Anda di halaman 1dari 32

OBAT – OBAT YANG BEKERJA

PADA SALURAN PERNAPASAN


TUJUAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa mampu mengenal
berbagai jenis obat-obatan yang
bekerja pada saluran pernapasan.
• Mahasiswa mampu mengetahui
mekanisme kerja obat pada saluran
pernapasan.
Rhinitis
Radang pd membran mukosa
hidung.

Umumnya ditandai dengan bersin,


gatal, hidung berlendir, dan kongesti
(hidung tersumbat).
Obat untuk Rhinitis
1. Antihistamin (penghambat reseptor H1).
Tempat penyimpanan utama histamin di sel
mast dan basofil.

Kerja histamin diperantarai oleh 2 reseptor,


yaitu reseptor H1 dan H2.

Contoh H1: difenhidramin, klorfeniramin,


loratadin, terfenadin, dan astemisol.
Obat untuk Rhinitis
2. Agonis -adrenergik (Dekongestan)
Dekongestan menyebabkan kontriksi
arteriola di mukosa hidung.
Dekongestan dapat menyebabkan
relaksasi bronkus.
Dekongestan sering diberikan dalam
bentuk aerosol.
Obat untuk Rhinitis
Contoh obat dekongestan:
–Fenileprin
–Pseudoefedrin
–okzimetazolin
Obat untuk Rhinitis
3. Kortikosteroid
Obat ini diberikan jk antihistamin
tidak efektif.
Contoh steroid yang digunakan:
- Beklometason
- Flutikason
- triamsinolon.
BRONKHITIS
Inflamasi pada paru yang dikenal chest cold.
Gejalanya: Batuk, dahak, badan terasa letih, napas
berbunyi, bernafas tersengal2, dada nyeri.
Bronkus

Dahak /lendir
BRONKHITIS AKUT

Muncul 3 hari setelah


mengalami flu.
Ditandai dengan
batuk kering,
beberapa hari kmd
batuk yg disertai
lendir.
• Lama bronkhitis akut
2-3 minggu.
BRONKHITIS KRONIK

Selama > 3 bulan dan


bertahun-tahun
PENYEBAB BRONKHITIS AKUT
• Cuaca
• Virus
• Iritasi akibat
asap rokok,
bahan kimia
perabot rumah
tangga, dan
debu disekitar
OBAT BRONKHITIS AKUT

• Banyak minum, istirahat, hentikan rokok.


• Obat yang diresepkan obat batuk atau inhaler bronkodilator.
Bronkodilator

1. Agonis 2 mrp terapi


yang paling efektif
untuk spasme
bronkus akut
dan mencegah
serangan asma
yang dipicu oleh
kelelahan.
Agonis  selektif yang sering
digunakan sebagai bronkodilator

• Albuterol (DL= 2-4 mg, 3-4 x, maks 8 mg)


• Salbutamol (DL= 2-4 mg, 3-4 x, maks 8 mg)
• Terbutalin (DL= 2,5 – 5 mg, 3 x sehari)
• Salmeterol (DL= 50 g, 2 x sehari /inhalasi)
• Fenoterol (DL= 200 g, 2 x sehari /inhalasi)
BRONKODILATOR
2. Metil Xantin
obat yang termasuk golongan xantin adalah
kafein, teobromin, dan teofilin.

Hanya TEOFILIN yang dimanfaatkan


sebagai BRONKODILATOR.
Mekanisme Kerja Teofilin
Teofilin bekerja menghambat fosfodiesterase (enzim
intraseluler yang berfungsi menginaktivasi cyclic
adenosin mono phosfat /cAMP).

DILATASI BRONKUS
dan mengurangi
pelepasan HISTAMIN
dari sel mast
BRONKODILATOR
3. Antikolinergik
Obat ini memiliki efek dilatasi pada
bronkus, tp tidak secara luas
digunakan untuk terapi asma atau
bronkodilator.
Contoh: ipatropium bromid (inhaler).
BRONKODILATOR
Kortikosteroid
digunakan untuk
menekan produksi
mukus dan inflamasi
pada paru.

Steroid ini digunakan


terutama jk
bronkodilator lain
sudah kurang efektif.
Obat –obat Kortikosteroid
Prednison
Deksametason
Beklometason
Triamsinolon
MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN
Asma, bronkitis, dan infeksi bronkus
dapat menyebabkan produksi
MUKUS
MUKOLITIK DAN EKSPEKTORAN
Mukus mengandung glikoprotein,
polisakarida, debris sel, dan cairan/ eksudat
infeksi.
OBAT MUKOLITIK
• Obat Asetilsistein berfungsi sebagai mukolitik
dengan cara memecah glikoprotein
yang terdapat pada mukus.
• Obat bromheksin bermanfaat mengurangi
ketebalan mukus akibat adanya
mukopolisakarida.
OBAT EKSPEKTORAN
• Obat ini dapat meningkatkan sekresi di saluran
pernapasan sehingga bermanfaat untuk
mengurangi iritasi dan batuk berkurang.
• Contoh:
–Amonium klorida
–Potasium sitrat
–Guaifenesin
–Gliseril guaikolat
ANTITUSIF
• Untuk mengatasi batuk kering atau batuk
tidak produktif atau batuk tidak menghasilkan
sekret.
• Pada umumnya tenggorokan gatal dan suara
serak bahkan hilang.
• Batuk seperti ini dipicu oleh partikel2
makanan, bahan iritan, asap rokok, dan
perubahan temperatur.
ANTITUSIF
• Obat yang bekerja menghambat reflek
batuk.
• Contoh antitusif:
–Kodein
–Dekstrometorfan
–Uap mentol
ANTITUSIF
1. KODEIN
Kodein bekerja menurunkan sensitifitas pusat batuk
dari rangsangan.
Kodein pada dosis rendah (10-20 mg) berefek
antitusif.
ES: konstipasi, mual, sedasi ringan, dan depresi
pernapasan.
ANTITUSIF
2. Dekstrometorfan
Obat ini mrp L-isomer dari opioid (kodein).
Tidak memiliki efek analgesik.

3. Uap mentol
Untuk menurunkan sensitifitas dari faring dan
laring thd iritasi, shg reflek batuk berkurang.
ANTITUSIF DAN DOSIS LAZIM

Nama Obat Dosis Lazim


Kodein 10-20 mg setiap 4-6 jam, maks
120 mg
Dekstrometorfan 10-20 mg setiap 4 jam, maks 120
mg
Noskapin 10-20 mg setiap 4-6 jam, maks
120 mg
KESIMPULAN
OBAT-OBAT YANG BEKERJA PADA SALURAN
PERNAPASAN:
1. Rhinitis (antihistamin H1; dekongestan;
kortikosteroid;
2. Bronkodilator (agonis 2, metil xantin,
antikolinergik, kortikosteroid)
3. Mukolitik dan ekspektoran (GG)
4. Antitusif (Kodein, dektrometorfan, uap
mentol).

Anda mungkin juga menyukai