Anda di halaman 1dari 18

TRAUMA PADA ANAK

RSUD KOTA MAKASSAR


Pendahuluan
Prioritas dari penilaian dan penanganan cedera pada anak sama seperti
pada dewasa, namun harus diingat bahwa karakteristik anatomis pada
anak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam
penatalaksanaan secara keseluruhan.
Karakteristik Anatomis Anak
Ukuran dan Bentuk

Rangka

Luas Permukaan Tubuh

Status Psikologis

Efek Jangka Panjang


Peralatan
The Broselow Pedriatic Resuscitation Measuring Tape

• Perkiraan berat badan


• Ukuran alat penolong
• Dosis obat
Pemeriksaan Pasien Anak
Pendekatan pd anak yg cedera : sama dgn pd org dewasa yaitu:
• Peninjauan keseluruhan situasi/keadaan pasien
• Airway dgn stabilisasi Cervical-spine
• Breathing
• Circulation
• Pemeriksaan ringkas abdomen, pelvis & ekstremitas
• Kontrol/hentikan (jika mungkin), perdarahan mayor
AIRWAY
"A" dari ABCDEs pada Initial Assessment anak sama seperti
dewasa. Ketidak-mampuan dalam memperbaiki dan atau menjaga jalan
napas yang baik dengan kegagalan oksigenasi dan ventilasi adalah
penyebab utama yang tersering dari henti jantung cardiac arrest pada
anak (oleh karena itu jalan napas pada anak merupakan prioritas utama)
AIRWAY
A. Anatomi
• Makin kecil seorang anak, makin besar terdapatnya disproporsi antara
ukuran tulang kepala dengan wajah
• Jaringan lunak didalam oropharynx bayi adalah relatif lebih besar
dibandingkan dengan rongga mulut (sehingga membuat visualisasi
larynx lebih sukar).
• Larynx anak-anak di dalam leher terletak lebih tinggi dan lebih ke
depan, demikian pula pita suara terletak agak lebih ke anterocaudal
• Trachea bayi panjangya ±5 cm dan akan memanjang ±7 cm pada usia
18 bulan.
AIRWAY
B. Penanganan
• Partial Obstruction sniffing position
• Jalan nafas juga dapat dibuka dengan "chin lift" atau "jaw thrust maneuver".
• Bila penderita dalam keadaan tidak sadar, mempertahankan jalan nafas
sebaiknya dilakukan secara mekanis - Orofaryngeal Airway

- Intubasi Endotracheal

- Krikotiroidotomi
Pernafasan/Breathing (Evaluasi Dan Penanganan)
A. Pernafasan dan Ventilasi
Bayi mempunyai frekuensi 40 sampai 60 kali per menit sedangkan pada
anak yang lebih besar sekitar 20 kali per menit.

B. Tube Torakostomi
Cedera-cedera yang mengakibatkan robekan pleura, pada anak ataupun
dewasa mempunyai kosekwensi fisiologis yang sama (cedera tersebut
ditangani dengan tindakan dekompresi pleura). Chest tube yang dipakai
adalah yang ukurannya kecil dan dimasukan ke dalam rongga dada
dengan membuat lubang saluran setelah dilakukan insisi terlebih dahulu
di atas iga yang bersangkutan.
Sirkulasi Dan Syok (Evaluasi Dan Penanganan)
A. Pengenalan
• Takikardi
• Hipotensi
• Ekstremitas dingin
• Penurunan tekanan nadi yang kurang dari 20 mmHg
B. Resusitasi Cairan
Saat diduga syok terjadi maka bolus cairan kristaloid yang dihangatkan
sebanyak 20 mL/kg berat badan segera diberikan (20 mL/kg- berat badan
bolus cairan initial ini bila dapat berada dalam rongga vaskuler akan
menggantikan 25% dari volume darah anak).
Respon Sistemik Terhadap Kehilangan Darah Pada Penderita Anak
Sistem Kehilangan Darah < Kehilangan Darah 25- Kehilangan Darah
25% 45% >45%
Jantung Denyut melemah, Frekuensi denyut naik Hipotensi, takikardi
frekuensi denyut naik (heart rate naik) menjadi bradikardi

SSP Letargi, gelisah Perubahan tingkat Koma


(irritable), bingung. kesadaran, respon rasa
sakit berkurang
Kulit Dingin, lembab/basah Kebiruan, pengisian Pucat, dingin
kapiler menurun, akral
dingin
Ginjal Produksi urin menurun Produksi urin minimal Produksi urin 0.
Kondisi hemodinamik yang kembali normal, digambarkan dengan :
1. Penurunan frekuensi denyut jantung/nadi (<130 kali/menit dengan
perbaikan dari tanda fisiologis lain)
2. Kenaikan tekanan nadi (> 20 mm Hg)
3. Warna kulit yang kembali normal
4. Kehangatan ekstremitas yang meningkat
5. Kesadaran dan sensasi yang jelas
6. Kenaikan tekanan darah sistolik (>80 mm Hg)
7. Produksi urine 1-2 mL/kg BB/jam (sesuai umur
Trauma Kepala
Perbedaan respon trauma kepala (pada anak dan dewasa)
• Hasil akhir dari penderita anak yang menderita trauma kepala berat adalah lebih
baik dari pada penderita dewasa
• Anak yang lebih muda dengan fontanela yang masih terbuka sutura tengkorak
yang masih dapat bergerak adalah lebih toleran terhadap lesi (masa) intracranial
yang membesar
• Kejang-kejang yang timbul segera setelah trauma kepala lebih sering terjadi pada
anak-anak dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya
Penanganan:
1. Penanganan ABCDs secara cepat
2. Penanganan bedah syaraf yang tepat sejak awal pengobatan
3. Penilaian bertahap yang tepat serta penanganan cedera otak dengan perhatian
langsung terhadap pencegahan cedera otak sekunder (ex : hipoksia dan
hipoperfusi).
4. Penilaian ulang untuk semua parameter harus sering dilakukan.
Trauma Dada/Chest Injury
Tanda-tanda distress pernapasan:
• Takipneu
• Pernapasan cuping hidung
• Retraksi otot pernapasan

Tension Pneumothorax
Simple Pneumothorax
Trauma Abdomen

Trauma tumpul

→ Ruptura hati & limpa

→ Kalau shock segera rujuk ( pasang 2 Infus)


. Permasalahan Pada Cedera Anak
 Keunikan anatomi dan karakteristik fisiologis pada anak, kadang-kadang
mengakibatkan kesalahan (yang tidak disengaja) dalam penanganan
penderitapenderita tersebut.
 Kemampuan anak untuk kompensasi pada stadium awal kehilangan darah dapat
menimbulkan kesan hemodinamik yang normal sehingga mengakibatkan resusitasi
cairan yang kurang adekuat serta keadaan yang cepat memburuk sehingga
kadangkadang membingungkan
 Pengenalan dan penanganan trauma anak, membutuhkan keterampilan yang sama
seperti pada dewasa.
 Pada anak dengan cedera multipel, termasuk cedera kepala secara cepat dan tepat
mendapatkan resusitasi sehingga dapat mencegah adanya hipovolemik dan cedera
otak sekunder.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai