Ambu Nepri BCA 115 180 Bella Crystina Wulandari BCA 115 192 Erlin Christiani BCA 115 193 Fitriasi BCA 115 178 Firman Vajero Hutajulu BCA 115 200 Helda Tifani Irena BCA 115 182 Indra Bagus Christiawan BCA 115 186 Jessica Novianti BCA 115 191 Karmila BCA 115 163 Lina Pristiwani BCA 115 176 Meisya Karina Aulia BCA 115 208 Ridho Sugiartono BCA 115 165 Windae BCA 115 177 BAB 6 Penjualan angsuran Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dimana pembayaran yang terjadi didalam transaksi penjualan angsuran adalah pembayaran uang muka dan pembayaran angsuran secara periodik (biasanya termasuk bunga) : Penjualan angsuran untuk barang-barang tak bergerak (harta tetap) Pada akhir periode diperhitungkan jumlah keuntungan yang telah direalisasikan, yaitu sebesar persentase laba kotor dikalikan dengan jumlah angsuran yang telah diterima dalam periode yang bersangkutan.
Penjualan angsuran untuk barang barang bergerak
Dalam mencatat transaksi-transaksi penjualan perlu untuk membedakan antara penjualan reguler dan penjualan angsuran. Hal ini sangat penting artinya untuk dapat memberikan data bagi perhitungan laba kotor yang diakui sebagai hasil penerimaan pembayaran piutang dari penjualan angsuran. Tahap pembayaran dalam penjualan angsuran TAHAPAN PEMBAYARAN : 1. PADA SAAT BARANG ATAU JASA DISERAHKAN KE PEMBELI PENJUAL MENERIMA UANG MUKA (DOWN PAYMENT) SEBAGAI PEMBAYARAN PERTAMA. 2. SISANYA DIANGSUR DENGAN BEBERAPA KALI ANGSURAN. BIASANYA DIBEBANKAN BUNGA ATAS SALDO YANG BELUM DITERIMA. MASALAH AKUNTANSI DALAM PENJUALAN ANGSURAN 1) MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN LABA PENJUALAN 2) MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGHITUNGAN BUNGA ANGSURAN 3) MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUKAR TAMBAH 4) MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBATALAN PENJUALAN ANGSURAN METODE PENCATATAN ANGKUTANSI PENJUALAN ANGSURAN ASET TETAP 1. LABA DIAKUI PADA SAAT PENJUALAN LABA DAKUI SELURUHNYA PERIODE BERIKUTNYA TIDAK ADA PENGAKUAN LABA SETIAP PERIODE DITERIMA POKOK ANGSURAN MENGAKUI PENDAPATAN BUNGA 2. LABA DIAKUI PROPOSIONAL DENGAN KAS DITERIMA LABA PENJUALAN DICATAT SEBAGAI LABA KOTOR YANG BELUM DIREALISASI (UNREALIZED GROSS PROFIT ) AKHIR PERIODE DIAKUI LABA TREALISASI SEBESAR PERSENTASI LABA KOTOR DIKALI KAS YANG DITERIMA PROSENTASI LABA KOTOR DIPEROLEH DARI JUMLAH LABA DIBAGI DENGAN HARGA JUAL DIKALIKAN DENGAN 100% PENJUALAN ASET
Penjualan aset tetap seperti tanah, gedung, kendaraan
mesin dan sejenisnya biasanya akan menimbulkan masalah pada saat pengakuan laba hal ini disebabkan karena jangka waktu angsuran terhadap aset tetap biasanya lebih lama . Pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran Pada umunya pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan ada 2 cara, yaitu:
1. Laba kotor diakui untuk periode dimana penjualan dilakukan.
2. Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode dimana realisasi pembayaran telah terjadi sesuai dengan perjanjian Contoh kasus aset tetap o Pada 2 januari 2009 PT.APOLO menjual sebuah unit motor o 20 unit motor dengan HPP Rp.10.000.000 o Dengan Harga jual Rp.12.500.000
Penjualann diatas dilakukan dengan perjanjian sebagai berikut :
o Uang muka sebesar 20% dari penjualan total o Pembayaran angsuran dilakukan dengan 6 bulan sekali (pembaran pertama dilakukan setelah pembayaran 6 bulan pertama) o Pembayaran angsuran ditambah bunga 10% pertahun (bunga dihitung dari saldo pokok angsuran) o Angsuran dilakukan 8 kali Laba Kotor diakui untuk periode terjadinya transaksi penjualan
Pada cara ini transksi penjualan angsuran diperlakukan seperti
halnya transaksi penjualan kredit. Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada langganan.
Apabila prosedur demikian di ikuti maka sebagai kosekuensinya
pengakuan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dan dapat diidentifikasi dengan pendapatan-pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan. LABA KOTOR DIAKUI SEJALAN DENGAN REALISASI PENERIMAAN KAS (CASH BASIS)
LABA KOTOR BARU DIAKUI BILA PEMBAYARAN SUDAH DITERIMA
PENERIMAAN KAS TERDIRI DARI : 1) - PEMBAYARAN ATAS HARGA POKOK 2) - PEMBAYARAN ATAS LABA KOTOR CONTOH Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000, Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya diangsur 5 kali selama 6 bulan. Penerimaan sampai dengan Rp. 25.000,- (1 Januari – 30 April 2007) dianggap sbg pembayaran HPP & perusahaan belum mengakui laba. Laba diakui pada tgl 31 Mei 2007 sebesar Rp. 5.000,- (diatas harga pokok) CARA PERHITUNGAN BUNGA ANGSURAN
DAPAT DIHITUNG DENGAN EMPAT CARA :
BUNGA DIHITUNG DARI SISA HARGA KONTRAK SELAMA JANGKA WAKTU ANGSURAN ( LONG END INTEREST ) BUNGA DIHITUNG DARI SETIAP ANGSURAN YANG HARUS DIBAYAR, DIHITUNG SEJAK TANGGAL TRANSAKSI SAMPAI TANGGAL JATUH TEMPO SETIAP ANGSURAN ( SHORT END INTEREST ) PEMBAYARAN ANGSURAN PERIODIK SAMA JUMLAHNYA , YANG TERDIRI DARI ANGSURAN POKOK + BUNGA ( METODE ANUITAS ) BUNGA SECARA PERIODIK DIHITUNG DARI SISA HARGA KONTRAK TUKAR TAMBAH (TRADE-IN) DALAM PENJUALAN ANGSURAN PENJUAL MENYERAHKAN BARANG BARU, PIHAK PEMBELI MENYERAHKAN BARANG BEKAS (MUNGKIN DITAMBAH UANG TUNAI) SEBAGAI PEMBAYARAN PERTAMA, SISANYA DIANGSUR BEBERAPA KALI SESUAI PERJANJIAN. DALAM PERJANJIAN DICANTUMKAN NILAI DARI BARANG BEKAS YG DISETUJUI OLEH KEDUA BELAH PIHAK.
YANG PERLU DIPERHATIKAN PENJUAL :
1. PENILAIAN KEMBALI TERHADAP BARANG YANG DITUKAR TERSEBUT KEMUNGKINAN ADANYA REVISI / PERBAIKAN 2. TINGKAT LABA YG DIHARAPKAN DARI PENJUALAN KEMBALI BARANG BEKAS TERSEBUT. Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah sebagai berikut:
1) Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga
pokok (cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan, sesuai seluruh harga pokok (cost) kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan 2) Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali/pengembalian harga pokok (cost). 3) Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok mupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan harga posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditanda tangani. TERIMA KASIH