ancaman komplikasi karena hambatan pengaliran
sekret, terpaparnya durameter/dinding sinus lateralis,
ancaman abses otak
• Vertigo
Diagnosis OMSK
Berdasarkan gejala klinis dan Pemeriksaan telinga
terutama pemeriksaan otoskopi.

• Px. Penala untuk mengetahui gangguan pendengaran


• Px. Audiometri  untuk mengetahui jenis & derajat
gangguan pendengaran
• Px. Penunjang  foto rontgen mastoid serta kultur &
uji resistensi kuman dari sekret telinga
Tanda klinis OMSK tipe bahaya
1. Perforasi pada marginal atau pada atik (tanda dini
dari OMSK tipe bahaya)
2. Abses/fistel retroaurikuler (belakang telinga)
3. Polip/jaringan granulasi di liang telinga luar yang
berasal dari dlm telinga tengah
4. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah
5. Sekret berbau nanah & bau khas
(aroma kolesteatom)
6. Terlihat bayangan kolesteatom
pada foto rontgen mastoid
Terapi OMSK

• Terapi OMSK tipe aman


 Bila sekret yg keluar terus menerus  obat pencuci telinga
berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
 Sekret berkurang  obat tetes telinga yg mengandung
antibiotika & kortikosteroid
 Antibiotik (oral) golongan penisilin, ampisilin/ eritromisin
 Pada infeksi yg dicurigai karena telah resisten terhadap ampisilin
 diberikan ampisilin as. klavulanat
• Terapi OMSK tipe Bahaya
 Dengan pembedahan  mastoidektomi dengan
atau tanpa timpanoplasti
 Terapi dgn medikamentosa hanyalah terapi
sementara sebelum dilakukan pembedahan
 Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses
sebaiknya dilakuakn tersendiri sebelum
mastiodektomi
OTITIS MEDIA NONSUPURATIF/EFUSI

• Otitis media dengan efusi ditandai dengan


adanya cairan di telinga tengah dengan
mebran timpani utuh tanpa tanda-tanda
infeksi
• bila efusi tersebut encer disebut otitis media
serosa
• jika efusi kental disebut otitis media mukoid.
Etiologi
• Otitis Media Serosa
– Akibat adanya transudat atau plasma yang
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah
yang sebagian besar terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan hidrostatik
• Otitis Media Mukoid
– Sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat
dalam mukosa tengah, tuba eustachius, dan
rongga mastoid
OTITIS MEDIA SEROSA
• Otitis Media Serosa Akut : Keadaan terbentuknya
sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh gangguan fungsi tuba

Etiologi
• Sumbatan tuba
• Inveksi virus
• Alergi
• Idiopatik
Gejala klinis
• Pendengaran berkurang
• Pasien merasa telinga tersumbat
• Pasien merasa suara tedengar lebih nyaring
• Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat
posisi kepala berubah
• Rasa sakit (kecuali bila disebabkan oleh virus dan alergi)
• Tinitus, vertigo, pusing ringan

Penatalaksanaan
• Vasokonstriktor lokal (tetes hidung), antihistamin, perasat valsava
• Miringotomi  bila 1 atau 2 minggu bila gejala masih menetap
OTITIS MEDIA SEROSA KRONIK (GLUE
EAR)
- Sekret terbentuk perlahan secara bertahap tanpa rasa nyeri
- Sekret kental seperti lem

Gejala klinis
• Perasaan tuli lebih menonjol (40-50 dB)

Diagnosis
• Otoskopi : Membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabuan

Penatalaksanaan
• Pada kasus baru, dekongestan tetes hidung serta kombinasi anti histamin-
dekongestan peroral (medikamentosa 3 bulan sebelum di indikasikan tindakan
operasi)
• Miringotomi dan memasang pipa ventilasi (grommet)
VERTIGO
• Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa
gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar)
tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya,
dapat sekelilingnya terasa berputar atau
badan yang berputar. Vertigo berasal dari
bahasa latin “vertere” yaitu memutar.
ETIOLOGI
• Keadaan lingkungan seperti motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
• Obat-obatan
– Alkohol
– Gentamisin
• Kelainan sirkulasi
– Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah
satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
• Kelainan di telinga
– Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan
benign paroxysmal positional vertigo)
– Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
– Herpes zoster
– Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
– Peradangan saraf vestibuler
– Penyakit Meniere
• Kelainan neurologis
– Sklerosis multipel
– Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
– Tumor otak
– Tumor yang menekan saraf vestibularis
CAUSES OF VERTIGO
CENTRAL PERIPHERAL
• Cerebellopontine • Acute labrynthitis
angle tumor • Vestibular neuritis
• BPPV
• Cerebrovascular
• Cholestotoma
disease
• Ostosclerosis
• Migraine
• Perilymphatic fistula
• Multiple sclerosis
Penyebab vertigo perifer
• Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
• Ménière’s disease
• Vestibular Neuritis
BPPV
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan
oleh pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada
telinga dalam.
Hal ini terutama akan mempengaruhi kanalis posterior
dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat
mengenai kanalis anterior dan horizontal.
Otoli mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat
yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan
dari otolit distimulasi oleh perubahan posisi dan
menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
Penyakit Menier
Dianggap disebabkan oleh pelebaran dan
ruptur periodik kompartemen endolimfatik di
telinga dalam;
Trias :
- Vertigo
- tinitus
- gangguan pendengaran SNHL terutama nada
rendah
Patofisiologi

• Teori rangsang berlebihan


• Teori konflik sensorik
• Teori neural mismatch
• Teori neurohumoral
• Teori Sinap
Patofisiologi
• Teori rangsang berlebihan (overstimulation).
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang
yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis sehingga fungsinya
terganggu, akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
• Teori konflik sensorik.
Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik
yang berasal dari berbagai reseptor sensorik
perifer yaitu mata/visus, vestibulum dan
proprioceptif,atauketidakseimbangan/asimetri
masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri
dan kanan. Ketidakcocokan tersebut
menimbulkan kebingungan sensorik di sentral
• Teori neural mismatch. Menurut teori ini otak mempunyai
memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu, sehingga
jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak
sesuai dengan pola 3 gerakan yang telah tersimpan, timbul
reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang
baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi
mekanisme adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi
timbul gejala.
• Teori otonomik. Teori ini menekankan perubahan reaksi
susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi
gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim
simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim
parasimpatis mulai berperan.
TERAPI
1. Kausal
Kebanyakan kasus vertigo tdk diketahui sebabnya, tp jika penyebab
ditemukan, terapi kausal merupakan pilihan utama.

2. Simtomatik

antikolinergik : skopolamin,atropin
antihistamin : dimenhidrinat,prometasin
bensodiasepin : diasepam
ca antagonis : flunarisin, unalium
buterofenon : haloperidol
histaminik : betahistin
3. Terapi Rehabilitatif

Vertigo vestibuler akan mengalami perbaikan dalam 1


mg – 3 mg.
Sebagian bisa sembuh lebih cepat atau sebaliknya.
Utk mempercepat penyembuhan  rehabilitasi,
berupa “VESTIBULER EXCERSICE”
Tujuan latihan : melatih mata dan otot, dg
koordinasi dari sentral, utk menggunakan rangsang
visual dan propioseptif meng -kompensasi rangsang
vestibuler yg hilang.
Beberapa metode latihan vestibuler :

Metode Brandt Daroff.

Ps duduk ditepi tempat tidur dg kaki


tergantung.
Ke2 mata ditutup, berbaring dg cepat pd
salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kmd
duduk tegak kembali. Setelah 30 detik,
baringkan tubuh kesisi lain dg cara yg sama,
tunggu selama 30 detik, setelah itu duduk
tegak kembali.
Dilakukan 5 x pagi dan 5 x malam.
Brandt-Daroff maneuver
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai