ANAMNESIS Pasien usia 28 hari datang dibawa oleh ibu angkatnya ke IGD dari poli dr. Ramadianty Sp.A tanggal 29 September 2017 jam 09.45 WIB karena BAB cair lebih dari 5x sehari disertai lendir sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB tidak disertai darah dan tidak ada muntah. BAK tidak ada keluhan dan saat ini pasien saat ini masih minum susu formula Riwayat Penyakit Dahulu Pasien baru pulang dari perina 4 hari yang lalu dari RS Anisa dirawat karena demam dan TB paru Riwayat Penyakit Keluarga Ibu kandung pasien menderita TB paru dan sedang pengobatan TB paru. Pengobatan dimulai sejak ibu kandung melahirkan pasien Riwayat Pengobatan Pasien sedang pengobatan proflaksis TB : Rimfapicin 30 mg, INH 20mg dan pirazinamid 50mg OBJEKTIF Pemeriksaan Fisik saat Di IGD 29 September 2017 jam 09.45 WIB: Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos Mentis Tanda-Tanda Vital Nadi : 158 x/ menit Pernafasan : 42 x/ menit Temperatur : 39 °C BB : 2000 gram Status Generalis : Kepala : normocephal Ubun-ubun : cekung Mata : anemis -/-, ikterus -/- Cor : DBN Pulmo : DBN Abdomen Inspeksi : permukaan rata Auskultasi : peristaltik (+) Palpasi : supel Perkusi : timpani (+) Turgor : menurun Ekstremitas : Akral hangat PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hemoglobin 9.6 g/dl 15-24 g/dl Leukosit 14.110/uL 9.000-30.000/uL Trombosit 81.000/uL 150.000- 400.00/uL Hematokrit 30% 44-64% Eritrosit 3.090.000/uL 4.100.000- 6.400.00/uL MCV 96 fL 96-109 fL MCH 31 pg/mL 32-34 pg/mL MCHC 32 g/dL 32-33 g/dL GDS 60 mg/dL 80-140 mg/dL ASSESSMENT Diare akut dengan dehidrasi PLANNING Loading Nacl 0.9% 25ml mikro selanjutnya D10% 6 tpm mikro OAT Rimfapicin 30mg/24 jam, INH 20mg/24 jam, Pirazinamid 50mg/24 jam Cefotaxime 100mg/12 jam Zink ½ tablet/24 jam Lacto B ½ / 12 jam FOLLOW UP 30-09-2017 S :Diare 2x disertai ampas pada feses, dan pasien masih demam O :KU : Letargi N : 130x/menit, S : 37.6oC, P:56x/menit Mata : DBN Cor : DBN Pulmo : DBN Abdomen : Supel, turgor menurun Ekstremitas : Hangat A: Diare akut dengan dehidrasi Sepsis P: D10% 6 tpm mikro OAT Rimfapicin 30mg/24 jam, INH 20mg/24 jam, Pirazinamid 50mg/24 jam Cefotaxime 100mg/12 jam Zink ½ tablet/24 jam Lacto B ½ / 12 jam Sanmol 0,2cc/8 jam Diberikan OGT dengan diit 15cc/24 jam 01-10-2017 S : Diare, demam O :KU : Cukup aktif N : 135x/menit, S : 37oC, P : 56x/menit Mata : DBN Cor : DBN Pulmo : DBN Abdomen : Supel, turgor menurun Ekstremitas : Hangat A: Diare akut dengan dehidrasi Sepsis P: D10% 6 tpm mikro OAT Rimfapicin 30mg/24 jam, INH 20mg/24 jam, Pirazinamid 50mg/24 jam Meropenem 100mg/12 jam Zink ½ tablet/24 jam Lacto B ½ / 12 jam Sanmol 0,2cc/8 jam Diberikan OGT dengan diit 15cc/24 jam 02-10-2017 S : Diare 1x, Demam O : KU : mulai aktif N : 138x/menit, S : 38oC, P : 56x/menit Kepala : Leher ekstensi Mata : DBN Cor : DBN Pulmo : DBN Abdomen : Supel, turgor menurun Ekstremitas : Hangat A : Diare akut dengan dehidrasi Sepsis P: D10% 6 tpm mikro OAT Rimfapicin 30mg/24 jam, INH 20mg/24 jam, Pirazinamid 50mg/24 jam Meropenem 100mg/12 jam Sanmol 0,2cc/8 jam (turunkan suhu kurang dari 37oC) Zink ½ tablet/24 jam Lacto B ½ / 12 jam Diberikan OGT dengan diit 15cc/24 jam Pemeriksaan Lab darah dan Tinja tanggal 02-10-17 Pemeriksaan Hasil Rujukan Darah Hemoglobin 9.9 g/dl 15-24 g/dl Leukosit 12.800/uL 9.000- 30.000/uL Trombosit 77.000/uL 150.000- 400.00/uL Hematokrit 27% 44-64% Eritrosit 3.110.000/uL 4.100.000- 6.400.00/uL MCV 87 fL 96-109 fL MCH 32 pg/mL 32-34 pg/mL MCHC 37 g/dL 32-33 g/dL Pemeriksaan Tinja Hasil Rujukan Warna Hijau Coklat Bau Khas Khas Konsistensi Lunak Lunak Pus (-) (-) Darah (-) (-) Lendir (+) (-) Parasit (-) (-) Epitel (+) (+) Makrofag (-) (-) Leukosit 0-2/LPB 0-1/LPB Eritrosit 0-2/LPB 0-2/LPB Kristal (-) (-) Sisa pencernaan (-) (-) Amilum (-) (-) Telur cacing Tidak Ditemukan Kista Tidak Ditemukan Tropozoid Tidak Ditemukan 03-10-2017 S :Diare (-), demam O :KU : mulai aktif N : 140x/menit, S : 37.7oC, P : 54x/menit Kepala : Leher ekstensi Mata : DBN Cor : DBN Pulmo : DBN Abdomen : Supel, turgor menurun Ekstremitas : Hangat A: Diare akut dengan dehidrasi Sepsis P: D10% 6 tpm mikro OAT Rimfapicin 30mg/24 jam, INH 20mg/24 jam, Pirazinamid 50mg/24 jam Meropenem 100mg/12 jam Zink ½ tablet/24 jam Lacto B ½ / 12 jam Sanmol 0,2cc/8 jam Diberikan OGT dengan diit 15cc/24 jam TINJAUAN PUSTAKA Ibu dengan infeksi Tuberkulosis (TB) Paru Terdapat sekitar 11,9 juta kasus TB Paru di dunia (WHO). Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam jumlah kasus baru TB (0,4 juta kasus) menurut WHO tahun 1994. Jumlah kasus TB di tujuh Rumah Sakit Pusat Pendidikan di Indonesia (1998-2002) adalah 1086 dengan kelompok usia terbanyak adalah 12-60 bulan (42,9%) sedangkan bayi <12 bulan sebanyak 16,5% Mekanisme infeksi intrauterin dapat melalui beberapa cara : - penyebaran secara hematogen melalui vena umbilikalis atau aspirasi cairan amnion yang terinfeksi (TB kongenital) - transmisi melalui proses persalinan (TB natal) - TB pascanatal terjadi akibat penularan secara droplet Diagnosis Anamnesis Definisi TB kongenital adalah TB yang terjadi pada bayi berusia 1-84 hari.TB kongenital baru akan menimbulkan gejala pada usia 2-3 minggu dengan gejala : Demam Gagal tumbuh Letargi Iritabel Toleransi minum buruk Distensi abdomen Pemeriksaan Fisis Pembesaran kelenjar Berat badan menurun Hepatosplenomegali Distres respirasi Ear discharge Apnea Ikterus Berat badan lahir rendah, premature Tanda-tanda pada sistem saraf pusat Pemeriksaan laboratorium Kebanyakan kasusnya bersifat asimtomatik atau dengan gejala minimal Pada setiap bayi yang dicurigai menderita TB kongenital atau terinfeksi tuberculosis perinatal, dianjurkan dilakukan uji tuberkulin PPD meskipun hasilnya bisa negatif kecuali kalau infeksi sudah berlangsung selama 4-6 bulan. Pemeriksaan plasenta (PA, mikrobiologis-BTA dan biakan TB) Bila selama evaluasi klinis terdapat limfadenopati, lesi kulit atau ear discharge, lakukan pemeriksaan mikrobiologis dan atau PA. Bila perjalanan klinis terdapat hepatomegali, lakukan pemeriksaan USG abdomen, jika ada lesi di hati lakukan biopsi hati Bila bayi terbukti menderita TB kongenital, lakukan penanganan sebagai TB kongenital. Foto dada, menunjukan adanya adenopati atau infiltrat atau berupa bentuk milier. Pemeriksaan BTA (basil tahan asam) pada cairan lambung. Lumbal pungsi bila indikasi ke arah TB milier atau meningitis TB. Penatalaksanaan Bila ibu menderita tuberkulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari 2 bulan sebelum melahirkan, atau didiagnosis menderita TB setelah melahirkan: Jangan diberi vaksin BCG segera setelah lahir Beri profilaksis isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari peroral Pada usia 8 minggu lakukan evaluasi kembali, catat berat badan dan lakukan tes Mantoux dan pemeriksaan radiologi bila memungkinkan: -Bila ditemukan kecurigaan TB aktif, mulai berikan pengobatan anti TB lengkap (sesuaikan dengan program pengobatan TB pada bayi dan anak) -Bila keadaan bayi baik dan hasil tes negatif, lanjutkan terapi pencegahan dengan INH selama 6 bulan. Kortikosteroid diberikan apabila terdapat meningitis TB Apabila terjadi resisten multiobat (MDR=multidrug resistant) berikan 4 macam obat selama 12-18 bulan. Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu setelah pengobatan selesai. Bila vaksin BCG sudah diberikan, ulang pemberiannya 2 minggu setelah pengobatan INH selesai. Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan, dan sarankan ibu untuk menggunakan masker. Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya tiap 2 minggu untuk menilai kenaikan berat bayi. Tuberkulosis perinatal biasanya dalam bentuk berat dan fatal sehingga pengobatan menggunakan rejimen 4 obat selama fase intensif (2RHZE) dan 2 obat selama fase lanjutan (4RH) dengan dosis sesuai berat badan Pemantauan Bila ibu baru terdiagnosis setelah melahirkan atau belum diobati Semua anggota keluarga harus diperiksa lebih lanjut untuk kemungkinan terinfeksi. Bayi diperiksa foto dada dan tes PPD pada usia 4- 6 minggu Ulang tes PPD pada usia 4 bulan dan 6 bulan. Bila hasil tes negatif pada usia 4 bulan dan tidak ada infeksi aktif di seluruh anggota keluarga; pemberian INH dapat dihentikan, pemberian ASI dapat dilanjutkan, dan bayi tidak perlu dipisahkan dari ibu.