Anda di halaman 1dari 21

Klebsiella

Dosen Pengampu
Hj. Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed

KELOMPOK 9
Tingkat 2 Reguler 1
ANGGOTA KELOMPOK

• Kiki Adelia Damayanti (1613453042)


• Eka Novitasari (1613453043)
• Lina Triawati (1613453044)
• Ratu Fariesyah (1613453046)
• Zakia Alma Larasati M (1613453049)
TAKSONOMI KLEBSIELLA
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteriales
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : Klebsiella pneumoniae
MORFOLOGI KLEBSIELLA
1. Pada Mikroskop
• Bakteri gram (-)
• Berbentuk batang pendek
• Memiliki kapsul
• Tidak memiliki flagel
PADA MEDIA
• Pada seluruh media padat
pertumbuhan mucoid
• Pada media EMB dan Mac Conkey
koloni menjadi merah
• Pada media sederhana koloni putih
keabuan dan permukaan mengkilap
ETIOLOGI KLEBSIELLA
Klebsiella merupakan suatu bakteri yang menimbulkan
penyakit infeksi saluran pernapasan atas (hidung) yang
kronis dan endemik di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bakteri ini diberi nama berdasarkan penemunya,
yaitu Edwin Klebs, seorang ahli mikrobiologi Jerman di abad
ke-19.
Klebsiella pneumonia ditemukan di dalam hidung, flora
normal usus dan akan patogen bila menderita penyakit lain
(penyakit paru-paru yang kronis).
(Mikrobiologi Kedokteran, 1996)
PATOGENITAS
Bakteri Klebsiella banyak terdapat dalam saluran
nafas, saluran kemih, dan feses sekitar 5% orang
normal.
Klebsiella kadang-kadang menyebabkan infeksi
saluran kemih atau Urinary Tract Infection.
(Mawar, 2009)
Bakteri yang mengakibatkan infeksi saluran
kemih biasanya masuk ke dalam kandung
kemih lewat uretra. Akan tetapi, infeksi juga
mungkin terjadi lewat darah atau limfe.
Diyakini bahwa bakteri biasanya ditularkan ke
uretra dari usus, dan perempuan memiliki
risiko lebih tinggi karena anatominya.
(Wikipedia, 2006)
Cara penularan
bakteri Klebsiella
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pada
pasien dapat melalui 3 cara, yaitu :
1. Hubungan seksual
2. Kateterisasi urin meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih. Risiko bakteriuria (bakteri dalam
urin)
3. Infeksi kandung kemih mungkin bawaan dalam
keluarga. Faktor risiko lainnya meliputi diabetes,
belum disunat, dan mengalami prostat besar.
GEJALA KLINIS

1. Rasa panas ketika buang air kecil dan


harus sering buang air kecil.
2. Nyeri di atas tulang kemaluan atau
punggung bawah.
3. Urin dapat tampak berdarah atau
mengandung piuria
PENGOBATAN
Klebsiella dapat diobati dengan
antibiotik, khususnya antibiotik yang
mengandung cincin beta-laktam.
(Mikrobiologi sederhana, 2003)

Contoh antibiotik tersebut adalah


ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dan
lain-lain.
Resistensi bakteri Klebsiella
Terhadap Antibiotik
Klebsiella memiliki sensitivitas 98,4% terhadap
meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5%
terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap
siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain
baru dan Klebsiella pneumonia kebal terhadap
berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih
dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang
tepat untuk menghambat aktivitas atau bahkan
membunuh bakteri tersebut.
TOKSIN
Pada bakteri Klebsiella tidak ada toksin, selain:
1. Endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik.
2. Enterotoksin, toksin ini mirip dengan ST (tahan panas)
dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli,
kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai
oleh plasmid.
IDENTIFIKASI
LABORATORIUM
KULTUR MEDIA UMUM DAN DIFFERENSIAL

SAMPEL

Ditanam di media Dibuat preparat


&
cat gram

Ditanam di media Dibuat preparat


&
Cat gram

Dicatat hasil
SAMPLE UNTUK
MENGIDENTIFIKASI KLEBSIELLA
1. BAP (Blood Agar Plate)
Mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan
sel-sel darah. Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni
yang berwarna abu-abu, smooth, cembung, mucoid
atau tidak dan tidak melisiskan darah pada media BAP.

2. MC (Mac Conkey )
Mengandung laktosa dan merah netral sebagai
indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan
tubuh sebagai koloni berwarna merah

3. Endo Agar & EMB (Eosin Methylen Blue )


Metalic green sheen
TSIA (L/D = K/K, H2S (-), gas (-) )
Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam sehingga
terbentuk warna kuning

SC (+)
Memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan
natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator
brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru

SIM (–)
Motility negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak
memiliki flagella. sedangkan pembentukan H2S juga tak terlihat
pada semua jenis Klebsiella
Mr ( -/+)
Memproduksi asam yang kuat sehingga pada
penambahan larutan methyl red terbentuk warna
merah.

Vp (+)
Memproduksi acetyl metyl carbinol dari fermentasi
glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan
larutan voges proskauer.

Urea (+ lambat)
Dapat menghidrolisis urea dan membentuk ammonia
dengan terbentuknya warna merah karena adanya
indicator phenol red.
Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat
kemampuan bakteri memfermentasikan jenis
karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka
media terlihat berwarna kuning karena
perubahan pH menjadi asam. Klebsiella sp
memfermentasi glukosa, maltose sedangkan
sukrosa tidak difermentasikan pada
jenis rhinos atau bisa juga ozaena.
(Mikrobiologi sederhana, 2003)
DAFTAR PUSTAKA

• Jawetz, E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. EGC.


Jakarta
• Gani, A. 2003. Mikrobiologi Sederhana. Media
Utama. Surabaya
• Aminah, Siti,dkk. 2014. Buku Penuntun Praktikum
Bakteriologi. Bandar Lampung
• Aminah, Siti. 2014. Modul Bakteriologi. Bandar
Lampung
• Wikipedia. 2006
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai