Anda di halaman 1dari 30

OKSIGENASI

Ns.Ika Kartika,S.Kep
Oksigenasi

 Oksigen dibutuhkan untuk


mempertahankan kehidupan.Fungsi
sistem pernapasan dan jantung
adalah menyuplai kebutuhan
oksigen tubuh.
 Fisiologi pernapasan meliputi
oksigenasi tubuh melalui mekanisme
ventilasi,perfusi,dan transpor
pernapasan
Struktur dan Fungsi

 Ventrikel kanan memompa


darah melalui sirkulasi
pulmonar,sedangkan ventrikel
kiri memompa darah kesirkulasi
sistemik yang menyediakan
oksigen dan nutrien ke jaringan
dan membuang sampah dari
tubuh
Faktor yang mempengaruhi
Oksigenasi
 Faktor Fisiologis
Proses fisiologis yang
mempengaruhi proses oksigenasi
pada klien termasuk perubahan yang
mempengaruhi kapasitas darah
untuk membawa oksigen,seperti
anemia:suatu kondisi akibat
penurunan produksi
hemoglobin,peningkatan kerusakan
sel darah merah sehingga
menurunkan kapasitas darah yang
membawa oksigen
lanjutan

 Kondisi yang mempengaruhi


gerakan dinding dada seperti
kehamilan:ketika fetus mengalami
perkembangan selama
kehamilan,akan mendorong isi
abdomen ke atas diafragma.
Penyakit otot mempengaruhi
oksigenasi jaringan dengan
menurunkan kemampuan untuk
ekspansi dan konstraksi dada.
Pemeriksaan untuk mengukur
keadekuatan ventilasi dan oksigenasi

 Spirometri
 Pemeriksaan gas darah arteri untuk
menentukan konsentrasi ion
hidrogen,tekanan parsial oksigen
dan karbon dioksida,dan saturasi
oksi hemoglobin.
 Oksimetri:pengukuran saturasi
oksigen kapiler yang kontinu dapat
dilakukan dengan menggunakan
oksimetri
lanjutan

Saturasi oksigen (O2 sat) adalah


presentase hemoglobin yang
disaturasi oksigen,keuntungan
pengukuran oksimetri meliputi
mudah dilakukan,tidak invasif,dan
dengan mudah diperoleh,oksimetri
tidak menimbulkan nyeri,jika di
bandingkan dengan pungsi arteri
Mempertahankan kepatenan
jalan napas
Jalan napas yang paten
adalahketika trakea,bronkus,dan
jalan napas yang besar bebas
dari obstruksi
- Tiga tipe intervensi untuk
mempertahankan kepatenan
jalan napas:Teknik
batuk,pengisapan,dan insersi
jalan napas buatan
Teknik Batuk

 Batuk efektif untuk mempertahankan


kepatenan jalan napas,batuk
memungkinkan klien mengeluarkan
sekresi dari jalan napas bagian atas
dan bawah,dengan cara klien
mengambil napas dalam dengan
lambat dan menahannya selama dua
detik sambil mengontraksikan otot-
otot ekspirasi,kemudian klien
membuka mulut dan melakukan
batuk melalui ekshalasi
Teknik Pengisapan

Apabila klien tidak mampu


mengeluarkan sekresi dari saluran
pernapasan dengan batuk,maka
perawat harus menggunakan
pengisapan untuk membersihkan
jalan napas,Tiga teknik pengisapan
primer adalah pengisapan orofaring
dan pengisapan nasofaring,dan
pengisapan jalan napas buatan
lanjutan
 Teknik-teknik ini didasarkan pada prinsip-
prinsip umum,karena orofaring dan trakea
dianggap steril,maka dibutuhkan teknik
steril untuk pengisapan.Mulut di anggap
bersih dan dengan demikian,pengisapan
sekresi oral harus dilakukan setelah
orofaring dan trakea,setiap tipe pengisapan
memerlukan penggunaan kateter dengan
ujung bulat dengan sejumlah lubang
sepanjang sisi kateter pada ujung distal
Pengisapan Nasofaring dan
Orofaring
Pengisapan Nasofaring dan
Orofaring digunakan saat klien
mampu batuk efektif,tetapi tidak
mampu mengeluarkan sekresi
dengan mencairkan sputum
atau menelannya.Prosedur
pengisapan digunakan setelah
klien batuk
Pengisapan Nasotrakea dan
Orotrakea
 Pengisapan ini dibutuhkan pada
klien dengan sekresi pulmonar
yang tidak mampu batuk dan
tidak menggunakan jalan napas
buatan,sebuah kateter
diinsersikan ke dalam mulut
atau hidung sampai ke dalam
trakea
Keseluruhan prosedur dari memasukan
kateter sampai mengeluarkannya tidak
boleh lebih dari 15 detik karena oksigen
tidak mencapai paru-paru selama
pengisapan,apabila klien menggunakan
kanula oksigen atau masker oksigen harus
di pasang kembali selama periode
istirahat,pengisapan menyebabkan
hipoksemia.
Jalan napas buatan

Indikasi untuk klien yang


mengalami penurunan
tingkat kesadaran,klien
yang mengalami
obstruksi jalan napas,dan
mengangkat sekresi
trakea bronkial
Pengisapan Trakea

Dilakukan dengan jalan napas


buatan,seperti selang endotrakea
atau selang trakeostomi,kateter
pengisap tidak boleh lebih besar dari
setengah ukuran diameter internal
jalan napas buatan,pengangkatan
sekresi diupayakan tidak
menyebabkan trauma.Selama
pengisapan perawat dianjurkan
untuk menggunakan masker dan
pelindung mata
Mempertahankan atau meningkatkan
pengembangan Paru

 Pengaturan Posisi
 Spirometri
 Fisioterapi dada merupakan
kelompok terapi untuk
memobilisasi sekresi
pulmonar,terapi ini terdiri dari
Perkusi dada,Vibrasi,dan
drainase postural
Perkusi dada

 Dilakukan dengan mengetuk dinding


dada di atas daerah yang akan di
drainase,tangan diposisikan
sehingga jari-jari dan ibu jari saling
menyentuh dan tangan membentuk
mangkuk.
 Kontara indikasi: gangguan
perdarahan,fraktur tulang iga dan
osteoporosis
Vibrasi

Merupakan tekanan halus


yang menggoyang,yang
diberikan pada dinding dada
hanya selama ekshalasi
sehingga lepas dan
menyebabkan batuk,vibrasi
tidak dilakukan bagi bayi dan
anak kecil
Drainase postural

Penggunaan teknik pengaturan


posisi yang membuang sekresi
dari segmen tertentu di paru dan
bronkus ke dalam trakea,teknik
ini dilakukan pada klien yang
menderita atelektasis pada
lobus bawah.
Mempertahankan dan
meningkatkan oksigenasi
 Mempertahankan jalan
napas dengan
membutuhkan terapi
oksigen
 Tujuan terapi
oksigen;mencegah atau
mengatasi hipoksia
Metode Pemberian Oksigen

 Kanula nasal merupakan peralatan


yang sederhana dan
nyaman,oksigen diberikan dengan
kecepatan aliran sampai 6 liter/menit
 Masker oksigen digunakan untuk
memberikan oksigen,dan
kelembaban,ada dua jenis utama
masker oksigen adalah masker
wajah yang sederhana dan masker
wajah yang berkantung reservoar
WATER SEAL DRAINASE ( WSD )

Definisi
Tindakan invasif dengan
cara memasukkan selang
atau tube kedalam rongga
toraks dengan menembus
muskulus intercostalis
Ruang Lingkup

 Menyalurkan zat baik


berupa zat padat,cairan,
udara atau gas dari
rongga dada
Indikasi Operasi

 Pneumothoraks

 Hematothoraks

 Hemato-pneumothoraks
Perawatan Pasca Pemasangan WSD

 Penderita diletakkan pada posisi


setengah duduk (+ 30°)
 Seluruh sistem drainage : pipa-
pipa, botol, harus dalam keadaan
rapi, tidak terdapat kericuhan
susunan, dan dapat segera dilihat.
 pipa yang keluar dari rongga
thoraks harus difiksasi ke tubuh
dengan plester lebar, jingga
mencegah goyangan.
lanjutan
 Dengan memakai pipa yang
transparan, maka dapat dilihat
keluarnya sekret. Harus dijaga
bahwa sekret keluar lancar. Bila
terlihat gumpalan darah atau
lainnya, harus segera diperah
hingga lancar kembali.
 Setiap hari harus dilakukan kontrol
foto torak AP untuk melihat :
- keadaan paru
- posisi drain

Anda mungkin juga menyukai