Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

1

DISTOSIA

Oleh : Marsya Rimadhona 1310311140


Putri Juita Khairatih 1210313052
Atika Rosandali 1210313034

Preseptor : dr. Hj. Roza Sri Yanti, Sp.OG-K


Distosia
• Dys/dus : buruk atau jelek
• Tocos : persalinan
adalah persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan dalam
persalinan
Epidemiologi
• 25-30% wanita nulipara
• Lebih dari 50% kelahiran dengan seksio sesarian disebabkan oleh
distosia.
• Faktor risiko distosia pada nuli :anxietas, UUK letak belakang, kepala
janin membengkak, diameter transversal ≤9.6 cm dan tinggi -tinggi
fundus rasio <4.7
Etiologi
Penyebab : 3 golongan
• Kelainan tenaga (POWER)
• Kelainan janin (PASSANGER)
• Kelainan jalan lahir (PASSAGE)
HIS NORMAL
• Selama kehamilan  kontraksi ringan Braxton Hicks
• Kehamilan > 30 minggu : kontraksi lebih sering
• Kehamilan > 36 minggu : kontraksi lebih meningkat lagi & lebih kuat.
• Awal kala I : tiap 10 menit sekali lama 20 – 40 detik.
• Selama kala I : meningkat 2 – 4 kali tiap 10 menit lama 60 – 90 detik
• Kala II : 4 – 5 kali dalam 10 menit lama 90 detik, disertai periode
relaksasi

• Pemantauan Manual :
• Pantau his selama 10 menit, telapak tangan diletakkan di fundus
untuk mengetahui kekuatan & lama kontraksi.
• Pantau detak jantung janin (DJJ)  tanda2x hipoksia.
• Lakukan pencatatan dengan baik dan benar  gunakan
PARTOGRAF
HIS ADEKUAT
Kontraksi yang…
• lamanya 40 - 60 detik
• mencapai tekanan 50 - 60 mm Hg
• terjadi setiap 2 - 3 menit atau
• menghasilkan kemajuan persalinan yang baik
INDUKSI PERSALINAN
• Rangsangan kontraksi uterus yang sebelumnya tidak ada, pada
persalinan pervaginam  true labor vs. false labor.
• Bila gagal, lakukan sectio cesarea.
• Dilakukan dengan pengawasan dokter.
• Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
• Usia gestasi
• Variasi individu
• Skor bishop  keadaan serviks saat mulai induksi.
• Teknik induksi : amniotomi, misoprostol/oksitosin,
kombinasi keduanya.
SKOR BISHOP
• Penilaian keadaan serviks pada pemeriksaan dalam sebelum
memulai induksi/augmentasi, untuk memperkirakan
keberhasilan induksi dengan oksitosin.
• Bila skor < 5, lakukan pematangan serviks sebelum memulai
induksi/augmentasi.
• DiKoPosES
• Dilatasi : 0, 1-2, 3-4, 5
• Konsistensi : keras, kenyal, lunak, -
• Posisi : posterior, tengah, anterior, -
• Effacement : 0-30%, 40-50%, 60-70%, 80%.
• Station : -3, -2, -1, +1/+2
AUGMENTASI PERSALINAN
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
• Dosis awal oksitosin 4 - 8 mU / min
• Interval dinaikkan setiap 30 min.
• Dosis kenaikan 2 mU (4 tetes)
• Dosis biasa untuk persalinan yang baik : 8 – 10 mU/min.
(16 – 20 tetes)
 Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan
augmentasi
 Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
 Gunakan partograf
 Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian
EFEK SAMPING OKSITOSIN

Efek Samping Mekanisme Pencegahan


Hipoksia janin Hiperstimulasi Dosis tepat
Ruptur Uterus Hiperstimulasi Dosis tepat
Intoksikasi Air Efek ADH Batasi cairan
Hipotensi Vasodilatasi Dosis rendah
DISTOSIA KELAINAN TENAGA
• His normal :
• Mulai dari salah satu sudut di fundus uteri, menjalar ke korpus,
dominasi kekuatan di fundus, disertai relaksasi yang merata.
• Jenis kelainan his :
• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
• His terlampau kuat/hypertonic uterine
contraction
• Incoordinate uterine action
Jenis-jenis kelainan tenaga/his
• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
His bersifat biasa : fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih
dahulu
Kelainannya : kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan
jarang
Inersia uteri primer
 his yang timbul sejak awal lemah
Inersia uteri sekunder
 his lemah timbul setelah sebelumnya mengalami his
yang kuat

12
Jenis-jenis kelainan tenaga/his
• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
Etiologi:
belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang
menyebutkan penyebab
-primi tua,
-psikis ibu dalam kondisi ketakutan,
-peregangan uterus yang berlebih umumnya pada kondisi
gemeli dan hidramnion, herediter, uterus bikornis, atau
karena bagian janin tidak merapat pada segmen bawah
rahim dalam hal ini kelainan letak atau CPD (cephalo-pelvic
disproportion)

13
Jenis-jenis kelainan tenaga/his
• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction
Diagnosis:
CTG dan USG
Tatalaksana:
VS, DJJ, pantau tanda- tanda dehidrasi serta tanda-tanda
asidosis, diberikan diet cair sebagai persiapan operasi, infus
D5% atau NaCl dan apabila nyeri diberikan pethidine 50 mg,
serta dilakukan pemeriksaan dalam di analisa apakah ada
CPD menggunakan pelvimetri atau MRI

14
• His terlampau kuat. : hypertonic uterine contraction.
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien 
persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat (<
tiga jam)  partus presipitatus
sifat his normal, tonus otot di luar his juga biasa,
kelainannya terletak pada kekuatan his.

Resiko : Batas antara bagian atas dan segmen bawah


atau lingkaran retraksi menjadi sangat jelas dan
meninggi  lingkaran retraksi patologik atau
lingkaran Bandl  ruptura uteri.

15
• Incoordinate uterine action.
sifat his berubah: Tonus otot uterus meningkat, juga
di luar his: kontraksinya tidak sinkron  his tidak
efisien mengadakan pembukaan.

• rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan
dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. 
uncoordinated hypertonic uterine contraction.

• kelainan his : spasmus sirkuler setempat, sehingga tjd


penyempitan kavum uteri pada tempat itu 
lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi.

16
Etiologi
• Primigravida: primigravida tua.
• Multipara
• Herediter
• Kelainan letak janin atau disproporsi sefalopelvik.
• Peregangan rahim
• Kelainan uterus

17
DISTOSIA LETAK & BENTUK JANIN
• Kelainan letak, presentasi & posisi
• Posisi oksipitalis posterior persisten (POPP)
• Presentasi puncak kepala
• Presentasi muka
• Presentasi dahi
• Letak sungsang
• Letak lintang
• Presentasi Ganda
• Kelainan bentuk janin
• Pertumbuhan janin yang berlebihan
• Hidrosefalus
• Kelainan bentuk lain
• Prolapsus tali pusat
MEKANISME PERSALINAN NORMAL

• Cardinal Movements of labor :


• Engagement : diameter transversal terbesar dari kepala janin
telah melewati pintu atas panggul
• Descent : penurunan kepala ke dasar panggul
• Flexion : fleksi kepala janin akibat adanya resistensi dari dasar
panggul, dinding pelvis atau serviks
• Internal rotation : perputaran kepala, oksiput ke arah anterior
(normal) atau posterior. Dapat tidak terjadi bila janin kecil.
• Extension : ekstensi kepala yang mengakibatkan oksiput sebagai
hipomoklion. Dipengaruhi oleh bentuk pintu bawah panggul
(upward & forward)
• External rotation : perputaran kepala mengikuti sumbu badan.
• Expulsion (delivery of anterior & posterior shoulder)
2
POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR
• Kepala janin turun ke dasar panggul dengan posisi oksiput di
bagian posterior (belakang).
• Variasi persalinan biasa, umumnya akan memutar ke depan
karena bentuk anatomi dasar panggul dan muskulus levator
ani.
• 5 – 10% tidak memutar ke depan  oksiput posterior
persisten.
• Faktor predisposisi :
• Jenis panggul : antropoid / android
• Multiparitas & usia : kelemahan otot dasar panggul
• Bentuk kepala janin
MEKANISME PERSALINAN & PENANGANAN
• Spontan, lebih lama, kepala lahir dengan muka menghadap ke
simfisis.
• Ubun-ubun besar sebagai hipomoklion, tidak dapat melakukan
fleksi lebih jauh.
• Menimbulkan kerusakan vagina dan perineum yang luas.
• Pemantauan lebih ketat, bila kala II terlalu lama atau tanda-
tanda gawat janin  tindakan dengan ekstraksi vakum /
forceps dengan episiotomi mediolateral luas.
MALPRESENTASI KEPALA
• Kepala janin dalam keadaan fleksi sewaktu melewati rongga
panggul.
• Bila tidak terjadi fleksi  defleksi
• Presentasi puncak kepala
Presentasi sinsiput, bila defleksi ringan, hanya sementara
kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala tetapi
tidak fleksi maksimal.
• Presentasi dahi
Dahi bagian paling rendah bila defleksi lebih berat
• Presentasi muka
Derajat defleksi maksimal, muka bagian terendah
2
Presentasi puncak kepala
• Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin yaitu
puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang
paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan.
Etiologi:
Letak defleksi ringan biasanya karena adanya kelainan panggul
(panggul picak), kepala bentuknya bundar, janin kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul. Keadaan – keadaan yang memaksa
terjadi defleksi kepala atau keadaan yang menghalangi terjadinya
fleksi kepala :janin besar atau panggul sempit, multiparitas,
anensefalus, tumor leher bagian depan.
Presentasi puncak kepala
Diagnosis:
Pemeriksaan lokalis abdomen biasanya didapatkan pada
bagian fundus uteri teraba bokong dan diatas panggul teraba
kepala, punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil
terdapat pada sisi yang berlawanan.
Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak
teraba dengan jelas adanya tonjolan kepala pada sisi yang satu
maupun sisi lainnya.
Pemeriksaan dalam didapatkan sutura sagitalis umumnya
teraba pada diameter transversa panggul, kedua ubun-ubun
sama-sama dengan mudah diraba dan dikenali, keduanya sama
tinggi dalam panggul.
Presentasi puncak kepala
Tatalaksana:
Presentasi puncak kepala dapat ditunggu hingga
memungkinkan kelahiran spontan, namun bila 1 jam dipimpin
mengejan bayi tidak lahir dan kepala bayi sudah didasar panggul
maka dilakukan ekstraksi forceps, umunya persalinan pada
presentasi puncak kepala dilakukan episiotomi.

Anda mungkin juga menyukai