Anda di halaman 1dari 77

SWITCHING

Udiklat SEMARANG

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


PROSEDUR OPERASI GARDU INDUK
(SOP Buku Merah)
DISPATCHER 500kV
(BOPS P3B)
DISPATCHER 150kv & 70kV
(APB)

SOP

DISPATCHER 20kV
PETUGAS GI/GITET SOP (APD)
OPERATOR

PETUGAS
PEMELIHARAAN BC SOP

HAR HAR
Area APD

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SASARAN
Buku Pedoman Prosedur Operasi Gardu Induk

• Membantu operator Gardu Induk dalam menjalankan


tugas sehingga terhindar dari kesalahan yang
disebabkan oleh faktor kesalahan petugas (human
error)

• Memperjelas wewenang dan tanggung jawab


petugas Gardu Induk dalam melakukan tugas
pengoperasian Gardu Induk

• Meningkatkan kualitas kerja operator Gardu Induk


khususnya dalam melakukan tugas pengoperasian
Gardu Induk

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Peranan Petugas Pemeliharaan GI sebagai Operator Gardu Induk.

• Disamping sebagai petugas pemeliharaan GI maka petugas GI juga sebagai


“perpanjangan tangan operasional dari dispatcher pada saat SCADA tidak
ada/tidak operasi/block/out oof poll, Petugas Gardu Induk juga berperan
mengawasi dan mengamati kondisi fisik peralatan Gardu Induk dengan
inspeksi CBM dan juga berperan sebagai pelaksana pembebasan peralatan
untuk pelaksanaan pemeliharaan maupun beroperasinya instalasi baru.

• SOP ini merupakan pedoman bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk
melaksanakan manuver dalam mengatasi gangguan listrik pada instalasi yang
sedang beroperasi di GI
• Manuver pengoperasian dan manuver pembebasan pada instalasi tegangan
tinggi, baik secara remote control (R/C) dari Area Control Center (APB)
maupun secara lokal dari Gardu Induk adalah wewenang dan tanggung jawab
Dispatcher APB.
• Pelaksanaan manuver oleh Operator Gardu Induk merupakan pelimpahan
wewenang dari Dispatcher APB/P3B atau dapat dikatakan Operator Gardu
Induk sebagai kepanjangan tangan Dispatcher.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Tugas Dan Wewenang
• Dispatcher
• Dispatcher dapat melakukan pembukaan atau penutupan
Pmt secara R/C dari ACC dengan atau tanpa memberitahu
Operator Gardu Induk.
• Dalam hal terjadi kegagalan fungsi R/C maka Operator Gardu
Induk dapat melakukan pembukaan atau penutupan Pmt
secara lokal atas perintah dispatcher APB/P3B.
Petugas GI/Operator Gardu Induk
• Manuver Pmt dan Pms yang tidak dapat diremote dari RCC,
dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah
Dispatcher APB.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Kondisi Operasi

Ada 4 kondisi sistem operasi yaitu

1. Kondisi normal,
2. kondisi gangguan,
3. kondisi darurat/emergency,
4. kondisi pemeliharaan dan
pengoperasian instalasi baru

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


DEFINISI
Kondisi Normal
“kondisi normal” adalah suatu kondisi dimana semua
peralatan utama, peralatan pendukung dapat
dioperasikan sesuai batas pengusahaan dan keamanan
sesuai fungsinya.
Kondisi Gangguan
“kondisi gangguan” adalah suatu kondisi yang mengalami
perubahan dari susunan atau konfigurasi awalnya karena
pengaruh dari : “ alam dan peralatan itu sendiri” dan
mengakibatkan instalasi menjadi tidak normal atau
gangguan

Kondisi Emergency / Darurat


“kondisi emergency” adalah kejadian musibah yaitu:
Pendudukan/huru-hara,kebakaran,bencana alam (banjir,
gempa) yang dapat membahayakan jiwa manusia dan
kerusakan peralatan instalasi listrik
Kondisi Pemeliharaan
“kondisi pemeliharaan” adalah kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan untuk mempertahankan perfomance
peralatan instalasi.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


PELAKSANAAN TUGAS/INSPEKSI & PEMELIHARAAN
Kondisi Gangguan
Yang harus dilakukan petugas/Operator Gardu Induk
• Mencatat jam kejadian,annunciator pada panel kontrol dan indikator rele
yang bekerja,pada lemari proteksi,kemudian direset.
• Mematikan/mereset alarm bunyi sirene/Horn/Klakson.
• Mengamati secara menyeluruh perubahan pada panel kontrol dan indikasi
pada lemari proteksi
• Dalam hal gangguan yang mengakibatkan padam total Gardu
Induk,yakinkan bahwa tegangan 150 kV hilang dengan melihat kV meter
pada seluruh panel kontrol atau koordinasi dengan Dispatcher APB...
• Melaksanakan SOP Gardu Induk yang berlaku.
• Melaporkan gangguan kepada Dispatcher APB... untuk tegangan 150kV,
Dispatcher P3B/JCC untuk tegangan 500kV, ke APD../Piket Area...untuk
tegangan 20kV
• Melaksanakan instruksi (dicatat) dari Dispatcher APB... untuk tegangan
150kV, Dispatcher P3B/JCC untuk tegangan 500kV,
• Melaporkan gangguan kepada Supervisor GI dan Ass. Manager
Haset/Manager APP.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


KONDISI DARURAT (EMERGENCY)
Operator Gardu Induk
Jika terjadi kondisi darurat pada instalasi tegangan tinggi/ ekstra
tinggi, Operator Gardu Induk dapat segera membebaskan peralatan
dari tegangan tanpa koordinasi dengan dispatcher dan selanjutnya
melaporkan kepada Dispatcher APB

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


PELAKSANAAN TUGAS/INSPEKSI & PEMELIHARAAN

Kondisi Emergency/ Darurat:


Yang harus dilakukan petugas/Operator Gardu Induk
– Membebaskan peralatan Gardu Induk yang terganggu dari
tegangan (jika memungkinkan)
– Melaporkan kepada Dispatcher APB..untuk tegangan
150kV, Dispatcher P3B/JCC untuk tegangan 500kV, ke
APD../Piket Area...untuk tegangan 20kV
– Melaporkan gangguan kepada Supervisor GI dan Ass.
Manager Haset/Manager APP
– Melakukan Evakuasi (meninggalkan tempat) untuk
menyelamatkan diri.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


KOMUNIKASI OPERASIONAL
Alur komunikasi dalam pengoperasian Sistem Tenaga
Listrik dengan Dispatcher, baik dalam kondisi normal
maupun gangguan digambarkan sebagai berikut :

Koordinasi

Informasi
DISPATCHER
APB
Komando

DISPATCHER
Operator APD
Gardu Induk/

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


MANUVER
(SWITCHING)

BLACK START

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


MANUVER (SWITCHING)
 Switching merupakan kegiatan
membuka/menutup PMT dan/atau PMS untuk
memisahkan /menghubungkan komponen
instalasi pada sistem tenaga listrik.
 Setiap membebaskan suatu peralatan yang
berbeban diawali dengan membuka PMT,
sedangkan setiap menormalkan peralatan
harus diawali dengan menutup PMS. Urutan
switching ini mutlak harus benar, karena
kesalahan urutan akan berakibat
kecelakaan kerja.
 Dalam kegiatan ini diperlukan koordinasi
yang baik antara pihak-pihak yang terkait, Next
supaya pekerjaan bisa berlangsung dengan
baik, lancar dan aman. Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Switching Operasi Real
1. Kondisi Normal : Time
- Pengaturan tegangan
Contoh pada saat menghadapi beban puncak dilakukan pelepasan
reaktor, sedang pada saat beban terendah dilakukan pelepasan
SUTT/SUTET dalam rangka untuk pengaturan tegangan
- Pengaturan aliran daya
Contoh pengalihan beban antar subsistem
- Pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan / terjadwal.
Contoh pengoperasian Transformator 150/20 kV

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Switching Operasi Real
2. Kondisi Gangguan / EmergencyTime
Dilakukan pada saat pemulihan setelah terjadi gangguan

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


OVERVIEW
Fenomena Over Voltage
• Fenomena over voltage terjadi pada SUTET panjang dan Saluran
kabel yang disebabkan oleh kapasitansinya sendiri
(feranti effect)
• Pada SUTET panjang, fenomena tegangan lebih terjadi apabila
daya yang mengalir lebih kecil dan Surge Impedance Loading (SIL)
saluran itu sendiri.
• Yang perlu diperhatikan pada saat switching pada SUTET adalah
tegangan pada sisi kirim dan adanya reaktor pada sisi
terima.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Interlocking (1)
Fungsi interlocking adalah pola pengamanan
otomatis baik secara mekanik ataupun secara
elektrik yang diterapkan untuk menghindari
kesalahan operasi yang dilakukan oleh operator
maupun dispatcher.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Interlocking (2)
• Interlocking terdiri dari:
– Interlocking secara mekanik, yaitu pola
pengamanan peralatan sehingga secara
mekanik terkunci dan tidak opersikan secara
manual oleh operator.
– Interlocking Elektric, yaitu pola pengamanan
peralatan sehingga secara elektric tidak bisa
dioperasikan
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Working Permit
Working Permit merupakan prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan Tinggi /
Ekstra Tinggi

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Working Permit
1. Pengorganisasian Kerja ( Tugas Dan Tanggung
Jawab)
2. Pendelegasian Tugas
3. Pelaksanaan Pendelegasian Tugas
4. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
5. Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan-DP3

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengorganisasian kerja
1. Penanggung Jawab Pekerjaan
2. Pengawas K3
3. Pengawas Manuver
4. Pelaksana Manuver
5. Pengawas Pekerjaan
6. Pelaksana Pekerjaan

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Dokumen Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan-DP3

 Daerah Berbahaya dan Daerah Aman


 Formulir DP3

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Daerah Berbahaya
Suatu tempat (daerah) di sekitar peralatan (bagian) bertegangan, yang
batasnya (jaraknya) tidak boleh dilanggar. Batas (jarak) daerah
berbahaya tergantung pada besarnya tegangan nominal sistem.

Jarak Aman
Sedangkan jarak aman (safety distance) adalah jarak
diluar daerah berbahaya, dimana orang dapat bekerja
dengan aman dari bahaya yang ditimbulkan oleh
peralatan (bagian) yang bertegangan.
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Jarak Aman Minimum
Sistem Tegangan Jarak Aman
(kV) (Cm)
20 70
30 85
70 100
150 150
500 500

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


DOKUMEN PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
(DP3)
Formulir DP3
Formulir-formulir DP3 yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pada
instalasi tegangan tinggi/ekstra terdiri dari :
Formulir 1 : Prosedur pengamanan pada instalasi TT/TET. Lampiran Form
1 rencana pengamanan pekerjaan pada instalasi TT/TET
Formulir 2 : Pemeriksaan kesiapan pelaksana sebelum bekerja pada
instalasi TT/TET
Formulir 3 : Pembagian tugas dan penggunaan alat keselamatan kerja

Formulir 4 : Manuver pembebasan tegangan instalasi TT/TET

Formulir 5 : Pernyataan bebas tegangan


Formulir 5 : Serah terima pekerjaan ( Form 5 – lanjutan )

Formulir 6 : Pernyataan pekerjaan selesai


Formulir 7 : Manuver pengisian tegangan instalasi TT/TET

Formulir 8 : Surat pendelegasian tugas

Formulir 9 : Permintaan ijin kerja, apabila pekerjaan dilaksanakan oleh


pihak diluar PLN P3B Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Working Permit merupakan prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


 Persiapan
 Ijin Pembebasan Instalasi untuk dikerjakan
 Pelaksanaan Manuver Pembebasan Tegangan
 Pernyataan Bebas Tegangan
 Pelaksanaan Pekerjaan
 Pekerjaan Selesai
 Pernyataan Pekerjaan Selesai
 Pernyataan Instalasi Siap Diberi Tegangan
 Pelaksanaan Manuver Pemberian Tegangan
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Persiapan
1. Briefing
Pengawas Pekerjaan :
 Penjelasan mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan baik dan aman
 Membagi tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian
personil (formulir 3)

Pengawas K3
 Penjelasan mengenai penggunaan alat pengaman/alat
pelindung diri yang harus digunakan (formulir 1)
 Penjelasan pengamanan instalasi yang akan dikerjakan
 Penjelasan tempat-tempat yang berbahaya dan rawan
kecelakaan

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Persiapan
Pengawas Manuver
 Menyampaikan hasil koordinasi dengan unit terkait
 Menjelaskan langkah-langkah untuk manuver
pembebasan dan pengisian tegangan (formulir 4 & 7)

2. Pengawas pekerjaan memeriksa alat kerja dan material yang


akan diperlukan

3. Pengawas K3 memeriksa peralatan keselamatan kerja yang


akan diperlukan (formulir 1)

4. Pengawas K3 memeriksa kesiapan jasmani / rohani personel


yang akan melaksanakan pekerjaan (formulir 2)

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Ijin Pembebasan Instalasi Untuk diKerjakan

Dispatcher (P2B/Area) memberi ijin pembebasan instalasi


kepada Pengawas Manuver.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pelaksanaan Manuver Pembebasan Tegangan

1. Pelaksana Manuver melaksanakan :


– Memposisikan Switch Lokal/Remote ke posisi Lokal.
– Manuver pembebasan tegangan, sesuai rencana manuver yang telah
dibuat (Formulir 4).
– Pemasangan taging pada panel kontrol dan memasang gembok
pengaman pada box PMT, PMS Line, PMS Rel dan PMS Tanah.
2. Semua pekerjaan manuver tersebut diatas diawasi oleh
Pengawas Manuver dan Pengawas K3.

3. Apabila lokasi pekerjaan diluar jangkauan pengamatan


Operator Gardu Induk, maka Pengawas Manuver dan
Pengawas Pekerjaan agar menjalin komunikasi.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pernyataan Bebas Tegangan

Pengawas Manuver membuat pernyataan bebas tegangan


diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan disaksikan oleh
Pengawas K3 (Formulir 5).

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan melaksanakan :
1. Pemeriksaan tegangan pada peralatan/instalasi yang
akan dikerjakan dengan menggunakan tester
tegangan.
2. Pemasangan pentanahan lokal pada
peralatan/instalasi listrik yang akan dikerjakan.
Perhatikan urutan pemasangan (kawat pentanahan
lokal dipasang pada sistem grounding/arde terlebih
dahulu, baru kemudian dipasang pada bagian
instalasi yang akan dikerjakan), jangan terbalik
urutannya.
3. Pengaman tambahan (pengaman berlapis) seperti :
memasang gembok, lock-pin dan memblokir
rangkaian kontrol dengan membuka
MCB/fuse/Terminal. Next
4. Pemasangan taging, gembok dan rambu pengaman di
switchyard pada daerah berbahaya dan daerah aman.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Pelaksanaan Pekerjaan

Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi


oleh Pengawas Pekerjaan dan Pengawas
K3. Jika pekerjaan belum selesai dan
akan diserahkan ke regu yang lain,
gunakan Formulir 5 lanjutan.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pekerjaan Selesai
Bila pekerjaan telah selesai Pelaksana Pekerjaan
melaksanakan :
1. Melepas pentanahan lokal. Perhatikan urutan
melepas (kawat pentanahan lokal pada bagian
instalasi dilepas terlebih dahulu, kemudian kawat
pentanahan lokal pada bagian sistem grounding / arde
dilepas).
2. Melepas pengaman tambahan seperti gembok dan
lock pin, mengaktifkan rangkaian kontrol dengan
menutup MCB/Fuse/Terminal.
3. Melepas taging, gembok dan rambu pengaman di
switchyard
4. Merapikan peralatan kerja.
Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pernyataan Pekerjaan Selesai
Pengawas Pekerjaan membuat Pernyataan Pekerjaan Selesai dan diserahkan
kepada Pengawas Manuver disaksikan oleh Pengawas K3 (Formulir 6).

Pernyataan Instalasi Siap Diberi Tegangan

Pengawas Manuver menyatakan kepada Dispatcher


(P3B/Region) bahwa instalasi listrik siap diberi tegangan
kembali.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


1. Pelaksana Manuver melaksanakan :
 Melepas gembok pengaman pada PMS Line dan PMS
Rel serta PMS Tanah.
 Membuka PMS Tanah.
 Melepas taging pada panel kontrol.
 Memposisikan switch Lokal/Remote pada posisi
Remote.
 Jika remote kontrol Dispatcher gagal, maka
berdasarkan perintah Dispatcher, posisi switch
Lokal/Remote diposisikan Lokal dan Pelaksana Manuver
melaksanakan manuver penutupan PMT untuk
2. Pekerjaan selesai
pemberian dan instalasi telah normal kembali
tegangan.
Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh Pengawas Pekerjaan dan
Pengawas K3. Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Penanggung Jawab Pekerjaan


Penanggung Jawab Pekerjaan

Yang bertindak sebagai penanggung jawab pekerjaan


adalah kuasa pemilik asset yaitu Manager UPT, bila
berhalangan dapat digantikan oleh Asisten Manager
Pemeliharaan, atau Ahli Muda bidang terkait dengan
catatan pejabat tersebut tidak sedang menjadi pengawas
lainnya (tidak merangkap).
Tugas Penanggung Jawab Pekerjaan :
1. Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan yang meliputi : personil,
peralatan kerja, perlengkapan K3 dan material pekerjaan.
2. Melakukan koordinasi dengan Unit lain yang terkait.
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pengawas Pekerjaan
Pengawas Pekerjaan

 Yang bertindak sebagai Pengawas Pekerjaan adalah


personil mempunyai
yang ketrampilan,
pengalaman dan keahlian dalam bidang
pemeliharaan.
 Sebagai pengawas terhadap proses pekerjaan pada
instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
 Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Pekerjaan harus
memiliki kualifikasi minimal setingkat Juru
Utama Pemeliharaan.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pengawas Pekerjaan
Rincian tugas Pengawas Pekerjaan yaitu

1. Pemasangan dan pelepasan pentanahan lokal.


2. Pemasangan dan pelepasan taging, gembok dan
rambu pengaman.
3. Menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan.
4. Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Menunjuk personil Pelaksana Pekerjaan sebagai
Pelaksana Pengamanan Instalasi listrik untuk
memasang dan melepas taging, gembok dan
rambu pengaman.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pengawas Manuver
Pengawas Manuver

 Yang bertindak sebagai Pengawas Manuver adalah


Operator Utama atau Personil yang mempunyai
pengalaman dan keahlian dalam bidang
manuver.
 Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Manuver harus
memiliki kualifikasi keahlian setingkat
Operator Utama.
 Sebagai pengawas terhadap proses manuver
(pembebasan / pengisian tegangan) pada instalasi listrik
tegangan tinggi / ekstra tinggi, sehingga keselamatan
peralatan dan operasi sistem terjamin.
Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pengawas Manuver
Rincian tugas Pengawas Manuver yaitu

1. Mengawasi pelaksanaan manuver.


2. Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging
di panel kontrol serta rambu pengaman /
gembok di switchyard.
3. Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistem
pentanahan.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pelaksana Manuver
Pelaksana Manuver

 Yang dimaksud Pelaksana Manuver adalah petugas yang


bertindak selaku eksekutor manuver pada instalasi
tegangan tinggi / ekstra tinggi.
 Sedangkan petugas yang ditunjuk sebagai Pelaksana
Manuver adalah Operator Gardu Induk / Dispatcher
Regional Control Center / Dispatcher Antar Regional
Control Center yang dinas pada saat pekerjaan
berlangsung.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pelaksana Manuver
Rincian tugas Pelaksana Manuver yaitu

1. Melakukan eksekusi manuver peralatan


instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
2. Melakukan pemasangan dan pelepasan taging di
panel kontrol serta rambu pengaman / gembok
di switch yard.
3. Melakukan penutupan dan pembukaan Pms
tanah.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pelaksana Pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan

 Yang dimaksud Pelaksana Pekerjaan adalah petugas /


pegawai yang bertugas melaksanakan pekerjaan pada
instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.
 Sedangkan petugas yang ditunjuk sebagai Pelaksana
Pekerjaan Regu
adalah Pemeliharaan
(Pelaksana Pekerjaan) yang ditunjuk oleh
Pengawas Pekerjaan.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pelaksana Pekerjaan
Rincian tugas Pelaksana Pekerjaan yaitu

1. Memasang dan melepas pentanahan lokal.


2. Memasang dan melepas taging, gembok dan
rambu pengaman.
3. Melaksanakan pekerjaan.

Next

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Tujuan
Manuver (Switching)

Keselamatan Kerja dan Prosedur Manuver


Peralatan instalasi Listrik TT/TET merupakan
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

Keselamatan Kerja : Keamanan Personil, kelayakan


Peralatan Kerja & Keamanan
Peralatan Instalasi

Manuver : Keandalan Sistem Operasi dan


Kontinyuitas Pasokan Tenaga
Listrik

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pembagian Wewenang

DISPATCHER : 1. Keamanan Sistem Tenaga Listrik


2. Penyambungan dan pemutusan instalasi
ke/dari sistem tenaga listrik

OPERATOR GI : 1. Keamanan Peralatan


2. Isolasi & Pentanahan instalasi, pembe-
basan isolasi dan pentanahan

REGU HAR : 1. Keamanan Pekerja


2. Pemberian tanda-tanda dan pentanahan
lokal

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Batas Wewenang Manuver
(Switching)

Dispatcher Dispatcher
APB APB
I II II I
8 7

1
Gardu Induk A

Gardu Induk B
9

PM, PP, PK3 & Regu HAR

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


TATA CARA MANUVER

Ketentuan
• Peralatan manuver terdiri dari dua komponen alat yaitu,
Pemutus Tenaga (PMT) dan Pemisah (PMS).

• Sesuai dengan fungsinya, PMT digunakan untuk menutup dan


membuka arus (beban), sedangkan PMS Rel dan PMS Line
hanya digunakan untuk membuka (membebaskan) dan
menutup (persiapan memberi) tegangan.

• Sedangkan PMS Tanah gunanya untuk menghilangkan


pengaruh induksi listrik dan pengaruh elektro statis pada
saluran transmisi yang cukup berbahaya jika disentuh.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Urutan Manuver
• Urutan manuver harus dilakukan dengan benar.

• Sebelum melakukan manuver harus terlebih dahulu diawali dengan


membuat rencana manuver (digambar dan dicatat) yang harus diperiksa
dengan teliti sebelum digunakan sebagai panduan.

• Harus diingat, bahwa jika terjadi kesalahan manuver dapat mengakibatkan


gangguan listrik, kerusakan alat dan sangat mungkin kecelakaan dari
manusia / petugas manuver.

• Manuver pembebasan tegangan, yang pertama harus dilakukan adalah


membuka PMT, membuka PMS Rel dan PMS Line serta menutup PMS
Tanah jika diperlukan (check tegangan sebelum menutup PMS Tanah).

• Dalam manuver pemberian tegangan, yang pertama harus dilakukan


adalah membebaskan peralatan dari pentanahan yaitu melepas
pentanahan lokal dan membuka PMS Tanah, kemudian menutup PMS Rel
dan PMS Line, selanjutnya PMT ditutup dan peralatan bertegangan /
energize (check tegangan).

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Komunikasi Manuver
• Komunikasi operasional manuver dilakukan antara dua personil (petugas)
yaitu :
Dispatcher sebagai pemberi order (instruksi) manuver dan
Operator GI sebagai penerima instruksi dan pelaksana manuver.
• Dispatcher sebagai pemberi order manuver kepada Operator Gardu Induk
memberikan ordernya dengan suara / voice melalui sarana telekomunikasi
telepon (hp – telpon publik – plc – fiber optic) dan melalui radio komunikasi
(rakom).
• Sebelum memberikan instruksi manuver, Dispatcher membuat rencana
manuver terlebih dahulu.
• Instruksi manuver dari Dispatcher dicatat dan diulang oleh Operator Gardu
Induk.
• Setelah melakukan manuver sesuai instruksi, Operator GI melaporkan hasil
manuvernya kepada Dispatcher.
• Instruksi manuver harus diberikan secara bertahap (tidak sekaligus).

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pelaksanaan Manuver

Manuver dapat dilaksanakan :

• Oleh Dispatcher secara remote control (RC) dari ruang


kontrol Dispatching.

• Oleh Petugas/Operator GI secara lokal GI (remote


control dari panel kontrol GI).

• Oleh Petugas/Operator GI secara lokal switchyard di


marshaling kiosk.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat switching
dalam membangun sistem
1. Fenomena yang muncul saat switching membangun sistem adalah
kenaikan tegangan sehingga pelaksanaan switching harus
memperhatikan kemampuan pembangkit dalam menyerap MVAr.
2. Agar dikoordinasikan sebaik mungkin pada saat pembebanan agar tidak
terjadi pembebanan pada unit pembangkit yang berlebih (over load),
begitu juga untuk penyalurannya.
3. Switching harus dilakukan secara bertahap.
4. Sebelum menggabungkan dua sistem, harus diatur agar kedua sistem
betul betul pada kondisi stabil.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Diagram Urutan Pelaksanaan
Permintaan Pekerjaan &
Pembagian Wewenang

Manuver Manuver Buka Pms Pht,


Serah Terima Serah Terima
Keandalan pembebasan tutup
Dispatcher - PM Pentanahan Inst. PM - PP
(rekonfigurasi) tegangan

Pemasangan

M pentanahan lokal
& tanda2
KETERANGAN
Pengawasan
: Wewenang Dispatcher Keselamatan Kerja
Oleh Pengawas K3 Pelaksanaan
: Wewenang Operator GI pemeliharaan

: Wewenang Regu HAR


S
Pembukaan
pentanahan lokal
& tanda2

Manuver Manuver Buka Pentanahan


Serah Terima
Penormalan Pemberian PM - Dispatcher
Inst dan tutup Serah terima
konfigurasi Pms Pht
tegangan PP - PM

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SWITCHING PEMBEBASAN
TEGANGAN PADA SUTT

I II 1 II I
8 7 2

1
Gardu Induk A

Gardu Induk B
5 9 6
4
3

Keterangan

1. Pmt 150 kV GI A 1 di Buka 6. Pms 150 kV Line GI B di Buka

2. Pmt 150 kV GI B 1 di Buka 7. Pms tanah GI A 1 di tutup

3. Pms 150 kV Bus 1 GI B 1 di Buka 8. Pms tanah GI B 1 di tutup

4. Pms 150 kV Bus 1 GI A 1 di Buka 9. Grounding Lokal di tutup


5. Pms 150 kV Line GI A 1 di Buka

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SWITCHING PEMBERIAN
TEGANGAN PADA SUTT

I II 8 II I
2 3 9

1
Gardu Induk A

Gardu Induk B
6
5 1 4
7

Keterangan 5. Pms 150 kV Line GI A 1 di tutup


1. Grounding lokal di buka 6. Pms 150 kV Bus 1 GI A 1 di tutup
2. Pms tanah GI A 1 di buka 7. Pms 150 kV Bus 1 GI B 1 di tutup
3. Pms tanah GI B 1 di buka 8. Pmt 150 kV GI A 1 di tutup
4. Pms 150 kV Line GI B 1 di tutup 9. Pmt 150 kV GI B 1 di tutup

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SWITCHING PEMBEBASAN TEGANGAN
UNTUK PEMELIHARAAN PMT

I II II I
1
?
2
1
3 4

Gardu Induk B
Gardu Induk A

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SWITCHING PEMBEBASAN
BUSBAR I-150 KV
Gardu Induk A

1 2 3 4 5 6 7
I
II
3

3
Trf. 1-30 Trf. 2-60
MVA MVA
2

2
1 2 1 2
Penghantar GI B Penghantar GI C

Langkah Manuver sederhana :


1. Pms Busbar 2-150 kV Pht 1 & Trf 1 ditutup
2. Pms Busbar 1-150 kV Pht 1 & Trf 1 dibuka
3. Pmt 150 kV Koppel dibuka
4. Pms Pengapit Koppel dibuka

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


SWITCHING PEMELIHARAAN PADA
TRANSFORMATOR DAYA

Gardu Induk A Gardu Induk A


I I
II II

5 1

4 2

3 3

1 2 4 5

URUTAN URUTAN
SWITCHING SWITCHING
PEMBEBASAN PEMBERIAN
TEGANGAN TEGANGAN

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


MANUVER KEANDALAN

GI BOJONEGORO
GI BLORA PEMELIHARAAN GI CEPU

1 1

2 2

APB JAWA TENGAH

1. Di GI Cepu : Pmt 150 kV Pht Bojonegoro 1 ditutup


2. Pmt 150 kV Pht Bojonegoro 2 ditutup
3. Pmt 150 kV Pht Blora 1 dibuka
4. Pmt 150 kV Pht Blora 2 dibuka
5. Dst…………

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


BLACK START
Adalah kemampuan mengasut unit pembangkit
tanpa memerlukan pasokan daya dari sistem,
pembangkit yang mempunyai fasilitas asut
gelap (black start) sangat penting artinya
terutama untuk pembangkit skala besar. Karena
apabila pembangkit ini berhasil masuk sistem
maka pengiriman tegangan ke pembangkit
lainnya akan semakin cepat sehingga untuk
pembangkit termal khususnya PLTU dapat
segera start dan beroperasi kembali

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Unit Pembangkit di wilayah APB JTD
yang memiliki fasilitas Black Start

- PLTA Mrica (unit 1, 2 dan 3)


- PLTGU Blok 2 (GTG 2.1, 2.2 dan 2.3)

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


PT.PLN (PERSERO) P3B
APB JAWA TENGAH & DIY
KONFIGURASI JARINGAN SUB SISTEM JAWA TENGAH & DIY KONDISI NORMAL 3 SUBSISTEM Lampiran
1.a
U1 U2 ST1.0 GT1.3 GT1.2 AUX ST2.0 GT2.3 GT2.2
~U3
MW ~ MW ~ MW 2x12,5MVA ~ ~ ~ ~ 100 ~ ~ ~ ~
45 45 200
GT1.1
150 100 100 GT2.1
150 100 100 100
BTANG WLERI KLNGU RDRUT KLSRI SLIMA Reloka Relok
MW MW MW MW 20MVA MW MW MW MW

PKLON KRAPK
si asi AUX
I I I I I I I PDLAM pemar
on
cilego
n
AA1.1 AA2.1
I I
A2 A3 A4 A5 A7 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17
II II II II II II II II II
1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 3 AB2 AB3 AB4 AB5 AB6 AB7 AB8 AB9 AB10 AB11 AB12 AB13 AB14 AB15 AB16 AB17
B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17
2520 60 60 25 30 60 16 30 60 20 60 60 60 30 20 60 60 60 60 30 16 60
MX MVA MX MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA 1 2 BB1.1 BB2.1 AUX
1 2 I BSBRU SRDOL I 56 30 20MVA
PMLNG PLSDO
I PYUNG MVA
I II II U1 U2 U3
~ MW ~ MW
660 660
MW ~ MW
~
II 660 660
II 1 2 U4
1 2
1 2
20 60 60
MVA 30 31,5 MVA A
60 60 55MW Relokasi tower A2
MVA A1 A3 A4
MVA
KBSEN ~ 104
SYUNG TJATIB AB1 AB2 AB5 AB6 AB3 AB4
I 74,5 I
KRIAN
DIENG MVA
105
NGBNG UNGAR MRGEN
I I
B1 B2 B5 B6 B3 B4
II 2 MX II B
TJATIB A
1 2 3 4 3 2 1 2 3 II II
I A6 A5 A1 A2 A3 A4 1 2 1
1 60 UNGAR UNGARPEDAN IBT 2 IBT 1
TMGNG 15 60 2
25
20 20 60 60 II AB6 AB5 AB1 AB2 AB3 AB4
105 105
MVA 500 500
I MX MX MVA 60 60
MX MVA 16 MVA MVA
B5 B1 B2 B3 B4 MVA
BRBES MVA II IBT3IBT2IBT1 BAWEN
I BLPLG
B
500 500 500 PDADI KUDUS
I 30 2 I I I
II GARNG MDCAN 60
II MVA 1
1 2 II II II MVA
60 30 1 2 1 2 3 2 3 JPARA
I
60 30 MVA MVA
MVA ~~ WSOBO 60 60 60 60 30 60 60 60 II
I SGRAH MVA MVA ~ 1,4
MVA 1 2
60/30/3
698M
~ U1 0MVA BMAYU U1 U2
KLMBU
MW
W SST I 13,2 II
I I I JELOK KDNBO JKULO 60 60
A CEP
13,2
1 2 ~ I MVA
II MW MW 16 U2 U1
A3 A2 A1
1 2
16 30
II
SCANG 1 2
II
1 3 4
II 20MW MVA II
1 2
~ 300
MW
300
MW ~
MVA 30 1,2
AB3 AB2 AB1 16 30 MVA
~ MW RBKIT
MVA MVA 30 30 30 60 60 BRNGI SDRJO 60 30 A
B3 B2 B1 30 30 U1 ~
~60MW ~ U2
60MW 60MW
MVA MVA ~ MVA A1 A2 A3 A4
U3 PATI AB1
B
KLBKL 15MW MJNGO I AB2 AB3 AB4
A I I
1 2 I A3 A1 II B1 B2 B3 B4
A5 A4 A2 B
SRAGI II MDARI TIMO II II 1 2
AB5 AB4 AB3 AB2 AB1 GJYAN
I
~ 1 2 1 2
1 2 3 4 1 2 30 60
B4 B3 B2 B1 60 30 60 30
B II 10,5MW MVA
20 20 60 60 30 30 MVA MVA
MVA MVA
MRICA MVA
30 60 BDONO RBANG BLORA
MVA 1 2 MKRAN I I
KTNGRII
I BLPLG 2 TASIK
I KNTUG 20 60
II II
I 1 2
~
8,3MW 1 1 2
WALIN MVA 1 2
II I II PEDAN 60 30 16 30
MNANG 60 2 4 60 60
II A MVA MVA
I MVA MVA
A5 A4 A2 A1
II
16 60 60 JAJAR CEPU
MVA MVA AB2 AB1 I I
1 2 ~~ AB5 AB4
B2 B1 II II
B5 B4
20 30 RWALO PJKLN U1 U2 1 2 3 1 2
~
B
MVA 8 8
I
GDEAN 1
1 2
I 1,4MW MW MW
WBJAN
100MX
IBT 2 IBT 1 60 60 16 GDRJO 20 30 BJGRO
2
1
BNJAR II II I KDIRI 100MX 500MVA 500MVA MVA I MVA
1 2 2 MSRAN 1
1 2
II I II I 2NGAWI
60 60 SRAGN
16 30 30 30 II II I
MVA MVA MVA MVA
GBONG WATES
KSGN5 STARA I PALUR II
I I 1 2 3
I II 1 2 60 60 30
I
II 1 2 KLATN MVA SLBRU II MVA
II I 1 2 3 25 60 30 30
30 30 16 II
60 60 MVA 1 3 I MX MVA
MVA 20 BANTL II U
MVA 1 2 MVA ~ 60 60 60 U
CUSTM SMPOR
MVA
60 60
1 2 II
MVA ~ 300
1
MW
SST 300 20
2 MVA
2X25MVA MW ~
1MW MVA PCTAN Keterangan :
KBMEN 30 30 60 30
A Tegangan 500
LMNIS B1 B2 B3 B4 I MVA MVA
A1 A2 A3 A4 Tegangan 150
kV
I I WNGRI NGTDI
AB1 AB2 AB3 1 2 II kV
Tegangan 30
AB4 I WSARI I I
II
1 3 A1 A2 A4 30 30
MVA PWRJO
1 2
II
SMANU II
1 Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
2 II
1 2
II
AB1
B1
AB2
B2
AB3
B3
AB4
B4
kV
Pmt kondisi
masuk
Pmt kondisi
Pmt dibuka
lepas
SST 30 60 30 30 2 B
U1
~ ~ 20 30 MVA ( Pengaturan )
40MVA MVA MVA 60 20 60
U2
20MW 20MW
MVA
300MW
U1 ~ U2
300MW
~
MVASimple, Inspiring, Performance, Phenomenal 30 60
MVA
60MVA 1 1 NPCTN 2
26 Nop 2013
PT.PLN (PERSERO) P3B
APB JAWA TENGAH & DIY
Lampiran
KONFIGURASI JARINGAN SUB SISTEM JAWA TENGAH & DIY KONDISI BLACK OUT 1.b
U1 U2 ST1.0 GT1.3 GT1.2 AUX ST2.0 GT2.3 GT2.2
~U3
MW ~ MW ~ MW 2x12,5MVA ~ ~ ~ ~ 100 ~ ~ ~ ~
45 45 200
GT1.1
150 100 100 GT2.1
150 100 100 100
BTANG WLERI KLNGU RDRUT KLSRI SLIMA Relok
MW MW MW MW 20MVA MW MW MW MW

PKLON KRAPK asi AUX


I I I I I I I I PDLAM cilego
n
AA1.1 AA2.1
I
A2 A3 A4 A5 A7 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17
II II II II II II II II II
1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 3 AB2 AB3 AB4 AB5 AB6 AB7 AB8 AB9 AB10 AB11 AB12 AB13 AB14 AB15 AB16 AB17
B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17
2520 60 60 25 30 60 16 30 60 20 60 60 60 30 20 60 60 60 60 16 16 60
MX MVA MX MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA MVA 1 2 BB1.1 BB2.1 AUX
1 2 I BSBRU SRDOL I 56 30 20MVA
PMLNG PLSDO
I PYUNG MVA
I II II U1 U2 U3
~ MW ~ MW
660 660
~ MW ~ MW
II 660 660
II 1 2 U4
SUTT masih kendala dgn perhutani 1 2
1 2 . PIC UIP JJB 20 60 60
MVA 30 31,5 MVA A
60 60 55MW Relokasi tower A2
MVA A1 A3 A4
MVA
KBSEN ~ 104
SYUNG TJATIB AB1 AB2 AB5 AB6 AB3 AB4
I 74,5 I
KRIAN
DIENG MVA
105
NGBNG UNGAR MRGEN
I I
B1 B2 B5 B6 B3 B4
II 2 MX II B
TJATIB A
1 2 3 4 3 2 1 II II
I 2 3 1
A6 A5 A1 A2 A3 A4 1 2 UNGAR
1 60 2 UNGARPEDAN IBT 2 IBT 1
25
20 20 60 60 II TMGNG AB6 AB5 AB1 AB2 AB3 105 105 15 60 MVA 500 500
AB4 60 60
MX MVA I MX MX MVA SUTT masih MVA MVA
16 B5 B1 B2 B3 MVA kendala dgn
B4 IBT3IBT2IBT1
BRBES MVA II B BAWEN KUDUS perhutani . PIC UIP
I BLPLG
I
500 500 500 PDADI JJB
30 2 I I I
II GARNG MVA
MDCAN
1
60
1 2 II II II II MVA
60 30 1 2 1 2 3 1 2 3 JPARA
I
60 30 MVA MVA
MVA ~~ WSOBO 60 60 60 60 30 60 60 60 II
I SGRAH MVA MVA ~ 1,4
MVA 1 2
60/30/3
698M
~ U1 0MVA BMAYU U1 U2 MW
W SST I 13,2 II JELOK KDNBO
KLMBU
JKULO 60 60
I I I
A CEP
13,2
1 2 ~ I MVA
II MW MW 16 U2 U1
A3 A2 A1
1 2
16 30
II
SCANG 1 2
II
1 3 4
II
20MW MVA II
1 2
~ 300
MW
300
MW ~
MVA 30 1,2
AB3 AB2 AB1 16 30 MVA
~ MW RBKIT
MVA MVA 30 30 30 60 60 BRNGI SDRJO 60 30 A
B3 B2 B1 30 30 U1 ~
~60MW ~ U2 MVA MVA ~ MVA A1 A2 A3 A4
60MW 60MW
U3 PATI AB1
B
KLBKL 15MW MJNGO I AB2 AB3 AB4
A I I
1 2 I A3 A1 II B1 B2 B3 B4
A5 A4 A2 B
SRAGI II MDARI TIMO II II 1 2
AB5 AB4 AB3 AB2 AB1 GJYAN
I
~ 1 2 1 2
1 2 3 4 1 2 30 60
B4 B3 B2 B1
B II 10,5MW 60 30 60 30 MVA
20 20 60 60 30 30 MVA MVA
MVA MVA
MRICA MVA
30 60 BDONO RBANG BLORA
MVA 1 2 MKRAN I I
KTNGRII
I BLPLG 2 TASIK
I KNTUG 20 60
II II
I 1 2
~
8,3MW 1 1 2
WALIN MVA 1 2
II I II PEDAN 60 30 16 30
MNANG 60 2 4 60 60
I II A MVA MVA
MVA A5 A4 A2 A1 MVA
II
16 60 60 JAJAR CEPU
MVA MVA AB2 AB1 I I
1 2 ~~ AB5 AB4
B2 B1 II II
B5 B4
RWALO 1 2 3 1 2
20 30 PJKLN U1 U2
~
B
MVA 8 8
I
GDEAN 1
1 2
I 1,4MW MW MW
WBJAN
100MX 100MX IBT 2 IBT 1 60 60 16 20 30 BJGRO
GDRJO 2
BNJAR II II I KDIRI1 500MVA 500MVA MVA I MVA
1 2 1 2 2 MSRAN 1
II I II I 2NGAWI
60 60 SRAGN
16 30 30 30 II II I
MVA MVA MVA MVA
GBONG WATES
KSGN5 STARA I PALUR II
I BANTL I 1 2 3
I II 1 2 60 60 30
I MVA
II 1 2 KLATN MVA SLBRU II
II I 1 2 3 25 60 30 30
30 30 16 II
60 60 MVA 1 3 I MX MVA
MVA 20 II
MVA 1 2 MVA ~ 60 60 60 U U
CUSTM SMPOR
MVA
60 60
1 2 II
MVA ~ 300
1
MW
SST
2X25MVA 300
2
MW
~
1MW MVA PCTAN Keterangan :
KBMEN 30 30 60 30
MVA MVA A Tegangan 500
I
LMNIS B1 B2 B3 B4 I
A1 A2 A3 A4 Tegangan 150
kV
AB1 AB2 1 2 II
I WNGRI NGTDI kV
Tegangan 30
AB3 AB4 I WSARI I I
II
1 3 A1 A2 A4 30 30
MVA PWRJO
1 2
II
SMANU II
1 Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
2 II
1 2
II
AB1
B1
AB2
B2
AB3
B3
AB4
B4
kV
Pmt kondisi
masuk
Pmt kondisi
Pmt dibuka
lepas
SST 30 60 30 30 B
U1
~ ~ 20 30 MVA ( Pengaturan )
40MVA MVA MVA 60 20 60
20MW
U2
20MW
MVA
300MW
U1 ~ U2
300MW
~
MVASimple, Inspiring, Performance, Phenomenal 30 60
MVA
60MVA 1 NPCTN 2
Nop 2013
PT.PLN (PERSERO) P3B
APB JAWA TENGAH & DIY KONFIGURASI SUBSISTEM JATENG & DIY
KONDISI NORMAL
G
PLTU TBROK PLTGU TBROK
TJATI PEDAN
KRIAN/ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
MDCAN NGBNG

TJAT7
1 2 3 1 2

UNGA5 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

TJAT5

BSBRU
SUBSISTEM TANJUNGJATI :
JPARA, KUDUS, JKULO, PATI, RBKIT,
~ KRAPK RBANG, SYUNG, PRWDI, KDNBO,
MRGEN, PDLAM, SLIMA, SRNDL, PYUNG,
BAWEN SGRAH (Trafo 3,4)

KBSEN, SS UNGARAN :
BRBES GI SGRAH (trafo 1)
RDRUT, KLNGU, MJNGO
SCANG SGRAH
PLSDO, WLERI,
BTANG, PKLON,
JELOK BRINGI
PMLNG, BLPLG,
~
BMAYU, KLBKL,
RWALO, KSGHN, BDONO
MDARI
LMNIS, STARA, GI
GBONG, KBMEN, MKRAN,GDRJO,
PWRJO, WATES, PALUR, MSRAN,
SMANU, WBJAN, SRGEN, SLBRU,
KNTUG WSARI, WNGRI,
GJYAN, GDEAN, PEDAN PLTU
NGTDI, PCKIT
SCANG, WSOBO, ~ PCKIT
PBLGA, MRICA,
MDARI JAJAR
GARNG, DIENG

PLTA BANTL
PLTU MRICA
CLCAP ~ ~ Keterangan :
1 2 Pmt posisi masuk
KLATN Pmt posisi keluar
Pmt normal posisi Keluar

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Jalur Pemulihan APB JTD
Melalui Black Start Mrica

Gambar 1 Gambar 2
3 2 1 MRICA 3 2
GI MRICA 1

S
2 1
S

S
1 5 4 3 2 1
2
A
5 4 3 2 1
A AB

1
B
AB WSOBO

1
B PBLGA 2
WSOBO
KLBKL
1 2

PBLGA RWALO 2

RWALO
I

II

1
1
MNANG 2
STARA T.43 1 2
2 1 GBONG
LMNIS
PLTU CLCAP

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Gambar 3 MRICA 3 2 1
Gambar 4 3 2 1

S
S

S
MRICA

S
S

S
2 1
2 1
5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
A
A

AB
AB
B 1
B 1
2
WSOBO WSOBO 2

PBLGA PBLGA
KLBKL KLBKL
1 2
1 2

RWALO RWALO
I I

II II

MNANG 1 2 MNANG 1 2
1 1

STARA T.43 1 2 STARA T.43 1 2


2 2
GBONG GBONG
LMNIS LMNIS
2 1 2 1

T.43 T.43
PLTU CILACAP PLTU CILACAP
4 3 2 1 4 3 2 1
B B

AB AB

A STARA
A STARA

SST
SST

S
S

2 1 2 1

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Gambar 5 MRICA

S
S

S
2 1

5 4 3 2 1
A

AB

1
B
WSOBO

PBLGA 2
KLBKL
1 2

RWALO
I

II

1 2
1
MNANG 2
STARA T.43 1 2
GBONG
LMNIS
2 1
T.43
PLTU CILACAP
4 3 2 1
B

AB

A STARA

SST
S

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Jalur Pemulihan APB JTD
Gambar 2 TAMBAKLOROK
Melalui Black Start PLTGU TBROK
PLTU PLTGU BLOK 1 PLTGU BLOK 2
U1 U2 U3 ST 1.0 GT1.3 GT1.2 GT1.1 ST 2.0 GT2.3 GT2.2 GT2.1

AUX
AUX

S
S

S
S

S
S

S
S
S
AA 1.1 AA 2.1

AB

B 8
2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BB 1.1 BB 2.1

Gambar 1 1 2

2 1 AUX

TAMBAKLOROK KRAPK KLSRI 1 2


BAWENAM
PDLAM

PLTU PLTGU BLOK 1 PLTGU BLOK 2


SYUNG

U1 U2 U3 ST 1.0 GT1.3 GT1.2 GT1.1 ST 2.0 GT2.3 GT2.2 GT2.1 I

II

AUX AUX
S
S

S
S
S
S

S
S

A AA 1.1 AA 2.1 1 2 3

AB JPARA
KUDUS

B I

II
8
2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 BB 2.1 14 15 16 17
BB 1.1
1 2
1 2

AUX 1
KRAPK KLSRI 1 2
PDADI
PDLAM 2
JKULO
I

1 2
II

1 2
1 2 BAWEN
SYUNG 1 2
UNGAR

PATI

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Gambar 3

TAMBAKLOROK
PLTU PLTGU BLOK 1 PLTGU BLOK 2

U1 U2 U3 ST 1.0 GT1.3 GT1.2 GT1.1 ST 2.0 GT2.3 GT2.2 GT2.1


AUX AUX

S
S

S
S

S
S

S
S
S
AA 1.1 AA 2.1
A

AB

B
2 3 4 5 6 7 8 BB 1.1 9 10 11 12 13 BB 2.1 14 15 16 17
1 2
2 1 AUX

KRAPK KLSRI 1 2
PDLAM
BAWEN

SYUNG
I
II

1 2 3

JPARA

I
II
KUDUS

1 2
1
PDADI JKULO
2 I
II

1 2

I
II PATI

1 2
U2 U1

S
A
PLTU RBANG

B
1 2 3 4

RBANG
1 2

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Gambar 4 TAMBAK LOROK

PLTU PLTGU BLOK 1 PLTGU BLOK 2


ST 1.0 GT1.1 GT1.2 GT1.3
U1 U2 U3 ST 2.0 GT2.1 GT2.2 GT2.3
TJJTB

S
S

S
S

S
S
AUX AUX
PDLAM

S
AA 1.1 AA 2.1
I

II A

AB
1 2 3 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BB 1.1 15 16 17 BB 2.1 I

B
1 2 II
AUX

SRDOL SLIMA PYUNG SYUNG JPARA


I I I I I

II II II II II

MRAGN

1 2 PDADI 1 2 3 1 2

UNGAR I

II

I
KLSRI 1 2
KUDUS
3 2 II
I

II
Sistem 1 2

500 kV
JELOK 2 3

BSB
1 2

KRAPK
I I
PDADI
JKULO
II
BAWEN II
I

II

1 2
1 2
I
KLATN
II

I
SGRAH
II
PATI
1
1 2 3