Anda di halaman 1dari 15

Diabetes Melitus Gestasional

Disajikan oleh :
Maghrifah Akriyani Fifti
PENDAHULUAN

 Diabetes melitus gestasional adalah keadaan


intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau
pertama kali ditemukan pada kehamilan.
PENDAHULUAN
 Insidensi diabetes melitus gestasional adalah sebesar
15% di seluruh dunia.
 Angka kejadian DMG di Indonesia 1,9-3,6%
 Penyulit dapat timbul pada ibu antara lain
preeklampsia, polihidramnion, infeksi saluran kemih,
trauma jalan lahir akibat bayi besar dan persalinan
seksio sesaria.
 Pada janin dapat timbul komplikasi berupa kelainan
kongenital, sindrom distres pernafasan, makrosomia,
hipoglikemia bahkan IUFD
PATOFISIOLOGI

 Pada usia kehamilan lebih dari 26 minggu, tubuh memproduksi


beberapa hormon, seperti estrogen, progesteron, cortisol dan HPL
(Human Placental Lactogen) yang memiliki efek resistensi insulin.

 Fungsi dari efek hormonal ini adalah meningkatkan nutrisi dan gula
dalam peredaran darah sehingga membantu pertumbuhan janin.

 Sebagai kompensasi, tubuh memproduksi lebih banyak insulin.

 Diabetes gestasional terjadi apabila ibu hamil tidak dapat


memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup.
FAKTOR RESIKO

Faktor risiko diabetes melitus gestasional meliputi:


 obesitas
 riwayat diabetes melitus gestasional sebelumya

 glukosuria

 riwayat keluarga dengan diabetes

 abortus berulang

 riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi>4000


gram
 riwayat preeklampsia
DIAGNOSIS PADA PASIEN DENGANFAKTOR
RISIKO (WHO)
 Kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai
gejala klasikhiperglikemia)
ATAU
 Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl
ATAU
 Kadar glukosa 2 jam setelah TTGO >200 mg/dl
ATAU
 Kadar HbA1C >6,5%

 Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan


melakukanpemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-
28 minggu
PEMERIKSAAN KONFIRMASI UNTUKIBU HAMIL
TANPA FAKTOR RISIKO

 Dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu,


dengan cara:
– Minta ibu untuk makan makanan yang cukup
karbohidratselama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12
jamsebelum dilakukan pemeriksaan.
– Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi
hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram
dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah
1 jam lalu 2 jam kemudian.
Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan
apabila ditemukan:
Kadar gula darah puasa >92 mg/dl
ATAU
Kadar gula darah setelah 1 jam >180 mg/dl
ATAU
Kadar gula darah setelah 2 jam >153 mg/dl
TATALAKSANA
 A. Tatalaksana umum
 Penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dilakukan
secara terpadu oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi dan dokter
spesialis anak.
 Sedapat mungkin rujuk ibu kerumah sakit untuk
mendapatkan penatalaksaan yang adekuat.
Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaaan diabetes
melitus gestasional dapat megurangi resiko memiliki bayi
besar, mengurangi kemungkinan terjadinya hipoglikemia
neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap
diabetes diusia dewasa kelak.
 B. Tatalaksana khusus
 Tujuan penatalaksaan adalah mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah puasa <95 mg/dl
dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan <120mg/dl.

Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien :


-tentukan berat badan ideal : BB ideal = 90% x ( TB-100)
Kebutuhan kalori = ( BB ideal x 25 ) + 10 -30% tergantung
aktivitas fisik + 300 kal untuk kehamilan
Bila kegemukan, kalori – 20-30% tergantung tingkat
kegemukan. Bila kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai
kebutuhan untuk menin
katkan BB
 Asuoan protein yang di anjurkan adalah 1-1,5 gr/kg BB
TATALAKSANA KHUSUS
 Pemberian insulin dilakukan dirumah sakit dan
dipertimbangkan bila pengaturan diet selama 2 minggu tidak
mencapai target kadar glukosa darah.

 Pemeberian insulin dimulai dengan dosis kecil 0,5-1,5


unit/kg/hari

 Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan


tinggi fundus uteri, USG, dan kardiotokografi.
TATALAKSANA KHUSUS
 Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakuakn
tiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu
 .
• Skor < 5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk
melakukan seksio sesarea. Lakukan amniosistesis dahulu
sebelum terminsi kehamilan bila usia kehamilan < 38
minggu untuk memeriksa kematangan janin.
• Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan
pada umur kehamilan aterem dengan persalinan normal
TATALAKSANA KHUSUS
 Bila usia kehamilan < 38 minggu dan janin tumbuh
normal, tawarkan persalian elektif dengan induksi
maupun seksio sesarea untuk mencegah distosia
bahu
 Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 setelah
bersalin. Ibu dengan riwayat diabetes militus
gestasional perlu di skrining diabetes setiap 3
tahun seumur hidup.
KOMPLIKASI
 Pada ibu : meningkatkan risiko pre eklamsia, seksio sesarea, dan
DM tipe 2 dikemudian hari.

 Pada janin : meningkatkan resiko mortalitas perinatal,


makrosomia, trauma persalinan hiperbilirubinemia, dan
hipoglikemia neonatal.
PROGNOSIS
 Wanita yang menderita DM gestasional memiliki resiko
untuk menderita DM dalam kurun waktu 10 tahun pasca
persalinan
 Perlu dilakukan pemeriksaan TTGO pada minggu 6 dan 12
paska persalinan serta tahun pertama dan kedua.
 Anak yang di lahirkan juga memiliki resiko untuk menderita
DM dimasa yang akan datang oleh karena itu berat badannya
harus dijaga agar tetap ideal.

Anda mungkin juga menyukai