Anda di halaman 1dari 8

SINDROM CEMAS

SINDROM CEMAS
Suatu diagnosis atau kategori diagnosis baru dapat dipastikan setelah
kemungkinan kepastian diagnosis (diagnosis banding) dalam blok di atasnya dapat
disingkirkan secara pasti . Oleh karena itu untuk sindroma cemas, harus dipastikan
diagnosis pasti dengan menghilangkan penyebab diagnosis dari blok F0. jika diagnosis
bukan pada blok tersebut, maka lanjutkan analisis pada blok berikutnya. Berikut adalah
beberapa penyakit yang mungkin terdapat sindroma cemas:
 F06.4 Gangguan Anxietas Organik
Timbul sebagai manifestasi gangguan organik seperti hipertiroid, tirotoksikosis,
disfungsi otak dan sebagainya.
 F1 Tidak ada diagnosa yang tersebutkan cemasnya seperti pada F0, kecemasan di F1
biasanya muncul saat intoksikasi atau putus zat (sakau).
 F2 Pada blok ini tidak ada diagnosa cemas, akan tetapi cemas tersebut merupakan
implikasi gejala psikosisnya. Contoh: pasien muncul kecemasan akibat halusinasi,
waham kejar, waham referensi dan lain-lain.
F3 Tidak ada diagnosa cemasnya, akan tetapi gejala kecemasannya bagian
dari gangguan yang ada di blok F3. misalnya pada orang depresi yang
cenderung mengganggu fungsi atau aktivitas sehari-harinya, sehingga
membuat pasien merasa khawatir jika dia akan ditinggalkan oleh suami
dan keluarganya.

F40 Merupakan blok yang gejala utamanya adalah cemas.


Contohnya:

F40.00 Agora Fobia Tanpa Gangguan Panik


pasien cemas terhadap tempat terbuka, tkut berada di keramaian, cemas
bepergian keluar rumah, dan berusaha menghindari situasi fobik sehingga
biasanya menjadi “housebond”

F40.001 Agoraphobia Dengan Gangguan Panik


pasien mengalami serangan panic berulang tak terduga (minimal selama 1
bulan) ketika harus berada di tempat terbuka, keramaian, bepergian keluar
rumah, dan berusaha menghindari situasi fobik.
 F40.1 Fobia Sosial
takut tampil di depan orang

 F41.0 Gangguan Panik


Ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat (gejala otonom berat) dalam masa
kira-kira 1 bulan. Serangan berlangsung paling lama 30 menit dan bersifat episodik.
Umumnya mencemaskan akan sesuatu terjadi pada dirinya sendiri, seperti perasaan
takut mati, takut stroke, dan sebagainya.

 F41.1 Gangguan Anxietas Menyeluruh (GAM/GAD)


Cemas terhadap sesuatu yang mungkin terjadi pada dirinya sendiri atau
disekitarnya. Berlangsung hampir setiap hari sampai beberapa bulan yang tidak
terbatas pada keadaan atau situasi khusus. Terdapat free-floating anxiety atau pikiran
yang mengambang.
 F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresif
Dari awal sudah muncul gejala cemas dan depresi secara bersamaan.

 F42 Gangguan Obsesif Kompulsif


Adanya pikiran atau tindakan secara berulang dan merasa tidak nyaman
bila tidak melakuakan.

 F43.1 Gangguan Stres Pasca –Trauma (GSPT/PTSD)


Terdapat trias PTSD :
(1) Flashback/re-experiencing/pikiran intrusi (bisa lewat mimpi)
(2) Hiperarousal (cemas berlebihan/mudah kaget)
(3) Avoidance (menghindar hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa
traumatik: menghindar bercerita, menghindar tempat, dll)

Onset dalam 6 bulan setelah kejadian. Gejala trias minimal sudah


berlangsung selama 1 bulan. Isi pikir adanya preokupasi terhadap kejadian
trauma yang dialami.
 F43.2 Gangguan Penyesuaian
Stresor bukan katastrofik yang menjadi pencetus. Apabila
stressor hilang maka pasien akan kembali seperti sediakala.

 F45 Gangguan somatoform


Ciri utama keluhan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala
fisik yang berulang-ulang disertai dengan permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya
negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak
ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.

 F50.0 Anoreksi Nervosa

 F51.0 Insomnia Non-organik


Psikofarmaka

Kombinasi anti Depresi dengan anti Anxietas


– Anti Depresi : Fluoxetin 10 – 60 mg/hari
– Anti Anxietas : -Diazepam 2-3 x 2-5 mg/hari
- Clobazam 2-3 x 10 mg/hari
- Alprazolam (Drug of Choice untuk gangguan Panik)
3 x 0,25 – 0,5 mg/hari
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai